Epidemiologi Deskriptif - Kelompok 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI KESEHATAN
LINGKUNGAN
DOSEN PENGAMPU : 1. Sri Ani, SKM, MKM.
2. M. Ichsan S., SKM, M.Epid.
3. Rojali, SKM, M.Epid.

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Afaf Aufa Rofifah (P21335120001)
2. Ega Arfanza (P21335120012)
3. Niarti Bunga Ramadhani (P21335120027)
4. Saida Fatimah Az Zahra (P21335120035)

Jurusan D-IV Kesehatan Lingkungan


Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II
Jln. Hang Jebat III F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp.021-
7397641, 7397643 Fax.021-7397769
Tahun Ajaran 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Epidemiologi
Deskriptif” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Epidemiologi Deskriptif bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Sri Ani,
SKM, MKM, bapak M. Ichsan S., SKM, M.Epid dan bapak Rojali, SKM, M.Epid
selaku dosen mata kuliah Epidemiologi Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 14 Maret 2021

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

2.1 Pengertian Epidemiologi Deskriptif.................................................................2


2.2 Kelompok Desain Deskriptif.............................................................................2
2.2.1 Ekologi..............................................................................................2
2.2.2 Laporan Kasus Seri Kasus..............................................................3
2..2.3 Cross Sectional.........................................................................................4

BAB III PENUTUP..................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................9
3.2 Sara......................................................................................................................9
Daftar Pustaka..........................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah,
sistematis, dan logis. Istilah ilmiah disini diartikan kebenaran pengetahuan yang didasarkan
pada fakta yang diperoleh dari penyelidikan secara berhati-hati dan bersifat objektif. Dengan
perkataan lain, kebenaran pengetahuan tersebut diperoleh bukan dari ide pribadi atau duga-
dugaan, tetapi berdasarkan fakta. Oleh sebab itu, kegiatan penelitian ilmiah memerlukan dan
menempuh tahap-tahap yang sistematis, dalam arti menurut aturan tertentu, dan logis dalam
arti sesuai dengan penalaran. Metode penelitian adalah sebagai suatu cara untuk memperoleh
kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan
metode ilmiah.
Salah satu metode ilmiah yang digunakan untuk memecahkan dan mengetahui kebenaran
suatu masalah adalah dengan studi penelitian deksriptif. Penelitian deksriptif dalam bidang
kesehatan menggambarkan distribusi penyakit menurut variabel tempat, orang dan waktu.
Dalam penelitian deskriptif peneliti mengadakan eksplorasi fenomena tanpa berusaha
mencari hubungan antar-variabel di dalam fenomena tersebut.
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari epidemiologi deskriptif?
2. Apa saja kelompok desain deskriptif?
2.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari epidemiologi deskriptif
2. Untuk mengetahui apa saja kelompok desain deskriptif

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Epidemiologi Deskriptif


Epidemiologi deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau
menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan
variabel orang, tempat dan waktu. Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika
tersedia sedikit informasi yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang
berhubungan dengan penyakit.
Studi deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi yang dapat dilakukan suatu saat
atau suatu periode tertentu. Jika studi ini ditunjukan kepada sekelompok masyarakat tertentu
yang mempunyai masalah kesehatan aka disebutlah studi kasus. Namun ditunjukan untuk
pengamatan secara berkelanjutan maka disebutlah degan surveilans serta bila diujukan untuk
menganalisa faktor penyebab aau resiko maupun akibatnya, maka disebut dengan studi
potong lintang atau cross sectional.
Tujuan eidemiologi deskriptif adalah sebagai berikut:
1. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga
kelompuk mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
2. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
3. Untuk mengidentifikasi dengan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap
malaha kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).
Ciri-Ciri Epidemiologi Deskriptif adalah sebagai berikut:
1. Bertujuan untuk menggambarkan.
2. Tidak terdapat kelomok pembanding.
3. Hubungan sebab akibat hanya merupakan suatu perkiraan atau semacam asumsi.
4. Hasil penelitiannya berupa hipotesis.
5. Merupakan studi pendahuluan untuk studi yang mendalam.
2.2 Kelompok Desain Deskriptif
2.2.1 Studi Ekologi/Korelasi
Studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis, yang
bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor yang
diminati peneliti. Faktor-faktor tersebut misalnya, umur, bulan, obat-obatan.Unit observasi
dan unit analis pada studi ini adalah kelompok (agregat) individu, komunitas atau populasi
yang lebih besar. Agregat tersebut biasanya dibatasi oleh secara geografik, misalnya
penduduk provinsi, penduduk kab/kota, penduduk negara, dan sebagainya.
Studi ekologi (korelasi) berguna untuk menghasilkan hipotesis. Dalam penelitian
ekologi, unit analisis adalah sekelompok orang dan bukanlah individu. Sebagai contoh,
hubungan antara rata-raat penjualan obat anti asma dan kejadian luar biasa tingginya jumlah
kematian asma di provinsi-provinsi yang berbeda di zealand, hal ini membutuhkan
pengamatan dengan melihat apakah ada faktor perancu untuk meng-eksklusi faktor lain. Studi
ekologi juga dapat dilakukan dengan membandingkan populasi di tempat yang berbeda pada
saat yang sama,
atau dalam serangkaian waktu dengan membandingkan populasi yang sama di satu tempat
pad waktu yang berbeda. Sebagai tambahan, karena unit analisis adalah kelompok, hubungan
antara eksposur dan efek di tingkat individu tidak dapat dibuat pada studi ekologi ini. Salah
satu daya tarik studi ekologi adalah bahwa data dapat digunakan dari populasi dengan
beberapa karakterisktik atau dieskstrasi dari sumber data yang berbeda.
Kekuatan dan kelemahan studi ekologi
Kekuatan studi ekologi meliputi:
1. Kekuatan pada studi ekologi adalah dapat menggunakan data insidensi, prevalensi
maupun mortalitas( data sekunder).
2. Rancangan ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal hubungan penyakit, sebab
mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasicyang tersedia.
3. Dapat mengevaluasi program, kebijakan dan regulasi.
Kelemahan studi ekologi meliputi:
Studi ekologi tak dapat dipakai untuk menganalisis hubungan sebab akibat karena dua alasan.
1. Alasan pertama adalah, ketidak mampuan menjembatani kesenjangan status paparan
dan status penyakit pada tingkat populasi dan individu.
2. Sedangkan alasan kedua adalah studi ekologi tak mampu untuk mengontrol faktor
perancu potensial.
2.2.2 Laporan Kasus dan Seri Kasus
1. Laporan kasus (case report)
Laporan kasus merupakan rancangan studi yang menggambarkan kejadian satu
kasus baru yang menarik yang dilakukan oleh satu orang peneliti atau lebih untuk
mendapatkan gejala atau tanda-tanda spesifik, misalnya terjadi kasus keracunan merthyl
mercuri di Teluk Minimata Jepang.
Tujuan studi kasus adalah untuk mengenal karakteristik kasus. Setelah
karakteristik dikenal baru kemudian disusun gejala-gejala dan tanda-tanda. Misalnya yang
termasuk gejala subjektif, tanda-tandanya ditemukan darianamnese, sedangkan gejala yang
bersifat objektif ditemukan dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Jadi secara singkat laporan kasus (case report) dapat di deskripsikan sebagai berikut :
 Case report (laporan kasus) merupakan studi kasus yang bertujuan
mendeskripsikan manifestasi klinis, perjalanan klinis, dan prognosis kasus.
 Case report mendeskripsikan cara klinisi mendiagnosis dan memberi terapi
kepada kasus, dan hasil klinis yang diperoleh.
 Selain tidak terdapat kasus pembanding, hasil klinis yang diperoleh
mencerminkan variasi biologis yang lebar dari sebuah kasus, sehingga case report
kurang andal (reliabel) untuk memberikan bukti empiris tentang gambaran klinis
penyakit.
2. Serial kasus (case series)
Serial kasus merupakan rancangan studi yang menggambarkan
kejadiansekumpulan kasus baru dengan diagnosis serupa, dengan mendistribusikan pada
variabel-variabel tertentu untuk melihat kecenderungan-kecenderungantertentu. misal pada
tahun 1985 ditemukan penyakit break dancing neck.
Tujuannya adalah untuk melihat kecenderungan-kecenderungan tertentu.Tidak
ada batasan jumlah kasus dalam kasus seri. Kasus seri dilaporkan dalam bentuk proporsi
(rancangan kasus seri bukan ukuran frekuensi). Dalam kasusseri perlu juga didapat data
populasi. Secara sistematis variabel dikelompokkankedalam tiga kelompok besar yaitu :
1) Kelompok orang : demografi, genetik dan umur.
2) Kelompok demografi : alamat, umur, sex, sosial ekonomi, ras, pendidikan, pekerjaan,
status.
3) Kelompok orang dari segi genetic : riwayat keluarga. Sedangkan dari kelompok prilaku
meliputimorokok, minuman keras, hobby, olahraga dan tidur.
4) Kelompok tempat : alamat, lingkungan kerja, dataran tinggi rendah.
5) Kelompok waktu : pagi – siang, malam; bulan; musim(panas-hujan).
Kelemahan studi ini adalah :
 Tidak ada grup kontrol
 Tidak dapat dilakukan studi hipotesa
Secara singkat case series membahas mengenai :
 Case series merupakan studi epidemiologi deskriptif tentang serangkaian kasus, yang
berguna untuk mendeskripsikan spektrum penyakit, manifestasi klinis, perjalanan
klinis, dan prognosis kasus.
 Tetapi desain studi ini lemah untuk memberi-kan bukti kausal, sebab pada case series
tidak dilakukan perbandingan kasus dengan non-kasus
2.2.3 Cross Sectional
Studi cross-sectional mengukur prevelensi penyakit dan sering disebut studi
prevelensi. Dalam sebuah studi cross-sectional pengukuran faktor resiko dan efek dibuat pada
saat yang sama. Studi cross-sectional merupakan rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan penyakit dan paparan studi (faktor penelitian) dengan cara mengamati
status paparan dan penyakit serempak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu
saat atau periode.
Karakter pokok rancangan ini adalah bahwa status paparan dan status penyakit
diukur pada saat yang sama. Studi cross-sectional ini dapat berlangsung satu saat atau satu
periode waktu. Studi ini dapat juga dilakukan pada satu peristiwa penting yang dialami
individu. Studi cross-sectional dinamakan juga survei prevalensi, karena data yang dihasilkan
adalah prevalesi bukan insidensi.
Tujuan studi cross-sectional adalah untuk memperoleh gambaran pola penyakit
dan determinan-determinannya pada populasi sasaran. Agar mampu menggambarkan
populasi sasaran dengan akurat, maka subjek untuk studi ini harus mengambil sampel yang
dapat mewakili (representatif) populasi sasaran, prosedur ini tidak lain adalah pengambilan
acak. Langkah selanjutnya adalah setiap subyek diperiksa, diamati, dan ditanyai tentang
status penyakit, paparan dan variabel-variabel lainnya yang relevan.

Skema paparan kasus potong lintang yang diamati sebagai berikut :


 Orang mengalami sakit dan terpapar faktor penelitian
 Orang mengalami sakit tapi tidak terpapar faktor penelitian
 Orang tidak mengalami sakit dan terpapar faktor penelitian
 Orang tidak mengalami sakit dan tidak terpapar faktor penelitian
Langkah-langkah yang penting dalam rangcangan studi cross-sectional yaitu
merumuskan pertanyaan penelitian serta hipotesis yang sesuai, mengidentifikasi variabel
bebas dan tergantung, menetapkan subjek penelitian, melaksanakan subjek penelitian,
melakukan pengukuran, dan melakukan analisis.
Ciri-ciri studi potong lintang adalah sebagai berikut:
1. Studi ini berusaha mencari hubungan apakah satu variabel berhubungan
2. dengan variabel yang lain tetapi bukanlah sebab-akibat (causal-effect).
3. Antara exposure dengan outcome tidak terdapat hubungan waktu, artinya
4. exposure dan outcome terjadi atau diamati dalam waktu yang sama. Kadang
5. kadang sulit membedakan yang mana exposure mana yang outcome.
6. Telah menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding.
7. Dapat menggunakan analisis statistika inferensial untuk membedakan atau
8. membandingkan dua kelompok.
 Kelebihan
Keuntungan rancangan cross-sectional adalah kemudahan dalam melakukannya dan
murah, sebab tidak melakukan follow-up. Jika tujuan penelitian hanya sekedar
mendeskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan paparan faktor-faktor penelitian,
maka studi ini merupakan studi yang cocok, efisien, dan cukup kuat di segi metodologik.
Selain itu, seperti penelitian observasional lainnya, studi ini tidak memaksa subyek untuk
mengalami faktor yang bersifat mergikan kesehatan (faktor resiko).
 Kekurangan
Penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika
perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang diamatinya dalam periode waktu yang
berbeda, serta variabel dinamis yang mempengaruhinya. Kelemahan rancangan cross-
sectional lainnya adalah ketidakmampuannya untuk menjelaskan proses yang terjadi dalam
objek/variabel yang diteliti serta hubungan korelasionalnya. Rancangan crosssectional
mampu menjelaskan hubungan antara dua variabel, namun tidak mampu menunjukkan arah
hubungan kausal di antara kedua variabel tersebut.
Contoh kasus :
Pada Penelitian Paparan auramin di pabrik zat pewarna dan kanker kandung kemih.
Populasinya adalah semua pekerja pada pabrik zat pewarna (pekerjaan A) dan semua pekerja
pada bukan pabrik zat pewarna (pekerjaan B). Cara pengambilan data yaitu dengan
memeriksa secara bersamaan paparan auramin pada pekerjaan A dan Pekerjaan B.
Selanjutnya kita akan melihat pada pekerjaan A orang yang sakit dan terpapar auramin, orang
tidak sakit dan tidak terpapar auramin dan pada pekerjaan B orang yang sakit dan tidak
terpapar auramin dan orang yang tidak sakit serta tidak terpapar auramin.
 Ukuran dilakukan dengan menggunakan tabel silang

a = subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek


b = subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek
c = subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek
d = subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek

CONTOH PENELITIAN CROS SECTIONAL


Puskesmas X merupakan daerah endemik DBD, berbagai upaya telah dilakukan untuk
menurunkan jumlah penderita, sebagai kepala Puskesmas anda ingin meneliti “Hubungan
pengetahuan tentang DBD dengan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)”. Subyek
diambil secara random dari populasi yaitu seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerja
puskesmas tersebut, dari subyek yang terandom kita mengukur pengetahuan menggunakan
kuesioner dan perilaku menggunakan observasi dan wawancara.
Dari 60 subjek diperoleh data bahwa subjek yang mempunyai pengetahuan rendah
sebanyak 35 dan sisanya pengetahuan tinggi. Subjek yang pengetahuannya rendah dan
perilakunya baik ada 15, sedang subjek yang pengetahuannya tinggi dan perilakunya buruk
ada
10. Hitung RP dan bagaimana interpretasinya?

 Hubungan antara pengetahuan tentang DB dengan perilaku PSN (Pencegahan


Sarang Nyamuk)
Prilaku
Baik Buruk Jumlah
Pengetahuan Rendah 20 15 35
Tinggi 10 15 25
60
RP = a/(a+b) : c/(c+d)
=20/35 : 10/25
=0,57/0,4 = 1,4
 RP = 1,4 responden yang pengetahuannya rendah berisiko 1,4 kali lebih tinggi untuk
berperilaku buruk, jika dibandingkan dengan responden yang pengetahuannya baik.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Epidemiologi deskriptif mempelajari kejadian dan distribusi penyakit. Kejadian penyakit
dapat dipelajari melalui riwayat alamiah penyakit. Dalam epidemiologi deskriptif, distribusi
penyakitnya menurut variabel variabel orang, waktu dan tempat. Epidemiologi deskriptif juga
merupakan studi epidemiologi yang bertujuan menggambarkan pola distribusi penyakit dan
determinan penyakit menurut orang, tempat, dan waktu. Variabel manusia meliputi; umur,
jenis kelamin, kelompok etnik, agama, struktur keluarga, jenis pekerjaan, status perkawinan,
status ekonomi sosial, dan penghasilan.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan pembaca dapat mengetahui dan
memahami tentang epidemiologi deskriptif serta dapat memberikan kritik dan sarannya agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis
sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.
Daftar Pustaka

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Desain-penelitian-epidemiologi.Aiza-fitria%20(2).pdf
https://www.academia.edu/21746501/BAB_2_TINJAUAN_PUSTAKA_2_1_Definisi_Studi
_Ekologi_Korelasi#:~:text=Penelitian%20korelasi%20atau%20ekologi%20adalah,W
allen%2C%202008%3A328).
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/Studi%20Epidemiologi.pdf
https://www.academia.edu/36564180/studi_EPIDEMIOLOGI
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/DESAIN%20OBSERVASIONAL.pdf
http://obgin-ugm.com/wp-content/uploads/2015/02/Pendekatan-praktis-metodolgi.pdf
https://www.academia.edu/9125965/3_JENIS_PENELITIAN_EPIDEMIOLOGI
http://ratna-nougra.blogspot.com/2010/11/desain-penelitian-epidemiologi.html

Anda mungkin juga menyukai