Makalah Metodologi Penelitian Kelompok 3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENELITIAN KUANTITATIF

disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Metodologi Penelitian Bidang Studi

Dosen Pengampu :

Dr. Nurul Umamah M,Pd.

Disusun Oleh :

Risha Ayu Wardhani 190210302046

Chesuraida Hayiloh 190210302125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021

i
KATA PENGANTAR

Rasa terimakasih kami curahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat-Nya kami dapat menulis makalah “Penelitian Kuantitatif” dengan baik hingga
dapat diselesaikan. Mata kuliah Metodologi Penelitian Bidang Studi bukan hanya
dirancang untuk mengasah kompetensi dasar mahasiswa, namun juga digunakan
untuk membekali ilmu pengetahuan tentang Metodologi Penelitian Bidang Studi.
Pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada Dosen
pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Bidang Studi, karena dengan
bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Terima kasih
kami sampaikan pula pada teman-teman yang berkenan membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Penulis merasa bahwasanya makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Penulis
mengharapkan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang positif agar
makalah ini dapat diperbaiki. Apabila pembaca menemukan kesalahan dalam
penulisan, kami meminta maaf sebesar-besarnya.

Jember, 10 Maret 2021

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Definisi Penelitian Kuantitatif dan Tujuan ........................................................4
2.1.1 Tujuan Penelitian Kuantitatif ..................................................................10
2.2 Prosedur Penelitian...........................................................................................11
2.2.1 Membuat Rumusan Masalah ..................................................................11
2.2.2 Menentukan Landasan Teori ..................................................................11
2.2.3 Merumuskan Hipotesis ..........................................................................11
2.2.4 Melakukan Pengumpulan Data ..............................................................12
2.2.5 Melakukan Analisis Data .......................................................................12
2.2.6 Menyimpulkan .......................................................................................12
2.3 Masalah ............................................................................................................13
2.3.1 Masalah Penelitian .................................................................................13
2.3.2 Masalah yang Perlu di Antisipasi...........................................................13
2.4 Rumusan Masalah Dalam Penelitian ...............................................................15
2.5 Variabel Penelitian ...........................................................................................16
2.6 Paradigma Penelitian ........................................................................................17
2.6.1 Paradigma Kuantitatif ............................................................................17
BAB III : PENUTUP............................................................................................22
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah
cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.
Metode ini disebut juga metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.
Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metodeini dapat ditemukan
dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena
data penelitian berupa angka-angka dan analisis berupa statistik.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif
lebih diarahkan untuk meneguhkan teori (confirmatory analysis). Alur logika pene-
litian kuantitatif dimulai dari mengkaji teori yang sudah ada, mendefinisikan,
melakukan fisikalisasi dan mengukur untuk mengumpulkan data di lapangan,
kemudian menganalisis secara statistik untuk menolak atau menerima kebenaran
teori. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik
objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk
yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan
frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari
populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya pada diri mereka pribadi
masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut ketentuan ukuran
sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan ke
seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut
sebagai survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiyah,

1
( sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara Purposive dan Snowbaal,
teknik pengumpulan dengan tri anggulasi ( gabungan, analisis data bersifat induktif /
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi. Tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk menjelaskan,
meramalkan, atau mengira-ngira dan mengontrol kejadian melalui pengumpulan data
yang terfokus dari data numerik. Untuk menguji teori melalui proses berpikir deduktif
(umum-khusus).
Tidak ada model penelitian yang cocok untuk semua masalah pendidikan yang
akan dipecahkan. Penelitian kuantitatif mempunyai kekuatan digunakan untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat hasil dari proses yang dihentikan,
namun tidak efektif digunakan dalam penelitian yang mempersoalkan tentang proses
yang berjalan, dinamika, dan interaksi. Oleh karena itu, di samping mempunyai
keunggulan, penelitian kuantitatif juga mempunyai beberapa kelemahan.
Kelebihan metode penelitian kuantitatif
Suryabrata menjelaskan beberapa kekuatan metode penelitian kuantitatif yaitu :
a. Memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara eksak.
b. mengikuti tata pikir dan tata kerja yang pasti dan konsisten.
c. Data dapat diringkas dengan cara dan bentuk yang lebih bermakna dan lebih
mudah dianalisis.
d. Memungkinkan penggunaan teknik analisis statistic dan matematis yang dapat
diandalkan dalam penelitian ilmiah.
e. hasil penelitian yang diperoleh memiliki komunikabilitas yang tinggi.
f. Penelitian kuantitatif mempunyai keunggulan dalam menegakkan
objektivitas. Kebenaran diterima secara sepakat oleh para pengamat, sehingga
kesimpulan yang dicapainya kuat.
Kekurangan metode penelitian kuantitatif[8]
a. Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi)

2
b. Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
c. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk
menganalisis data yang populasi atau sampelnya sama.
d. Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang
jumlahnya sedikit.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif
karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris
dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud Peneltian Kuantitatif beserta tujuannya ?


2. Bagaimanakah prosedur Penelitian Kuantitatif ?
3. Bagaimanakah masalah dalam Penelitian Kuantitatif ?
4. Bagaimanakah rumusan masalah dalam Penelitian Kuantitatif ?
5. Apa saja variabel dalam Penelitian Kuantitatif ?
6. Bagaimanakah paradigma Penelitian Kuantitatif ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi Peneltian Kuantitatif beserta tujuannya ?


2. Mengetahui prosedur Penelitian Kuantitatif ?
3. Mengetahui masalah dalam Penelitian Kuantitatif ?
4. Mengetahui rumusan masalah dalam Penelitian Kuantitatif ?
5. Mengetahui variabel dalam Penelitian Kuantitatif ?
6. Mengetahui paradigma Penelitian Kuantitatif ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penelitian Kuantitatif dan Tujuan


Menurut (Creswell,2008) penelitian kuantitatif merupakan metode-metode
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.
Variabel-variabel tersebut diukur biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian
sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan
prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir penelitian untuk penelitian ini memiliki
struktur yang ketat dan konsisten untuk dimulai dari pendahuluan, tinjauan
pustaka, landasan teori, metde penelitian, hasil penelitian dan juga pembahasan.
Sama halnya dengan peneliti kualitatif, siapa saja yang terlibat d dalam
penelitian kuantitatif juga perlu memiliki asumsi-asumsi untuk menguji teori
secara deduktif, juga mencegah munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan-
penjelasan alternatif dan mampu menggeneralisasi serta menerapkan kembali
penemuan-penemuannya.
Penelitian kuantitatif menguji suatu teori dengan cara memerinci hipotesis-
hipotesis yang spesifik lalu mengumpulkan data-data untuk mendukung atau
membantah hipotesis-hipotesis tersebut. Data-data dikumpulkan dengan bantuan
instrumen khusus yang dirancang untuk menilai perilaku-perilaku sedangkan
informasi-informasi dianalisis dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik
dan pengujian hipotesis. Penelitian kuantitatif dijadikan sebagai penelitian
tradisional, banyak prosedur dan aturan yang dibuat untuk penelitian tersebut.
Sebagian orang mungkin saja lebih nyaman dengan prosedur-prosedur penelitian
kuantitatif yang sistematis. Namun bagi sebagian yang lain hal tersebut kurang
nyaman karena tidak dapat beradaptasi dengan keinginan sejumlah penelitian
yang memang memiliki basis pendekatan kualitatif dan advokasi atau
partisipatoris dalam penelitian-penelitiannya. Penelitian kuantitatif menyertakan
sejumlah besar literatur utama di awal penelitian untuk memberikan arahan atau

4
petunjuk atas pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis-hipotesis penelitian. Penelitian
kuantitatif juga menggunakan literatur untuk memperkenalkan masalah atau
menggambarkan secara detail dalam literatur-literatur sebelumnya dalam bagian
khusus berjudul “Literatur Terkait” serta “Tinjauan Pustaka” serta judul-judul
sejenis. Tinjauan pustaka dalam penelitian kuantitatif dapat ditulis untuk
memperkenalkan suatu teori suatu penjelasan atas hubungan-hubungan yang
diinginkan. Menggambarkan teori yang akan digunakan dan menjelaskan
mengapa teori tersebut penting untuk dikaji.
Menurut Cooper (1984) menyarankan tinjauan pustaka yang bersifat
integratif. Peneliti menyimpulkan tema-tema umum yang terdapat dalam literatur.
Menurut Marguerite G. Lodico (2006) semua yang terdapat dalam pendekatan
penelitian kuantitatif tersebut meringkas hasil secara numerik. Dalam pendekatan
kuantitatif yang berbeda dengan penelitian lain adalah tujuan dan prosedur yang
digunakan untuk mengumpulkan data.
Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang
berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat. Hal senada juga diungkapkan oleh Creswell
(2012:295), bahwa desain eksperimen digunakan ketika ingin menentukan
menentukan kemungkinan penyebab dan pengaruh variabel bebas dan variabel
terikat. Yang berarti berusaha untuk mengontrol semua variabel yang mempengaruhi
hasil kecuali variabel bebas. Kemudian ketika variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas menyebabkan atau mempengaruhi
variabel terikat. Adapun karakteristik desain eksperimen menurut Creswell adalah:
1. Penugasan acak (Random Assignment). Sebagai peneliti eksperimen, anda
akan menetapkan siswa menjadi kelompok-kelompok. Pendekatan yang paling tepat
adalah untuk menetapkan siswa secara acak untuk perlakuan. Penugasan acak
merupakan proses untuk menetapkan siswa pada kelompok acak atau pada kelompok
yang berbeda dalam eksperimen. Dengan menggunakan penugasan acak maka
penyimpangan pada karakteristik siswa dalam eksperimen dapat disalurkan secara

5
merata pada tiap kelompok. Dengan pengacakan maka dapat mengontrol karakteristik
yang tidak diinginkan yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil.
2. Kontrol variabel asing (Control Over Extranous Variables). Dalam
menugaskan acak siswa, kita mengatakan bahwa kita mengontrol variabel asing yang
mungkin dapat mempengaruhi hubungan antara kebiasaan baru dan hasilnya. Faktor
asing adalah beberapa pengaruh dari pemilihan subjek, prosedur, statistik, atau desain
yang kemungkinan mempengaruhi hasil dan menghasilkan penjelasan lain untuk hasil
yang telah diperkirakan.
3. Manipulasi perlakuan (Manipulation of Treatment Conditions) Setelah anda
memilih subjek, maka secara acak menetapkan subjek pada salah satu kondisi
perlakuan atau kelompok eksperimen. pada perlakuan ekperimental, peneliti secara
jasmani turut mengubah kondisi yang dialami oleh unit eksperimental.
4. Pengukuran hasil (Outcome Measures) Dalam semua situasi eksperimental,
anda menilai aakah ondisi perlakuan mempengaruhi hasil atau variabel terikat. Pada
eksperimen, hasil penelitian adalah variabel terikat yang diduga berpengaruh pada
variabel perlakuan. Pengaruh ini juga telah diperkirakan pada hipotesis dalam
persamaan sebab akibat.
5. Perbandingan kelompok (Group Comparison) Pada eksperimen, anda juga
membandingkan skor untuk perlakuan yang berbeda pada hasil. Perbandingan
kelompok adalah proses dari peneliti menghasilkan skor untuk individu maupun
kelompok pada variabel terikat dan membandingkan rata-rata dan selisih pada
individu maupun kelompok.
6. Ancaman validitas (Threats of Validity) Ide akhir dalam eksperimen adalah
untuk merancang sehingga penarikan kesimpulan benar atau tepat. Ancaman untuk
menarik kesimpulan yang tepat dibutuhkan untuk ditujukan pada penelitian
eksperimen. Ancaman validitas mengacu pada alasan khusus mengapa dapat terjadi
kesalahan ketika membuat kesimpulan.

6
Jika subyek penelitian diberikan intervensi oleh peneliti maka penelitian
tersebut termasuk dalam desain eksperimen (experiment design). Jika tidak mendapat
intervensi maka termasuk desain non-eksperimen (non-experimental design).
Pada desain non-eksperimen juga tidak ada variabel independen yang akan
dimanipulasi (atau bisa dikatakan hanya terdapat variabel dependen saja. Ciri-ciri
utama desain non-eksperimental antara lain (Brink, 2009):
a. Studi dijalankan dalam kondisi yang normal atau senatural mungkin, dan
fenomena yang muncul diobservasi apa adanya
b. Tujuan utamanya adalah mendeskripsikan masalah dan/atau
mengeksplorasi atau menjelaskan hubungan antar variabel
c. Lemah dalam menjelaskan hubungan sebab-akibat karena tidak adanya
intervensi terhadap subyek penelitian
d. Dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dalam kondisi tidak
memungkinkan dilakukan eksperimen, seperti: Adanya masalah etik penelitian, dan
sulit atau tidak mungkin dilakukan intervensi Variabel sulit dimanipulasi atau jika
dilakukan manipulasi ada masalah etika penelitian
e. Untuk menjamin validitas penelitian agar mendekati eksperimen, maka
peneliti dapat mempertimbangkan variabel tambahan.

1. Desain Deskriptif

Desain ini dipakai pada penelitian yang membutuhkan informasi pada bidang
tertentu dalam jumlah banyak melalui penggambaran fenomena atau kejadian secara
alamiah. Ciri-ciri desain penlian deskriptif antara lain:

a. Menjelaskan atau menggambarkan variabel sesuai dengan tujuan penelitian

b. Tidak bertujuan mencari hubungan sebab-akibat

c. Dapat dipakai untuk jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif

7
d. Pengumpulan data melalui observasi terstruktur, kuesioner, dan wawancara
atau studi survey

e. Studi ini dapat dijalankan jika: Telah ada kesepakatan untuk mendeskripsikan
variabel penelitian yang merupakan variabel tunggal dari populasi Tidak terdapat
literatur yang cukup yang menggambarkan populasi atau variabel populasi Peneliti
bertujuan menghasilkan alasan rasional sebuah penelitian dilakukan melalui literatur
review, sehingga tidak dibutuhkan kerangka teori. Jenis penelitian kuantitatif dengan
desain deskriptif terdiri dari studi tiga:

a. Studi deskriptif khusus (typical descriptive design) Hanya bertujuan


mendeskripsikan satu fenomena. Peneliti hanya mencari informasi yang akurat dari
karakterisik satu kelompok sampel (bisa berupa subyek, kelompok, institusi atau
situasi) Peneliti hanya mencari informasi terkait frekuensi dari suatu kejadian atau
fenomena. Peneliti hanya mengidentifikasi, mengkonseptualisasi dan menentukan
definisi operasional dari variabel yang dianggap penting. Varibel tersebut bisa dalam
bentuk opini, sikap, kebutuhan atau fakta yang akan digambarkan secara
komprehensif oleh peneliti.

b. Studi deskriptif perbandingan (comparative descriptive design) Dirancang


untuk menggambarkan variabel dengan membandingkan antar dua atau lebih
kelompok untuk melihat perbedaannya. Perbedaan kelompok dihitung dengan analisis
statistik deskriptif dan inferensial

c. Studi deskriptif yang mempertimbangkan waktu (descriptive design with a time


dimension) Dirancang untuk menggambarkan perubahan variabel yang diamati tiap
waktu menggunakan analisis longitudinal. Jadi bukan hanya status dan interrelasi
antar masalah, namun juga perubahannya dalam perspektif waktu.

8
2. Desain Korelasional

Disebut juga desain ex post facto atau “after the fact”. Tujuan utamanya adalah
mendeskripsikan hubungan antar variabel yang ada, dan menentukan hubungan antara
variabel independen dan dependen. Ciri-ciri desain korelasi antara lain:

a. Tidak terdapat manipulasi terhadap variabel independen, karena variabel


dependen atau masalah yang diamati dianggap sudah terjadi (sehingga
disebur ex post facto atau after the fact)
b. Hubungan antar variabel yang diperoleh tidak mengindikasikan sebab-
akibat namun menandakan jika terdapat perubahan pada satu variabel akan
menyebabkan perubahan pada variabel lain. Namun, kondisi ini dapat
dijadikan sebagai indicator awal dalam menentukan hubungan sebab-akibat
c. Dilihat dari perspektif waktu pengumpulan data, desain korelasi terbagi
tiga yaitu: Desain potong-lintang (cross-sectional design), jika masalah
penelitian (variabel dependen) dan variabel independen diamati pada satu
titik waktu saat ini. Misalnya: dalam penelitian hubungan antara usia
dengan berat badan, pengukuran kedua variabel dilakukan di satu waktu
penelitian saja. Desain retrospektif (retrospective design), jika peneliti
menentukan kasus/masalah di awal kemudian faktor penyebabnya/risiko
ditelusuri ke masa lalu (retro).

Menurut Marguirete G. (2006) penelitian non eksperimental atau survei deskriptif


memiliki tujuan untuk menggambarkan kronologi dan untuk mengumpulkan
pendapat, persepi dan pemikiran narasumber. Pendekatan ini bersifat kuantitatif
dan survei biasanya ditempatkan di sampel acak dari populasi yang
digeneralisasikan oleh peneliti untuk hasil survei. Namun dalam kontras
percobaan penelitian, tidak terdapat manupulasi variabel dan data tidak
dikumpulkan untuk menguji oleh karena ktu survei deksriptif dianggap sebagai
pendekatan non eksperimental. Sedangkan Penelitian Eksperimental bertujuan
untuk menguji hipotesis dan membangun sebab daan akibat. Penelitian

9
eksperimental menjadi oendekatan utama yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif. Jadi penelitian eksperimental mempelajari pengaruh atau dampak dari
penelitian yang diteliti.

2.1.1 Tujuan Penelitian Kuantitatif


Tujuan penelitian kuantitatif sangat berbeda dengan model tujuan penelitian
kualitatif, baik dalam hal bahasa maupun fokusnya dalam menghubungkan atau
membandingkan varibel-varibel. Tujuan penelitian kuantitatif meliputi varibel-varibel
dalam penelitian dan hubungan antar varibel tersebut, para partisipan, dan lokasi
penelitian. Tujuan ini ditulis dengan bahasa-bahasa yang berhubungan dengan
penelitian kuantitatif, dan terkadang juga mencakup pengujian deduktif atas
hubungan-hubungan atau teori-teori tertentu. Tujuan penelitian kuantitatif biasanya
dimulai dengan mengidentifikasikan varibel-varibel utama. Penelitian kuantitatif
bertujuan untuk menentukan hubungan antar variabel dalam sebuah populasi. Ada
perbedaan tujuan antara penelitian kuantitatif deskriptif dan eksperimental.

Penelitian kuantitatif deskriptif bertujuan untuk menemukan hubungan antar


variabel yang hanya terjadi sekali. Sedangkan kuantitatif eksperimental bertujuan
mengukur hubungan variabel sebelum dan sesudah dan melihat sebab-akibat dari
fenomena yang diteliti.

10
2.2 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif hipotesis dibuat terlebih dahulu, untuk kemudian


diuji dengan cara mengumpulkan data dan menganalisisnya dengan statistik. Hasil
dari analisis tersebut akan menunjukan apakah hipotesis diterima atau di tolak.

2.2.1 Membuat rumusan masalah


Setiap penelitian harus bersumber dari adanya masalah. Seperti penjelasan di
atas tentang desain penelitian dengan metode kuantitatif. Maka penelitian dengan
metode kuantitatif memiliki maslah yang jelas. Setelah selesai untuk mengidentitikasi
dan membatasi masalah. Selanjutnya peneliti membuat rumusan maslaah. Rumusan
maslaah di tulis dalam bentuk kalimat tanya.

2.2.2 Menentukan landasan teori


Masalah yang sudah dirumuskan menjadi rumusan masalah. Selanjutnya
dicarikan jawabannya. Jawaban tersebut diperoleh dari pencarian terhadap teori-teori
yang relevan.

2.2.3 Merumuskan Hipotesis


Dari rumusan masalah tersebut, peneliti mencoba menjawab (memberikan
solusi) yang diperoleh dari pencarian teori-teori yang relevan. Jawaban yang

11
diperoleh selanjutnya disebut dengan jawaban sementara atau hipotesis.Jawaban
sementara adalah hipotesisi. Jadi hipotesis dirumuskan dengan cara membaca atau
mencari teori-teori yang cocok dengan solusi dari rumusan masalah dalam penelitian.

2.2.4 Melakukan pengumpulan data


Sebelum melakukan pengumpulan data, seorang peneliti harus terlebih dahulu:

• Membuat instrumen penelitian berupa: kuisione, angket, test, lembar


observasi, wawancara terstruktu dan instrumen yang telah terstandar.
• Menguji instrumen dengan menguji validitas dan rebilitas dari instrumen
tersebut.

Bila instrumen sudah selesai dibuat selanutnya peneliti mengumpulkan data. Data
dalam penelitian kuantitatif dapat berupa data angka atau data deskribsi yang
dikuantitatifkan.

2.2.5 Melakukan Analisis Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data


dilakukan untuk menjawab hipotesis yang sudah dibuat tadi. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah statistik. Statistik yang dapat digunakan
adalah statistik deskribtif dan statistik induktif. Data hasil analisis tersebut
selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan
tabel, grafi, dan diagram. dan pembahasan merupakan pembahasan yang mendalam
dari data-data tersebut.

2.2.6 Menyimpulkan
Setelah melakukan analisis data, maka tahap terakhir adalah menyimpulkan.
Kesimpulan adalah hasil dari pengujian hipotesis apakah diterima atau hipotesis di
tolek. Kesimpulan di tulis dengan singkat, padat dan jelas.

12
2.3 Masalah
2.3.1 Masalah Penelitian
Peneliti perlu menunjukkan masalah atau isu yang dapat menuntut ada
signifikasi signifikasi peneliti sebagai contohnya adalah Artikel terezini et al
(2001) yang membahas problem yang unik yaitu perjuangan untuk
meningkatkan keragaman ras dan etnik di Universitas AS. Masalah penelitian
akan jelas jika penelit mau mengidentifikasi dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan seperti “apa kepentingan atau motivasi diadakannya penelitian ini
dan “masalah apa yang mempengaruhi untuk melakukan penelitian ini”.
Beberapa permasalahan yang timbul pada penelitian :

1. Tidak adanya kutipan-kutipan yang tidak dapat memperkuat argumen pada


hasil pembahasan. Sebagai aturan umum, hindari penggunaan kutipan –
kutipan, khususnya kutipan yang terlalu panjang, dalam kalimat pembuka.
Kutipan – kutipan hanya akan memunculkan banyak kemungkinan penafsiran,
bahkan dapa membuat topic penelitian menjadi tidak jelas. Akan tetapi, dalam
beberapa penelitian kualitatif, kutipan – kutipan seperti ini juga dapat menarik
perhatian membaca. Untuk itu, gunakan kutipan secara layak dan tepat.
2. Tidak menunjukkan secara jelas masalah yang diangkat (seperti, dilemma,
isu) yang dapat menuntun pada penelitian.
3. Menggunakan ekspresi – ekspresi idiomatic (kalimat – kalimat
membingungkan).
4. Tidak menunjukkan mengapa masalah tersebut penting diteliti dengan cara
mengutip berbagai referensi yang membenarkan kelayakan penelitian akan
masalah tersebut.
5. Kurang menggunakan literatur atau referensi yang primer dan kurang relevan

2.3.2 Masalah yang Perlu Diantisipasi

• Masalah dalam Tujuan Penelitian dan Rumusan Masalah

13
Dalam merancang tujuan penelitian atau rumusan masalah peneliti
perlu menjelaskan tujuan penelitian kepada para partisipan. Penipuan
sering kali muncul ketika partisipan memahami satu tujuan, tetapi
penelitian memiliki tujuan lain yang berbeda. Untuk mengatasi
masalah ini, peneliti perlu menentukan sponsorship atas penelitian
mereka. Misalnya, dalam merancang surat-surat pendahuluan untuk
penelitian survey, sponsorship merupakan elemen penting yang dapat
membangun kepercayaan dan kredibilitas instrument survey yang
disebarkan peneliti.
• Masalah-masalah dalam Pengumpulan Data
Peneliti diharuskan respek terhadap para partisipan dan tempat-tempat
yang akan diteliti. Banyak masalah etis muncul selama tahap
pengumpulan data.
• Masalah-masalah dalam Analisis dan Interpretasi Data
Peneliti mengantisipasi masalah dalam interpretasi data maka perlu
memastikan bahwa informasi yang diperoleh benar-benar akurat.
Untuk mengetahui akurasi ini dalam penelitian kuantitatif peneliti
dapat bernegoisasi dan berinterograsi dengan para partisipan.
• Masalah-masalah dalam Menulis dan Menyebarluaskan Hasil
Penelitian
Masalah juga bisa terjadi dalam proses penulisan dan penyebaran
laporan penelitian pada akhir hasil final. Untuk menghindari masalah-
masalah peneliti harus mengantisipasi tidak menggunakan bahasa atau
kata-kata yang mengandung bias pada orang, gender, orientasi sosial,
ras, etnis tertentu.

14
2.4 Rumusan Masalah dalam Penelitian
Menurut Marguirete G. (2006) untuk penelitian kuantitatif, tulisiah dua jenis
rumusan masalah. Jenis rumusan pertama ditulis secara deskriptif tentang variabel
bebas dan variabel terikat dalam penelitian. Jenis rumusan kedua ditulis secara
inferensial yang menghubungkan (atau membandingkan) variabel bebas dan variabel
terikat. Ikutilah model yang disajikan dalam bab ini tentang pengombinasian rumusan
masalah deskriptif dan rumusan masalah inferensial.
Menurut Arikunto (1992; 22), dalam bukunya Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik, dikatakan bahwa masalah itu mesti merupakan bagian dari
“kebutuhan” seseorang untuk dipecahkan. Penyebab orang ingin mengadakan
penelitian adalah karena ia ingin mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi.
Sementara itu Sedarmayanti dan Hidayat (2011), dalam bukunya Metodologi
Penelitian, mengatakan bahwa masalah adalah peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan apa yang disebut dengan permasalahan
penelitian adalah suatu pembatasan fokus perhatian pada ruang lingkupnya sampai
menimbulkan pertanyaan dalam diri orang-orang yang mencari
permasalahan.Pendapat lain mengatakan bahwa masalah adalah suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara 2 faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang
menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari
sesuatu jawaban.Dari ketiga pendapat mengenai definisi masalah di atas, maka kami
menyimpulkan bahwa masalah adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari yang menimbulkan pertanyaan dalam setiap individu manusia,
serta secara otomatis membutuhkan upaya untuk mencari suatu jawaban atas masalah
yang dihadapi tersebut. Masalah adalah titik tolak terpenting dalam melakukan
sebuah penelitian. Karena tanpa adanya masalah, maka penelitian tidak akan terjadi
atau pun berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, langkah pertama yang mesti
dilakukan dalam rangka mengadakan sebuah penelitian adalah mencari atau memilih
sebuah masalah untuk diteliti.

15
2.5 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah konsep penelitian. Variabel-variabel ini diukur


dengan instrument-instrumen penelitian, sehingga data terdiri dari angka-angka dapat
dianalisis berdasarkan prosedurprosedur statistic (Creswell, 2013; 5).

Variabel merujuk pada karakteristik atau atribut seorang individu atau suatu
organisasi yang dapat diukur atau observasi (Creswell, 2013; 76). Variabel bebas
merupakan variabel yang mungkin menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada
outcome. Sedangkan variabel terikat merupakan hasil dari pengaruh variabel bebas
(Creswell, 2013; 77). Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang digunakan,
yaitu:

1. Variabel terikat atau dependent variabel (Y) adalah variabel penelitian yang
diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. besar
efek tersebut diamati dari ada tidaknya, timbul hilangnya, besar mengecilnya,
atau berubahnya variasai yang tampak sebagai akibat perubahan pada
variabel.

2. Variabel bebas atai independent variabel (X) yaitu suatau variabel yang
variasinya mempengaruhi variabel lain. dapat pula dikatakan bahwa variabel
bebas adalah variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin
diketahui. Variabel ini dipilih dan sengaja dimanipulasi oleh peneliti agar
efeknya terhadap variabel lain tersebut dapat diamati dan diukur.

Identifikasi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X)

2. Variabel terikat (Y)

16
2.6 Paradigma Penelitian
Ada pernyataan dari Egon G. Guba yang cukup menarik untuk ditanggapi di
sini, yaitu bahwa “A paradigm may be viewed as set of basic beliefs (or metaphisies)
that deals with ultimetes or principles. Keyakinan itu, menurut Guba,
merepresentasikan pandangan dunia tentang hakikat sesuatu, serta merupakan dasar
di dalam nurani dimana ia diterima dengan penuh kepercayaan. Sesuatu yang diyakini
kebenarannya tanpa didahului penelitian sistematis, dalam filsafat ilmu, disebut
dengan aksioma atau asumsi dasar. Keyakinan (beliefs), aksioma atau asumsi dasar
tersebut menempati posisi penting dalam menentukan skema konseptual penelitian, ia
merupakan dasar permulaan yang melandasi semua proses dan kegiatan penelitian.
Berkait dengan proposisi di atas, penelitian kuantitatif dan kualitatif memiliki
perbedaan paradigma yang amat mendasar. Penelitian kuantitatif dibangun
berlandaskan paradigma positivisme dari August Comte (1798-1857), sedangkan
penelitian kualitatif dibangun berlandaskan paradigma fenomenologis dari Edmund
Husserl (1859-1926).
2.6.1 Paradigma kuantitatif :
Paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun
berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak
unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur
metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian
dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme).

Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan


(knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang
berawal dan didasarkan pada pengalaman (experience) yang tertangkap lewat
pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar (reason)[8]. Secara epistemologis,
dalam penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan
paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal
yang dapat ditangkap pancaindera (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus

17
mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah
fenomena dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-fenomena (general
relations between phenomena). Yang dimaksud dengan fenomena di sini adalah
sejalan dengan prinsip sensory experience yang terbatas pada external appearance
given in sense perception saja. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta yang
diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan pada
eksperimen, induksi dan observasi.
Bagaimana pandangan penganut kuantitatif tentang fakta? Dalam penelitian
kuantitatif diyakini sejumlah asumsi sebagai dasar otologisnya dalam melihat fakta
atau gejala. Asumsi-asumsi dimaksud adalah;
(1) obyek-obyek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, baik bentuk,
struktur, sifat maupun dimensi lainnya;
(2) suatu benda atau keadaan tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu
tertentu; dan
(3) suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan, melainkan
merupakan akibat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jadi diyakini adanya
determinisme atau proses sebab-akibat (causalitas).
Dalam kaitannya dengan poin terakhir, lebih jauh Russel Keat & John Urry,
seperti dikutip oleh Tomagola, mengemukakan bahwa setiap individual event/case
tidak mempunyai eksistensi sendiri yang lepas terpisah dari kendali empirical
regularities. Tiap individual event/case hanyalah manifestasi atau contoh dari adanya
suatu empirical regularities.
Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi, paradigma kuantitatif
berpandangan bahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional data
empiris. Karena itu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi.
Koheren besarti sesuai dengan teori-teori terdahulu, serta korespondens berarti sesuai
dengan kenyataan empiris. Kerangka pengembangan ilmu itu dimulai dari proses
perumusan hipotesis yang deduksi dari teori, kemudian diuji kebenarannya melalui
verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru.

18
Jadi, secara epistemologis, pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus; logico,
hypothetico, verifikatif.
Dalam metode kuantitatif, dianut suatu paradigma bahwa dalam setiap
event/peristiwa sosial mengandung elemen-elemen tertentu yang berbeda-beda dan
dapat berubah. Elemen-elemen dimaksud disebut dengan variabel. Variabel dari
setiap even/case, baik yang melekat padanya maupun yang
mempengaruhi/dipengaruhinya, cukup banyak, karena itu tidak mungkin menangkap
seluruh variabel itu secara keseluruhan. Atas dasar itu, dalam penelitian kuantitatif
ditekankan agar obyek penelitian diarahkan pada variabel-variabel tertentu saja yang
dinilai paling relevan. Jadi, di sini paradigma kuantitatif cenderung pada pendekatan
partikularistis.
Lebih khusus mengenai metode analisis dan prinsip pengambilan kesimpulan,
Julia Brannen, ketika menjelaskan paradigma kuantitatif dan kualitatif, mengungkap
paradigma penelitian kuantitaif dari dua aspek penting, yaitu: bahwa penelitian
kuantitatif menggunakan enumerative induction dan cenderung membuat generalisasi
(generalization). Penekanan analisis data dari pendekatan enumerative induction
adalah perhitungan secara kuantitatif, mulai dari frekuensi sampai analisa statistik.
Selanjutnya pada dasarnya generalisasi adalah pemberlakuan hasil temuan dari
sampel terhadap semua populasi, tetapi karena dalam paradigma kuantitatif terdapat
asumsi mengenai adanya “keserupaan” antara obyek-obyek tertentu, maka
generalisasi juga dapat didefinisikan sebagai universalisasi.
Bertolak dari perbedaan-perbedaan disebut di atas, dapat dicatat berbagai
perbedaan paradigma yang cukup signifikan antara penelitian kuantitatif dengan
kualitatif. Seperti dikemukakan sebelumnya, penelitian kuantitatif memiliki
perbedaan paradigmatik dengan penelitian kualitatif. Secara garis besar, perbedaan
dimaksud mencakup beberapa hal :

19
KUANTITATIF
1. Positivistik
2. Deduktif-Hipotetis
3. Partikularistik
4. Obyektif
5. Berorientasi kpd hasil
6. Menggunakan pandangan ilmu pengetahuan alam

KUALITATIF
1. Fenomenologik
2. Induktif
3. Holistik
4. Subyektif
5. Berorientasi kpd proses
6. Menggunakan pandangan ilmu sosial/antropological
2.6.1 Paradigma Kuantitatif
1. Cenderung menggunakan metode kuantitatif, dalam pengumpulan dan analisa
data, termasuk dalam penarikan sampel.
2. Lebih menenkankan pada proses berpikir positivisme-logis, yaitu suatu cara
berpikir yang ingin menemukan fakta atau sebab dari sesuatu kejadian dengan
mengesampingkan keadaan subyektif dari individu di dalamnya.
3. Peneliti cenderung ingin menegakkan obyektifitas yang tinggi, sehingga dalam
pendekatannya menggunakan pengaturan-pengaturan secara ketat (obstrusive) dan
berusaha mengendalikan stuasi (controlled).
4. Peneliti berusaha menjaga jarak dari situasi yang diteliti, sehingga peneliti tetap
berposisi sebagai orang “luar” dari obyek penelitiannya.
5. Bertujuan untuk menguji suatu teori/pendapat untuk mendapatkan kesimpulan
umum (generasilisasi) dari sampel yang ditetapkan.

20
6. Berorientasi pada hasil, yang berarti juga kegiatan pengumpulan data lebih
dipercayakan pada intrumen (termasuk pengumpul data lapangan).
7. Keriteria data/informasi lebih ditekankan pada segi realibilitas dan biasanya
cenderung mengambil data konkrit (hard fact).
8. Walaupun data diambil dari wakil populasi (sampel), namun selalu ditekankan
pada pembuatan generalisasi.
9. Fokus yang diteliti sangat spesifik (particularistik) berupa variabel-variabel
tertentu saja. Jadi tidak bersifat holistik.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap


bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif
menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur
yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.

Sebuah penelitian tentunya harus dirancang dan direncanakan terlebih dahulu.


Dalam penelitian kuantitatif, pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat
percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan
teknik sampling, instrument, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan
pelaporan hasil penelitian. Selain hal-hal tersebut, peneliti juga harus memikirkan
teknik, instrumen, dan kelengkapan penelitian lainnya yang diperlukan dalam
penelitian kuantitatif.

Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-


model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena
alam. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk
menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan
antarvariabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan
pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam
maupun ilmu-ilmu social.

22
DAFTAR PUSTAKA

John. W. Cresswell.1997. Qualitative Inquiry and Research Design:Chosing Among


Five Traditions. London:SAGE Publications

Donald. A. 2014. Introduction to Research in Education Edition 9. USA:Wadworth


Cengage Learning

Borg W. And Gall M. 1989. Educational Research Edition 5. New York:Longman

Lodico. G. Marguerite. 2006. Methods In Educational Research (From Theory To


Practice). Sun Frasisisco:Jossey Bass

Brink, H. 2009. Fundamental of Research Methodology for Health Cafe


Professionals:Juta Press

Edmons, W.A & Kennedy, T.D. 2017. An Applied Guide to Research Designs:
Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods. London:SAGE Publications.

Arikunto,Suharsimi. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta:Rineka Cipta

23

Anda mungkin juga menyukai