Persediaan
Persediaan
Persediaan
PERSEDIAAN
KELOMPOK 3 :
APRILIANTI (1702110014)
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
ilmu serta limpahan nikmat, rahmat dan hidayahnya sehingga tugas Paper Seminar Akuntansi
Keuangan tentang “Persediaan” ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW. Penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan pada tugas makalah ini. Oleh sebab itu penulis menantikan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan untuk penulisan yang akan datang.
Dalam kegiatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Hariadi,
MBA,Ak selaku dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini dan juga saya ucapkan
terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang saling mendukung adanya tugas
makalah ini. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
khususnya bagi penulis sendiri
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan ..............................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persediaan adalah segala sesuatu / sumber-sumber daya organisasi yang di simpan
dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk physical pada
berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses dan kemudian
barang jadi (Handoko, 1997 : hal 333). Persediaan merupakan salah satu aset yang paling
mahal dibanyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang
diinvestasikan. Manajer operasi diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajemen
persediaan yang baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi
biaya dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen akan
merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus
mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu memiliki persediaan di toko
maupun di gudang. Persediaan tersebut dapat berupa persediaan bahan baku, barang dalam
proses, atau barang jadi. Persediaan harus dimiliki karena merupakan produk perusahaan
yang harus dijual sebagai sumber pendapatan. Persediaan merupakan salah satu aset
perusahaan yang sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap kemampuan
perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Karena itu, persediaan harus dikelola dengan baik
dan dicatat dengan baik agar perusahaan dapat menjual produknya serta memperoleh
pendapatan sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis sistem perencanaan dan pengendalian
persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus menentukan apakah akan
membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah hal ini diterapkan, langkah berikutnya
adalah meramalkan permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang
diperlukan untuk melayani permintaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan persediaan?
2. Apa saja jenis-jenis persediaan?
3. Apa saja fungsi-fungsi persediaan?
4. Apa saja hal-hal yang perlu dipertimbangkan?
5. Bagaimana metode pencatatan?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu persediaan, jenis-jenis persediaan, fungsi persediaan, hal-
hal yang perlu dipertimbangkan, serta bagaimana metode pencatatan persediaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persediaan
Pengertian persediaan menurut PSAK no 14 adalah :
Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
Dalam proses produksi atau dalam perjalanan
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa
Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, dan barang dalam proses yang dimiliki
perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. Perusahaan dagang yang
aktivitasnya adalah membeli dan menjual barang jadi, memiliki persediaan dalam bentuk
barang jadi atau barang dagang. Sedangkan perusahaan manufaktur yang harus memproses
bahan baku hingga menjadi barang jadi, memiliki tiga jenis persediaan, yaitu persediaan
bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Barang dagang
yang berada digudang perusahaan tetapi bukan milik perusahaan dapat dikelompokkan
sebagai persediaan.
Beban pokok penjualan adalah harga beli atau beban produksi dari sejumlah barang yang
telah laku terjual pada suatu periode tertentu. Untuk mengetahui beban pokok penjualan pada
suatu periode tertentu, harus diketahui volume dan persediaan akhir pada periode tersebut.
Dan untuk mengetahui nilai persediaan akhir, harus dilakukan perhitungan fisik (stock
opname) digudang. Metode ini lebih cocok dipakai oleh perusahaan yang frekuensinya tinggi
dan nilai uang per transaksi yang rendah, seperti dalam perusahaan eceran.
Dalam Perhitungan Fisik (Stock Opname) persediaan tersebut, harus ditentukan jumlah
persediaan yang dimiliki perusahaan secara pasti. Setelah diketahui volume persediaannya,
jumlah barang dikalikan dengan harga beli per unit barang dagang tersebut. Persoalannya,
jika harga beli barang berbeda satu dengan lainnya, maka perusahaan memiliki perusahaan
untuk menggunakan beberapa harga beli yang berbeda. Untuk menentukan harga beli sebagai
dasar penentuan nilai persediaan yang dimiliki perusahaan pada suatu periode, terdapat
beberapa metode, yaitu :
FIFO (First In First Out)
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli atau diproduksi) terlebih dahulu akan
dikeluarkan (dijual) pertama kali, sehingga yang tersisa pada periode adalah barang
yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir. Sebagai contoh, PT Niaga Jaya
adalah distributor microwave merek “Hotmix” yang belokasi di Jakarta. Selama bulan
Januari 2002, data yang dimiliki perusahaan ini berkaitan dengan persediaan
microwave adalah sebagai berikut :
Selama bulan Januari 2012, perusahaan ini menjual 700 unit microwave kepada para
pelanggannya secara tunai dengan harga jual Rp900.000 per unit, dan perusahaan
tidak mencatat keluar masuknya barang tersebut secara terinci. Pada akhir bulan
Januari 2012 bagian akuntansi dan gudang perusahaan melakukan stock opname
persediaan. Hasil perhitungan fisik menunjukkan jumlah persediaan pada akhir bulan
Januari sebanyak 300 unit pada akhir microwave. Karena perusahaan menggunakan
metode FIFO, maka dari 300 unit persediaan pada akhir bulan Januari itu, harga beli
microwave yang digunakan adalah harga terakhir, yaitu sebanyak 100 unit
menggunakan harga Rp675.000 per unit dan sebanyak 200 unit menggunakan harga
Rp640.000 per unit. Jadi, nilainya adalah :
Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan Januari
2012 sebesar 300 unit bernilai Rp195.500.000, maka beban pokok penjualan (BPP)
bulan Januari adalah Rp413.500.000 yang dihitung sebagai berikut :
- Persediaan, awal (1 Januari 2012) 137.500.000
- Pembelian 417.500.000
- Persediaan total 609.000.000
- Persediaan, akhir (31 Januari 2012) (195.500.00)
- Beban pokok penjualan 413.500.000
Nilai beli sebesar Rp471.500.000 adalah nilai beli pada bulan Januari 2012 untuk 3
kali transaksi pembelian, yaitu pada tanggal 12, 21, 31 Januari 2012.
Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan Januari
2012 sebanyak 300 unitt bernilai Rp167.500.000, maka beban pokok penjualan (BPP)
bulan Januari 2012 adalah Rp441.500.000 yang dihitung sebagai berikut :
2. Metode Perpektual
Ini adalah metode pengelolaan persediaan di mana arus masuk dan arus keluar
persediaan dicatat secara rinci. Dalam metode ini setiap jenis persediaan di buatkan kartu
stock yang mencatat secara rinci keluar masuknya barang di gudang beserta harganya.
Metode ini dipilah lagi ke dalam berapa metode, antara lain :
Kedua metode pencatatan tersebut memiliki cara mencatat yang berbeda, khususnya
untuk transaksi pembelian dan penjualan seperti terlihat pada table diatas. Karena kedua
transaski tersebut memiliki metode pencatatan yang berbeda, maka dalam penyusunan
laporan laba-rugi pun menghasilkan susunan berbeda.
3. Metode Taksiran
Terdapat metode taksiran yang juga dapat dipergunakan dalam penentuan harga
pokok persediaan. Metode ini kadang diperlukan dengan pertimbangan :
Perusahaan menghendaki penyusunan laporan keuangan jangka pendek dengan
segera. Jika persediaan dicacat dengan menggunakan metode fisik, perhitungan
jumlah fisik persediaan akan memakan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu,
harga pokok persediaan diperkirakan jumlahnya dengan menggunakan metode
taksiran.
Apabila terjadi suatu peristiwa yang tidak diinginakan seperti bencana alam,
kebakaran, banjir dan sebagainya, maka metode taksiran ini dapat dipergunakan untuk
menaksir jumlah persediaan yang telah musnah dan yang tersisa.
Metode ini juga dapat dipergunakan untuk menaksir jumlah persediaan yang ada
sebelum terjadi pembelian dan penjualan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada
saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal
perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi
tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang
menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan. Metode yang dapat digunakan
dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada dua, yaitu :
1. Metode Stock Opname atau Metode Periodik (Fisik)
2. Metode Perpetual.
Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in transit) sangat tergantung dari
perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2 syarat tersebut adalah (1) Fob
Shipping Point dan (2) Fob Destination. Tidak semua barang yang berada di gudang/toko
bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang titipan (barang konsinyasi) dari pihak
lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan
sejumlah komisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya
untuk barang yang sifatnya consigment out, yang sampai dengan tanggal neraca belum terjual
harus dicantumkan di Neraca. Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang
pertama sistem fisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaan
ditentukan dengan melakukan menghitung fisik terhadap persediaan.
DAFTAR PUSTAKA
Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi (Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan keuangan),
Adaptasi IFRS. Jakarta: Erlangga
Surharyati, Ely dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan, EdisiPertama,
Yogyakarta: Graha Ilmu.