Laporan Pendahuluan Gizi Buruk
Laporan Pendahuluan Gizi Buruk
Laporan Pendahuluan Gizi Buruk
Disusun oleh:
Khonsarizka Ayu Ramadani
2011040152
1. KWASHIORKOR
KLASIFIKASI XEROFTALMIA
a. Xn Rabun Senja
b. X1 (Dryness of conjunctiva/ kekeringan konjungtiva), terdiri dari:
- X1a à Kekeringan pada konjungtiva (Dryness of conjunctiva)
- X1b à Bercak putih seperti busa sabun/keju pada sisi mata luar (bitot spot)
X1a (Dryness of conjunctiva/ kekeringan konjungtiva)
Tanda-tanda:
1. Penumpukan keratin & sel epitel yang khas
2. Konjungtiva kering, tampak menebal dan berlipat-lipat
3. Keluhan orang tua mata anaknya bersisik
X2 (Dryness of cornea/ kekeringan pada kornea)
Tanda-tanda :
1. Kekeringan meluas sampai kornea
2. Kornea tampak suram & kering dan permukaan kasar
3. K.U. anak biasanya buruk (gizi buruk & penyakit penyerta lain)
X3 (Corneal ulcer/ ulkus pada kornea)
Terdiri dari X3a dan X3b
Tanda-tanda:
1. kornea melunak seperti bubur & dapat menjadi ulkus X3a à< 1/3 kornea ,
2. X3b à ≥ 1/3 kornea
3. Keadaan umum anak sangat buruk, dapat terjadi perforasi kornea/ pecah.
XS (Corneal scar/ jaringan parut pada kornea)
Tanda-tanda:
1. Kornea mata tampak putih/ bola mata mengecil
2. Meninggalkan bekas luka parut/ sikatrik
3. Menjadi buta & tidak dpt sembuh, walau dioperasi cangkok kornea
2. Anemia (kekurangan Fe, Cu, Vit. B12, Asam folat)
= Kadar Hb dibawah normal
Kadar Hb normal:
6 bulan – 5 tahun : 11 g/ dl
6 tahun – 11 tahun : 11, 5 g/ dl
12 tahun – 13 tahun : 12 g/ dl
Tanda-tanda klinis:
- daya tahan terhadap penyakit menurun
- mudah lelah - pucat (mata, telapak tangan)
• Anemia kekurangan Fe (zat besi)
Fe (zat besi):
- Kofaktor enzim pada metabolisme Karbohidrat, lemak dan protein.
- Pertumbuhan, transpor oksigen dan kekebalan.
• Anemia kekurangan Cu (Copper)
Cu: pertumbuhan, kekebalan, homeopoesis, metabolisme glukosa dan lemak,
cofaktor enzim
Defisiensi Cu:
- Absorpsi zat besi turun
- Zat besi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh sel darah merah.
- Pengeluaran cadangan zat besi meningkat
- Anemia hipokromik dan netropenia
1. Anemia kekurangan vitamin B12 (Kobalamin)
Defisiensi B12:
- glositis atrofik (lidah yang halus & mengkilap)
- stomatitis (sudut mulut retak-retak)
- mual, muntah, diare bergantian dgn konstipasi
- getah lambung tidak ada (achlorhydria & achylia gastrica)
- anemia makrositik hiperkromis
2. Anemia kekurangan asam folat
Defisiensi asam folat:
- perubahan pada eritrosit
- anemia makrositik megaloblastik
- perubahan mukosa gastro-intestinum
- diare
3. Stomatitis (kekurangan vit. B, vit. C)
- Kekurangan vitamin B2 (riboflavin), B6 (adermin), B12 (kobalamin)
- Kekurangan vitamin C (asam askorbik)
4. Kelainan pada kulit, gangguan pertumbuhan (kekurangan Zn)
Seng (Zn) berfungsi sebagai koenzim pada berbagai sistem enzim.
Tanda-tanda kelainan pada kulit:
- Hipo/ hiperpigmentasi
- Deskuamasi (mengelupas)
- Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering disertai infeksi
sekunder (candida)
1. Diare Persisten
(Daerah malaria/ riwayat kunjungan ke daerah risiko tinggi)
- Demam (teraba panas, suhu >37,5 ºC)
- Renjatan (shock)
- Kaku kuduk atau kejang
- Kesulitan bernafas
- Kuning (ikterik)
- Perdarahan
- Sediaan darah tebal (+) malaria
Tanda-tanda bahaya:
- tidak dapat makan/ minum
- tidak sadar
- kejang
- muntah berulang
- sangat lemah (tidak dapat duduk/ berdiri)
5. Pneumonia
a. Pernafasan cepat dan tarikan dinding dada:
- < 2 bulan : > 60 x/menit
- 2 bulan – 12 bulan : ³ 50 x/menit
- > 12 bulan – 5 tahun : ³ 40 x/menit
b. Batuk atau kesulitan bernafas
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Dx I: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan yang tidak
adekuat, anoreksia dan diare (Carpenito, 2000, hal. 645-655).
Tujuan : Klien akan menunjukkan pening-katan status gizi.
Kriteria:
- Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang
dialami klien, kebutuhan nutrisi pemulihan, susunan menu dan
pengolahan makanan sehat seimbang.
- Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan
pemberian diet (per sonde/per oral) sesuai program dietetik.
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan kepada keluarga Meningkatkan pemahaman
tentang penyebab malnutrisi, keluarga tentang penyebab dan
kebutuhan nutrisi pemulihan, kebutuhan nutrisi untuk
susunan menu dan pengolahan pemulihan klien sehingga dapat
makanan sehat seimbang, meneruskan upaya terapi
tunjukkan contoh jenis sumber dietetik yang telah diberikan
makanan ekonomis sesuai selama hospitalisasi.
status sosial ekonomi klien
Tunjukkan cara pemberian Meningkatkan partisipasi
makanan per sonde, beri keluarga dalam pemenuhan
kesempatan keluarga untuk kebutuhan nutrisi klien,
melakukannya sendiri. mempertegas peran keluarga
dalam upaya pemulihan status
nutrisi klien.
Laksanakan pemberian Roborans meningkatkan nafsu
roborans sesuai program terapi. makan, proses absorbsi dan
memenuhi defisit yang
Timbang berat badan, ukur menyertai keadaan malnutrisi.
lingkar lengan atas dan tebal Menilai perkembangan masalah
lipatan kulit setiap pagi. klien.
2. Dx II: Kekurangan volume cairan tubuh b/d penurunan asupan peroral dan
peningkatan kehilangan akibat diare (Carpenito, 2000, hal. 411-419).
Dx III: Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d asupan kalori dan protein
yang tidak adekuat (Carpenito, 2000, hal. 448-460).
Tujuan : Klien akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai standar
usia.
Kriteria:
- Pertumbuhan fisik (ukuran antropometrik) sesuai standar usia.
- Perkembangan motorik, bahasa/ kognitif dan personal/sosial sesuai
standar usia.
INTERVENSI RASIONAL
Ajarkan kepada orang tua tentang standar Meningkatkan pengetahuan keluarga
pertumbuhan fisik dan tugas-tugas tentang keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai usia anak. perkembangan anak.
Lakukan pemberian makanan/ minuman Diet khusus untuk pemulihan malnutrisi
sesuai program terapi diet pemulihan. diprogramkan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan anak dan kemampuan
toleransi sistem pencernaan.
Lakukan pengukuran antropo-metrik Menilai perkembangan masalah klien.
secara berkala.
Lakukan stimulasi tingkat perkembangan Stimulasi diperlukan untuk mengejar
sesuai dengan usia klien. keterlambatan perkembangan anak dalam
Lakukan rujukan ke lembaga pendukung aspek motorik, bahasa dan
stimulasi pertumbuhan dan personal/sosial.
perkembangan (Puskesmas/Posyandu) 5. Mempertahankan kesinambungan
program stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan
memberdayakan sistem pendukung yang
ada.