A - Kelompok 6 - HAKEKAT PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN MIPA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HAKEKAT PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN MIPA


Dosen Pengampu: Dr. Kartimi, M.Pd

Disusum oleh:
Kelompok 6
Nurlatifatul Maula (1908106006)
Siti Aisyah (1908106024)
BIOLOGI A/4

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
Jl. Perjuangan bypass Sunyaragi Telp. (0231)481264 Cirebon 45131
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur kehairat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hakikat
Pendidikan Dan Pendidikan MIPA” dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
terstruktur pada mata kuliah Landasan Pendidikan Sains yang diampu oleh ibu Dr. Kartimi,
M.Pd. Makalah ini membantu mahasiswa semua jurusan untuk memahami sejarah ilmu
pengetahuan dan sains. Menurut isinya makalah ini dibuat untuk kepentingan pembahasan
materi sejarah ilmu pengetahuan dan sains.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kelemahan oleh karena itu,
saran-saran dari semua pihak tentang perbaikan baik dari segi materi maupun tata bahasa
sangat diharapkan.

Semoga apa yang disampaikan penulis dapat bermanfaat untuk dipahami oleh
pembaca. Dalam kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dorongan, bimbingan serta dukungannya hingga pada
akhirnya dapat terselesaikan dengan baik.

Cirebon, 02 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR____________________________________________________i

DAFTAR ISI___________________________________________________________ii

BAB I PENDAHULIAN__________________________________________________1

A. Latar Belakang_______________________________________________________1
B. Rumusan Masalah____________________________________________________2
C. Tujuan_____________________________________________________________2

BAB II PEMBAHASAN_________________________________________________3

A. Hakekat Pendidikan__________________________________________________3
B. Hakekat Pendidikan MIPA_____________________________________________4
C. Hakekat Guru MIPA__________________________________________________6
D. Tugas Guru MIPA___________________________________________________8
E. Pengaruh dan Peranan Pendidikan MIPA dalam Kehidupan___________________8

BAB III PENUTUP____________________________________________________10

A. Kesimpulan________________________________________________________10
B. Saran_____________________________________________________________10

DAFTAR PUSTAKA___________________________________________________11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, ini karena kita bergerak di
bidang pendidikan. Kita pasti sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang.
Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua
golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri.
Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan
hakikatnya.
Pendidikan ini merupakan fenomena utama dalam kehidupan manusia, orang yang
telah dewasa membantu pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menjadi dewasa.
Sejak awal mula kehidupannya, manusia sudah melakukan tindakan mendidik atas dasar
pengalaman. Istilah hakekat bisa didefinisikan sebagai ciri khas atau karakteristik dari
sesuatu, sehingga bisa dibedakan dari yang lain (Barnadib, 2002: 4). Hakekat Pendidikan
yang diartikan oleh para ahli sangat beranekaragam antara pendapat-pendapatnya.
Perbedaan tersebut dikarena perbedaan tujuan falsafah yang melandasinya berbeda.
Hakikat pendidikan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap kenyataan-
kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari. Manusia telah
melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif sampai
zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia didunia,
pendidikan akan tetap berlangsung. Dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh
semua manusia dari semua golongan. tetapi seringkali orang melupakan makna dan
hakikat pendidikan itu sendiri.
Pendidikan juga merupakan salah satu pilar yang terpenting dalam kemajuan
berbangsa dan negara karena pendidikan bertugas mnghasikan generasi yang baik dan
unggul. Pendidikan MIPA merupakan salah satu contoh pendidikan. Pendidikan dapat
diartikan sebagai usaha manusia untuk melatih kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di
dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya
peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses
pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban
umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan
hidupnya.

1
Pendidikan dapat di peroleh secara formal dan nonformal, secara formal pendidikan
didapatkan dalam sekolah-sekolah pada umumnya sedangkan Pendidikan non-formal
merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilakukan secara
terstruktur dan berjenjang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik serta
untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga dapat
bermanfaat bagi keluarga, agama, masyarakat, dan negara., kita sebagai calon pendidik
sudah sepantasnya mengetahui hakikat pendidikan dan pendidikan MIPA agar dalam
mengajar peserta didik pendidikan tersebut melakukannya dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakekat pendidikan?
2. Bagaimana hakekat pendidikan MIPA?
3. Bagaimana hakekat Guru MIPA?
4. Bagaimana tugas Guru MIPA?
5. Bagaimana Pengaruh dan Peranan Pendidikan MIPA dalam Kehidupan

C. Tujua
1. Untuk mengetahui hakekat pendidikan
2. Untuk mengetahui bagaimana hakekat pendidikan MIPA
3. Untuk mengetahui bagaimana hakekat Guru MIPA
4. Untuk mengetahui bagaimana tugas dari guru MIPA
5. Untuk mengetahui Pengaruh dan Peranan Pendidikan MIPA dalam Kehidupan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Pendidikan
Pendidikan adalah fenomena utama dalam kehidupan manusia, orang yang sudah
dewasa membantu pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menjadi dewasa. Sejak
awal mula kehidupannya, manusia sudah melakukan tindakan mendidik atas dasar
pengalaman. Istilah hakekat bisa didefinisikan sebagai ciri khas atau karakteristik dari
sesuatu, sehingga bisa dibedakan dari yang lain (Barnadib, 2002: 4). Hakekat Pendidikan
yang dikemukakan para ahli beraneka ragam antara pendapat yang satu dengan yang
lainnya. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan tujuan falsafah yang melandasinya.
Hakikat pendidikan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Ki Hajar Dewantara, sebagai tokoh pendidikan nasional, mengartikan pendidikan
yaitu “pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan,batin,karakter), pikiran (intelek dan tubuh anak), dalam siswa tidak
boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu supaya kita memajukan kesempurnaan hidup,
kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya”.
Imam Barnadib (2002:4), memandang pendidikan sebagai fenomena utama dalam
kehidupan manusia di mana orang yang telah dewasa membantu pertumbuhan dan per-
kembangan peserta didik untuk menjadi dewasa. Pendidikan dalam arti luas semacam itu,
telah ada sejak manusia ada. Sejak awal mula kehidupannya, manusia sudah melaku- kan
tindakan mendidik atas dasar pengalam- an, bukan berdasarkan teori bagaimana sebaik-
nya mendidik. Dalam hal ini, pendidikan menunjuk pada pendidikan pada umumnya, yaitu
pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat umum.
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Achmad Munib, 2004: 142). Hal ini menjelaskan bahwa
pendidikan merupakan suatu upaya yang terencana, yang dilakukan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Potensi yang dimiliki oleh
setiap peserta didik tentu berbeda-beda, yang nantinya adalah tugas seorang pendidik
untuk mampu melihat dan mengasah potensi-potensi yang dimiliki peserta didiknya

3
sehingga mampu berkembang menjadi manusia berguna bagi masyarakat, bangsa dan
negara.
Istilah juga hakekat bisa diartikan sebagai karakteristik atau ciri khas dari sesuatu,
yang bisa membedakannya dari yang lain. Hakekat adalah hal terpenting dari sesuatu yang
terdiri atas pengertian yang sifatnya abstrak. Abstrak berarti tidak konkrit atau tidak dapat
dihayati atau diamati dengan panca indra (Imam Barnadib, 2002:4). Hakekat pendidikan,
misalnya, dengan demikian bisa dimaknai sebagai karakteristik atau ciri khas dari
pendidikan, yang sifatnya abstrak, yang bisa membedakannya dengan yang bukan pen-
didikan. Yang bukan pendidikan ini bisa bermacam-macam wujudnya. George R. Knight,
misalnya, ketika membahas “apa hakekat pendidikan itu”, dengan sadar ia
membedakannya dengan istilah sekolah, belajar dan pelatihan, meskipun istilahistilah
tersebut saling berkaitan. Sementara itu, ada pula yang mema- hami hakekat pendidikan
itu, dengan bertolak dari adanya perbedaan hakekat manusia dengan makhluk lain,
misalnya binatang. Bertolak dari sini, kemudian muncul banyak pemahaman, misalnya
bahwa pendidikan itu adalah untuk manusia, bukan untuk binatang. Manusia, kata
pendapat ini, adalah animal educandum (binatang yang dapat dididik), ada pula yang
mengatakan manusia adalah zoon politicon (hewan yang bermasyarakat), Max Scheller
bilang manusia adalah Das Kranke Tier (hewan yang sakit) yang selalu gelisah dan
bermasalah.
Pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia-
manusia yang lebih berbudaya, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang
lebih baik. Tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di
negara lainnya, sesuai dengan dasar negara, falsafah hidup bangsa, dan ideologi negara
tersebut. Pendidikan sangat berguna dalam kehidupan manusia. Menurut Agus Taufiq, dkk
(2011: 1.3) pendidikan setidak-tidaknya memiliki ciri sebagai berikut:
a. Pendidikan merupakan proses mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-
bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat, dimana dia hidup.
b. Pendidikan merupakan proses sosial, dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) untuk
mencapai kompetensi sosial dan pertumbuhan individual secara optimum.
c. Pendidikan merupakan proses pengembangan pribadi atau watak manusia.
B. Hakekat Pendidikan MIPA
Secara bahasa hakekat artinya kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau
asal segala sesuatu. Hakikat juga dapat diartikan inti dari segala sesuatu atau yang menjadi

4
jiwa sesuatu. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan dengan ide
dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran manusia itu merupakan sistem-
sistem yang bersifat untuk menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-
masing sistem bersifat deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah.
Jhonson dan Rising menyatakan bahwa matematika merupakan pola fikir, pola
mengorganisasikan pembuktian yang logis. matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya
den gan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol dengan ide daripada mengenai
bunyi. Jadi matematika ini adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi atau tertata sifat
atau teori-teori yang diaanut secara deduktif berdasarkan kepada unsur- unsur yang
didefenisakan atau tidak, aksioma-aksioma sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya. Selain pandangan ini, masih ada beberapa pendapat lain tentang
matematika. Walaupun secara penekanannya ada pebedaan pandangan terhadap pengertian
matematika tetapi pendapat tersebut pada dasarnya adalah sama.
Ilmu pengetahuan alam yang bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, sekarang
telah berkembang pesat dan telah banyak mempengaruhi keidupan masyarakat. Ilmu
pengetahuan alam pada hakekatnya merupakan suatu produk, proses dan penerapan.
Hakekat MIPA ini murapak Ide-ide atau gagasa-gagasan yang dihasilkan oleh pikiran-
pikiran manusia yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga
berhubungan dengan ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya dan
teknologi.
MIPA merupakan kependekan dari Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atau
dengan kata lain MIPA ini adalah ilmu yang mempelajari mengenai matematika dan IPA.
Komponen MIPA meliputi:
1. Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu
mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge,
science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama,
yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal
katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio
(penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika

5
terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan
penalaran.
2. IPA
Ilmu pengetahuan alam yang bahasa asingnya “science” berasal dari kata latin
“Scientia” yang berarti saya tahu. Kata “science” sebenarnya semula berarti ilmu
pengetahuan yang meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (Social science) maupun
ilmu pengetahuan alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan
“science” maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia
disebut ilmu pengetahuan alam dan disingkat IPA. Sedangkan IPA sendiri terdiri dari
ilmu-ilmu fisik (Physical science) yang natara lain kimia, fisika, astronomi dan
geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kerja sama antara ekperimen dan
teori. Teori IPA pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar yang
kebenarannya harus diuji dengan eksperimen yang dapat memberikan hasil serupa
dalam keadaan yang sama. Dengan menggunakan teori dalam IPA orang dapat
membuat prediksi (ramalan) kuantitatif terhadap suatu prestasi. Pada dasarnya
eksperimen merupakan suatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar yang
baru dan suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru.
Dalam membuat interprestasi hasil eksperimen untuk pengambilan
kesimpulan diperlukan kemampuan menggunakan inferensi (kesimpulan) statistik.
Inilah yang dikenal dengan metode ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu-
ilmu lain. Alam IPA ditekankan pada proses induktif maupun deduktif. Alam
Matematika terutama menekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran
logis dan aksionatik.
Matematika terkenal pula dengan materinya yang sangat hierarkis sifatnya
serta menghasilkan bahasa yang efisien yang sangat dibutuhkan oleh Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Dari segi kemampuan analisis kuantitatif terhadap masalah
yang berkaitan dengan pengajaran MIPA, pemodelan matematis dalam taraf
sederhana dengan menerapkan pemahaman atas berbagai konsep dan prinsip dalam
MIPA merupakan hal yang mutlak perlu dikuasai.
Matematika juga mempunyai sumbangan yang penting bagi perkembangan
IPA. Matematika antara lain berperan sebagai penunjang untuk memahami gejala-
gejala alam dan untuk memperhitungkan secara logis sesuatu yang tidak dapat
diperoleh dari observasi dan eksperimen. Perkembangan IPA bukan hanya karena

6
proses induksi dan deduksi tetapi juga peranan matematika. Pengetahuan yang
diperoleh dengan metoda ilmiah yang disertai perhitungan matematika melahirkan
IPA kuantitatif yang dipandang merupakan IPA modern.
C. Hakekat Guru MIPA
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan faktor penting dan utama, karena guru
adalah orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta
didik, terutama di sekolah, untuk mencapai kedewasaan peserta didik sehingga ia menjadi
manusia yang paripurna dan mengetahui tugas-tugasnya sebagai manusia. Dalam arti
khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru terletak tanggung jawab untuk
membawa siswanya kearah kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka itu
guru tidak semata-mata sebagai “pendidik” yang transfer of knowledge, tapi juga seorang
“pendidik” yang transfer of values dan sekaligus sebagai “pembimbing” yang memberikan
pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya
guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar mengajar,
dalam usahanya mengantarkan siswa ketaraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu setiap
rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi
kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dalam Undang-undang Guru dan
Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang
mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang
mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan
persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
Makna guru selalu dikaitkan dengan profesi yang terkait dengan pendidikan anak di
sekolah, di lembaga pendidikan, dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang
terdapat dalam kurikulum. Secara umum, baik dalam pekerjaan ataupun sebagai profesi,
guru selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang sangat
penting.Guru, siswa, dan kurikulum merupakan tiga komponen utama dalam sistem
pendidikan nasional. Ketiga komponen pendidikan tersebut merupakan conditiosine
quanon atau syarat mutlak dalam proses pendidikan sekolah. Melalui mediator yang
disebut guru, siswa dapat memperoleh menu sajian bahan ajar yang diolah dari kurikulum
nasional dan kurikulum muatan lokal.
Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga siswa dapat
belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, baik yang

7
didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta. Dengan demikian,
hakikat guru tidak hanya dikenal secara formal sebagai pendidik, pengajar, pelatih,
pembimbing, tetapi juga sebagai social agent hired by society to help facilitate members of
society who attend schools, atau agen sosial yang diminta masyarakat untuk memberikan
bantuan kepada warga masyarakat yang akan dan sedang berada di bangku sekolah.
Hakikat guru MIPA tidak jauh beda dngan hakikat guru pada semestinya, guru MIPA
mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA
dikalangan peserta didik. Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat
mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai
– nilai IPA dikalangan peserta didik dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir
logis, sistematis dan kreatif, kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu.
D. Tugas Guru MIPA
Hendaknya guru MIPA tidak sekedar menyampaikan informasi/ceritera tentang MIPA
kepada peserta didik tetapi betul-betul membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan
prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam MIPA dengan kata lain, guru MIPA
hendaknya dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu sendiri
melalui kegiatan pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman-
temannya dan sebagainya. Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan
peserta didik. Ini akan besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dari
pengajaran MIPA. Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak segan
mengakui keterbatasan pengetahuannya tentang hal-hal tertentu kepda peserta didik tanpa
mengabaikan tanggungjawabnya membantu mereka menemukan jawaban terhadap
persoalan-persoalan yang diajukan.
E. Pengaruh dan Peranan Pendidikan MIPA dalam Kehidupan
Pendidikan MIPA dapat memberikan sumbangan positif atau pengaruh positif bagi
kehidupan sehari-hari namun pendidikan MIPA juga dapat membawa pengaruh negatif
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut:
1. Kerusakan Lingkungan,
Dengan hadirnya pendidikan MIPA yang dapat memfasilitasi siswa dalam
membangun ide-ide atau konsep yang lebih maju (IPTEK) sangat mempengaruhi
kehidupan sehari-hari, misalnya kerusakan lingkungan. Kemajuan IPTEK
mendorong manusia menguras sumber daya alam. Akibatnya hutan semakin
berkurang, air tercemar, udara menjadi kotor bahkan lapisan ozon menjadi tipis. Agar
keseimbangan kehidupan tetap terpelihara, maka penggunaan teknologi dalam

8
pembangunan harus menggunakan pola penggunaan teknologi yang memperhatikan
lingkungan, baik lingkungan biotik maupun abiotik.
3. Meningkatkan tingkat kemalasan
Adanya ledakan teknologi yang mempengaruhi hampir seluruh aspek
kehidupan dan pengembangan sumber daya manusia membuat sebagian manusia lupa
dan mulai bermalas-malasan. Dengan teknologi, membosankan perhitungan yang
mudah dilakukan atau hal-hal yang sebenarnya kita telah mengetahuinya. Secara tidak
langsung kita telah diperbudak atau bahkan bisa dikatakan bahwa kita merupakan
bagian dari hal tersebut, yang bisa membuat pemikiran kita menjadi tumpul akibat
kekurang-asahan kita dalam melatih ingatan dan pemikiran
4. Rekayasa Genetika
Bayi tabung memerlukan beberapa buah pemikiran dan pertimbangan
mengenai voetus yang hidup di dalam tabung. Pada waktu pembuahan terjadi, di
dalam tabung hidup lebih dari satu voetus. dari sekian voetus yang hidup hanya satu
voetus dimasukkan ke dalam rahim sedangkan voetus yang lainnya dibunuh.
Masalahnya disini adalah voetus disejajarkan dengan benih hewan sedangkan
menurut para ahli, voetus merupakan satu pribadi benih manusia. Walaupun hal ini
memberikan hal positif bagi yang membutuhkan misalnya dengan terbentuknya anak
melalui tabung tersebut akan tetapi terkadang terjadi masalah-masalah bahkan
penyakit baru baik itu bagi anak maupun ibu yang mengandung.

Pendidikan MIPA juga memiliki peranan yang sangatlah penting dalam kehidupan sehari-
hari diantaranya yaitu:

a. Sebagai sarana pendidikan


Pendidikan MIPA merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan kreatifitas
termasuk mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah (problem
solving). Seperti halnya teknologi membantu kita menghitung sesuatu yang rumit
yang kita tidak sanggup, begitu pula kita dengan mudah mengetahui dan bahkan
mendapatkan informasi-informasi tentang keadaan dunia maupun hal-hal yang baru.
b. Sebagai alat untuk memasuki berbagai bidang profesi
Pengetahuan dan keterampilan ilmu sains memungkinkan kita dapat memasuki
berbagai bidang profesi, namun demikian tanpa dibarengi dengan pengembangan
kreativitas pribadi maka keterampilan itu sendiri menjadi tidak berarti dan tidak

9
menjamin dengan sendirinya masa depan yang cerah atau adanya pengembangan
karir pribadi yang pasti.
c. Sebagai Fasilitas
d. Pendidikan MIPA dapat memfasilitasi siswa membangun ide-ide atau konsep yang
lebih maju (IPTEK) dan sebagainya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakekat Pendidikan yang dikemukakan para ahli beraneka ragam antara pendapat
yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan tujuan
falsafah yang melandasinya. Hakikat pendidikan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Menurut Agus Taufiq, dkk (2011: 1.3) pendidikan setidak-
tidaknya memiliki ciri sebagai berikut:
a. Pendidikan merupakan proses mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-
bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat, dimana dia hidup.
b. Pendidikan merupakan proses sosial, dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) untuk
mencapai kompetensi sosial dan pertumbuhan individual secara optimum.
c. Pendidikan merupakan proses pengembangan pribadi atau watak manusia.
b. Hakekat MIPA ini murapakan ide-ide atau gagasa-gagasan yang dihasilkan oleh
pikiran-pikiran manusia yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja
tetapi juga berhubungan dengan ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta
isinya dan teknologi.

Pendidikan MIPA juga memiliki peranan yang sangatlah penting dalam kehidupan
sehari-hari diantaranya yaitu:

a. Sebagai sarana pendidikan


b. Sebagai alat untuk memasuki berbagai bidang profesi
c. Sebagai Fasilitas
d. Pendidikan MIPA dapat memfasilitasi siswa membangun ide-ide atau konsep yang
lebih maju (IPTEK) dan sebagainya.
B. Saran

10
Penulis makalah adalah manusia biasa serta menyadari bahwa makalah yang telah
dibuat masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Karna hal itu
penulis dengan lapang dada menerima semua masukan dari berbagai pihak serta sumber-
sumber yang membuat makalah jauh lebih baik dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Munib. 2004. Pengantar ilmu pendidikan. Semarang: UPT UNNES PRESS.

Agus, Taufik, dkk. 2011. Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas

Ally Abdullah, Drs.,Eny rahma, Ir, 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Barnadib, Imam. 2002. Filsafat Pendidikan.Yogyakarta: Adi Cita.

Kast, Fremont E. James dan Resenweig. 1962. Science Technology and Management. New
York: Mc. Grill Book.

Masnur Muslich. 2007. KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara

Muhammad Joko Susilo. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen


Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan: Pengambangan Standar Kompetensi dan


Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rasdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai