Formulasi Sediaan Deodoran Dalam Bentuk 2134afe7
Formulasi Sediaan Deodoran Dalam Bentuk 2134afe7
Formulasi Sediaan Deodoran Dalam Bentuk 2134afe7
1, Juni 2019
Sur-el : [email protected]
ABSTRAK
Aluminium sulfat dapat digunakan untuk penyumbatan saluran keringat dengan cara membentuk endapan
protein keringat, membentuk endapan keratin epidermis, membentuk infiltrat dinding saluran keringat. Sediaan
deodoran perlu dikembangkan karena bau badan menimbulkan masalah yang berefek fatal terhadap penampilan dan
pergaulan seseorang. Penelitian deodoran krim dibuat dari kombinasi aluminium sulfat dan minyak atsiri kayu
cendana (MAKC). Penelitian ini bertujuan untuk melihat sifat fisik, uji iritasi dan kenyamanan dari sediaan krim
Kombinasi Aluminium Sulfat dan MAKC. Penelitian ini diawali dengan formulasi krim dibuat dari kombinasi
aluminium sulfat dan MAKC dengan konsentrasi 4%. Krim dievaluasi sifat fisik dengan parameter daya sebar, daya
lekat, viskositas dan pH. Selain itu juga di evaluasi daya iritasi terhadap kulit menggunakan hewan uji kelinci albino
serta kenyamanan penggunaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik dengan taraf kepercayaan 95% untuk
mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa sifat
fisik dari respon (pH, daya sebar, daya lekat, viskositas). Hasil pH memiliki nilai p < 0,05. Hasil daya lekat memiliki
nilai p< 0,05 Hasil daya sebar memiliki nilai p< 0,05 Hasil nilai viskositas p> 0,05. Krim dengan kombinasi bahan
tersebut tidak mengiritasi pada kulit kelinci. Hasil aseptabilitas diperoleh sediaan yang nyaman digunakan.
Kata kunci : deodoran, aluminium sulfat, kayu cendana, uji iritasi, sifat fisik
ABSTRACT
Aluminum sulfate can be used for sweat duct blockage by forming sweat protein sediment, forming epidermis
keratin sediment, forming sweat duct wall infiltrate. Deodorant preparation needs to be developed because body
odor causes problems with fatal effect on someone’s appearance and interaction. The study aimed to see the
physical characteristics, irritation test, and comfort of Aluminum Sulfate and Sandalwood Essential Oil combination
cream preparation. The study was started with formulation of cream made of combination of aluminum sulfate and
sandalwood essential oil with concentration of 4%. The physical characteristics of the cream was evaluated with
parameters of spreading power, stickiness, viscosity, and pH. Besides that, the study also evaluated the irritability
on skin using albino rabbit as test animal and comfort of use. The date obtained were analyzed using statistics with
confidence level of 95% to investigate any significant difference between treatment groups. The result of analysis
showed the physical characteristics of response (pH, spreading power, stickiness, and viscosity). The result of pH
had value of p < 0.05. The result of stickiness had value of p < 0.05. The result of spreading power had value of p <
0.05. The result of viscosity had value of p > 0.05. The cream with combination of the materials did not irritate the
rabbit skin. The result of acceptability obtained preparation that was comfortable to use.
6
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 1, Juni 2019
berefek fatal terhadap penampilan dan menghasilkan bau kurang sedap (Rahayu, et
pergaulan sesorang. al., 2009).
Terdapat dua jenis kelenjar penghasil Salah satu parameter penting untuk
keringat yaitu kelenjar apokrin dan kelenjar diperhatikan dalam sediaan krim deodoran
ekrin. Kelenjar apokrin pada ketiak adalah apakah produk yang dihasilkan
mengandung sejumlah protein dan zat gula menimbulkan iritasi terhadap kulit atau tidak
yang nantinya diuraikan oleh bakteri sehingga dan sifat fisik sediaan. Iritasi pada kulit dapat
menghasilkan bau seperti amonia. Selain itu, disebabkan oleh beragam faktor diantaranya
kelenjar keringat di ketiak merupakan lama pemberian, luas area pemberian, tingkat
penghasil air yang cukup besar dan terdapat penetrasi dan ketoksikan dari bahan yang
pula bulu-bulu ketiak yang semakin diaplikasikan (Fatmawaty, et al., 2016). Iritasi
mempermudah dan memperluas aktivitas dapat terjadi setelah beberapa waktu dari
bakteri yang menghasilkan bau tidak sedap pengaplikasian sediaan, dengan gejala seperti
tersebut (Djuanda, 2008). Oleh karena itu, kulit mengering, terasa nyeri, mengalami
banyak masyarakat yang menggunakan perdarahan, dan pecah-pecah. Eritema atau
deodoran untuk menghilangkan bau tersebut. kemerahan yang terjadi pada kulit yang iritasi
Aluminium klorohidrat dan aluminium disebabkan karena terjadinya dilatasi
klorida pada umumnya digunakan sebagai zat pembuluh darah pada daerah yang teriritasi
aktif untuk sediaan antiperspiran karena tersebut, selain iritasi udema juga dapat
mempunyai sifat astringen dan antibakteri dan terjadi pada kulit yang teriritasi, yang dapat
mempunyai pH 4 yang tidak menyebabkan diamati dengan terjadinya perbesaran plasma
iritasi dan tidak merusak jaringan kulit yang membeku pada daerah yang terluka, dan
(POM, 1985) (Butler, 2000). dipercepat dengan adanya jaringan fibrosa
Pemanfaatan Santalum oil sebagai yang menutupi daerah tersebut (Irsan, et al.,
deodorant dapat diformulasikan dalam bentuk 2013). Optimasi perlu dilakukan untuk
sediaan krim. Bentuk yang digunakan ini mendapatkan sediaan dengan efek terbaik.
mudah menyebar merata, sangat praktis, Optimasi sediaan topikal dilakukan dengan
selain itu juga mudah di bersihkan atau dicuci menentukan batasan (goal) kriteria respon
dan cara kerjanya berlangsung dijaringan yang dikehendaki dengan range yang
setempat (Widodo, 2013). Deodoran memungkinkan untuk dicapai. Strategi
merupakan sediaan kosmetik yang dapat dilakukan melalui optimasi yang terkonsep,
menghentikan pengeluaran keringat yang baik menggunakan metode salah satunya
berlebih dan menghambat aktivitas bakteri simplex lattice design (SLD). Formula yang
untuk menguraikan keringat sehingga paling optimal adalah formula dengan nilai
desirability maksimum. Nilai desirability
7
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 1, Juni 2019
merupakan nilai fungsi untuk tujuan optimasi Fase minyak dan fase air dipanaskan dan
yang menunjukkan kemampuan program diaduk pada suhu 70oC secara terpisah dari
untuk memenuhi keinginan berdasarkan fase minyak hingga homogen. Setelah kedua
kriteria yang ditetapkan pada produk akhir. fase masing-masing telah homogen,
Nilai desirability yang semakin mendekati dilakukan pencampuran antara fase minyak
nilai 1,0 menunjukkan kemampuan program dan fase air hingga tercampur merata. Minyak
untuk menghasilkan produk yang dikehendaki atsiri kayu cendana akhir waktu pencampuran
semakin sempurna (Ramadhani, et al., 2017). karena minyak atsiri mudah menguap maka
Optimasi sediaan krim kombinasi aluminium ditambahkan setelah sistem emulsi terbentuk
sulfat dan MAKC dan evaluasi sifat fisik, (Billany, 2002).
daya iritasi, akseptabilitas dari krim perlu
Evaluasi Sifat Fisik deodoran krim dibuat
dilakukan untuk dapat menghasilkan sediaan
dari kombinasi aluminium sulfat dan
farmasi topikal dalam bentuk krim yang
minyak atsiri kayu cendana
efektif sebagai anti deodoran, tidak
Uji Daya Sebar
mengiritasi kulit, nyaman dipakai dan
Sebanyak 0,5 gr krim diletakkan diatas
memiliki sifat fisik baik.
kaca bulat yang berdiameter 15 cm, kaca
METODE PENELITIAN lainnya diletakkan diatasnya dan dibiarkan
selama 1 menit. Diameter sebar salep diukur.
Formulasi deodoran krim dibuat dari
Setelahnya, di atas krim ditambahkan 100 gr
kombinasi aluminium sulfat dan minyak
beban tambahan dan didiamkan selama 1
atsiri kayu cendana
menit lalu diukur diameter yang konstan
Formulasi deodoran krim dibuat dari
(Astuti, et al., 2010).
kombinasi aluminium sulfat dan minyak atsiri
Uji Daya Lekat
kayu cendana dibuat dengan cara
Sebanyak 0,5 g krim diletakkan di atas
memisahkan bahan-bahan yang digunakan
gelas obyek yang telah ditentukan luasnya.
menjadi dua bagian, yaitu bahan yang larut
Obyek gelas yang lain diletakkan di atas krim
fase minyak dan bahan yang larut fase air.
tersebut. Di atas ditambahkan beban 1 kg
Kemudian panaskan masing-masing kedua
selama 5 menit. Obyek gelas dipasang pada
fase tersebut. Bahan-bahan yang larut minyak
alat tes. Beban seberat 80 g dilepas. Waktu
yaitu vaselin album, setil alkohol dimasukkan
hingga kedua gelas obyek tersebut terlepas
ke dalam cawan porselen untuk dipanaskan
dicatat. Prosedur diulangi sebanyak 5 kali
dan diaduk hingga homogen. Pada fase air
untuk masing-masing tipe krim (Rahmawati,
yaitu natrium lauril sulfat, tawas,
et al., 2010)
propilenglikol, metilparaben, propilparaben,
aquadest juga dipanaskan seperti fase minyak.
8
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 1, Juni 2019
9
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 1, Juni 2019
Tabel 1. Formulasi sediaan deodoran krim dibuat dari kombinasi aluminium sulfat dan
minyak atsiri kayu cendana
Bahan Komposisi
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
Minyak asiri kayu 4 4 4 4 4 4 4 4
Tawas 15 15 15 15 15 15 15 15
Vaselin album 10 30 20 25 15 20 30 10
Na lauril sulfat 2,5 0,5 1,5 1 2 1,5 0,5 2,5
Propilenglikol 18 18 18 18 18 18 18 18
Setil alcohol 4 4 4 4 4 4 4 4
Metil paraben 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Profil paraben 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18
Aquadest 46,3 28,3 37,3 32,8 41,8 37,3 28,3 46,3
Total 100 100 100 100 100 100 100 100
Keterangan: F = Formula
Desirability = 0,812
Solution 1 out of 21
Gambar 1. Uji sifat fisik sediaan deodoran Krim minyak atsiri kayu cendana dianalisa
menggunakan software design expert versi 11.
Data yang diperoleh dari uji sifat fisik menunjukkan nilai desirability tertinggi
sediaan krim deodoran dianalisa (mendekati nilai 1) dari 21 formula yang
menggunakan software design expert versi 11 disarankan oleh software design expert
(trial). Hasil optimasi disajikan pada sebesar 0,812 dengan perbandingan
gambar 1.
Gambar tersebut menunjukkan nilai
Tabel 2. Variasi formula sediaan krim
desirability maksimum yang didapatkan pada For- Daya Daya pH Visko-
mula sebar lekat sitas
dari ke-8 formula adalah 0,812. Dari 21
F1 4.725 0.79 4.1 2300
solution yang disajikan, dipilih perbandingan F2 3.3 0.66 4.1 1380
F3 3.425 1.19 4 3790
komposisi na. lauril sulfat dan vaselin sebesar
F4 3.625 5.5 4 4900
SLS 1,5 dan vaselin 20 %. F5 5.525 1.31 4.1 4700
F6 5.895 0.53 4.1 2172
Hasil optimasi formula sediaan deodoran
F7 3.375 1 3.9 3184
krim kombinasi alumunium sulfat dan MAKC F8 4.05 2.1 4 2374
10
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 1, Juni 2019
Tabel 3. Formula optimum deodoran krim Uji daya sebar pada krim dilakukan untuk
dibuat dari kombinasi aluminium melihat kemampuan menyebar pada kulit.
sulfat dan MAKC
Bahan Konsentrasi Hasil daya sebar Krim pada penelitian ini
MAKC 4 dapat dilihat pada gambar 3. Syarat daya
Tawas 15
Vaselin album 20 sebar untuk sediaan topikal adalah 5-7 cm2
Na lauril sulfat 1,5 (Garg, et al., 2002), pada penelitian ini daya
Propilenglikol 18
Setil alcohol 4 sebar yang diperoleh belum memenuhi syarat
Metil paraben 0,02 yang di tentukan. Pada formula optimum
Profil paraben 0,18
Aquadest 37,3 didapatkan daya sebar 4,01 cm2 dan kontrol
positif 4,53 cm2. Pada pengujian statistik data
konsentrasi natrium lauril sulfat 1,5 dan tidak terdistribusi normal dan homogen
vaselin album 20% Nilai desirability semakin dengan uji Mann whitney p=0,008, jadi
mendekati nilai 1 menunjukkan bahwa p<0,5. Hal ini berarti ada perbedaan
program tersebut mampu menghasilkan signifikan antara formula optimum dengan
produk yang dikehendaki semakin sempurna. kontrol positif.
Tujuan optimasi bukanlah memperoleh nilai Untuk melihat kemampuan krim dalam
desirability 1, tetapi mencari konsentrasi melekat pada kulit perlu diuji daya lekat.
terbaik yang mempertemukan semua fungsi Hasil uji daya lekat pada penelitian ini dapat
dan tujuan (Raissi dan Farzani, 2009). dilihat pada gambar 4. Syarat untuk sediaan
topikal tidak kurang dari 4 detik (Ulaen, et al.,
Pengujian Sifat Fisik Formula Optimum
2012). Pada penelitian ini daya lekat belum
krim
11
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 1, Juni 2019
5
4
Gambar 3 . Diagram daya sebar krim kombinasi aluminium sulfat dan MAKC
4
Waktu (detik)
0
k- k+ optimum
Krim kombinasi aluminium sulfat dan MAKC
Gambar 4. Diagram daya lekat krim kombinasi aluminium sulfat dan MAKC
4,8
4,7
4,6
4,5
pH
4,4
4,3
4,2
4,1
4
k- k+ optimum
krim kombinasi aluminium sulfat dan MAKC
memenuhi dari ketentuan yang ada. Nilai berarti ada perbedaan yang bermakna dengan
daya lekat formula optimum 1,558 detik. kontrol positif.
Pada pengujian statistik data tidak Untuk pengujian pH sediaan kulit
terdistribusi normal dan homogen dengan uji hendaknya dipilih sediaan yang memiliki pH
dengan uji Mann whitney p= 0,008, p<0,5 yang kurang lebih mirip dengan pH kulit
sehingga tidak mudah mengiritasi kulit. Yaitu
12
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 1, Juni 2019
Tabel 4. Hasil Perhitungan Indeks Iritasi Untuk pengujian viskositas sediaan topikal
Kelompok Uji Indeks Iritasi 2000-50000 Cp (SNI, 1996). Nilai viskositas
Tanpa Pemberian 0
Minyak atsiri 0 formula optimumnya yaitu 28285,2 Cp. Pada
Basis 0 penelitian ini viskositas memenuhi
Formula optimum 0
persyaratan. Pada pengujian statistik data
terdistribusi normal dan homogen dengan uji
antara 4,5-6,5 (Tranggono & Latifah, 2007).
dengan anova p= 0,593, p > 0,5 berarti tidak
Nilai pH formula optimumnya yaitu 4.4.
ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol
Hasil uji di tunjukkan pada gambar 4. Pada
positif. Profil viskositas krim ditunjukkan
penelitian ini pH memenuhi pH normal kulit.
pada gambar 6.
Pada pengujian statistik data tidak
Hasil uji iritasi seperti yang disajikan pada
terdistribusi normal dan homogen dengan uji
tabel 4. Dapat dilihat dari hasil bahwa sediaan
dengan uji Mann whitney p= 0,008, p<0,5
Krim tidak menimbulkan iritasi.
berarti ada perbedaan yang bermakna dengan
Hasil aseptabilitas diperoleh skor sebesar
kontrol positif.
28900
28800
28700
28600
viskositas
28500
28400
28300
28200
28100
28000
k- k+ optimum
Krim kombinasi aluminium sulfat dan MAKC
8,8
8,6
8,4
8,2
akseptabilitas
8
7,8
7,6
7,4
7,2
7
6,8
kelembutan kemudahan aroma warna homogen
pengolesan
krim kombinasi aluminium sulfat dan MAKC
13
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 1, Juni 2019
8,3 untuk kelembutan ketika dioleskan, skor Hasil Fermentasi Bunga Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.) dengan Variasi Konsentrasi
8,6 untuk kemudahan saat pengolesan, skor
Emulgator Novemer Pada Kulit Kelinci
8.3 untuk aroma sediaan yang dihasilkan, (Oryctalagus cuniculus). Journal of
Pharmaceutical and Medicinal Sciences,
skor 7.4 untuk warna sediaan, dan skor 8.4
1(2), 62-65.
untuk homogenitas dari krim deodorant Garg, A. D., Aggarwal, S. G., & Sigla, A. K.
(2002). Spreading of Semisolid
kombinasi alumunium sulfat dan minyak
Formulation: An Update.
cendana. Irsan, M. A., Manggav, E., Pakki, & Usmar.
(2013). Uji Iritasi Krim Antioksidan
TERIMAKASIH Ekstrak Biji Lengkeng (Euphoria Longana
Stend) Pada Kulit Kelinci (Oryctolagus
Penelitian ini terlaksana atas dana internal Cuniculus). Majalah Farmasi dan
Unissula tahun anggaran 2017/2018. Farmakologi, 2(17), 55-60.
Naibaho, D. H., Yamkan, V. Y., Weni, &
Wiyono. (2013). Pengaruh Basis Salep
KESIMPULAN Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Daun Kemangi (Ocinum sanchum L.) Pada
Kulit Punggung Kelinci yang Dibuat
formula optimum krim deodoran yang dibuat Infeksi Staphylococcus Aureus. Jurnal
dari kombinasi aluminium sulfat dan minyak Ilmiah Farmasi UNSRAT, II(2).
POM, D. (1985). Formularium Kosmetika
atsiri kayu cendana memiliki daya lekat 1.558 Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan
detik, daya sebar 4.01 cm , pH 4,4 dan nilai RI.
Rahayu, S., Sherley, & Indrawati, S. (2009).
viskositasnya adalah 28285,2 cP. Krim Deodorant-antiperspirant. Jakarta:
tersebut tidak menimbulkan iritasi dan Naturakos IV BPOM RI.
Rahmawati, D., Sukmawati, A., &
memberikan kenyamanan saat digunakan. Indrayudha, P. (2010). Formulasi Krim
Minyak Atsiri Rimpang Temu Giring
DAFTAR PUSTAKA (Curcuma heyneana): Uji Sifat Fisik dan
Daya Antijamur Terhadap Candida
Astuti, I. Y., Hartanti, D., & Aminiati, A. Albicans Secara In Vitro. Majalah Obat
(2010). Peningkatan Aktivitas Atijamur Tradisional, 2(15), 56-63.
Candida ALbicans Salep Minyak Atsiri Ramadhani, R. A., Riyadi, H. S., Triwibowo,
Daun Sirih (Piper bettle Linn.) Melalui B., & Kusumaningtyas, R. D. (2017).
Pembentukan Kompleks Inklusi Dengan Review Pemanfaatan Design Expert Untuk
Beta-siklodekstrin. Majalah Obat Optimasi Komposisi Campuran Minyak
Tradisional, 15, 94-99. Nabati Sebagai Bahan Baku Sintesis
Billany, M. R. (2002). Emulsion in Aulton Biodiesel . J. Tek. Kim. Ling, I(1), 11-16.
M.E., Pharmaceutics: The Science of Saryanti, D., & Izzatun, N. Z. (2017).
Dosage Form Design. England: Churchill Optimasi Karbopol dan Gliserol Sebagai
Livingstone. Basis Gel Antiseptik Tangan Ekstrak
Butler, H. (2000). Poucher's Perfumes, Etanol Daun Ceremai (phyllantus acidus
Cosmetics and Soaps (10 ed.). Britain: L.) dengan Metode SimplexLattice Design.
Kluwer Academic Publishers. Journal of Pharmaceutical Sciencce and
Djuanda, A. (2008). Dermatitis Seboroik, Clinical Research(2), 35-43.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Tranggono, R. I., & Latifah, F. (2007). Buku
Kedokteran Universitas Indonesia (5 ed.). Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Fatmawaty, A., Manggau, M. A., Tayeb, R.,
& Adawiah, R. (2016). Uji Iritasi Krim
14
ad-Dawaa’J.Pharm.Sci. Vol. 2 No. 1, Juni 2019
15