Periode Tiga Kimyeahh
Periode Tiga Kimyeahh
Periode Tiga Kimyeahh
Disusun oleh :
Kelompok 8
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah kimia ini dengan judul “Unsur
Periode Ketiga”. Makalah ini, disusun guna memenuhi tugas Kimia.
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan agar siswa - siswi dapat lebih meningkatkan
pengetahuan tentang unsur – unsur kimia khususnya unsur periode ketiga, dan pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan perolehan hasil belajar.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A
(golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat
dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan
sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit
dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini
mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau
paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang
dimiliki unsur-unsur tersebut.Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron
pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur periode tiga adalah unsur-unsur pada baris (atau periode) ketiga tabel periodik. Tabel
periodik disusun dalam baris-baris untuk menggambarkan keberulangan tren (periodik) sifat
kimia unsur-unsur seiring kenaikan nomor atom: baris baru dimulai ketika tabel periodik
melompati suatu baris dan perilaku kimia mulai berulang, artinya unsur-unsur dengan sifat yang
sama jatuh pada kolom yang sama. Periode ketiga terdiri dari delapan unsur: Natrium (Na),
Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon
(Ar). Dua pertama, Natrium dan Magnesium, adalah anggota blok-s tabel periodik, sementara
lainnya adalah anggota blok-p. Perlu dicatat bahwa sudah ada subkulit 3d, tetapi belum terisi
hingga periode 4, hal semacam ini memberi bentuk karakteristik pada tabel periodik "dua baris
dalam satu waktu". Seluruh unsur periode 3 terdapat di alam dan memiliki setidaknya satu isotop
stabil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja anggota (unsur-unsur) dari periode tiga?
2. Bagaimana kelimpahan unsur- unsur periode tiga di alam?
3. Bagaimana sifat fisik dari unsur-unsur periode tiga?
4. Bagaimana sifat kimia dari unsur- unsur periode tiga?
5. Bagaimana cara pembuatan unsur- unsur periode tiga?
6. Apa manfaat dan dampak penggunaan unsur- unsur periode tiga?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui anggota (unsur-unsur) dari periode tiga
2. Mengetahui kelimpahan dan sumber unsur- unsur periode tiga
3. Mengetahui sifat fisik dari unsur-unsur periode tiga
4. Mengetahui dan sifat kimia unsur- unsur periode tiga
5. Mengetahui cara pembuatan unsur- unsur periode tiga
6. Mengetahui manfaaat dan dampak penggunaan unsur- unsur periode tiga
7.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain dari garam NaCl, logam Na juga dapat diperoleh dari oksidasinya seperti Na2O atau
dari mineralnya yaitu kriolit (Na3AlF6).
2. Magnesium
Di alam magnesium ditemukan di dalam air laut dan dalam bentuk mineral-mineralnya.
Mineral magnesium yang banyak terdapat di alam yaotu dolomit (CaCO3.MgCO3) dan
karnalit (KCL.MgCl2.6H2O). Selain dalam bentuk mineral, magnesium dapat ditemukan
dalam bentuk garam sulfatnya yaitu MgSO4 dan oksidanya (MgO).
3. Alumunium
Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat
(KalSi3O6) dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan murni
dikenal dengan tanah liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium silikat kurang
disebut tanah liat.
Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam bentuk
oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai bentuk, diantaranya
sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang sangat kasar. Batu kasar ini dikenal
dengan baukasit.
4. Silikon
Dialam silikon ditemukan dalam bentuk mineral. Mineral-mineral silikon yang banyak
ditemukan diantaranya ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2), kaoulin (Al2O3.SiO2.2H2O), atau
albit (Na2O.Al2O3.6SiO2). selain sebagai mineral juga dapat ditemukan sebagai silikat atau
sebagai silikon dioksida (SiO2). Senyawa silikon dioksida dapat ditemui dalam berbagai
bentuk diantaranya pasir kuarsa dan sebagai batu-batuan seperti akik dan opal. Tanah liat
yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik juga mengandung silikon.
Sementara itu, senyawa silikon yang berasal dari jasad renik misalnya tanah diatome.
5. Fosfor
Dialam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas melainkan dalam bentuk
senyawa. Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk mineral-mineral apatit seperti
Ca9(PO4)6.CaF2, Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2. Selain itu fosfor juga
ditemukan dalam mineral fosforit seperti Ca3(PO4)2. Dalam jasad hidup, fosfor dapat kita
jumpai dalam putih telur, tulang, dan fosfolipid. Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan
tersebut sebagai senyawa fosfat berperan penting dalam DNA dan pembentukan membran.
Selain itu sennyawa fosfat juga terdapat dalam tanah pertanian.
6. Belerang
Unsur belerang mudah ditemukan, baik dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa.
Dalam bentuk unsur bebas, belerang banyak terdapat di dekat kawah gunung berapi dan ada
sebagian yang berada di dalam tanah. Di indonesia, unsur belerang banyak ditemukan di
daerah Dieng. Sementara itu, dalam bentuk senyawa, belerang dapat ditemukan sebagai
sulfida dan sulfat. Sulfida yang banyak ditemukan yaitu timbal glans (PbS), seng blende
(ZnS), tembaga kis (CuS), dan yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa sulfat,
belerang ditemukan dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4), barium sulfat (BaSO4), dan
magnesium sulfat (MgSO4). Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagai sulfida dan
sulfat belerang dapat juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun putih telur dan tanah
pertanian.
7. Klorin
Unsur klorin merupakan salah satu unsur periode ketiga yang bersifat sangat reaktif. Oleh
karena itu, unsur klorin jarang terdapat dalam keadaan bebas di alam, melainkan dalam
bentuk senyawa ion dengan logam-logam. Unsur klorin berbentuk molekul diatomik dan
berwujud gas. Contohnya natrium klorida (NaCl) dalam air laut.
8. Argon
Argon ditemukan pertama kali oleh Lord Rayleigh dan William Ramsay. merupakan gas
yang tidak bewarna dan berasa yang keluar dari gunung berapi dan ± 0,93% terdapat diudara.
Argon bersifat tidak reaktif seperti halnya gas mulia yang lain. Argon dapat diperoleh dengan
cara memaskan udarea dengan CaC2. Terdapat sekitar 1% argon di atmosfer. Terbentuk di
atmosfer sebagai akibat dari proses sinar kosmik.
3. Sifat Fisik Unsur-Unsur Periode Tiga
Data sifat periodik unsur-unsur periode tiga :
Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Nomor atom 11 12 13 14 15 16 17 18
Elektron valensi 35 352 3523p1 352p32 3523p3 3523p4 3523p5 3523p6
Jari-jari atom 1,86 1,60 1,43 1,17 1,10 1,04 0,99 0,97
Energi 495,8 737,7 577,6 786,4 1011,7 999,6 1251,1 1520,4
ionisasi(Kj/ma)
Berdasarkan tabel tersebut, kita dapat mengetahui bahwa dari kiri ke kanan, jumlah
elektron valensi semakin banyak, sedangkan jumlah kulitnya tetap. Akibatnya, jari-jari atom
semakin kecil sehingga semakin sukar melepaskan elektron (ionisasinya semakin besar). Harga
keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar dan sebaliknya, harga
keelektropositifan semakin kecil. Unsur Na, Mg, Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar
karena unsur-unsur tersebut memiliki harga (t.l) dan (t.d) di atas suhu ruangan (di atas 250C).
Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki (t.l) dan (t.d) di bawah suhu ruangan.
Dalam periode ketiga, letak logam disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na
>Mg> Al. Jadi Na paling reaktif.
4. Sifat Kimia Unsur-Unsur Periode Tiga
Unsur – unsur periode ketiga memiliki keteraturan sifat secara berurutan dari kiri ke kanan
sebagai berikut :
a. Sifat Pereduksi dan Sifat Pengoksidasi
Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsur - unsur periode ke tiga
ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.
Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
c. Sifat Asam-Basa
Sifat asam berkaitan dengan sifat non logam,sedangkan sifat basa berkaitan dengan logam. Sifat
basa atau sifat asam dari suatu unsur bergantung pada konfigurasi electron dan harga ionisasi
unsur - unsur tersebut.
Sifat Basa
Dari kiri ke kanan, unsur - unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi yang semakin besar
sehingga semakin sukar melepas electron. Penyebabnya electron Dari unsur tersebut akan kurang
tertarik kea rah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk membentuk ion OH menjadi
berkurang.
Contoh :
M – OH→ M+ + OH-
Jadi, dari kiri kekanan sifat basa usnur periode ketiga semakin lemah.
Sifat Asam
Energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar sehingga semakin mudah
menarik electron dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kana sifat asam unsur periode ketiga
semakin kuat.
Contoh :
M – OH →MO- + H+
Senyawa asam unsur periode ketiga, yaitu : asam siukat (H2SiO3) asam fosfat (H3DO4) asam
sinfat (H2SO4) dan asam paklorat (HCO4). Senyawa H2SiO3 merupakan asam sangat lemah
sehingga mudah terurai menjadi senyawa SiO2 dan H2O.
5. Cara Pembuatan Unsur-Unsur Periode Tiga
a. Natrium
Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl. Prosesnya disebut proses Downs,
yaitu dengan menambah 58% CaCl2 dan KF pada elektrolisis lelehan NaCL.
Tujuan penambahan untuk menurunkan titik lebur NaCl hingga mencapai 550 °C.
Reaksi : NaCl(l) Na+ + Cl-
Katode : Na+ + e- Na
Anode : 2 Cl Cl2 + 2 e-
Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium disimpan dalam
minyak tanah.
b. Magnesium
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara mengektrolisis lelehan MgCl2
dengan elektrode karbon. Reaksi elektrolisis tersebut sebagai berikut:
MgCl2 Mg2+ +2Cl-
Katode: Mg2+ + 2e- Mg
Anode: 2Cl- Cl2 + 2e- +
MgCl2 Mg + Cl2
c. Alumuinium
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan
aluminium oksida. Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886,
sehingga prosesnya dikenal dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa
bauksit yang dicampur dengan oksida-oksida lain seperti besi oksida, dan silikon
oksida.
Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah memperoleh
aluminium oksida dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat
untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat lain yang ada dalam bauksit. Selanjutnya,
larutan yang dihasilkan ditambahkan asam agar terbentuk endapan (Al(OH)3).
Kemudian, endapan Al(OH)3 dipanaskan agar agar terurai menjadi Al2O3 murni.
Leburan aluminium oksida yang diperoleh di elektrolisis.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain.
Material ini memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan
yang terjadi lebih kecil kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk
dari kreolit. Oleh karenanya lelehan aluminium yang terdapat di dsar sel lebih
mudah dipisahkan dari kelebihan campuran antara Al2O3 dengan material
penurunan suhu.
d. Silikon
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi
ini dilakukan dalam tungku pembakaran listrik dengan batang karbon atau
kalsium karbida (CaC2). Didalam tungku ini, batang karbon di aliri alur listrik
hingga berpijar sehingga kristal SiO2 tereduksi. Reaksi yang terjadi adalah
SiO2(S) + 2C(s) T Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara
memanaskan silikon tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu
tinggi dengan menggunakan pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang terjadi:
SiCl4 + 2H2 Si + 4HCl
e. Fosfor
a. Pembuatan fosfor putih
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan
kimia ini awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir
kemudian mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat
mengeluarkan cahaya, sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor
putih. Caranya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada
suhu 1.300oC dalam tungku pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi
kemudian dikondensasikan di dalam air sebagai molekul P4.
Reaksi utama terjadi adalah:
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C 6CaSiO3 + 10CO + P4
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal
fosfor putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar
dan menghasilkan gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam
air.
b. Pembuatan fosfor merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam
keadaan murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan
Pb. Namun, fosfor merah sulit diperoleh dalam keadaan murni.
f. Belerang
a. Cara Frasch
Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan oleh seorang ahli mesin
Amerika yaitu H. Frasch pada tahun 1890. Pengolahan belerang dengan cara
Frasch dilakukan untuk mengambil belerang cair dari dalam tanah. Caranya, tanah
yang mengandung belerang di bor menggunakan bor yang terdiri atas pipa-pipa
yang mempunyai diameter berbeda dan disusun secara simetris.
b. Cara Clause
Pengolahan belerang dengan cara Clause menggunakan bahan baku gas asam
sulfida (H2S). Gas H2S dapat diperoleh dari hasil pembakaran kokas. Prosesnya,
gas H2S dioksidasikan dengan oksigen agar menghasilkan gas SO2. Gas SO2
yang dihasilkan dicampurkan dengan sebagian gas H2S sehingga dihasilkan
belerang cair.
H2S + 3/2 O2 SO2 + H2O H= -123,9 Kkal
SO2 + 2H2S 3S + 2H2O H= -34,2 Kkal
g. Klorin
a. Elektrolisis larutan garam dapur
Dalam perdagangan, klorin diproduksi secara besar-besaran dengan proses
elektrolisis larutan garam dapur. Proses ini menggunakan anode grafit dan katode
raksa. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode (-): 2Cl- Cl2 + 2e-
Anode (+): 2H2O +2e- 2OH- +H2 +
2Cl- + 2H2O Cl2 + 2OH- + H2
3.1 Kesimpulan
masing-masing unsur tersebut di alam berbeda-beda prosentasenya. Memiliki sifat fisik dan
kimia yang berbeda sesuai dengan masing-masing karakteristik yang dimiliki. Membutuhkan
cara-cara pembuatan yang berbeda. Pada unsur golongan III A yaitu Boron , Aluminium,
Gallium, Indium, dan Thalium. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A umumnya dapat
bereaksi dengan udara, air, asam, unsur-unsur halogen membentuk senyawa. Unsur-unsur dari
logam utama golongan III A di alam tidak ditemukan dalam bentuk unsur melainkan dalam
bentuk senyawanya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa proses yang digunakan untuk dapat
mengisolasi unsur tersebut dari senyawanya. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A dan
senyawanya memiliki kegunaan masing-masing dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri.
DAFTAR PUSTAKA