Pertemuan 2 Puyuh
Pertemuan 2 Puyuh
Pertemuan 2 Puyuh
Pendahuluan
Sebagai salah satu jenis unggas, maka Burung Puyuh memang tidak populer dibandingkan
dengan jenis unggas lainnya (Ayam Ras Pedaging/Petelur, itik ). Akan tetapi sebenarnya
Burung Puyuh mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan, karena puyuh
menghasilkan pangan yang tinggi nilai gizinya dan dapat membantu penyediaan sebagian
protein hewani yang dibutuhkan dalam makanan kita sehari-hari. Selain meningkatkan
kesejahteraan keluarga, pemeliharaan puyuh juga efektif untuk menambah penghasilan.
Pertimbangan untuk memelihara puyuh didasarkan pada kebutuhan modal usaha
pemeliharaan yang digunakan relatif kecil, dapat dipelihara dalam lingkup rumah tangga,
waktu pemeliharaannya pendek (6 minggu mulai bertelur), relatif tahan terhadap serangan
penyakit, serta produksi daging dan telurnya tinggi.
Subhanallah, burung yang daging, telur, bulu bahkan kotorannya bermanfaat bagi kehidupan
manusia ini ternyata yang disebutkan SALWA dalam al-Quran. Kitab Suci ini menyebutnya
sebanyak tiga kali, di antaranya dalam surah al-A`raf 160: َوأَنزَ ْلنَا َعلَ ْي ِه ُم ْال َم َّن َوالس َّْل َوىdan Kami
turunkan kepada mereka manna dan salwa . “Kami menurunkan kepadamu mann dan salwa
(mann ialah sejenis madu sedangkan salwa ialah sejenis burung puyuh) makanlah (makanan)
yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu” (Q.S Al-Baqarah ;57)
Selama ini kata al-Salwa diterjemahkan secara fonologis ke dalam bahasa Indonesia dengan
menghilangkan partikel takrif al-. Ternyata beberapa orang baru mengetahui bahwa al-Salwa
itu ternyata burung puyuh, setelah Pak Slamet Wuryadi R, pemilik Slamet Quali Farm (SQF),
di Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat mengkonfirmasi benar-tidaknya bahwa burung puyuh
tersebut adalah al-Salwa.
Burung puyuh ini adalah makanan pilihan Allah SWT yang diturunkan kepada Bani Israil
pada zaman Nabi Musa a.s, yang diturunkan bersama mann, embun yang rasanya manis
seperti madu. Entah saking lezatnya atau apa, Google Translator menerjemahkan al-mann
wa al-salwa dengan “makanan dari sorga”. Subhanallah. Selain telur dan dagingnya,
kotorannya berguna sebagai pupuk organik.
b.Coturnix chinensis
Di Indonesia, puyuh Coturnix chinensis dinamakan Puyuh pepekoh. Tubuhnya mungil
karena panjangnya hanya 15 cm. Puyuh jantan berwarna hitam pada bagian tenggorokannya
dan terdapat garis lebar berwarna putih. Perutnya berwarna coklat dan pada bagian sisi dada
kiri dan kanan badannya terdapat bulu yang berwarna abu-abu kebiruan. Oleh karena itu jenis
puyuh ini dinamakan blue brested quail. Pada bagian punggung berwarna coklat bercampur
abu-abu dengan garis putih kehitaman. Di bagian samping kepala dan dada, pinggul serta
bawah ekor berwarna biri. Kakinya berwarna kuning, matanya coklat dan paruhnya hitam.
Puyuh betina berwarna lebih muda yaitu coklat muda pada bagian muka, dada dan perut
dengan garis kehitaman. Pada bagian kerongkongannya berwarna keputih-putihan. Suaranya
seperti peluit ”Tir”Tir”Tir”….”Tir.
c.Arborophila javanica
Di Indonesia puyuh Arborophila javanica dikenal dengan nama puyuh gonggong jawa.
Puyuh ini berukuran sedang, panjangnya sekitar 25 cm. Bulunya berwarna kemerah-merahan
dan pada bagian kepalanya terdapat tanda berbentuk cincin yang berwarna hitam. Ekornya
melengkung ke bawah dan berwarna keabu-abuan. Sayap berwarna kecoklatan dengan totol-
totol hitam dan pada perut bagian bawah berwarna coklat kemerahan. Mata dan kakinya
berwarna merah, sedangkan paruhnya berwarna hitam. Suaranya seperti kereta api yang
terdengar keras dan monoton.
d.Rollulus roulroul
Puyuh Rollulus roulroul tergolong puyuh hias. Badannya berbentuk bulat dan panjangnya
mencapai 25 cm. Jenis puyuh ini dapat ditemukan di hutan-hutan Kalimantan, Sumatra,
Malaysia dan Thailand. Puyuh Jantan mempunyai jambul berbentuk mahkota yang berwarna
merah, tetapi pada pangkalnya berwarna putih. Itulah sebabnya puyuh ini dinamakan puyuh
mahkota. Matanya merah dan dikumis hitam yang mencuat ke atas. Paruhnya pendek
berwarna merah dan pada bagian ujungnya berwarna hitam. Bulu badannya berwarna hijau
dengan warna kebiru-biruan pada ekor, punggung, dada dan perut. Lehernya berwarna biru
tua kehitaman, sedangkan sayapnya berwarna coklat bercampur coklat kehitaman. Kakinya
berwarna merah tua. Puyuh betina tidak mempunyai mahkota. Seperti pada puyuh jantan,
mata puyuh betina berwarna merah dan dilingkari warna merah terang. Bulu badannya dari
leher hingga ekor berwarna hijau dengan sayap berwarna kecoklatan. Paruhnya berwarna
hitam. Baik jantan maupun betina mempunyai suara seperti siulan menlengking.
1.6. Manfaat
Manfaat Pemeliharaan Burung Puyuh, antara lain :
1. Menghasilkan telur Konsumsi
2. Telur puyuh mengandung 13,6% protein (ayam 12,7%),lemak 8,24% (ayam 11,3%).
3. Menghasilkan daging
4. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
5. Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan
sebagai pupuk tanaman.
4) Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan
tempat obat-obatan
Kesimpulan dari Persiapan Sarana dan Peralatan terdiri dari :
a.Fasilitas-fasilitas pokok yang dibutuhkan antara lain :
Rumah induk
Kandang pembesaran
Kandang teluran
b.Fasilitas-fasilitas pendukungnya antara lain :
Tempat minum pembesaran
Nampan untuk pakan pembesaran
Sambungan listrik untuk rumah induk dan kandang pembesaran
Lampu-lampu
Paralon-paralon untuk makan dan minum di kandang teluran
Ember minum, ember pakan, ciduk, dll
Tampungan air jika diperlukan.
c.Fasilitas tambahannya, yaitu septik tank untuk pembuangan kotoran.
B. Bibit
1) Peyiapan Bibit : Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan.
Secara umum cara pemilihan bakalan sama dengan pemilihan bakalan pada ayam atau itik,
yaitu dipilih berdasarkan kemampuan induknya. Parameter yang dilihat yaitu kemampuan
produksi, kemampuan untuk tumbuh, serta penampilan eksterior. Penampilan eksterior dilihat
dari masing-masing individu dengan indikasi sehat, tidak cacat dan lincah.
Ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat
atau bebas dari karier penyakit. Puyuh ketam adalah jenis puyuh dengan warna bulu
pada punggung hitam bintik putih.
Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran
Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina jenis ketam
yang baik produksi telurnya (Kemampuan bertelurnya cukup tinggi yaitu sekitar 300
butir per tahun) dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar
dapat menjamin telur tetas yang baik. Awal bertelur puyuh terjadi pada umur 50 hari
dengan lama penetasan 16-18 hari.
C. Pakan : Pada keadaan aslinya, makanan burung puyuh adalah biji-bijian, daun-daunan
dan serangga. Pada pemeliharaan secara intensif maka makanan harus tersedia lengkap.
Makanan puyuh diberikan secara ad libitum dengan kandungan energi metabolis sekitar 2900
kkal/kg dan diperkirakan konsumsi untuk puyuh dewasa 20 gr/ hari.Fase starter (0-3 minggu)
kandungan PK 24-28 %, Fase Grower (3-7 minggu) kandungan PK 20 %Fase Layer ( setelah
umur 50 hari – 8 bulan) kandungan PK ± 24 %Sebagai potong, (setelah 8 bulan), maka PK ±
20 %.
Pemberian Pakan : Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil mematuk
temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum
puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa
diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada
anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
D. Pemeliharaan Kesehatan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif : Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan
puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini
mungkin
2. Pengontrolan Penyakit : Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada
tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai
dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry
Shoup
3. Pemberian Vaksinasi dan Obat: Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis
separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau
air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala
sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan
(Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh
6.Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan
hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai
7.Aspergillosis
Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai
keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan
lingkungan sekitarnya
8.Cacingan
Penyebab: sanitasi yang buruk. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya
F. PANEN
a. Hasil Utama
Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah
produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
b. Hasil Tambahan
Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu
puyuh.
G. PASCAPANEN
a. Pemasaran
Secara umum, para petani dan peternak di Indonesia cukup mumpuni dalam berproduksi.
Yang menjadi kendala kemudian ialah kurang atau tidak adanya pemasaran. Berdasarkan
Artikel di Majalah Trubus, Bahwa di Negara Thailand ada kementrian pemasaran hasil-hasil
pertanian, sehingga petani sebagai prosuden tidak lagi khawatir kalau sampai tidak bisa
memasarkan hasil pertaniannya dengan keuntungan yang sesuai. Negara Indonesia sebagai
negara agraris yang lebih luas daripada Thailand barangkali dalam Departemen Pertaniannya
ada juga bagian yang mengurusi masalah pemasaran hasil-hasil pertanian. Namun sampai
saat ini belum ada realitas yang maksimal dari bagian pemasaran tersebut, khususnya yang
membela kepentingan para peternak kecil dan menengah. Dalam usaha burung puyuh petelur,
pada umumnya pemasaran hasil dilakukan dengan jalan Pola Kemitraan antara Peternak
sebagai plasma dan Pelaku Pemasaran sebagai inti.
b. Kuliner
Keluarga burung puyuh termasuk jenis burung yang sering dimakan. Burung puyuh sering
dimasak ala Prancis. Daging burung puyuh juga biasa ditemukan pada masakan Malta,
Portugis, dan India. Burung puyuh umumnya dimakan bersama dengan tulangnya karena
mudah dikunyah dan karena ukurannya yang kecil sangat menyulitkan untuk mengeliminasi
tulang dari dagingnya. Telur burung puyuh juga merupakan makanan yang lezat. Seringkali
mereka dimakan mentah bersama sushi dan umum ditemukan pada menu makan siang
Jepang. Di Kolombia, telur burung puyuh rebus digunakan untuk pelengkap hot dog dan
hamburger. Di Filipina, telur burung puyuh yang direbus dan dicelup dengan saus lalu
digoreng dengan banyak minyak adalah jajanan lokal yang populer.
Telur burung puyuh dipercaya memiliki kolesterol yang tinggi, namun penelitian
menunjukkan bahwa kandungan kolesterol yang terdapat pada telur burung puyuh adalah
sama dengan telur ayam. Aneka makanan berbahan dasar dari Telur Puyuh, antara lain :
Cara membuatnya: Goreng telur puyuh rebus dan sisihkan. Tumis bawang merah dan putih di
minyak sisa menggoreng telur hingga harum. Masukkan kembali telur dan tambahkan
sayurannya. Aduk hingga rata. Masukkan kaldu ayam, dan beri garam dan merica. Masak
hingga kuah mendidih dan angkat. (sumber: resepmasakanindonesia)
Keadaan puyuh:
a. Jumlah anak 2000 ekor (jantan dan betina)
b. Resiko mati 5%, sisa 1900
c. Resiko kelamin 15% jantan, 85% betina
d. Setelah 2 bulan harga puyuh bibit betina dan jantan
e. Penjualan puyuh bibit umur 2 bulan
Keadaan puyuh:
a. Mulai umur 1,5 bulan puyuh bertelur setiap hari rata-rata 85%, ∑ telur …… butir
b. Hasil telur
c. Puyuh betina bibit
d. Puyuh jantan bibit
e. Puyuh jantan afkiran
6) Pendapatan
a. Hasil telur (0,5 bulan)
b. Hasil puyuh afkir
c. Hasil jantan afkir
d. Hasil jantan afkir (2 bln)
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suharno, Nazaruddin, 1994. Ternak Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nugroho, Drh. Mayen, 1981. Beternak burung puyuh. Fakultas Kedokteran Hewan dan
Peternakan, Universitas Udayana.
Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari. 1992. Puyuh, Tatalaksana Budidaya secara
komersil. Penebar Swadaya, Jakarta.
Muhammad Rasyaf, Ir. 1995. Memelihara burung puyuh. Penerbit Kanisius (Anggota
KAPPI), Yogyakarta.
Wahyuning Dyah Evitadewi dkk. 1985. Beternak burung puyuh dan Pemeliharaan secara
komersil. Penerbit Aneka Ilmu Semarang
Umpan Balik
1. Mengapa Usaha Budidaya Burung Puyuh cenderung untuk tujuan Produksi telur
daripada untuk produksi daging. Jelaskan !.
2. Bagaimanakah cara membedakan Burung Puyuh Jantan dengan Betina !.
3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan lantai kandang sistem Litter.
4. Mengapa ukuran tinggi kandang pada Burung Puyuh harus mendapat perhatian yang
serius. (Ukuran tinggi kandang yang ideal ± 40 cm).
5. Mengapa Kandungan Protein Kasar (PK) pada pemeliharaan Burung Puyuh fase
Grower lebih rendah dibandingkan dengan fase pemeliharaan yang lain. (Fase starter
PK 24-28%, Grower PK 20 % dan Layer PK 24 %).
6. Dalam pemeliharaan burung Puyuh harus memperhatikan aspek Breeding, Feeding
dan Manajemen. Jelaskan keterkaitan ketiga hal tersebut khususnya pada Pembibitan
Burung Puyuh !.