Coc KB Bu Sri Sulami
Coc KB Bu Sri Sulami
Coc KB Bu Sri Sulami
Disusun oleh :
Sri Sulami
2019080199
1
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 2019080199
Hari : …………………..
Tanggal : …………………..
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan
Persalinan Pada Ny “O” Usia 31 Tahun Akseptor KB Suntik 3 Bulan Di PMB
Caecilia Winarsih, Gadang - Malang. Dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas
bantuan semua pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan
terima kasih tak lupa saya sampaikan dengan hormat kepada :
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes,.M.M, selaku Ketua STIKES Husada
Jombang.
2. Zeny Fatmawati, SST. M. Ph, selaku kaprodi profesi bidan STIKES
Husada Jombang.
3. Hj. Wiwiek Hariyati. S.ST.M.MKes, selaku Preceptor Klinik
4. Dwi Retnowati, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb selaku Preceptor Akademik
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan
kebidanan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga
asuhan kebidanan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
Mahasiswa STIKES Husada Jombang pada khususnya.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido dan densitas tulang.
(Rusmini dkk, 2017)
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuaan Umum
Untuk memenuhi tugas praktek klinik kebidanan dalam meberikan
asuhan kebidanan keluarga berencana
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk mengembangkan pola pikir dan pola ilmiah ke dalam proses
asuhan kebidanan dan penulisan asuhan kebidanan diharapkan
penulis mampu:
a. Melaksanakan pengkajian data pada akseptor KB suntik 3
bulan
b. Mengidentifikasi masalah
c. Mengidentifikasi diagnose potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas masalah
f. Melaksanakan rencana asuhan
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang telah dilaksanakan
1.3 METODE PENGUMPULAN DATA
1.3.1 Anamnese
Data yang digunakan berasal dari tanya jawab
1.3.2 Pengamatan
Data diperoleh dari pengamatan lagsung petugas terhadap pasien
1.3.3 Studi Kasus
Data yang digunakan berasal dari kasus yang benar- benar terjadi.
5
1.2 Tujuan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Keluarga berencana
2.1 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian data
3.2 Identifikasi diagnose masalah
3.3 Identifikasi diagnosa masalah potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera
3.5 Melaksanakan asuhan menyeluruh (intervensi)
3.6 Melaksanakan perencanaan
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAN V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
6
BAB II
KONSEP DASAR
2. Tujuan KB
Menurut Styaningrum (2015) tuuan KB yaitu :
1. Meningkatkan keseahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluaraga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui
pengendalian kelahiraan dan pengendalian pertumbuhan
penduduk
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas sumber daya manusia
yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga
7
2.1.2 Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Menurut Rusmini dkk (2017), kontrasepsi adalah menghindari
atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
2. Syarat Kontrasepsi
Menurut Handayani (2010), syarat kontrasepsi adalah :
a. Aman pemakaiannya dan dipercaya.
b. Tidak ada efek samping yang merugikan.
c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
e. Tidak memerlukan bantuan medis atau control yang ketat
selama pemakaian.
f. Cara penggunaan sederhana atau tidak rumit.
g. Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat.
h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
3. Efektifitas Kontrasepsi
Efektifitas kontrasepsi yang digunakan bergantung pada
kesesuaian pengguna dengan intruksi. Perbedaan keberhasilan
juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak
konsisten) dan penggunaan sempurna yang mengikuti semua
intruksi dengan benar dan tepat. (Nugraha dan Utama, 2014)
4. Faktor-faktor yang berperan dalam pemilihan kontrasepsi
Menurut Proverawati (2010), faktor yang berperan dalam
pemilihan kontrasepsi adalah:
a. Faktor pasangan dan motivasi
1) Umur.
2) Gaya hidup.
3) Frekuensi senggama.
4) Jumlah keluarga yang diinginkan.
5) Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu.
b. Faktor kesehatan
8
1) Status kesehatan.
2) Riwayat haid.
3) Riwayat keluarga.
4) Pemeriksaan fisik dan panggul.
c. Faktor metode kontrasepsi
1) Efektifitas.
2) Efek samping.
3) Biaya.
5. Macam-macam kontrasepsi
Menurut Rusmini dkk (2017), macam-macam kontrasepsi adalah
sebagai berikut :
a. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat
1) Senggama terputus.
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana
traditional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminya
dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga
sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan
dapat dicegah.
2) Pantang berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada
masa subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya
ovulasi (waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi).
b. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat
a. Kondom
Adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat
dari berbagai bahan diantaranya lateks(karet),
plastic(vinil), atau bahan alami(produksi hewani) yang
dipasang pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom
wanita) pada saat berhubungan seksual.
b. Diafragma Diafragma adalah kap berbentuk bulat
cembung terbuat dari karet yang diinsersikan ke dalam
9
vagina sebelum melakukan hubungan seksual dan
menutup serviks.
c. Metode kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal (pil KB, suntik, implant).
d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) atau yang biasa disebut dengan Intra
Uterin Device (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukan
ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri
dari plastik.
e. Metode kontrasepsi mantap (kontap)
a) Pada wanita : Tubektomi, pemotongan atau pengikatan
saluran pembawa sel telur ke rahim
b) Pada pria : Vasektomi, mengikat atau memotong saluran
mani.
2.1.3 Kontrasepsi Suntik
1. Pengertian
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang
berisi hormon progesterone yang disuntikan ke dalam tubuh
wanita secara periodic (Irianto, 2012)
2. Jenis kontrasepsi suntik
Menurut Rusmini dkk (2017), jenis-jenis kontrasepsi suntik yang
sering digunakan di Indonesia antara lain:
a. Suntikan/1 bulan, contoh : Cyclofem
b. Suntikan/3 bulan, contoh : Depo Medroksi Progesteron
Asetat, (DMPA), Depo Noretisteron Enantat (Depo
Noristerat).
3. Efektivitas Kontrasepsi suntik
Kedua kontrasepsi tersebut mempunyai efektivitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per perempuan per tahun, asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan. (Affandi dkk, 2012)
10
4. Mekanisme kerja Menurut Rusmini dkk (2017) mekanisme kerja
dari kontrasepsi suntik adalah :
a. Mencegah ovulasi.
b. Mengentalkan lendir serviks dan menjadi sedikit sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
c. Menjadikan selaput lendir Rahim tipis.
d. Menghambat transportasi gamet dan tuba.
e. Mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk
implementasi hasil konsepsi.
5. Keuntungan dan kelebihan
Berikut adalah keuntungan kontrasepsi suntik menurut Rusmini
dkk (2017)
a. Sangat efektif.
b. Mencegah kehamilan jangka panjang.
c. Tidak memiliki pengaruh pada ASI.
d. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
e. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai
menopouse.
f. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik
g. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
h. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
6. Kerugian dan efek samping
Kerugian dan efek samping dari kontrasepsi suntik menurut
Rusmini dkk (2017) adalah :
a. Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau
memanjang 2) Perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting,
tidak haid sama sekali.
b. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.
c. Kenaikan BB.
d. Keputihan.
e. Perubahan libido
11
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
g. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang.
h. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan
kepadatan tulang (densitas)
i. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan
emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
2.1.4 Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxi Progesteron Asetat)
1. Pengertian
Depoprovera mengandung 150 mg DMPA. Yang diberikan
setiap 3 bulan dengan cara disuntikan intramuskuler (IM) di
daerah bokong. (Rusmini dkk, 2017).
2. Mekanisme kerja kontrasepsi suntikan 3 bulan
a. Mencegah ovulasi, bekerja dengan menghalangi
pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum.
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma, karena sperma sulit
menembus kanalis sevikalis.
c. Perubahan pada endometrium sehingga implantasi
terganggu.
d. Menghambat transportasi gamet karena terjadi perubahan
peristaltic tuba falopi (Marmi,2015).
3. Pengaruh hormon progesteron terhadap metabolisme
tubuh
Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus
menstruasi dan ovulasi. Saat wanita mengalami ovulasi,
hormon progesteron akan membantu mempersiapkan lapisan
bagian dalam rahim atau endometrium untuk menerima sel
telur yang telah dibuahi oleh sperma. Meski berperan penting,
12
namun terkadang hormon ini memicu rasa tidak nyaman.
Misalnya, dua minggu sebelum menstruasi, hormon ini
mungkin akan menyebabkan perut terasa kembung, nyeri pada
payudara dan munculnya jerawat serta perubahan emosional.
Progesteron mengubah endometrium ke tahap sekretorinya
untuk mempersiapkan rahim untuk implantasi. Pada saat yang
sama progesteron mempengaruhi epitel vagina dan lendir
serviks , menjadikannya tebal dan tidak dapat ditembus oleh
sperma. Progesteron anti- mitogenik dalam sel epitel
endometrium, dan karenanya, mengurangi efek tropis estrogen
Jika kehamilan tidak terjadi, kadar progesteron akan menurun,
menyebabkan manusia mengalami menstruasi . Pendarahan
menstruasi yang normal adalah perdarahan penarikan
progesteron. Jika ovulasi tidak terjadi dan corpus luteum tidak
berkembang, kadar progesteron mungkin rendah, yang
menyebabkan perdarahan uterus disfungsional yang anovulasi.
Selama implantasi dan kehamilan , progesteron tampaknya
mengurangi respons imun ibu untuk memungkinkan
penerimaan kehamilan. Progesteron mengurangi kontraktilitas
otot polos uterus. Selain itu progesteron menghambat laktasi
selama kehamilan. Penurunan kadar progesteron setelah
melahirkan adalah salah satu pemicu produksi susu. Penurunan
kadar progesteron mungkin merupakan salah satu langkah
yang memfasilitasi timbulnya persalinan .
4. Efektivitas kontrasepsi suntik 3 bulan
Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas tinggi yaitu
0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal
penyuntikanya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan, tingginya minat pemakaian alat kontrasepsi
ini karena murah, aman, sederhana, efektif dan dapat dipakai
pada pasca persalianan (Marmi,2015).
5. Keuntungan
13
Keuntungan dari kontrasepsi suntik 3 bulan menurut Affandi
dkk (2012), yaitu :
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d. Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan
pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f. Sedikit efek samping.
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai
perimenopause.
h. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik.
i. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
j. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
6. Keterbatasan
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang.
2) Perdarahan yang banyak atau sedikit.
3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting)
4) Tidak haid sama sekali
b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan(harus kembali untuk suntik).
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikut.
d. Penambahan berat badan ±2 kg merupakan hal biasa.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
14
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian. Ini terjadi karena belum habisnya pelepasan
obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
g. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan
jangka panjang.
h. Penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang (densitas).
i. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan
emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat. (Affandi dkk,
2012)
7. Indikasi
Menurut Rusmini dkk (2017) indikasi dari kontrasepsi suntik 3
bulan adalah :
a. Usia reproduksi.
b. Nulipara dan telah memiliki anak.
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e. Setelah abortus atau keguguran.
f. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
g. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung
esterogen.
h. Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan
barbiturate) atau
i. Obat tuberculosis (rifampisin).
j. Tekanan darah <180/110 mmhg, dengan masalah
gangguan pembekuan.
k. Darah, anemia bulan sabit dan anemia defisiensi besi.
8. Kontraindikasi
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
15
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi (peningkatan libido,
kulit dan kulit kepala berminyak, ruam dan pruritus,
edema. (Rusmini dkk, 2017)
9. Efek samping dan penatalaksanaannya
Menurut Sri Handayani (2010), berikut adalah efek samping
dan penatalaksanaan dari kontrasepsi suntik 3 bulan.
a. Amenorrhea
1) Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu.
Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam
rahim.
2) Bila terjadi kehamilan, hentikan penyuntikan.
3) Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
4) Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan
perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6
bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga
rujuk ke klinik.
b. Perdarahan hebat atau tidak teratur
1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering terjadi,
tetapi hal ini bukanlah masalah yang serius dan
biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien
tidak mau menerima perdarahan tersebut dan ingin
melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2
pilihan pengobatan:
2) 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg
etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hr
untuk 5 hari) atau obat sejenis lain untuk mencegah
inflamasi. Jelaskan bahwa setelah pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan. Dan
ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi /hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1
siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 µg
16
etinilesstradiol atau 1,25 mg esterogen equin
konjugasi untuk 14-21 hari.
3) Keputihan
Informasikan penyebab keputihan karena efek
progesterone yang mempermudah pertumbuhan jamur
di dalam vagina dan menimbulkan keputihan, tetaplah
menjaga kebersihan daerah kemaluan. Jika disertai
rasa gatal , cairan berwarna kuning kehijauan atau
berbau tidak sedap dapat diberikan pengobatan antis-
nikotik per-vaginam selama 14 hari. Jika pemberian
antisnikotik tidak menolong dan keputihan terus
berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan
sementara.
4) Perubahan libido
Penurunan libido terjadi karena keadaan vagina yang
kering yang disebabkan oleh efek progesterone itu
sendiri. Jika penurunan libido ini mengganggu
keharmonisan rumah tangga dianjurkan untuk ganti
cara kontrasepsi non hormonal. Bagi yang mengalami
peningkatan libido beri motivasi serta berusaha
melakukan control diri supaya keharmonisan keluarga
tetap terjaga.
5) Pertambahan atau kehilangan BB
Infomasikan bahwa kenaikan atau penurunan BB
sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan
perubahan berat badan apakah terlalu mencolok, bila
berat badan berlebihan, hentikan suntikan
dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
17
2.2 KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
A. INTERPRETASI DATA
Pengkajian meliputi nomor register, tempat pengkajian, waktu
pengkajian, dan siapa yang melakukan pengkajian. Pengkajian data
meliputi data subjektif dan data objektif.
Data Subyektif
Pengkajian meliputi nomor register, tempat pengkajian, waktu
pengkajian, dan siapa yang melakukan pengkajian. Pengkajian data
meliputi data subjektif dan data objektif.
1. Biodata
a. Nama ibu dan suami
Untuk dapat mengenal dan memanggil nama ibu dan untuk
mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
b. Umur
Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah >20 tahun dan <35 tahun.
c. Agama
Berhubungan dengan perawatan penderita yang berkaitan dengan
ketentuan agama.
d. Suku bangsa
Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi
perilaku kesehatan.
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
f. Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar
nasehat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk
mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan, seperti bekerja
di pabrik rokok, percetakan, dan lain-lain.
18
g. Alamat
Untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal ibu sehingga dapat
menemukan factor resiko. Serta sebagai pembeda antar klien.
2. Alasan datang
Menanyakan alasan kedatangan ibu
3. Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan.
4. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus, lama mentruasi, banyaknya ganti
pembalut dalam sehari, teratur atau tidak, sifat darah dan keluhan-
keluhan yang dirasakan pada waktu mentruasi. (Sulistyawati, 2014).
Juga digunakan untuk mengetahui apakah ibu mengalami kelainan
atau gangguan reproduksi atau tidak. (Varney dkk, 2007).
5. Riwayat Kesehatan
Mengkaji kondisi kesehatan dan untuk mengetahui penyakit yang
diderita dahulu seperti jantung, asma, TBC, hipertensi, diabetes, PMS,
HIV/AIDS. (Sulistyawati, 2014).
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji dengan penyakit yang menurun atau menular yang dapat
mempengaruhi kesehatan akseptor kontrasepsi. Sehingga dapat
diketahui penyakit keturunan misalnya hipertensi, jantung, asma, baik
dari pihak istri maupun pihak suami. (Astuti, 2012)
7. Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan klien, usia nikah pertama kali,
dan lamanya perkawinan. Hal ini dikaji untuk mengetahui apakah ibu
sudah menikah atau belum.
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil konsepsi
terakhir (abortus, lahir hidup, penolong persalinan, apakah anaknya
masih hidup, dan apakah dalam kesehatan yang baik), apakah ada
komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas
sebelumnya. (Hidayat, 2013).
19
9. Riwayat KB
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil konsepsi
terakhir (abortus, lahir hidup, penolong persalinan, apakah anaknya
masih hidup, dan apakah dalam kesehatan yang baik), apakah ada
komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas
sebelumnya. (Hidayat, 2013).
10. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak pola nutrisi pada pasien dengan
mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada pasien
b. Pola Istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama
ibu tidur malam hari.
c. Pola Eliminasi
Untuk mengetahui BAB dan BAK berapa kali sehari warna dan
konsistensi.
d. Pola Aktivitas
Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah atau
adanya nyeri akibat penyakit-penyakit yang dialaminya.
e. Pola Seksual
Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan akseptor dalam
hubungan seksual.
f. Personal Hygine
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas, serta ganti baju,
ganti celana dalam serta ganti pembalut setidaknya 2 kali sehari.
11. Riwayat Psikologi
Data psikologis ini untuk mengetahui keadaan psikologis pasien
ketika mengunakan alat kontrasepsi
20
Data Objektif
Yang termasuk dalam komponen-komponen pengkajian data objektif ini
adalah :
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara umum. Keadaan ibu baik/
tidak
b. Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran pada ibu.
c. Temperatur / suhu
Mengetahui suhu badan pasien, suhu badan normal 36°C -37,5°C
(Sulistyawati, 2014).
d. Nadi dan pernafasan
Nadi berkisar antara 60-80x/menit. Pernafasan harus berada
dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 16-20x/menit.
e. Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu berkisar antara 100/80- 130-90
mmHg
f. Berat badan
Mengetahui berat badan pasien apakah bertambah atau tidak
g. Tinggi Badan
Untuk mengetahui tinggi badan
2. Pemeriksaan fisik
Rambut : hitam, tidak rontok
Muka : adanya oedema atau tidak, pucat atau tidak
Mata : warna sklera dan konjungtiva, refleks pupil
Hidung : secret, cuping hidung
Mulut : stomatitis atau tidak, ada caries gigi atau tidak
Leher : pemeriksaan kelenjar tiroid, vena jugularis
Payudara : apakah ada benjolan pada payudara atau tidak dan
apakah simestris kanan dan kiri dan pada axila adakah pembesaran
getah bening
21
Abdomen : apakah ada jaringan perut atau bekas operasi
adakah nyeri tekan serta adanya massa dengan cara palpasi.
Genetalia : untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-
tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar bartholini, dan
perdarahan
Ekstremitas : pemeriksaan varises
3. Pemeriksaan Inspekulo
Pemeriksaan inspekulo dilakukan untuk mengetahui atau mencari
sumber perdarahan, apakah terdapat lesi pada portio atau servik.
(Depkes RI, 2016).
4. Pemeriksaan Laboratorium
Digunakan data untuk mengetahui kondisi pasien sebagai data
penunjang. Dengan dilakukan pemeriksaan Hb (Sulistyawati, 2014)
B. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.Data tersebut di interpretasikan sehingga dapat dirumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik
Diagnosa : P____AB___ umur __tahun akseptor KB___ dengan___
Subjektif : Data berasal dari semua keluhan ibu yang mendukung
diagnose dan masalah
Objektif : Data berasal dari pemeriksaan yang dilakukan yang
mendukung diagnose
22
D. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan. Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara
mandiri, segera kolaborasi atau bersifat rujukan. (Sulistyawati dan
Nugraheny, 2010)
G. EVALUASI
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan
melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan
bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan untuk untuk
mengetahui keaktifan dan keberhasilan intervensi dari asuhan yang
diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
24
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dikelurganya tidak ada riwayat penyakit menurun
seperti hipertensi, DM dan riwayat penyakit menular seperti hepatitis,
TBC dan HIV/AIDS..
8. Riwayat Obstetri
Ibu mengatakan telah memiliki 2 anak. Anak pertama berusia 7 tahun,
anak ke 2 berusia 44 hari. Tidak ada komplikasi pada kehamilan,
persalinan ataupun masa nifas yang lalu
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
yaitu sebelum kelahiran anak keduanya.
10. Pola Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi
Ibu mengatakan makan sehari 3 kali, porsi sedang (nasi, lauk) dan
minum ± 6 gelas air putih
b. Eliminasi
Ibu mengatakan BAK ± 4-5 kali sehari warna putih kekuningan dan
BAB 1 kali sehari dengan tekstur normal
c. Aktivitas
Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga
d. Istirahat
Ibu mengatakan tidak tidur siang, tidur malam ± 7 jam.
e. Personal hygine
Ib1 mengatakan mandi satu kali sehari, keramas 3x/ mgg, sikat gigi
2x/ hr, ganti pakaian 2x /hr dan mengganti pentylener 2-3 x/ hr
11. Riwayat Psikologi
a. Ibu mengatakan bahagia telah dikaruniai 1 orang anak
b. Ibu mengatkan suaminya mendukung ibu untuk menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
25
Keadaan Umum : Baik
Kesad aran : Composmentis
TTV : TD : 110/80 mmHg
Nadi : 81 kali/ menit
Suhu : 36,7 ˚C
RR : 20 kali/ menit
Berat Badan : 59
Tinggi Badan : 157 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Muka : Tidak odema, dan tidak pucat
Kepala : Rambut tidak rontok, berwarna hitam
Mata : Skera berwarna merah muda, konjungtiva tidak
pucat
Mulut : Tidak stomatitis, bibir tidak pecah- pecah dan tidak
pucat.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena
jugularis, dan kelenjar limfe
Payudara : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan.
Abdomen : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan, tidak teraba ballotment, tidak ada luka
bekas operasi
Ekstremitas : Tidak terdapat odema dan varises, simetris, gerak
aktif
Genetalia : Tidak ada tanda-tanda infeksi, varices, pembesaran
kelenjar bartholini, dan perdarahan, tidak ada
hemoroid
26
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Ibu mengatakan telah selesai masa niifas 44 hari
Do : Kesadaran Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/80kg
Nadi : 81 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 ˚C
Genetalia : Tidak ada tanda-tanda infeksi,
varices, pembesaran kelenjar
bartholini, dan perdarahan,
tidak ada hemoroid
27
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Menjelaskan konsep KB suntik 3 bulan
3. Memberikan KB suntik 3 bulan
4. Memberikan KIE tentang vulva hygine
5. Memberitahu ibu tentang kunjungan ulang
4.4 IMPLEMENTASI
Tanggal : 18 Januari 2021 Pukul : 18.45
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal
TTV TD : 110/80 mmHg BB : 60 kg
N : 81 x/ menit
S : 36,7 ˚C
RR : 20 x/ menit
2. Menjelaskan tentang konsep KB suntik 3 bulan yaitu KB suntik 3 bulan
adalah jenis KB yang mengandung hormon progesteron, diberikan injeksi
secara IM sekali dalam 3 bulan. Adapun efek samping dari KB suntik 3
bulan yaitu pusing, amenore, keputihan, spooting/perdarahan dan
penambahan BB.
3. Memberikan KB suntik 3 bulan (DMPA) pada ibu melalui injeksi IM di
4. Memberikan KIE kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan area
genitalnya yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada vulva,
yaitu membersihkan vulva dari depan kebelakang menggunakan air bersih
dan menghindari agar tidak lembab, dengan mengeringkan selalu vulva
setelah BAK maupun BAB. Dan tetap menjaga pola penggunaan
pantylener yaitu dengan mengganti pantylener 3 sampai 4 kali/ hr agar
terjaga kebersihanya dan terhindar dari iritasi dan infeksi
5. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang.
5.4 EVALUASI
Tanggal : 2 Desember 2020 Pukul : 18.30WIB
1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan
2. Ibu mengerti dengan penjelasan tentang konsep KB suntik 3 bulan
3. Ibu sudah diberi suntikan KB 3 bulan
28
4. Ibu mengerti dan akan melaksanakan anjuran untuk tetap
menjagakebersihan area genitalnya
5. Ibu sudah mengetahui jadwal kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
29
pernafasan 20 kali/menit, suhu 36,7 ˚C, yang menandakan masih dalam batas
normal.
Efek samping dari KB 3 bulan yaitu amenorea, pendarahan, keputihan,
penurunan libido dan peningkatan berat badan. Pada Ny O ditemukan efek
sampingnya yaitu penambahan berat badan, kenaikan berat badan pada Ny O
yaitu 7 kg. Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi atau keadaan abnormal pada ibu.
Dari analisa didapatkan diagnose bahwa Ny.”O” usia 24 akseptor lama dengan
kb suntik 3 bulan diberikan penatalaksanaan sebagai berikut menjelaskan hasil
pemeriksaan, menjelaskan konsep kb suntik 3 bulan, memberian suntikan KB
suntik 3 bulan, memberikan KIE tentang vulva hygine, dan memberitahu ibu
untuk melakukan kunjungan ulang. Hasil evaluasi menyatakan bahwa ibu
mengerti tentang KIE dan anjuran yang diberikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Asuhan Keluarga Berencana Pada Ny “O” P2002 Ab000 akseptor KB
suntik 3 bulan datang ke PMB Caecilia Winarsih untuk melakukan suntik KB
3 Bulan setelah masa nifasnya selesai. Diberi penatalaksanaan sesuai dengan
kebutuhan ibu yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberitahu ibu
tentang konsep kb suntuk 3 bulan, memberikan terapi suntik 3 bulan untuk
30
menjarangkan kehamilannya, memberikan KIE tentang vulva hygine, dan
memberitahu ibu tentang kunjungan selanjutnya.
5.2 SARAN
1. Untuk pasien
Pasien diharapkan untuk tetap menjaga kondisi kesehatnnya agar tetap
normal tidak terjadi komplikasi
2. Untuk mahasiswa
Diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan dengan baik dan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan
komunikasi dan pelayanan pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
31
Manuaba. 2016. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta :
EGC
32