SSK Manggarai Barat
SSK Manggarai Barat
SSK Manggarai Barat
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah menyelesaikan penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), selanjutnya Kelompok Kerja
(Pokja) Sanitasi Kabupaten Manggarai barat menyusun strategi pengembangan sanitasi yang
dituangkan di dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Strategi sanitasi Kabupaten (SSK)
Kabupaten Manggarai Barat merupakan suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan
strategi dalam pembangunan sektor sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten
dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi
dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan
berkelanjutan.
Secara Nasional melalui RPIJMN tahun 2015 pemenuhan akses sanitasi dasar bagi
penduduk Indonesia dengan target uneversal akses 100 persen termasuk air minum yang layak di
Kota dan Desa sudah memperoleh pelayanan sanitasi yang memadai .
Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah
perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, Pemerintah
mendorong kota dan kabupaten di Indonesia untuk menyusun Strategi Sanitasi Perkotaan atau
Kabupaten (SSK) yang memiliki prinsip:
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya
dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin
bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait.Bahan
buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa
bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau
cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertania n.
Kawasan dengan sanitasi yang buruk umumnya berada dikawasan kumuh, sebagian
besar masyarakat miskin perkotaan tidak memiliki kartu identitas (Kartu Tanda Penduduk) yang legal.
Kondisi ini menyebabkan akses masyarakat miskin perkotaan sangat rendah terhadap pelayanan
Pendahuluan I- 1
Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat 2015
publik. Akibatnya sarana sanitasi tidak memadahi baik dalam hal penyediaan air bersih, penyaluran air
limbah, pengelolaan persampahan maupun drainase lingkungan. Perkembangan kawasan perkotaan
dengan berbagai fungsi yang semakin komleks tidak sejalan dengan pembangunan sarana sanitasi.
Proses pemetaan kondisi sanitasi digunakan untuk memperoleh strategi yang tepat,
yang hasilnya dituangkan dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) yang dijadikan dasar dalam penyusunan
SSK.
Pendahuluan I- 2
Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat 2015
Pendahuluan I- 3
Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat 2015
Peta 1.1: Peta Administrasi Kabupaten Manggara i Baat dan Cakupan Wilayah Kajian
Pendahuluan I- 4
Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat 2015
Pendahuluan I- 5
Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat 2015
Wilayah cakupan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Manggarai Barat seluruh wilayah di
10 kecamatan dengan jumlah desa 169 desa/ kelurahan yang ditetapkan oleh POKJA berdasar area
berisiko yang dihasilkan dengan pertimbangan data Sekunder, Studi EHRA dan Persepsi SKPD
(dokumen Buku Putih Sanitasi). Sesuai dengan dokumen BPS Kabupaten Manggarai Barat dibedakan
menjadi area berisiko sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah, dengan batasan wilayah
desa/kelurahan.
Spesifik wilayah cakupan Strategi sanitasi Kota yaitu pada Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan
Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) berdasarkan RTRW Kabupaten Manggarai Barat.
1.4 Metodologi
Metode yang digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten dengan
menggunakan beberapa metode dan alat bantu secara bertahap untuk menghasilkan dokumen
perencanaan yang lengkap. Tahapan-tahapan penyusunan diantaranya :
Melakukan perencanaan target kondisi sanitasi kedepan yang dituangkan kedalam visi, misi
sanitasi dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten Manggarai Barat,
perumusan ini tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), RPIJMD, maupun dokumen perencanaan lainnya.
Menilai kesenjangan kondisi saat ini dengan target kondisi kedepan, analisis ini digunakan
untuk mendiskripsikan isu strategis dan kendala yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai
tujuan.
PROSEDUR PENYUSUNAN
Langkah-langkah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat , yaitu:
Pengkajian fakta sanitasi
Penyusunan visi misi sanitasi kota
Pendahuluan I- 6
Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat 2015
Secara umum prosedur penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat pada diagram di
bawah ini:
Pendahuluan I- 7
Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat 2015
ANALISA DATA
Analisa data dengan melakukan analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.
Analisa kualitatif dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapang
yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap program sanitasi serta kondisi sosial
ekonomi wilayah kajian. Hasil analisa berupa perbandingan kondisi riil dilapang yang diperoleh
dari pendapat berbagai stakeholder yang terlibat dalam pembangunan sanitasi di kabupaten
dengan kondisi ideal yang diperoleh dari kajian pustaka.
Analisa kuantitatif adalah analisis yang menggambarkan kondisi dalam bentuk proyeksi
angka-angka, analisis kekuatan dan kelemahan, ancaman dan peluang kedalam analisa
SWOT yang diberikan dalam bentuk skor dan bobot tentang sanitasi.
RENJA SKPD
- Tahapan Pencapaian Tahun Mendatang (Bab 2)
- Program Prioritas Tahun Mendatang (Bab 2)
- Prosentase Kebutuhan Pendanaan Sanitasi
Tahun Mendatang (Bab 5)
Pendahuluan I- 8
Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat 2015
DOKUMEN RENCANA
RPJPD
RPJMD
DOKUMEN ANGGARAN
diinternalisasikan
SSK RENSTRA SKPD
ke dalam
RKA - SKPD
APBD
DPA - SKPD
Pendahuluan I- 9
Strategi Sanitasi Kabupaten Manggarai Barat 2015
BAB II
Dalam rangka mewujudkan perubahan di bidang sanitasi dan setelah mengetahui kondisi
masyarakat dan sumber daya yang tersedia maka Kelompok Kerja Air Minum dan Lingkungan ( Pokja
AMPL) Kabupaten Manggarai Barat menetapkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi
Pembangunan Sanitasi.
1. Visi
Visi merupakan gambaran keadaan yang ingin dicapai di masa yang akan datang dan
menggambarkan arah yang ingin dituju Kabupaten Manggarai Barat selama lima tahun ke depan.
2. Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan, sebagai penjabaran visi yang
telah ditetapkan. Dalam mewujudkan visi tersebut maka Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat
menetapkan 4 (empat) Misi sebagai berikut :
Pokja AMPL Kabupaten Manggarai Barat telah merumuskan tujuan, indikator dan strategi
pengembangan Subsektor sanitasi baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang. Rumusan Visi dan Misi, tujuan, sasaran dan strategi sanitasi kabupaten Manggarai Barat
telah memperhatikan isu-isu strategis yang termuat dalam dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS). Tabel
di bawah ini, merupakan gambaran tentang Visi Sanitasi dan Misi per-subsektor sanitasi serta Visi dan
Misi Kabupaten Manggarai Barat yang tertuang dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMD) Kabupaten Manggarai Barat.
Isu strategis dan permasalahan mendesak, posisi pengelolaan sanitasi serta area berisiko
sanitasi di Kabupaten Manggarai Barat yang tertuang dalam Buku Putih Sanitasi sebagai hasil analisis
Pokja AMPL, akan menjadi salah satu dasar yang bersifat prioritas penanganan dalam penentuan
arah dan tahapan pengembangan sanitasi ke depannya.
Identifikasi sistem sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah serta perumusan program
dan kegiatan yang diusulkan, dirangkum dalam penetapan sistem dan zona sanitasi. Sistem sanitasi
adalah suatu proses multi-langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (air limbah)
ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Setiap tahapan disebut kelompok fungsional
karena memiliki teknologi sendiri-sendiri dengan pengelolaan spesifik, ditentukan berdasarkan
pentahapan implementasinya. Penentuan sistem sanitasi juga perlu mempertimbangkan berbagai
aspek, tidak hanya teknis tetapi juga kemampuan keuangan daerah, kelembagaan, regulasi serta
kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat setempat.
Berikut tahapan setiap sub sektor sanitasi termasuk sektor air bersih yang dijabarkan menurut
sistem, cakupan layanan serta target cakupan layanan dalam bentuk peta dan tabulasi.
Tahapan pengembangan air limbah domestik diarahkan pada penentuan zona dan sistem
sanitasi sub-sektor air limbah, yang terdiri atas zona I dengan sistem STBM dan MCK ++ IPAL (
komunal ), zona II dengan sistem onsite individual dan MCK Komunal dan zona III dengan sistem off
site terpusat medium / jangka panjang
Dari aspek cakupan layanan, kondisi eksisting pengembangan air limbah domestik di
Kabupaten Manggarai Barat, baru mencapai kisaran 33% (jamban sehat) dengan sistem on-site, baik
individual maupun komunal. Target cakupan layanan untuk jangka menengah, 5 tahun yang akan
datang direncanakan mencapai 95 %. Target menengah ini selanjutnya dijabarkan dalam target
cakupan layanan jangka pendek maupun jangka panjang. Stop BABs dalam konteks Kabupaten
Manggarai Barat diperkirakan baru dapat terealisasi dalam jangka panjang, dimana cakupan layanan
sanitasi pada sub sektor air limbah telah mencapai 100 %. Walaupun pada dasarnya, ketersediaan
sarana dan prasarana bukanlah jaminan tidak adanya BABs, tetapi diharapkan akan berbanding lurus
dengan meningkatkan PHBS yang merupakan aspek krusial yang sangat mengintervensi kebiasaan
BABS
Tahapan pengembangan air limbah domestik akan dijabarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.2. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Manggarai Barat
Tahapan pengembangan persampahan dibagi berdasarkan penentuan zona dan sistem sanitasi
sub-sektor persampahan sebagaimana peta berikut ini.
Tahapan pengembangan sanitasi sub sektor persampahan terdiri dari 3 (tiga) zona yang ditentukan
berdasarkan analisis spasial, pola penggunaan lahan serta kecenderungan pengembangan wilayah.
Zona-zona tersebut meliputi zona I (jangka menengah) dengan target peningkatan cakupan wilayah
layanan sebesar 80 % terutama di kawasan perkotaan (CBD), penyapuan jalan serta Praktik 3R; zona
II peningkatan layanan secukupnya dan Prakek 3R; zona III pengembangan sistem pengelolaan
sampah berbasis masyarakat dan Praktik 3R.
Wilayah Perdesaan
A Proentase Sampah yang - -
terangkut
1 Penanganan langsung (direct)
2 Penanganan tidak langsung
(indirect)
B Dikelola mandiri oleh masyarakat
atau belum terlayani
C 3R
Sumber : Analisis Pokja AMPL Kab. Manggara Barat, 2015
Tahapan pengembangan sanitasi sub sektor drainase di Kabupaten Manggarai Barat dibagi atas 2
(dua) zona, yakni zona I yang diarahkan menjadi prioritas penanganan jangka pendek-menengah
terhadap area kawasan kepemerintahan dan daerah genangan, dengan titik berat terutama pada
kawasan strategis dan cepat tumbuh (Kota Labuan Bajo ). Drainase tersebut umumnya bersifat
kolektor yang berhubungan langsung dengan badan air. Dalam konteks tahapan pengembangan
sanitasi, direncanakan akan menggunakan drainase dengan konstruksi perkerasan.
Zona II merupakan wilayah yang diarahkan pada pengembangan drainase untuk jangka
menengah-jangka panjang, baik yang ditujukan untuk penanganan area-area yang sering terjadi
genangan maupun yang memiliki potensi terjadinya genangan. Pengembangannya akan lebih
diarahkan pada jenis drainase tanpa perkerasan sehingga lebih memungkinkan terjadinya penyerapan
secara hidrologis dalam proses siklus air, terutama pada drainase klas tersier. Adapun konstruksi jenis
permanen, akan dikembangkan pada drainase-drainase yang berada di sisi jalan.
Cakupan layanan saat ini berkisar 42,5 %, baik drainase tanpa perkerasan maupun dengan
perkerasan. Direncanakan persentase target cakupan layanan akan terus ditingkatkan secara
bertahap, dari jangka pendek, menengah sampai jangka panjang. Penjabaran mengenai hal tersebut
dituangkan dalam tabel berikut ini.
1.2 Sampah rumah tangga 351.386.525 518.632.500 997.276.400 478.625.000 1.048.405.000 1,2
1.3 Drainase lingkungan 4.761.221.479 2.188.799.815 1.806.582.425 613.033.363 4.559.397.565 2,8
1.4 PHBS 33.900.000 95.407.500 222.575.800 188.916.000 28.620.000 1,09
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 +
2 - - 841.280.000 1.446.915.685 915.816.000
2.3 )
2.1 DAK Sanitasi - - 841.280.000 1.446.915.685 915.816.000
2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - - -
Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Manggarai Barat untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi
Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, peManggarai Baratan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan
sanitasi
Tabel 2.8: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Manggarai Barat untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun
2018
1.1 Air Limbah Domestik 1.249.085.000,- 1.373.993.500,- 1.511.392.850,- 1.662.532.135,- 1.828.785.349,- 7.625.788.834,-
1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) 318.450.000,- 350.295.000,- 385.324.500,- 423.856.950,- 466.242.645,- 1.944.169.095,-
1.2 Sampah rumah tangga 1.048.405.000,- 5.015.931.322 5.517.524.454,- 6.069.276.899,- 6.676.204.598,- 24.327.342.273,-
1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 754.963.557,- 715.605.000,- 787.165.500,- 1.004.856.494,- 1.105.342.144,- 4.367.932.695,-
1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 650.550.000,- 830.459.923 913.505.904,- 865.882.050,- 952.470.255,- 4.212.868.132,-
Tabel 2.9 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Manggarai Barat dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK
Pendanaan (Rp.)
No Uraian Total Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 8.581.391.122,- 9.439.530.234,- 10.383.483.257,- 11.421.831.583,- 12.564.014.741 53.390.250.936,-
BAB III
Besaran angka BABS di suatu kabupaten dapat menjadi salah satu indikator kondisi pengelolaan sanitasi yang ada dimana hal tersebut memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas lingkungan. Dalam konteks Kabupaten Manggarai Barat dengan angka BABS sekitar 17 %, tentu saja bukanlah hal yang mudah untuk
diselesaikan sehingga Stop BABS yang dicanangkan dalam rangak pencapaian Universal akses 100 % tahun 2019 dapat diwujudkan. Selain keterbatasan sarana dan
prasarana terutama pengelolaan air limbah yang layak, perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat juga masih rendah. Namun demikian, target dan tujuan MDGs
maupun RPJMN tetap menjadi prioritas arahan pengembangan sub sektor air limbah. Berikut tabel tujuan, sasaran dan strategi yang direncanakan oleh Pokja Sanitasi dalam
pengembangan sub sektor air limbah.
Tabel 3.1. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Meningkatkan kualitas dan Pengelolaan air limbah - 17 % angka BABS - Memaksimalkan upaya pemasyarakatan PHBS;
kuantitas pengelolaan, air akan ditingkatkan, baik diturunkan menjadi 0 % - Menambah jumlah jamban individual (on-site) khususnya di perdesaan yang berbasis
limbah yang sifatnya teknis pada tahun 2020 masyarakat
maupun non teknis - 100 % RT telah - Menambah MCK (komunal) khususnya di perdesaan yang mayoritas penduduk miskin yang
sehingga dalam jangka menggunakan sistem berbasis masyarakat.
menengah, (2020), 17% pengelolaan air limbah - Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan
RT yang masih BABS yang layak pada tahun pengembangan sistem pengelolaan air limbah dengan merubah perilaku dan meningkatkan
dapat ditangani, dan 2020. pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman, serta
penggunaan sistem mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan pengembangan dan
pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah permukiman;
yang layak, yang saat ini - Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah
baru mencapai 74 dapat permukiman, melalui penyusunan, penyebarluasan informasi dan penerapan peraturan
ditingkatkan menjadi 85%. perundangan;
- Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah
permukiman, melalui fasilitasi pembentukan dan pengeuatan kelembagaan pengelola air
limbah permukiman di tingkat masyarakat maupun tingkat daerah, peningkatan koordinasi dan
kerjasama antar lembaga serta mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para
pemangku kepentingan untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap pengelolaan air
limbah permukiman;
- Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan prasarana dan
sarana air limbah permukiman.
Peningkatan dan Meningkatkan alokasi Meningkatkan anggaran - Menjaga komitmen pihak swasta/LSM yang sudah berpartisipasi selama ini
pengembangan alternatif anggaran dalam APBD Anggaran Rutin APBD - Meningkatkan partisipasi swasta melalui kegiatan CSR
sumber pendanaan Mencari sumber untuk pembaungan air
pembangunan prasarana pembiayaan APBN dan limbah sebesar 1.5% pada
dan sarana air limbah APBD Prov tiap tahunnya
pemukiman.
Cakupan layanan persampahan di Kabupaten Manggarai Barat masih minim, baik di perkotaan maupun pedesaan. Hal tersebut tidak saja disebabkan oleh PHBS
yang masih rendah tetapi juga ketersediaan sarana dan prasarana persampahan serta sumberdaya manusia yang masih terbatas. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Manggarai
Barat, 2015 menerangkan bahwa untuk kawasan perkotaan, sampah yang terangkut baru sekitar 38,5 % yang berarti masih sekitar 61,5 % yang menjadi pekerjaan rumah
bagi semua pihak untuk dapat ditangani hingga 2017/2018 mendatang sehingga cakupan layanan sebanyak 75 % dapat tercapai. Dengan berbagai keterbatasan tersebut,
maka cakupan layanan sebesar 75 % untuk kawasan perkotaan diperkirakan baru dapat dicapai hingga 2020 mendatang. Berikut tabel mengenai tujuan, sasaran dan strategi
pengembangan sub sektor persampahan di Kabupaten Manggarai Barat.
Pengembangan alternatif Pengalokasian anggaran pengelolaan - Menyamakan persepsi para pengambil keputusan dalam pengelolaan persampahan dan kebutuhan
sumber pembiayaan. persampahan dan terbitnya pedoman anggaran;
penyusunan rencana biaya, pengelolaan - Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan.
keuangan serta penyusunan tarif retribusi.
Permasalahan utama sub sektor Drainase yang ada di Kabupaten Manggarai Barat adalah masih seringnya terjadi genangan, terlebih pada kawasan strategis dan
cepat tumbuh sepert kawasan kota Kota Labuan Bajo wa,serta kawasan yang sering terkena Rob yaitu daerah Kecamatan Komodo,Kecamatan Lembor Selatan dan
Kecamatan Boleng Oleh karena itu, rumusan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan drainase diarahkan untuk menanggulangi area perkotaan yang memiliki fungsi
penting dalam Kabupaten Manggarai Barat. Tabel berikut akan menjabarkan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan drainase Kabupaten Manggarai Barat dalam kurun
waktu jangka menengah.
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Tersedianya sarana dan prasarana Berkurangnya permaaslahan drainse di Tidak ada lagi yang memakai saluran - Penyiapan Rencana Induk Sistem Drainase yang
drainase lingkungan. wilayah Perkotaan Labuan Bajo pada drainase untuk berfungsi selain untuk terpadu antara sistem Drainase utama, lokal dengan
tahun 2020 pembuangan limpahan air hujan pada tahun pengaturan dan pengolahan sungai.
2020
Mengoptimalkan system yang ada Saluran drainase yang fungsinya sudah Tidak ada lagi yang memakai saluran - Pengembangan kapasitas operasi & pemeliharaan
tidak optimal lagi, rusak, endapan drainase untuk berfungsi selain untuk sarana & prasarana terbangun;
lumpurnya tinggi dan kurangnya pembuangan limpahan air hujan pada tahun - Penyiapan prioritas optimalisasi sistem
pemeliharaan 2020
Memastikan pengutamaan Meningkatnya porsi belanja fisik sub Meningkatnya prosentase panjang saluran - Peningkatan koordinasi antar instansi terkait;
penerapan teknologi drainase sektor drainase drainase yang berfungsi baik dari 30% - Optimalisasi dan sinkronisasi usulan/perencanaan
lingkungan berbiaya rendah dan menjadi 80 % pada akhir tahun 2020 sanitasi yang sesuai dengan Pusat dan Propinsi ;
- Optimalisasi lahan resapan yang berkelanjutan dalam
sensistif jender.
pengelolaan drainase lingkungan ;
- Meningkatkan sarana dan prasarana drainase
lingkungan.
Meningkatkan kapasitas Adannya peraturan perundang- Tersedianya Regulasi drainase lingkungan - Mengembangkan sistem drainase yang berwawasan
kelembagaan dan peraaturan undangan mengenai drainage lingkungan (konservasi air).
perundanga-undangan mengenai pada tahun 2018 - Optimalisasi Musrenbang sebagai sarana perencanaan
Drainase Lingkungan pembangunan saluran drainase lingkungan ;
- Optimalisasi kinerja SKPD terkait dalam pemeliharaan
saluran drainase lingkungan ; Menyusun Regulasi
tentang pengelolaan drainase lingkungan ;
- Pengembangan kapasitas SDM
Diterapkannya SPM untuk layanan Terwujudnya pembangunan drainase - Pengembangan kampanye peningkatan peran
drainase lingkunngan. lingkungan yang partisipatif dan tanggap masyarakat;
kebutuhan. - Mengupayakan sumber pendanaan di luar APBD Kota
(dari Pusat, Propinsi, dll) untuk pembangunan drainase
- Optimalisasi peran masyarakat dalam pengelolaan
saluran drainase lingkungan ;
Meningkatnya intensitas upaya Meningkatnya peran media dan - Optimalisasi peran media dalam memotivasi partisipasi
penyadaran Perilaku Hidup Bersih masyarakat dalam penyadaran perilaku masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase
dan Sehat secara terus menerus di hidup bersih dan sehat pada akhir lingkungan ;
- Memberikan penghargaan terhadap kelompok media
sub drainase lingkungan. tahun 2018.
dan masyarakat yang mensukseskan pengelolaan
drainase lingkungan ;
1.4. TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN PHBS DAN PROMOSI HIGIENE
Dewasa ini perhatian terhadap pembangunan sektor sanitasi sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, dimana secara fisik beberapa sarana dan prasarana
sanitasi mulai dibangun dan dikembangkan terutama bagi daerah-daerah yang memiliki risiko sanitasi tinggi. Namun demikian tidak jarang pembangunan yang bersifat fisik
tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat, baik yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan wawasan maupun tingkat kesadaran berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang masih rendah. Oleh karena itu, upaya-upaya penyebarluasan informasi maupun promosi tentang pentingnya hidup bersih dan sehat
perlu terus ditingkatkan. Bahkan diharapkan, dengan meningkatnya PHBS pembangunan sektor sanitasi tidak lagi dianggap sebagai tanggung jawab pemerintah semata
tetapi setiap individu harus berperan dan turut andil dalam peningkatan kualitas hidup.
Berikut akan dijabarkan tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan PHBS dan promosi higiene dalam bentuk tabulasi.
Tabel 3.4. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Terwujudnya tatanan PHBS di Meningkatnya presentase PHBS Tersedianya sisitem dan fasilitas yang - Mengembangkan pendekatan dan tehnologi promosi kesehatan
Rumah Tangga untuk upaya tatanan rumah tangga tahun 2018 mendukung dalam tatanan Rumah
memberdayakan anggota rumah sebesar 40 % , tahun 2019 menjadi Tanggat 4 empat indikator yang terkait
tangga agar tahu, mau dan sebesar 60 %, dengan sanitas, yaitu Rumah Tangga
mampu mempraktikkan perilaku (RT) menggunakan air bersih, mencuci
hidup bersih dan sehat serta tangan dengan air bersih dan sabun,
berperan aktif dalam gerakan menggunakan jamban yang sehat dan
kesehatan di masyarakat memberantas jentik di rumah sekali
seminggu (dengan menguras tempat-
tempat penampungan air).
Terwujudnya tatanan PHBS di Meningkatnya presentase PHBS Tersedianya sisitem dan fasilitas yang - Menyusun kerangka kebijakan promkes dan materi kebijakan
Sekolah agar PHBS dipraktikkan tatanan sekolah tahun 2016 sebesar mendukung Indikator yang memiliki promosi kesehatan
oleh peserta didik, guru dan 40 % , tahun 2017menjadi sebesar kedekatan dengan Sanitasi dalam
masyarakat lingkungan sekolah 50% tatanan sekolah yaitu: mencuci tangan
atas dasar kesadaran sebagai dengan air yang mengalir dan
hasil pembelajaran, sehingga menggunakan sabun, menggunakan
secara mandiri mampu mencegah jamban yanag bersih dan sehat,
penyakit, meningkatkan memberantas jentik nyamuk dan
kesehatannya, serta berperan membuang sampah pada tempatnya.
aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat