KAK Kelas Remaja
KAK Kelas Remaja
KAK Kelas Remaja
DINAS KESEHATAN
UPT BLUD PUSKESMAS SANTONG
Jln. Raya Santong – Kayangan, Desa Santong, Kode Pos:83353
e-mail: [email protected]
KERANGKA ACUAN
PEMBINAAN KELOMPOK REMAJA DALAM RANGKA
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN TENTANG
PROSES KEREMAJAAN
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Usia anak remaja merupakan masa yang rawan, bukan anak-anak
lagi dan juga bukan orang dewasa, dan mereka masih mencari jati diri. Masa
inilah yang perlu juga menjadi perhatian kita. Sebagai salah satu wujud
kepedulian pemerintah pada remaja dimana remaja pada masa mendatang
yang akan menjadi generasi penerus bangsa pemerintah melalui
departemen kesehatan menggalakan program PKPR ( Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja ).
II. TUJUAN
1. Memahami pengertian PKPR
2. Memahami tujuan PKPR
3. Memahami sasaran PKPR
4. Memahami karakteristik PKPR
5. Memahami Strategi pelaksanan dan pengembangan PKPR
6. Memahami langkah – langkah pembentukan dan pelaksanaan PKPR
7. Memahami jenis kegiatan PKPR
8. Mampu untuk menjadi Konselor PKPR.
BAB II
PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA
Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak
untuk menjadi dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang
tetapi secara psikis/kejiwaan belum matang. Beberapa sifat remaja yang
menyebabkan tingginya resiko antara lain: rasa keingintahuan yang besar
tetapi kurang mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-hal baru
untuk mencari jati diri.
I. PENGERTIAN
PKPR adalah Pelayanan Kesehatan yang ditujukan dan dapat
dijangkau oleh remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan
terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan,peka aka kebutuhan
terkait dengan kesehatannya serta efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan remaja.
II. TUJUAN
Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang
berkualitas.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam
pencegahan masalah kesehatan khusus remaja,
III. SASARAN
Semua remaja dimana saja berada baik di sekolah atau di luar sekolah
seperti karang taruna, remaja mesjid/gereja/vihara/pura, pondok pesantren,
asrama, dan kelompok remaja lainnya.
A. Batasan remaja
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak –
kanak dan dewas. Menurut WHO, remaja adalah anak yang berusia antara
10-19 tahun. Terdiri dari :
1. Masa remaja awal yaitu 10 – 14 tahun.
2. Masa remaja pertengahan yaitu 14 – 17 tahun.
3. Masa remaja akhir yaitu 17 – 19 tahun.
Sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
(SKRRI, 2007) remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin
dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun.
B. Citra diri seorang remaja Tiap orang mempunyai pandangan tentang apa,
siapa dan bagaimana dirinya sendiri. Ketiga hal tersebut menyatu sehingga
setiap orang memiliki gambaran tentag dirinya sendiri disebut citra diri.
Pada usia remaja citra diri yang terbentuk selama masa kanak – kanak tidak
cocok lagi dengan masa remaja dikarenakan remaja mengalami perubahan
jasmaniah yang cepat dan mendadak. Citra diri pada masa remaja
merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
remaja.
C. Perkembangan remaja
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik remaja mempunyai 3 ciri khas:
Adanya dorongan tumbuh yang kuat.
Adanya pertumbuhan dan perkembangan kelenjar hormon seks
Meningkatnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga menghasilkan
kekuatan fisik yang besar.
2. Perkembangan psikososial ( kejiwaan )
a. Perkembangan psikososial remaja awal
Cemas terhadap penampilan badan atau fisik
Perubahan hormonal
Menyatakan kebebasan dan merasa seorang individu, tidak
hanya sebagai seorang anggota keluarga
Perilaku memberontak dan melawan
Kawan menjadi lebih penting
Perasaan memiliki teman sebaya.
b. Perkembangan psikososial remaja pertengahan
Lebih mampu berkompromi
Belajar berfikir secara independen dan membuat keputusan
sendiri
Terus menerus bereksperimen untuk mendapatkan citra diri
yang dirasakan nyaman
Merasa perlu mengumpu;kan pengalaman baru, mengujinya
walaupun beresiko
Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
Membangun norma dan mengembangkan moralitas
Mulai membutuhkan lebih banyak teman
Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu tentang banyak hal
Berkembang kemampuan intrlrktual khusus
Mengembangkan minat yang besar dalam bidang seni dan olah
raga
Senang berpetualang dan ingin bepergian sevara mandiri
c. Perkembangan psikososial remaja akhir
Ideal
Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan diluar
keluarga
Harus belajar untuk mencapai kemandirian dalam bidang
finansial dan emosional
Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan
jenis
Merasa sebagai orang dewasa yang esetara dengan anggota
keluarga lain
Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang mandiri
4. Help ( bantu )
5. Explaining ( jelaskan )
6. Return ( kunjungan )
f. Sifat – sifat yang diperlukan dari konselor
1. Menerima
2. Terbuka
3. Memiliki minat dan kesanggupan untuk membantu orang lain
4. Sabar dan adil, emosi stabil, tenang dan simpatik
5. Supel, ramah, menyenangkan , perhatian terhadap orang lain
6. Memiliki keberanian menghadapi masalah
7. Memahami batas – batas lkemampuan yang ada pada dirinya
8. Mampu mengenal dan memahami klien
4. Pendidikan keterampilan hidup sehat ( PKHS )
PKHS merupakan kemampuan psikologis seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari – hari
secara efektif. PKHS dapat diberikan secara berkelompok dimana saja
disekolah, puskesmas, rumah singgah, sanggar, dll.
Kompetensi psikososial ( PKHS ) memiliki 10 aspek yaitu :
a. Pengambilan keputusan
b. Pemecahan masalah
c. Berfikir kreatif
d. Berfikir kritis
e. Komunikasi efektif
f. Hubungan interpersonal
g. Kesadaran diri
h. Empati
i. Mengendalikan emosi
j. Mengatasi stress PKHS dapat dilaksanakan dalam bentuk
bermain peran, drama, diskusi, dll.
5. Pelatihan pendidik dan konselor sebaya
Keuntungan melatih remaja menjadi kader kesehatan remaja ( pendidik
sebaya ) yaitu pendidik sebaya akan berperan sebagai agen perubah
sebayanya untuk berprilaku sehat, sebagai agen promotor keberadaan
PKPR, dan sebagai kelompok yang siap membantu dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi PKPR. Pendidik sebaya dapat
diberikan pelatihan tambahan untuk memperdalam keterampilan
interpersonal relationship dan konseling sehingga dapat berperan
sebagai konselor remaja.
6. Pelayanan rujukan
Rujukan kasus ke pelayanan medis yang lebih tinggi, rujukan social, dan
rujukan pranatta hukum.
IX. MONITORING DAN EVALUASI
Melalui monitoring petugas akan dibantu menemukan masalah secara dini
sehingga koreksi yang akan dilakukan tidak akan memerlukan waktu yang
banyak dan mempercepat tercapainya PKPR yang berkualitas. Tahapan
melakukan monitoring adalah :
1. Memutuskan informasi apa yang akan dikumpulkan
2. Mengumpulkan data dan menganalisanya
3. Memberikan umpan balik hasil monitoring.
Standar dan indicator terpilih yang diperlukan untuk mengevaluasi kualitas
dan akses PKPR:
1) Kualitas
Kompetensi petugas
Sarana institusi
Kepuasan klien
Kelengkapan jaringan pelyanan rujukan
2) Akses
Jumlah pelaksanaan KIE dan konseling kasus lama dan
kasus baru, jumlah kunjungan klien, didalam gedung dan di
luar gedung.
Prakuensi petugas puskesmas berperan sebagai
narasumber atau fasilitator kegiatan remaja.
Jumlah kader ( pendidik / konselor ) sebaya yang dilatih
puskesmas
Jumlah rujukan masuk dari masyarakat
BAB III
PENUTUP
Sejak tahun 2013, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat
dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera
remaja, diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR).