Pedoman Penyuluhan
Pedoman Penyuluhan
Pedoman Penyuluhan
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahNya karunia
yang di berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan buku pedoman penyuluhan pasien
UPTD Puskesmas Rendang.
Penyusunan buku pedoman ini sebagai gambaran dan acuan penyuluhan pada pasien
yang menjelaskan tentang pelayanan penyuluhan pasien yang dilakukan di dalam gedung
UPTD Puskesmas Rendang.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
kegiatan penyuluhan pada pasien di UPTD Puskesmas Rendang, Semoga buku pedoman ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Kami menyadari dalam penyusunan pedoman penyuluhan pasien ini masih ada
kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan guna perbaikan di masa
mendatang agar menjadi lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….ii
BAB I
1.1. Pendahuluan…………………..………………………………………………1
1.2. Latar Belakang................................................................................................1
1.3. Tujuan..............................................................................................................2
1.4. Sasaran………………………………………………………...………………3
1.5. Ruang Lingkup Pedoman……………………………………………………..3
1.6. Batasan Operasional…………………………………………………………..4
BAB II
2.1. Tata Laksana……………………………………………………………………5
2.2. Jenis Informasi yang disampaikan………...……………………………………5
BAB III
3.1. Metode Penyuluhan pada pasien………………………………………………..6
3.2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan………………………….7
3.3 Alat bantu penyuluhan……………………………………………..……………7
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………..8
BAB I
1.1 Pendahuluan
Pendidikan kepada pasien/ keluarga pasien merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan outcome klinis yang optimal, namun perlu ada kerjasama antara petugas
kesehatan dan pasien/keluarga. Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen
kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini menjelaskan bukan hanya
kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan baik. Pembelajaran akan lebih efektif ketika disesuaikan dengan keyakinan,
pilihan pembelajaran yang tepat, agama, nilai budaya, dan kemampuan membaca, serta
bahasa. Demikian juga ketika ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan
pasien. Pendidikan termasuk baik kebutuhan pengetahuan pasien selama proses
pemberian pelayanan maupun kebutuhan pasien setelah pulang untuk dirujuk
kepelayanan kesehatan lain atau pulang ke rumah.
Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit
yang dideritanya seperti: penyebab penyakit, cara penularannya (bila penyakit menular),
cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien dan
keluarganya memahami penyakit yang dideritanya diharapkan akan membatu
mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.
1.3 Tujuan
Bagi Pasien
1. Mengembangkan perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan masalah atau
penyakit yang diderita oleh pasien yang bersangkutan
Bagi Keluarga
1. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. Dalam proses penyembuhan
penyakit, bukan hanya factor obat saja, tetapi factor psikologis dari pasien, terutama
penyakit tidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
jiwa dan sebagainya, factor psikologis sangat berperan. Dalam mewujudkan
lingkungan psikososial ini maka peran keluarga sangat penting. Oleh karena itu
promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagi keluarga pasien.
2. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit. Dengan melakukan pendidikan
kesehatan kepada keluarga pasien mereka akan mengetahui dan mengenal penyakit
yang diderita oleh pasien (anggota keluarganya), cara penularannya, dan cara
pencegahannya. Keluarga pasien tentu akan berusaha untuk menghindari agar tidak
terkena atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota keluarga yang sakit
tersebut,
3. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain Keluarga pasien
yang telah memperoleh pengetahuan dan cara-cara penularannya, maka keluarga
tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk tidak
menularkan penyakitnya kepada orang lain, terutama kepada orang lain, terutama
kepada tetangga atau teman dekatnya.
1.4 Sasaran
Pendidikan di Puskesmas pada intinya tidak terlepas dari pasien, keluarga pasien dan
petugas kesehatan yang memberikan pelayanan. Sasaran yang termasuk dalam ruang
lingkup pendidikan ini adalah :
1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit.
2. Kelompok atau individu yang sehat seperti keluarga pasien yang mengantarkan
atau yang menemani pasien.
3. Petugas puskesmas, yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi petugas
medis, paramedis, dan non medis, sedangkan secara structural dapat dibedakan
menjadi pimpinan, tenaga administrasi dan tenaga teknis. Apapun fungsinya dan
strukturnya semua petugas mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi
kesehatan untuk pengunjung puskesmas baik pasien maupun keluarga, disamping
tugas pokok mereka. Oleh sebab itu sebelum mereka melakukan promosi kepada
pasien dan keluarga mereka harus dibekali kemampuan promosi kesehatan
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru
atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
1. Bimbingan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku
tersebut.
2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau
belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
1. Faktor penyuluh
Misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan, penampilan
kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh
sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi
penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.
2. Faktor sasaran
Misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang
disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan
pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak,
kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya,
kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan
perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan
Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat
penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang
dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang,
metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang
digunakan kurang dimengerti oleh sasaran
PENUTUP
Pada prinsipnya pelayanan UKP adalah bagian pelayanan dari Puskesmas yang tidak
hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target financial saja, tetapi sebuah
pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara
meningkatkan sumberdaya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan – pelatihan.
Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di UKP Puskesmas dapat
berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.