Laporan PKPA Apotek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

BIDANG PERAPOTEKAN
DI
APOTEK YEKA FARMA 21
PERIODE 02– 27 DESEMBER 2019

Disusun Oleh :

Ike Puspitasari, S.Farm. 1904026041

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI APOTEK YEKA FARMA 21

PERIODE 02 – 27 DESEMBER 2019

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna


memperoleh gelar Apoteker pada Program Pendidikan Profesi Apoteker
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

apt. Kriana Efendi, M.Farm. apt. Tuti Wiyati, M.Sc.

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah


SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
“LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK
YEKA FARMA 21 PERIODE 02 – 27 DESEMBER 2019”.
Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker (Apt.) pada Program Studi
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. HAMKA Jakarta. PKPA di Apotek Yeka Farma 21 telah memberikan banyak
informasi dan pengetahuan serta bimbingan bagi kami. Kami menyadari banyak
hambatan yang dialami selama penyusunan laporan PKPA ini, namun dengan
bantuan dan bimbingan yang baik berupa saran maupun dorongan moril dari
berbagai pihak laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. apt. Hadi Sunaryo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
2. Ibu apt Ani Pahriyani, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA.
3. Ibu apt. Tuti Wiyati, M.Sc. selaku pembimbing PKPA dari Fakultas Farmasi
dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang telah
membantu dan memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan
PKPA dan penyusunan laporan ini.
4. Bapak apt. Kriana Efendi, M.Farm., selaku pembimbing lapangan sekaligus
Pemilik Sarana Apotek di Yeka Farma 21 yang telah membantu
memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan PKPA dan
penyusunan laporan ini.

iii
5. Seluruh staff dan karyawan Apotek Yeka Farma 21 yang telah
memberikan bimbingan serta kerja sama selama pelaksanaan Praktek Kerja
Profesi Apoteker.
6. Seluruh staf Pengajar Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Sains
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
7. Keluarga dan rekan-rekan mahasiswa Program Profesi Apoteker
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA angkatan XXXII atas
segala bantuan dan motivasi yang telah diberikan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung. Semoga Allah
SWT membalas segala kebaikannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan guna perbaikan ke masa
mendatang. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.

Jakarta, Desember 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan PKPA 2
BAB II TINJAUAN APOTEK YEKA FARMA 21 3
A. Sejarah Apotek Yeka Farma 21 3
B. Visi dan Misi Apotek Yeka Farma 21 5
1. Visi 5
2. Misi 5
C. Pengelolaan Apotek Yeka Farma 21 5
D. Pengelolaan Sediaan Farmasi Alkes dan BMHP 6
1. Perencanaan
6
2. Pengadaan
6
3. Penerimaan
4. Penyimpanan 6
5. Pemusnahan 7
6. Pengendalian 7
7. Pencatatan dan Pelaporan 8
E. Sumber daya manusia 8
F. Perpajakan 10
G. Pelayanan Farmasi Klinik 10

BAB III KEGIATAN HARIAN DAN PEMBAHASAN 14


A. Kegiatan Harian 14
B. Pembahasan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 24
A. Kesimpulan 24
B. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 26

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Yeka Farma 21 5


Gambar 2. Surat Pesanan Obat Regular 32
Gambar 3. Surat Pesanan Prekursor 33
Gambar 4. Surat Pesanan Obat Narkotika 34
Gambar 5. Surat Pesanan Obat Psikotropika 34
Gambar 6. Faktur Pajak 35
Gambar 7. Faktur Pembelian 36
Gambar 8. Copy Resep 37
Gambar 9. Etiket Biru 38
Gambar 10. Etiket Putih 38
Gambar 11. Kartu Stok 38
Gambar 12. Buku Defekta 39
Gambar 13. Penyimpanan Obat OTC 39
Gambar 14. Penyimpanan obat Etikal 39
Gambar 15. Penyimpanan Salep dan Sediaan Mata 39
Gambar 16. Penyimpanan Obat Termolabil 39
Gambar 17. Lemari Narkotika dan Psikotropika 39
Gambar 18. Pelabelan Tanda LASA 39
Gambar 19. Kegiatan Stock Opname 41
Gambar 20. Kegiatan Penerimaan Barang 41
Gambar 21. Etalase Penyimpanan Obat OTC 42
Gambar 22. Apotek Tampak Depan 42
Gambar 23. Papan Apoteker 42

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SOP Pemesanan Obat 26


Lampiran 2. SOP Penerimaan Sediaan Farmasi dan Alkes 27
Lampiran 3. SOP Penyimpanan Obat 28
Lampiran 4. SOP Input Obat ke Komputer 29
Lampiran 5. SOP Stock Opname 30
Lampiran 6. SOP Pembayaran Tagihan 31
Lampiran 7. Surat Pesanan 32
Lampiran 8. Faktur Pajak 35
Lampiran 9. Faktur Pembelian 36
Lampiran 10 Copy Resep dan Etiket 37
Lampiran 11. Kartu Stok dan Buku Defekta 38
Lampiran 12. Penyimpanan Obat 39
Lampiran 13. Penyimpanan Dokumen 40
Lampiran 14. Kegiatan Stock Opname dan Penerimaan Barang 41
Lampiran 15. Apotek Yeka Farma 21 42

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perwujudan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat


diselenggarakan melalui upaya kesehataan yang terpadu dan menyeluruh dalam
bentuk kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
menurut UU No. 36 tahun 2009 adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalm bentuk
pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative) oleh pemerintah
dan/atau masyarakat.
Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memiliki peran dalam upaya
peningkatan kesehatan masyarakat adalah apotek. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek, dinyatakan bahwa pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan
yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)
berkembang menjadi pelayanan komprehensif meliputi pelayanan farmasi klinik
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Apoteker merupakan profesi yang mempunyai wewenang untuk
melakukan, mengatur dan mengawasi segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan
kefarmasian. Apoteker dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya agar mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain secara
aktif, berinteraksi langsung dengan pasien di samping menerapkan keilmuannya
di bidang farmasi. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) mengenai indikasi, dosis, aturan pakai,
efek samping, cara penyimpanan obat, dan monitoring penggunaan obat untuk
mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan serta hal-hal lain untuk mendukung
penggunaan obat yang benar dan rasional sehingga kejadian kesalahan
pengobatan (medication error) dapat dihindari. Oleh sebab itu Apoteker dalam

1
menjalankan praktek dibutuhkan profesionalitas untuk dapat melakukan
pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien (patient oriented).
Menyadari pentingnya peran dan tanggung jawab dari seorang Apoteker,
maka melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek inilah gambaran nyata
pembekalan, dan pengalaman dapat diperoleh bagi para calon Apoteker. Dengan
berbekal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman pelaksanaan pengelolaan
Apotek maka seorang calon Apoteker kelak dapat berperan aktif dan dapat
dirasakan oleh masyarakat sebagai seorang Penanggung Jawab Apotek yang
berhubungan langsung dengan masyarakat. Adanya suatu dasar tersebut, Program
Studi Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
mengadakan program Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa
Program Studi Profesi Apoteker di apotek. Salah satu kerja sama yang dilakukan
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA dengan apotek yaitu Apotek
Yeka Farma 21 yang berlokasi di Jl.Komodor Udara No. 32, Halim PK yang
dilaksanakan pada tanggal 02 – 27 Desember 2019.
B. Tujuan PKPA
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami secara langsung peran Apoteker dalam
pengelolaan apotek terutama di Apotek Yeka Farma 21.
2. Membekali calon Apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam bidang Apotek sehingga Apoteker
menjadi profesi yang handal di masa yang akan datang.
3. Mempersiapkan calon Apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga
farmasi yang professional, serta memberikan gambaran nyata tentang
permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek.

2
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK YEKA FARMA 21

A. Sejarah Berdirinya Apotek Yeka Farma 21

Apotek Yeka Farma 21 didirikan pada tanggal 16 September 2014 dengan


pemilik sarana dan sekaligus sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) bernama
bapak apt. Kriana Efendi, M. Farm. Apoteker Pengelola Apotek memiliki nomor
STRA: 19800821/STRA-UHAMKA/2007/10240 dan nomor SIPA:
009/2.35/31.75.08/1.779.3/2016. Tujuan didirikannya Apotek Yeka Farma 21
adalah sebagai ladang untuk wirausaha, sebagai sarana pembelajaran bagi
mahasiswa/i yang ingin melakukan praktek kerja lapangan dan sebagai tempat
praktik kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian yang bekerja di Apotek Yeka
Farma 21 dari awal Apotek dibentuk hingga sekarang umumnya adalah
mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
1. Lokasi Apotek Yeka Farma 21
Apotek ini terletak di daerah Halim Perdana Kusuma, Jln. Komodor Udara
No. 32, RT. 001 RW. 007 Kelurahan Halim Perdana Kusuma, Kecamatan
Makasar Jakarta Timur. Apotek Yeka Farma 21 beroperasional pada pukul 08:00
– 22:00 WIB pada hari libur Nasional tetap buka kecuali hari Raya Idul Fitri dan
Idul Adha. Lokasi ini sangat strategis karena terletak dikawasan perumahan yang
padat penduduk, dekat dengan RSAU dan RS Haji, Puskesmas kecamatan dan
kelurahan, dan ramai dilalui oleh angkutan umum sehingga mudah terjangkau
oleh masyarakat, selain itu Apotek ini dekat dengan pertokoan dan klinik praktek
dokter, sehingga hal ini dapat menjadi keuntungan tersendiri dan merupakan
faktor pendukung bagi Apotek.
2. Tata Ruang Apotek Yeka Farma 21
Desain interior Apotek Yeka Farma 21 telah memenuhi syarat keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/Menkes/SK/X/2002, dimana

3
Apotek Yeka Farma 21 telah mempunyai fasilitas yang memadai yaitu ruang
tunggu, kasir, tempat penerimaan resep, ruang peracikan, ruang penyerahan resep,
ruang penyimpanan yang dilengkapi oleh lemari obat dan lemari pendingin untuk
menyimpan obat-obatan khusus yang membutuhkan suhu yang rendah, kamar
mandi, ruang Apoteker, dan tempat pencucian atau wastafel serta halaman parkir.
a. Ruang Tunggu
Ruang tunggu Apotek Yeka Farma 21 terdapat di bagian samping pintu
masuk. Ruangan ini dilengkapi dengan 1 kursi tunggu, 1 lemari yang berisi baby
care, 1 lemari pendingin yang berisi minuman, 1 buah televisi dan 1 buah
timbangan berat badan.
b. Tempat Penjualan Produk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
Tempat penjualan obat bebas dan obat bebas terbatas ini terletak di depan
pintu masuk dan tempat tunggu pasien. Tempat penjualan obat bebas dan obat
bebas terbatas ini dilengkapi dengan lemari etalase obat bebas, obat bebas
terbatas, obat herbal, lemari etalase untuk produk Alkes dan 1 buah komputer.
c. Loket Penerimaan Resep dan Penyerahan Obat
Loket ini berada di antara ruang pelayanan resep dengan ruang peracikan,
terletak di samping kiri tempat pelayanan resep dan dekat dengan lemari etalase
obat dan tempat duduk. Tinggi etalase obat yang sekaligus berfungsi sebagai meja
disesuaikan untuk memberikan kenyamanan dalam berkomunikasi antara petugas
Apotek dengan pasien/customer.
d. Ruang Penyimpanan Obat Keras
Ruangan ini dilengkapi dengan rak yang berisi bermacam-macam merk
dagang obat-obat keras, meja racik, lemari untuk obat psikotropika dan narkotika,
wastafel dan lemari pendingin untuk penyimpanan obat-obat termolabil seperti
suppositoria, dan ovula.
e. Ruang Peracikan
Ruang peracikan menyatu dengan ruang penyimpanan obat-obat golongan
keras. Di ruang racik terdapat meja racik untuk menimbang, meracik, mencampur
dan mengemas obat-obat resep dokter. Di atas meja tersedia lumpang dan alu,
kertas perkamen, sudip dan rak kecil yang berisi plastik klip untuk obat, etiket

4
untuk obat dalam, etiket untuk obat luar dan copy resep. Di samping meja racik
terdapat rak yang berisi buku-buku standar seperti ISO, MIMS, dan Farmakope
Indonesia edisi terbaru.

3. Struktur Organisasi Apotek Yeka Farma 21


Apotek Yeka Farma 21 menyusun struktur organisasi dengan
menyesuaikan kebutuhan dalam penyelenggaraan perizinan dan pelayanan apotek.
Segala kegiatan di apotek baik administrasi maupun kegiatan pelayanan
seluruhnya dilakukan oleh karyawan apotek.

PSA/APA

apt. Kriana Efendi, M.,Farm.

Tenaga Teknis Kefarmasian Administrasi

Assauqi Rizali S., S.Farm. Elvina Nengsih


Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Yeka Farma 21

B. Visi dan Misi Apotek Yeka Farma 21


1. Visi
Visi dari Apotek Yeka Farma 21 adalah menjadi Apotek utama dalam
memberikan pelayanan.
2. Misi
Misi dari Apotek Yeka Farma 21 untuk mewujudkan visi tersebut, yaitu:
a. Menyediakan perbekalan farmasi yang bermutu.
b. Memberikan informasi yang terkait dengan obat.
c. Memberikan pembelajaran kepada mahasiswa dalam melaksanakan praktek
lapangan.

5
C. Pengelolaan Apotek Yeka Farma 21
Kegiatan kefarmasian di Yeka Farma 21 dipimpin oleh seorang Apoteker
Pengelola Apotek (APA) dan sekaligus Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang
membawahi seorang TTK dan seorang Administrasi. Kegiatan pelayanan
dilakukan dari hari senin hingga minggu yang terbagi 2 shift yaitu shift pagi pada
pukul 08.00 – 15.00 WIB dan shift sore pukul 15.00 – 22.00 WIB.
D. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yaitu meliputi perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
1. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, Apotek Yeka Farma 21 menggunakan
metode konsumsi. Metode perencanaan obat ini didasarkan pada kebutuhan real
obat pada periode lalu. Tenaga Teknik Kefarmasian akan melakukan pengecekan
mengenai barang apa saja yang habis (terutama barang yang cepat terjual/fast
moving) dan selanjutnya akan dicatat di buku pemesanan yang digunakan sebagai
acuan untuk melakukan pembelian. Setelah dilakukan pengecekan dan pencatatan,
Maka Tenaga Teknik Kefarmasian akan melakukan pemesanan atau pembelian
sesuai rencana melalui PBF yang resmi.
2. Pengadaan
Apotek Yeka Farma 21 melakukan pengadaan dua kali dalam seminggu
yaitu pada hari Senin dan Kamis, tetapi untuk barang yang mendesak dan harus
dipesan dapat dilakukan pemesanan saat itu juga. Apotek Yeka Farma 21 tidak
melakukan pengadaan obat narkotika dan psikotropika. Dua metode dalam
pembelian barang yaitu kredit dan Cash On Delivery (COD). Sebagian besar
barang yang dibeli menggunakan metode kredit karena pembayarannya sesuai
perjanjian jatuh tempo pembelian sedangkan COD pembayaran berdasarkan
pemesanan barang dan dibayar tunai ketika barang sudah diterima oleh apotek.

6
3. Penerimaan
Penerimaan barang di Apotek Yeka Farma 21 langsung diterima oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap
barang yang diterima meliputi jenis obat, bentuk sediaan obat, jumlah, tanggal
kadaluarsa, nomor batch dan kondisi barang serta dilakukan pencocokan antara
faktur dengan surat pesanan. Bila sudah sesuai, TTK akan menandatangani,
memberi tanggal penerimaan serta stempel apotek pada faktur asli dan copy
faktur. Faktur asli diserahkan kembali kepada petugas pengantar barang untuk
kemudian dijadikan bukti pada saat penagihan pembayaran. Selanjutnya faktur
yang telah diterima diinput ke komputer dan ditulis di buku tagihan guna
memudahkan penyiapan tagihan pada tangal jatuh tempo.
4. Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Yeka Farma 21 disusun berdasarkan generik-
paten, bentuk sediaan dan alfabetis untuk obat-obat ethical, serta berdasarkan efek
farmakologi untuk obat-obat OTC (Over The Counter). Penyimpanan obat atau
barang disusun sebagai berikut :
a. Lemari penyimpanan obat ethical atau prescription drugs.
b. Lemari penyimpanan obat narkotik dan psikotropik dengan pintu rangkap dua
dan terkunci.
c. Lemari penyimpanan sediaan sirup, suspensi dan drops.
d. Lemari penyimpanan obat tetes mata dan salep mata.
e. Lemari penyimpanan salep kulit.
f. Lemari pendingin untuk penyimpanan obat yang termolabil seperti
suppositoria, ovula dan lain-lain.
g. Lemari penyimpanan obat bebas, obat bebas terbatas dan alat kesehatan.
5. Pemusnahan
a. Pemusnahan Obat
Apotek Yeka Farma 21 belum pernah melakukan pemusnahan obat yang
telah kadaluarsa. Obat-obat yang kadaluarsa disimpan terpisah atau digudang
untuk menghindari kesalahan pengambilan obat oleh petugas.

7
b. Pemusnahan Resep
Resep yang sudah masuk di Apotek Yeka Farma 21 dikumpulkan
berdasarkan nomor urut dan tanggal resep serta disimpan sekurang-kurangnya
lima tahun. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu lima tahun dapat
dimusnahkan. Namun Apotek Yeka Farma 21 ruang penyimpanan resep masih
cukup dan operasional apotek baru belum mencapai 5 tahun sehingga pemusnahan
resep di Apotek Yeka Farma 21 belum dilakukan.
6. Pengendalian
Pengendalian persediaan di Apotek Yeka Farma 21 dilakukan
menggunakan kartu stok dengan cara manual dan komputerisasi. Setiap tiga bulan
sekali dilakukan stock opname untuk menyesuaikan stok obat.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pelaporan internal di Apotek Yeka Farma 21 meliputi hasil penjualan yang
direkapitulasi setiap bulan dan pelaporan eksternal yang meliputi pelaporan obat
narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan yaitu sebelum tanggal 10 yang
ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi DKI, Kepala Balai POM. Pelaporan dilakukan secara online
di situs Sipnap.binfar.depkes.go.id. Kedua laporan tersebut dilakukan sebelum
tanggal 10 setiap bulannya. Walaupun Apotek Yeka Farma 21 belum melayani
penjualan narkotika dan psikotropika tetap melakukan pelaporan dengan
keterangan “nihil” pada laporan SIPNAP.
E. Sumber Daya Manusia
Kegiatan kefarmasian di Yeka Farma 21 dipimpin oleh seorang Apoteker
Pengelola Apotek (APA) yang membawahi satu orang tenaga teknis kefarmasian
(TTK) dan satu orang administrasi. Seorang Apoteker ataupun TTK dituntut
untuk terampil dan memiliki pengetahuan yang luas mengenai dunia perapotekan
baik mengenai sistem pelayanan maupun manajemennya untuk menarik dan
membentuk kepercayaan. Dalam melakukan Pelayanan Kefarmasian Apoteker
harus memenuhi kriteria:

8
1. Persyaratan administrasi, yaitu: memiliki ijazah dari institusi pendidikan
farmasi yang terakreditasi, memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA),
memiliki Sertifikat Kompetensi yang masih berlaku, memiliki Surat Izin
Praktek Apoteker (SIPA).
2. Menggunakan atribut praktek antara lain baju praktek dan tanda pengenal.
3. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan/ Countinuing Professional
Development (CPD) dan mampu memberikan pelatihan berkesinambungan.
4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri,
baik melalui pelatihan, seminar, workshop dan pendidikan berkelanjutan.
5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan perundang-
undangan, sumpah Apoteker, standar profesi (standar pendidikan, standar
pelayanan, standar kompetensi dan kode etik yang berlaku). Dalam melakukan
pelayanan kefarmasian seorang Apoteker harus menjalankan peran yaitu:
a. Pemberi Pelayanan
Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus berinteraksi dengan pasien.
Apoteker harus mengintegrasikan pelayanannya pada sistem pelayanan kesehatan
secara berkesinambungan.
b. Pengambil Keputusan
Apoteker harus mempunyai keterampilan dalam pengambilan keputusan
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Komunikator
Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan pasien maupun profesi
kesehatan lainnya yang berhubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik.
d. Pemimpin
Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.
Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusan yang
empati dan efektif, serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola hasil
keputusan.
e. Pengelola

9
Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggaran dan
informasi secara efektif. Apoteker harus mengikuti kemajuan teknologi informasi
dan bersedia berbagi informasi tentang obat dan hal-hal yang berhubungan dengan
obat.
f. Pembelajar Seumur Hidup
Apoteker harus terus meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
profesi melalui pendidikan berkelanjutan (Continuing Professioanal
Development/ CPD).
g. Peneliti
Apoteker harus selalu menerapkan prinsip ilmiah dalam mengumpulkan
informasi sediaan farmasi dan pelayanan kefarmasian serta memanfaatkannya
dalam pengembangan dan pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
F. Perpajakan
Di apotek Yeka Farma 21 pajak yang sudah dibayarkan adalah pajak tidak
langsung yang dikenakan pada setiap pembelian barang ke PBF. Besarnya pajak
yang harus dibayar sebesar 10% dari jumlah pembelian. Misalnya untuk setiap
pembelian obat khususnya untuk PBF resmi maka dikenai PPN sebesar 10%.
G. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud meliputi :
a. Pengkajian resep
Pelayanan farmasi klinik di Apotek Yeka Farma 21 terdiri dari pelayanan
obat tanpa resep dan pelayanan obat dengan resep. Dalam pelayanan obat tanpa
resep, pelayanan yang diberikan berupa rekomendasi obat yang tepat untuk pasien
harus dipastikan obat yang akan dibeli untuk siapa, gejala apa yang dirasakan,
sudah berapa lama gejala berlangsung, pengobatan apa yang sudah diberikan
untuk mengobati penyakit, dan obat-obat lain apa yang sedang dikonsumsi.
Selain itu apotek menjual obat-obat yang telah diizinkan oleh pemerintah untuk
digunakan pasien tanpa resep dokter, yaitu obat yang telah masuk dalam DOWA
(Daftar Obat Wajib Apotek). Dalam proses pelayanan, petugas akan menanyakan
pasien mengenai tujuan penggunaan obat yang akan dibeli dan apakah pasien
telah sering menggunakan obat tersebut, selanjutnya obat diserahkan oleh tenaga

10
teknis kefarmasian kepada pasien dengan disertai pemberian informasi minimal
dalam hal cara penggunaan, aturan pakai dan penyimpanan obat. Apabila pasien
belum pernah mendapatkan obat sebelumnya, dan obat tersebut tidak terdapat di
daftar OWA, pasien akan direkomendasikan untuk memeriksakan diri ke dokter
terlebih dahulu.
Dalam sebulan Apotek Yeka Farma 21 melayani resep dari dokter sekitar
15 resep. Adapun alur pelayanan resep dokter di Apotek Yeka Farma 21 adalah
sebagai berikut:
1) Pada bagian penerimaan resep, TTK menerima resep dari pasien. Lalu
memeriksa kelengkapan dan keabsahan resep tersebut untuk melihat
persyaratan administrasi berupa nama dokter, alamat praktek dokter, paraf
dokter, nama pasien, umur, obat yang diminta, signa dan lain-lain, kesesuaian
farmasetik yang meliputi bentuk sediaan, dosis, potensi dan lain-lain, dan
pertimbangan klinis yang meliputi interaksi, alergi, efek samping dan lain-
lain.
2) TTK akan memeriksa ketersediaan obat dalam persediaan. Bila obat yang
dibutuhkan tersedia, maka dilakukan pemberian harga dan diberitahukan
kepada pasien. Setelah pasien setuju, segera dilakukan pembayaran atas obat.
Bila obat hanya diambil sebagian maka petugas membuat salinan resep untuk
pengambilan sisanya.
3) Guna memperkecil kesalahan dalam pelayanan resep, maka dilakukan proses
pemeriksaan obat sebelum diserahkan ke pasien. Pengecekan ini dilakukan
lebih dari 1 orang bertujuan untuk menghilangkan kesalahan penyerahan obat.
Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan terhadap nama obat, jumlah obat,
penandaan etiket, permintaan salinan resep, dan kuitansi sehingga pasien
menerima obat sesuai dengan yang diresepkan baik jenis, sediaan, jumlah,
maupun aturan penggunaannya.
4) Penyerahan obat oleh apoteker atau TTK bersamaan dengan informasi obat
berupa obat yang diberikan, aturan pakai, waktu minum, durasi, efek samping,
interaksi obat, dan waktu penyimpanan obat.

11
5) Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep dan
disimpan sekurang-kurangnya lima tahun.

b. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi
obat. Dispensing di apotek Yeka Farma 21 dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian.
c. Pelayanan Informasi obat (PIO)
Kegiatan PIO di Apotek Yeka Farma 21 dilakukan oleh Apoteker tetapi
jika apoteker tidak ada ditempat, maka PIO dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian. Pelayanan Informasi obat kepada pasien harus disampaikan dengan
jelas dan mudah di mengerti. Informasi tersebut sekurang-kurangnya meliputi cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta
makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.
d. Konseling
Tujuan Apoteker memberikan konseling di Apotek adalah untuk
memperbaiki kualitas hidup pasien dan agar pasien dapat terhindar dari bahaya
penyalahgunaan obat atau penggunaan obat yang salah. Pelayanan konseling obat
di Apotek umumnya bersamaan dengan pasien yang melakukan swamedikasi atau
ketika penyerahan obat kepada pasien. Namun pemberian konseling di apotek
Yeka Farma 21 kepada pasien belum dilakukan secara optimal, karena belum
tersedianya fasilitas ruangan untuk konseling dan resep yang di layani masih
sedikit. Diharapkan ke depannya dapat tersedianya fasilitas ruangan untuk
konseling, dan peran Apoteker sebagai tenaga profesional lebih ditingkatkan lagi
terutama dalam memberikan konseling dan monitoring obat.
e. Pelayanan Kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care)
Pelayanan Home Pharmacy Care adalah pelayanan kefarmasian kepada
pasien yang dilakukan dirumah, pelayanan ini khususnya diberikan kepada

12
kelompok pasien lanjut usia dan pasien dengan penyakit kronis. Pelayanan home
pharmacy care ini dapat dilakukan dengan cara melakukan kunjungan langsung
ke rumah pasien. Pelayanan Home Pharmacy Care ini tidak mudah untuk
dilakukan oleh Apoteker di sebuah Apotek karena memerlukan waktu dan
kondisi-kondisi yang ideal.

f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Pemantauan Terapi Obat merupakan proses yang memastikan bahwa
seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. Apotek Yeka Farma 21
belum melakukan pemantauan terapi obat kepada pasien karena resep yang
dilayani masih sedikit.
g. Monitoring efek samping obat (MESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis. Namun di apotek Yeka Farma 21 kegiatan monitoring efek
samping obat belum dilakukan karena resep yang dilayani masih sedikit.

13
BAB III
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Kegiatan PKPA
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Yeka Farma 21
dilaksanakan dari tanggal 02 – 27 Desember 2019/ kegiatan PKPA di Apotek
Yeka Farma 21 dibagi menjadi 2 shift. Shift I pukul 08.00-14.00 WIB sedangkan
shift II pukul 15.00-21.00 WIB. Adapun kegiatan PKPA di apotek Yeka Farma 21
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Kegiatan PKPA di Apotek Yeka Farma 21
Minggu Ke- Kegiatan
1 1. Pengarahan dari Apoteker Pengelola Apotek
(2-6 Desember 2019) 2. Pengenalan sejarah berdirinya apotek Yeka
Farma 21
3. Pembahasan mengenai peran dan tanggung
jawab apoteker di apotek mengacu standar
pelayanan pada PMK No 73 tahun 2016
4. Diskusi mengenai tata cara Perizinan Apotek,
dan syarat-syarat mendirikan apotek
5. Mengamati dan mengenal tata letak obat OTC
(Over The Counter) dan etikal beserta sistem
penyimpanannya.
6. Mempelajari tata cara transaksi penjualan
dengan computer.
7. Melakukan pelayanan dan Pemberian
Informasi Obat.
2 1. Mempelajari cara pelaporan narkotika dan
(9.13 Desember 2019) psikotropika melalui SIPNAP
2. Mempelajari tata cara pengadaan, mencatat
barang-barang kosong dan stok menipis pada
buku defekta
3. Melakukan pemesanan ke pada PBF,

14
membuat surat pesanan sesuai dengan jenis
obat yang akan di pesan dengan surat pesanan
regular dan prekursor.
4. Melakukan penerimaan barang datang dari
PBF
5. Menyusun dan menyimpan barang dating
3 1. Mempelajari cara menginput faktur barang
(16-20 Desember 2019) yang baru datang ke sistem komputer
2. Melakukan penyalinan faktur barang yang
baru datang ke dalam buku pencatatan barang
dan buku tagihan
3. Mempelajari penukaran faktur untuk
menetapkan waktu pembayaran obat
berdasarkan tanggal jatuh tempo.
4. Pelayanan swamedikasi
4 1. Melakukan pelayanan resep dan pemberian
(23-27 Desember 2019) informasi obat
2. Melakukan Stock Opname
3. Membahas hasil stock opname
4. Belajar mengenai perhitungan Harga Netto
Aptek (HNA), Harga Eceran Tertinggi (HET)
Harga Pokok Penjualan (HPP), dan lain-lain.
5. Evaluasi dan penutupan oleh Apoteker
Pengelola Apotek

B. Pembahasan
Apotek Yeka Farma 21 berdiri pada tanggal 16 September 2014 dengan
nomor SIA: 009/05/0000000/SUDINKES/08/2014 dimana izin operasional
apotek sudah habis pada tanggal 21 Agustus 2019 dan sudah melakukan
perpanjangan izin operasional namun terkendala dengan sistem zonasi. Proses
perizinan tempat usaha di wilayah DKI Jakarta diatur berdasarkan sistem zonasi,
dimana Apotek Yeka Farma 21 berada pada zona S6 (sub zona prasarana
palayanan umum), sehingga perizinan tersebut harus mengajukan ke Dinas Tata
Ruang Kota dan izin operasional Apotek Yeka Farma 21 masih berlaku hingga
ditetapkannya pengesahan revisi Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2014 tentang
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RTDR-PZ).
Apotek Yeka Farma 21 yang berlokasi di Jalan Komodor Udara No.32,
RT.001 RW.007 Kelurahan Halim Perdana Kusuma, Kecamatan Makasar Jakarta
Timur. Apotek Yeka Farma 21 terletak di lokasi yang strategis dan mudah diakses

15
karena terletak di tepi jalan yang memiliki dua arah, cukup ramai, banyak dilalui
oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Lingkungan sekitar apotek
merupakan lingkungan padat penduduk. Tingkat kepadatan penduduk tersebut
mempengaruhi jumlah domestic customer apotek. Di sekitar Apotek Yeka Farma
21 juga terdapat beberapa fasilitas pelayanan kesehatan seperti klinik prektek
dokter, R.S. AU, R.S. UKI, R.S. Haji, Puskesmas Kecamatan dan Kelurahan. Hal
ini merupakan suatu keuntungan tersendiri dan merupakan faktor pendukung bagi
perkembangan usaha Apotek.
Pengelolaan apotek juga membutuhkan desain yang baik untuk pemasaran
yang optimal. Apotek Yeka Farma 21 memiliki desain eksterior yang sederhana
sehingga tidak menimbulkan kesan mahal terhadap produk yang dijual di apotek,
mengingat masyarakat sekitar merupakan masyarakat kalangan ekonomi
menengah ke bawah. Obat yang disusun rapi dan tampak penuh di lemari serta
etalase sehingga memberi kesan lengkap akan ketersediaan obat. Ruang tunggu
juga dilengkapi kursi yang berjumlah 1 buah agar memberi kenyamanan
pengunjung. Kolam ikan hias di bagian luar apotek agar memberi kesan indah
pada apotek. Apotek Yeka Farma 21 juga dilengkapi adanya tempat parkir
sehingga memudahkan pengunjung untuk parkir secara aman dan gratis.
Penerimaan resep dan Penyerahan Obat di Apotek Yeka Farma 21
dilakukan melalui meja etalase depan yang juga berfungsi sebagai display
product obat OTC (Over The Counter). Tinggi etalase obat yang sekaligus
berfungsi sebagai meja yang disesuaikan untuk memberikan kenyamanan dalam
berkomunikasi antara petugas Apotek dengan pasien/customer.
Desain interior Apotek Yeka Farma 21 cukup baik, kondisi bersih dan
rapih sehingga memberikan kenyamanan bagi petugas apotek dan pengunjung.
Kerapihan apotek dapat dilihat dari penyusunan obatnya. Penyusunan obat di
Apotek Yeka Farma 21 di kelompokkan berdasarkan obat OTC (Over The
Counter), obat etikal, obat narkotik dan psikotropik, obat topikal dan obat yang
membutuhkan penyimpanan khusus di lemari pendingin. Obat OTC disusun di
etalase dibagian depan apotek. Obat OTC disusun berdasarkan efek farmakologi
dengan memperhatikan estetika agar tampak menarik dari luar. Produk susu,

16
produk bayi, dan suplemen herbal disusun di etalase depan agar mudah terlihat
pengunjung.
Obat etikal yang terdiri dari obat generik adan obat bermerek dagang
disimpan di bagian dalam apotek dan disusun berdasarkan alfabet dengan kartu
stok yang disisipkan di sebelah kiri obat. Penempatan obat generik dan obat
bermerek dagang dipisahkan. Obat etikal yang berbentuk sediaan cair, semi solid
disusun berdasarkan alfabet. Selain itu, dinding ruang dalam juga tedapat lemari
yang digunakan untuk penyimpanan stok persediaan obat. Penempatan obat
sesuai alfabet, sesuai farmakologi, dan pemisahan penempatan obat generik dan
merek dagang memudahkan petugas dalam pengambilan obat dalam
melaksanakan pelayanan kepada pengunjung sehingga pelayanan dapat
dilaksanakan dengan cepat.
Lemari untuk penyimpanan obat psikotropika dan narkotika berada
diruang racik dan diletakkan terpisah dari obat yang lainnya. Lemari ini
terbuat dari kayu yang memiliki 2 pintu dan 2 kunci. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya penyalahgunaan terhadap obat psikotropika dan narkotika.
Apotek Yeka Farma 21 belum terdapat obat-obat psikotropika dan narkotika,
dikarenakan dari berdirinya Apotek masyarakat sangat jarang yang menebus
resep narkotika ataupun psikotropika. Namun tidak menutup kemungkinan ke
depannya Apotek Yeka Farma 21 akan menyediakan obat-obatan narkotika dan
psikotropika.
Penyimpanan obat juga perlu memperhatikan stsbilitas obat agar kualitas
obat terjaga. Untuk tujuan tersebut, Apotek Yeka Farma 21 memiliki sebuah
lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan obat-obat yang
membutuhkan suhu khusus dalam penyimpanan seperti suppositoria, ovula,
kapsul lunak, dan vitamin.
Penyimpanan dan penyusunan obat yang rapih juga dilakukan dengan
memperhatikan kemudahan dalam pengambilan obat sehingga mempercepat
pelayanan resep. Sistem penyimpanan obat di Apotek Yeka Farma 21 diletakkan
pada rak-rak berdasarkan generik dan paten, bentuk sediaan obat (sirup, tablet,
salep, tetes, dan inhaler) serta disusun secara alfabetis. Sedangkan untuk produk-

17
produk termolabil seperti suppositoria dan terdapat tetes mata tertentu disimpan
di dalam lemari pendingin. Untuk obat-obat yang termasuk dalam kategori
Look Alike Sound Alike (LASA) ditandai dengan stiker hijau dengan tulisan
LASA namun masih dalam 1 kotak penyimpanan obat yang sama. Penyimpanan
obat-obatan di Apotek Yeka Farma 21 disusun secara FIFO (First In First Out)
kemudian FEFO (First Expired First Out). Penataan obat bebas dan obat bebas
terbatas disusun dalam etalase OTC yang berada di bagian depan, penyimpanan
obat OTC disusun berdasarkan farmakologi dan bentuk sediaan agar
memudahkan TTK dalam mengambil obat.
Sarana dan prasarana di Apotek Yeka Farma 21 terdiri dari ruang
peracikan obat, ruang penyimpanan obat etikal, ruang arsip, wastafel, kasir,
ruang tunggu, keranjang sampah, dan halaman parkir. Secara umum sarana dan
prasarana di Apotek Yeka Farma 21 sudah sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 9 tahun 2017 tentang Apotek.
APA dibantu oleh TTK dan kasir dalam melaksanakan pelayanan
kefarmasian. APA bertugas mengevaluasi pemasukan dan pengeluaran uang dan
barang serta memberikan masukan kepada karyawan akan hal tersebut.
Terkadang APA berdiskusi dengan TTK dan kasir di apotek untuk menambah
pengetahuan terutama dalam hal swamedikasi sehingga dapat memberikan
pelayanan yang baik kepada pengunjung walaupun APA sedang tidak berada di
tempat.
Pengelolaan obat yang optimal menjadi salah satu hal yang penting agar
ketersdiaan obat terjaga dengan baik. Untuk itu, apoteker dan petugas apotek
melakukan pengelolaan obat yang terdapat di apotek. Pengelolaan obat di Apotek
Yeka Farma 21 berjalan dengan baik dan diikuti dengan administrasi yang baik.
Pengelolaan diawali dengan perencanaan obat berdasarkan data yang terdapat
pada buku defekta. Stok obat yang hampir habis dan permintaan obat tertentu
dari masyarakat yang belum tersedia di apotek ditulis di buku defekta.
Pertimbangan jenis dan jumlah obat yang akan dipesan untuk pengadaan obat
juga dipengaruhi dengan adanya anggaran biaya, harga yang ada, pola konsumsi,
dan jumlah ketersediaan minimum obat di apotek. Hal tersebut dilakukan agar

18
apotek dapat melaksanakan pelayanan apotek dengan baik dan mendapat
kepercayaan dari masyarakat bahwa apotek memiliki ketersediaan obat yang
lengkap.
Dalam pengelolaan sediaan obat di apotek, pengadaan merupakan hal yang
sangat penting. Pengadaan obat di Apotek Yeka Farma 21 dilakukan dengan
pemesanan obat ke PBF melalui WhatsApp (WA) ataupun melalui pemesanan
langsung lewat sales PBF yang secara rutin berkunjung ke apotek. Pemesanan
obat secara langsung melalui sales yang datang ke apotek dilakukan dengan
menggunakan surat pesanan, sedangkan melalui WA umumnya dengan foto surat
pesanan dan surat pesanan baru diberikan kepada sales ketika obat di antar ke
apotek.
Pemesanan obat di Apotek Yeka Farma 21 dilakukan dua kali dalam
seminggu, yaitu setiap hari senin dan kamis. Pemesanan ini sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan penjualan harian apotek, baik penjualan obat bebas
maupun penjualan obat resep. Pada umumnya, pemesanan obat dilakukan apabila
stok obat telah mencapai stok persediaan minimum dan telah didata dalam buku
defekta. Obat-obatan yang dipesan ke PBF disesuaikan jumlah dan jenisnya
dengan kebutuhan apotek. Jumlah obat yang dipesan juga dipengaruhi tingkat
panjualan obat dan adanya diskon dari PBF.
Apabila suatu obat termasuk obat yang laku terjual (fast moving) dan PBF
menawarkan adanya diskon, maka pesanan obat tersebut dapat diperbanyak
jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan stok satu bulan. Setiap pemesanan obat
ke PBF harus memenuhi cukup faktur, yaitu memenuhi jumlah minimal
pemesanan sehingga obat dapat dikirim. Setiap PBF menetapkan nilai cukup
faktur atau jumlah minimal pemesanan yang berbeda. Pemesanan obat yang telah
cukup faktur akan dikirim oleh PBF dan diterima oleh apotek pada sore harinya
atau keesokan harinya.
Obat yang datang selanjutnya diterima oleh petugas apotek dan diperiksa
kesesuaiannya dengan daftar obat yang ada di buku pemesanan. Pegecekan juga
dilakukan antara barang yang datang dengan faktur pembelian yang meliputi
kesesuaian nama sediaan farmasi dan alat kesehatan, jumlah, kebenaran harga,

19
keutuhan kemasan, kebenaran label, tanggal kadaluarsa. Jika obat yang datang
sudah sesuai, maka faktur ditandatangani dan di cap oleh petugas apotek. Jika
terdapat obat yang tidak sesuai pesanan, rusak dan tanggal kadaluarsanya terlalu
dekat, maka obat tersebut dikembalikan kepada PBF yang bersangkutan. Faktur
pembelian obat terdiri dari satu lembar faktur asli dan tiga lembar salinan faktur.
Satu lembar faktur asli dan satu lembar salinan faktur yang dikembalikan kepada
karyawan PBF, sedangkan dua lembar salinan faktur diambil dan disimpan oleh
petugas apotek untuk arsip apotek. Obat yang telah diterima selanjutnya dihitung
harga jualnya sesuai dengan besarnya pajak dan persentase keuntungan yang
diperoleh. Obat tersebut kemudian di catat di sistem komputer, dan buku
penerimaan barang.
Pembayaran obat yang dipesan dilakukan setelah sales PBF dan apotek
melakukan tukar faktur, yaitu menetapkan waktu pembayaran obat berdasarkan
periode pembayaran dan tanggal jatuh tempo yang telah disepakati. Sales PBF
biasanya datang kembali ke apotek 1 minggu setelah pengiriman obat untuk
melakukan tukar faktur. Tanggal jatuh tempo pembayaran umumnya 21 hari atau
30 hari setelah pemesanan obat. Pada tanggal jatuh tempo, apotek melakukan
pembayaran. Sales PBF akan menandatangani faktur asli dan menyatakan lunas,
serta mengembalikan faktur asli kepada apotek. Selain pembayaran dengan
metode kredit, di Apotek Yeka Farma 21 juga melakukan pembayaran dengan
metode COD (Cash On Delivery) yaitu pembayaran berdasarkan pemesanan
barang dan dibayar tunai ketika barang sudah diterima oleh apotek.
Administrasi pencatatan penjualan di Apotek Yeka Farma 21 dilakukan
dengan baik dan rapih oleh petugas apotek. Setiap penjualan obat selalu dicatat
di catatan harian penjualan. Catatan harian penjualan merupakan catatan hasil
penjualan setiap hari di Apotek Yeka Farma 21 yang berisi tanggal, nama dan
jenis obat, jumlah obat, serta harga jualnya. Data dari catatan harian penjualan
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam buku kas untuk mengevaluasi
pemasukan dan pengeluaran setiap bulan. Selain itu, evaluasi keuangan juga
dilakukan setiap tahun dengan membuat neraca dan laporan laba rugi. Evaluasi
ini bertujuan untuk melihat perkembangan apotek setiap tahunnya. Evaluasi

20
terhadap pergerakan obat juga dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
obat mana saja yang masih tersedia dalam jumlah banyak, banyaknya obat yang
sudah kadaluarsa, dan jenis obat yang bergerak cepat (fast moving) dan bergerak
lambat (slow moving).
Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Harga Jual Apotek (HJA) di
Apotek Yeka Farma 21 dapat dihitung dengan:
HPP: Harga Netto Apotek (HNA) + PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10%
HJA: HPP (Harga Pokok Penjualan) + Margin
Di Apotek Yeka Farma 21 Margin dibedakan menjadi 2 sesuai dengan golongan
obatnya, untuk margin obat OTC 10-15%, dan untuk obat Ethical 30-35%.
Pengendalian secara manual di Apotek Yeka Farma 21 belum berjalan
secara optimal dikarenakan kemungkinan pegawai lupa atau tidak menulis stok
obat saat barang masuk atau keluar. Namun, hal ini dapat diatasi dengan
melakukan stock opname setiap 3 bulan sekali dan pada akhir tahun untuk
mencocokan jumlah obat yang tertera pada sistem komputer dengan jumlah obat
yang tersedia di Apotek untuk mencegah ketidaksesuaian stok dan kadaluarsa
obat yang dapat merugikan apotek. Kegiatan stock opname dilakukan oleh TTK
dibantu oleh petugas apotek yang lain, dimana seluruh kegiatannya dibawah
tanggung jawab APA.
Tujuan dari stock opname ini adalah untuk menghitung jumlah fisik
barang yang ada di stock untuk dicocokkan dengan transaksi pada komputer hal
ini berguna untuk mendeteksi secara dini adanya kehilangan barang.mendata
barang-barang yang kadaluarsa atau mendekati waktu kadaluarsa, untuk barang-
barang yang kadaluarsa kurang dari 1 tahun dipisahkan dan diberi daftar agar
lebih mudah dalam penjualan obat dan bila memungkinkan di retur ke PBF.
Selain itu stock opname digunakan untuk mendeteksi barang-barang slow moving
dan fast moving. Setelah selesai kegiatan stock opname di buat laporan stock
opname untuk dilakukan evaluasi oleh APA.
Pemusnahan obat dilakukan pada obat yang telah kadaluarsa dan rusak.
Obat-obat yang kadaluarsa disimpan terpisah atau digudang untuk menghindari
kesalahan pengambilan obat oleh petugas. Apotek Yeka Farma 21 belum pernah

21
melakukan pemusnahan obat yang telah kadaluarsa karena ruang penyimpanan
obat kadaluarsa masih mencukupi. Obat-obat dan produk non-obat seperti susu
yang kadaluarsa dimasukkan dalam dus dan disimpan di ruang gudang untuk
menghindari kesalahan pengambilan obat oleh pegawai. Pengembalian obat di
Apotek Yeka Farma 21 kepada PBF yaitu untuk obat yang kadaluarsa dan izin
edar obat telah dicabut oleh BPOM. Apabila obat ditarik maka sudah tanggung
jawab PBF untuk menggantikan obat tersebut.
Pemusnahan resep dilakukan pada resep yang sudah disimpan mencapai 5
tahun. Resep yang sudah masuk di Apotek Yeka Farma 21 dikumpulkan
berdasarkan nomor urut dan tanggal resep serta disimpan sekurang-kurangnya
lima tahun. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu lima tahun dapat
dimusnahkan. Namun Apotek Yeka Farma 21 ruang penyimpanan resep masih
cukup dan operasional apotek baru mencapai 5 tahun dan resep yang terkumpul
masih sedikit sehingga pemusnahan resep di Apotek Yeka Farma 21 belum
dilakukan.
Pelaporan internal di Apotek Yeka Farma 21 meliputi hasil penjualan yang
direkapitulasi setiap bulan dan pelaporan eksternal yang meliputi pelaporan obat
narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan yaitu sebelum tanggal 10 yang
ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi DKI, Kepala Balai POM. Pelaporan dilakukan secara online
di situs Sipnap.binfar.depkes.go.id. Kedua laporan tersebut dilakukan sebelum
tanggal 10 setiap bulannya. Walaupun Apotek Yeka Farma 21 belum melayani
penjualan narkotika dan psikotropika tetap melakukan pelaporan dengan
keterangan “nihil” pada laporan SIPNAP.
Terdapat tiga jenis pelayanan yang dilakukan di Apotek Yeka Farma 21
yaitu pelayanan resep, pelayanan swamedikasi oleh apoteker/TTK, dan pelayanan
pengecekan darah. Setelah resep diterima, resep diskrining secara administrasi,
farmasetik dan klinis oleh apoteker/TTK. Bila terdapat ketidakrasionalan resep
maka segera menghubungi dokter yang meresepkan. Obat yang ada di resep
kemudian diperiksa ketersediannya di apotek. Jika obat yang diminta tidak ada,
pasien akan ditawarkan obat dengan komposisi sama dengan merek yang berbeda.

22
Jika pasien setuju berikut dengan harga yang sudah dikonfirmasikan, maka obat
akan disiapkan.
Kemudian pasien diberikan informasi mengenai indikasi, efek samping
obat, cara penggunaan obat, jangka waktu pemakaian obat, makanan dan
minuman yang dianjurkan atau dihindari ataupun saran terapi nonfarmakologi
lainnya pada saat penyerahan obat. Hal tersebut penting dilakukan agar terapi
farmakologi berjalan dengan optimal dan menghindari terjadinya medication
error.
Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah suatu perawatan sendiri oleh
masyarakat terhadap penyakit yang umum diderita, dengan menggunakan obat-
obat yang dijual bebas di pasaran atau obat keras yang bisa di dapat tanpa resep
dokter dan disarankan oleh apoteker di apotek. Biasanya penyakit yang sering
dilakukan swamedikasi seperti penyakit batuk pilek, demam, diare, sakit gigi,
tukak lambung, gatal-gatal/penyakit kulit, dan lain-lain. Pelayanan swamedikasi
dilakukan pada obat OTC dan/atau obat DOWA. DOWA (Daftar Obat Wajib
Apotek) adalah daftar obat-obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter,
namun harus diserahkan oleh apoteker di apotek.
Terdapat 2 jenis pelanggan dalam hal ini, yaitu pelanggan yang sudah
mengetahui obat yang akan dibeli dan pelanggan yang datang dengan keluhan
penyakit tertentu tanpa mengetahui obat yang akan dibeli. Pada jenis pelanggan
yang datang dengan keluhan, apoteker atau TTK membantu memilihkan obat
dengan mempertimbangkan usia, berat badan pasien, penyakit yang diderita, dan
harga yang disanggupi pasien. Pasien juga diberi informasi mengenai obat yang
diberikan pada saat penyerahan obat oleh apoteker atau TTK. Pelayanan
swamedikasi di apotek sudah cukup baik.
Apotek Yeka Farma 21 telah menjalankan aktivitasnya sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian. Apotek
Yeka Farma 21 telah melaksanakn fungsi apoteknya sebagai sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker, seperti
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, dan pelayanan obat atas resep dokter serta memberikan pelayanan

23
informasi obat. Selain itu, Apotek Yeka Farma 21 juga telah menerapkan
sebagian besar standar pelayanan farmasi klinis sesuai Keputusan Menkes RI No
73 Tahun 2016 yang meliputi pengakajian resep, dispensing, PIO (pelayanan
Informasi Obat), konseling, sedangkan Pelayanan kefarmasian di rumah (home
pharmacy care), PTO (Pemantauan Terapi Obat), MESO (Monitoring Efek
Samping Obat) belum dilaksanakn di Apotek Yeka Farma 21.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil PKPA yang telah dilaksanakan di Apotek Yeka Farma
21 maka dapat disimpulkan bahwa Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek
Yeka Farma 21 memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan
pengelolaan apotek meliputi kegiatan administrasi, manajemen keuangan,
pengadaan, penyimpanan, pelayanan kefarmasian klinis di apotek dan
pemusnahan obat yang rusak atau kadaluarsa telah dilakukan dengan baik, teratur,
serta sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

B. Saran
1. Perlu ditingkatkan kedisiplinan dalam kegiatan pengendalian terutama pada
pencatatan di kartu stock.
2. Perlu adanya kerjasama dengan dokter untuk meningkatkan jumlah
penerimaan resep dan pelayanan di apotek.

24
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehata. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

25
Lampiran 1. SOP Pemesanan Obat

26
27
Lampiran 2. SOP Penerimaan Sediaan Farmasi dan Alkes

Lampiran 3. SOP Penyimpanan Obat

28
29
Lampiran 4. SOP Input Obat ke Komputer

Lampiran 5. SOP Stock Opname

30
31
Lampiran 6. SOP Pembayaran Tagihan

Lampiran 7. Surat Pesanan

32
Gambar 2. Surat Pesanan Reguler

33
Gambar 3. Surat Pesanan Prekursor

34
Gambar 4. Surat Pesanan Narkotika

Gambar 5. Surat Pesanan Psikotropika

35
Lampiran 8. Faktur Pajak

Gambar 6. Faktur Pajak

36
Lampiran 9. Faktur Pembelian

Gambar 7. Faktur Pembelian

Lampiran 10. Contoh Copy Resep dan Etiket

37
Gambar 9. Etiket Putih

Gambar 10. Etiket Biru

Gambar 8. Copy Resep

38
Lampiran 10. Kartu Stock dan buku Defekta

Gambar 12. Buku Defekta

Gambar 11. Contoh Kartu Stock

Lampiran 11. Penyimpanan Obat

39
Gambar 13. Penyimpanan Obat OTC Gambar 16. Pemyimpanan Obat
Termolabil

Gambar 17. Lemari Narkotika


Gambar 14. Penyimpanan Obat Etikal & Psikotropika

Gambar 18. Pelabelan Tanda


LASA

Gambar 15. Pemyimpanan Salep dan


Sediaan mata

40
Lampiran 12. Penyimpanan Dokumen

Lampiran 13. Kegiatan Stock Opname dan Penerimaan Barang

41
Gambar 19. Kagiatan Stock Opname

Gambar 20. Kegiatan Penerimaan Barang

Lampiran 14. Apotek Yeka Farma 21

42
Gambar 22. Apotek tampak depan

Gambar 21. Etalase penyimpanan obat OTC

Gambar 23. Papan Apoteker

43

Anda mungkin juga menyukai