Agenda Sidang Impib Makassar
Agenda Sidang Impib Makassar
Agenda Sidang Impib Makassar
Pasal 1
NAMA
KONGRES VIII merupakan Kongres Ikatan Mahasiswa Pelajar Indonesia Bombana yang
disingkat KONGRES VIII IMPIB MAKASSAR.
Pasal 2
STATUS
KONGRES VIII IMPIB MAKASSAR merupakan Forum Pengambilan Keputusan dan
Ketetapan Tertinggi dalam IMPIB MAKASSAR.
Pasal 3
PESERTA
Peserta Kongres VIII IMPIB MAKASSAR terdiri dari:
1. Peserta Biasa adalah Pelajar dan Mahasiswa Bombana yang berdomisili di Makassar atau
terdaftar pada salah satu Sekolah/Perguruan Tinggi dan berdomisili di Makassar.
2. Peserta Penuh adalah Pelajar dan Mahasiswa Bombana yang berdomisili di Makassar,
dan telah mengikuti proses kaderisasi di IMPIB MAKASSAR.
3. Peserta Peninjau adalah Pemerintah, Undangan, Alumnus yang berasal dari Bombana dan
berdomisili di Kota Makassar.
Pasal 4
HAK PESERTA
1. Peserta Biasa mempunyai hak bicara
2. Peserta Penuh mempunyai hak suara dan hak bicara.
3. Peserta Peninjau hanya mempunyai hak bicara.
Pasal 5
KEWAJIBAN PESERTA
1. Menaati tata tertib persidangan.
2. Tidak meninggalkan sidang tanpa seizing pimpinan sidang.
3. Berbicara setelah mendapat izin pimpinan sidang.
4. Peserta Kongres VIII IMPIB MAKASSAR harus berpakaian bebas rapi dan sopan.
Pasal 6
SIDANG
(1) Sidang Pleno adalah sidang yang dihadiri oleh Peserta Kongres VIII IMPIB MAKASSAR.
(2) Sidang Kongres VIII IMPIB MAKASSAR bersifat terbuka.
Pasal 7
PRESIDIUM SIDANG
Presidium sidang dipilih dari peserta Anggota Penuh Kongres VIII IMPIB MAKASSAR
berdasarkan kesepakatan forum.
Pasal 8
TUGAS PRESIDIUM SIDANG
Presidium sidang Kongres VIII IMPIB MAKASSAR bertugas memimpin sidang pleno.
Pasal 9
PENGGANTIAN PRESIDIUM SIDANG
Presidium sidang Kongres VIII IMPIB MAKASSAR dapat diganti atas persetujuan lebih dari
setengah atau 50% tambah satu Peserta Penuh sidang Kongres VIII IMPIB MAKASSAR.
Pasal 10
QUORUM
1. Sidang Pleno Kongres VIII IMPIB MAKASSAR dapat dinyatakan quorum apabila dihadiri
oleh lebih dari 2/3 jumlah Anggota Penuh.
2. Apabila pada point (1) tidak terpenuhi, maka sidang diskorsing selama 1 × 15 menit dan
setelah itu baru dianggap sah.
Pasal 11
KEPUTUSAN
1. Keputusan diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat.
2. Bila ayat (1) tidak tepenuhi maka keputusan diambil berdasarkan suara banyak.
3. Apabila terjadi suara yang seimbang, maka akan diadakan pemilihan ulang.
Pasal 12
SANKSI-SANKSI
1. Peserta yang tidak hadir baik dalam sidang pleno dianggap menerima hasil keputusan.
2. Peserta yang tidak mematuhi aturan tata tertin Kongres VIII IMPIB MAKASSAR akan
diperingatkan oleh pimpinan sidang dan apabila diindahkan maka pimpinan sidang dapat
mengeluarkan peserta tersebut atas persetujuan peserta sidang.
Pasal 13
RISALAH
1. Setiap persidangan harus mempunyai risalah persidangan yang dibuat oleh panitia pelaksana
dan disepakati oleh peserta Kongres VIII IMPIB MAKASSAR.
2. Sistem risalah sebagai berikut:
Tempat dan acara sidang.
Hari/Tanggal sidang beserta waktu persidangan.
Pimpinan sidang.
Daftar hadir peserta sidang.
Materi sidang.
Keputusan sidang/kesimpulan dari acara persidangan.
Keterangan lain yang dianggap perlu.
Pasal 14
PENUTUP
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Tata Tertib ini diserahkan kepada pimpinan sidang atas
persetujuan dari peserta sidang Kongres VIII IMPIB MAKASSAR.
2.1.6. Perkembangan Stadia Larva Udang Windu
Siklus Hidup
Siklus hidup udang windu sebenarnya telah banyak diteliti, Motoh [1981] telah membagi daur hidup
udang windu berdasarkan beberapa kriteria menjadi enam faase, yaitu:
a. Fase Embrio
b. Fase Larva
Terdiri dari stadium nauphilus, Zoea, Mysis, dan Post larva. akhir fase ini ditandai oleh ruas abdomen
keenam yang lebih panjang dari pada panjang carapace dan warna tubuh yang transparan ditutupi oleh
pita berwarna coklat gelap memanjang dari pangkal antene hingga telson.
a. Fase Nauplius
Fase ini dimulai sejak telur menetas, dan berlangsung selama 46- 50 jam atau 2- 3 hari. Dalam fase ini
larva belum memerlukan makanan dari luar karena masih terdapat persediaan makanan dalam kantung
kemih telur itu sendiri. Fase nauplius ini mengalami pergantian bentuk, dengan tanda- tanda sebagai
berikut :
Nauplius I : Badan berbentuk bulat telur, tetapi sudah mempunyai anggota badan 3 pasang.
Nauplius II : Badan masih bulat tetapi pada ujung antenna pertama terdapat setae (rambut) yang
satu panjang dan yang dua pendek.
Nauplius III : Tunas maxilla dan maxilliped mulai tampak, demikian juga furcal yang jumlahnya 2 buah
mulai terlihat jelas, masing- masing dengan 3 duri (spine).
Nauplius IV : Pada antenna kedua mulai tampak beruas- ruas dan pada setiap furcal terdapat 4 buah
duri.
Nauplius V : Organ bagian depan sudah mulai tampak jelas disertai dengan tumbuhnya tonjolan pada
pangkal maxilla.
Nauplius VI : Perkembangan bulu- bulu makin sempurna dan pada duri furcal semakin panjang.
. Fase Protozoea
Pada fase zoea larva harus diberi pakan dan aktif mengambil makanan sendiri dari luar yaitu
plankton. Fase zoea hanya berlangsung selama 3- 4 hari. Larva pada fase ini sangat peka terhadap
lingkungan.
Fase zoea terdiri dari 3 tingkatan yang mempunyai tanda- tanda yang berbeda sesuai dengan
perkembangnya yaitu :
Zoea I : Bentuk badan pipih, mata dan carapace mulai tampak, maxilla pertama dan kedua mulai
nerfungsi, alat pencernaan tampak jelas.
Zoea II : Mata mulai bertangkai dan pada carapace sudah terlihat rostrum dan duri supra orbital
yang bercabang.
Zoea III : Sepasang uropoda yang bercabang dua mulai berkembang dan duri pada ruas- ruas perut
mulai tumbuh.
c. Fase Mysis
Fase mysis berikutnya mirip udang- udangan, sifatnya yang paling menonjol adalah gerakan mundur
dengan cara membengkokkan tubuhnya. Pada fase ini berlangsung selama 4- 5 hari.
Fase mysis pada larva ditandai dengan tiga kali perubahan dengan tanda- tanda sebagai berikut :
Mysis I : Bentuk badan ramping dan memanjang seperti udang mudah, tetapi kaki renang masih
belum tampak.
Mysis II : Tunas kaki renang mulai tampak nyata tetapi belum beruas- ruas.
Mysis III : Tunas kaki renang bertambah panjang dan beruas- ruas.
c. Fase Juvenil
Pada stadium awal ditandai oleh warna tubuh yang transparan dengan pita coklat gelap pada bagian
sentral. Fase ini ditandai dengan fluktuasi perbandingan ukuran tubuh. Jika perbandingan ukuran
tubuhnya mulai stabil, berarti telah menginjak fase udang muda [Adolescent].
Pada fase ini proporsi ukuran tubuhnya mulai stabil dan mulai tumbuh tanda-tanda seksual dimana
pada udang windu jantan petasma mulai terlihat setelah panjang carapacenya mencapai 30 mm,
sedangkan pada betina thelicum mulai terlihat setelah panjang carapacenya mencapai 37 mm.
Ditandai dengan adanya kematangan seksual. Pada udang jantan ditandai oleh adanya spermatozoa
pada ampula terminalis dan pada udang betina ditandai oleh adanya spermatozoa dalam thelicumnya.
Udang windu dewasa ditandai dengan kematangan gonade yang sempurna. Pada udang jantan
memiliki spermatozoa pada pasangan ampula terminalis dan pada udang betina memiliki ovocystus yang
telah berkembang di dalam ovariumnya.