Proposal Judul-Bab I, Ii, Iii
Proposal Judul-Bab I, Ii, Iii
Proposal Judul-Bab I, Ii, Iii
Proposal Skripsi
“EFEKTIFITAS PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN
PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI POSYANDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TURI TAHUN 2020”
Disusun Oleh :
NAMA : ENY NUR FADHILLAH
NIM : P07124320081
Menyetujui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
Yogyakarta, ……………………………
Ketua Jurusan Kebidanan
Disusun Oleh
NAMA : ENY NUR FADHILLAH
NIM : P07124320081
Ketua,
Anggota,
Anggota,
Yogyakarta, ………………….
Ketua Jurusan Kebidanan
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua bersumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Tanggal : ………………….
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan Skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi Sarjana Terapan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Skripsi ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRACT
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penelitian
F. Keaslian Penelitian
A. Latar Belakang
Gizi baik menjadi landasan setiap individu mencapai potensi
maksimal yang dimilikinya. Berbagai jurnal menyebutkan, kerugian materi
dan imateri dari masalah gizi luar biasa besar. Masalah gizi menyebabkan
rendahnya status kesehatan dan gizi sehingga berpengaruh terhadap
rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pencapaian pendidikan
rendah, dan daya saing bangsa. Perbaikan gizi masih perlu dioptimalkan,
upaya Kementerian Kesehatan dalam Program Indonesia Sehat melalui
Pendekatan Keluarga difokuskan pada 4 prioritas yaitu percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),
perbaikan gizi serta penurunan penyakit menular dan tidak menular(1).
Anak di bawah lima tahun atau balita memiliki masa
perkembangan fisik dan mental yang pesat, balita akan menunjukkan
pertumbuhan badan yang pesat sehingga membutuhkan zat gizi yang lebih
tinggi. Kurang gizi pada masa ini akan mempengaruhi kualitas pada usia
dewasa sampai lanjut sehingga pada masa ini balita membutuhkan perhatian
lebih dalam tumbuh kembangnya(2).
Anak yang berat badannya kurang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang, hal ini mengakibatkan cadangan gizi tubuhnya dimanfaatkan
untuk kebutuhan dan aktivitas tubuh. Kekurangan asupan gizi dari makanan
dapat mengakibatkan penggunaan cadangan tubuh, sehingga dapat
menyebabkan kemerosotan jaringan. Kemerosotan jaringan ini ditandai
dengan penurunan berat badan atau terhambatnya pertumbuhan tinggi
badan. Pada kondisi ini sudah terjadi perubahan kimia dalam darah atau
urin. Selanjutnya akan terjadi perubahan fungsi tubuh menjadi lemah, dan
mulai muncul tanda yang khas akibat kekurangan zat gizi tertentu. Akhirnya
muncul perubahan anatomi tubuh yang merupakan tanda sangat khusus,
misalnya pada anak yang kekurangan protein, kasus yang terjadi menderita
kwashiorkor. Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia.
Gizi kurang adalah keadaan kekurangan berat badan menurut umur, dimana
z-skor antara -3 SD sampai dengan -2SD(3).
Program perbaikan gizi masyarakat meliputi penanggulangan
Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), dan kekurangan
zat gizi mikro lainnya dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian
Keluarga Sadar Gizi. Di Kabupaten Sleman, upaya penanggulangan KEP
diawali dengan kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) untuk mengetahui
status gizi balita di Kabupaten Sleman dengan indeks Berat Badan Menurut
Umur (BB/U), indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), dan indeks
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB). Pemantauan Status Gizi
(PSG) adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai status gizi balita yang
rutin dilaksanakan setiap tahun pada bulan Februari menggunakan metode
crossectional dengan melibatkan semua balita yang ada(4).
PSG ini merupakan salah satu indikator kinerja utama Bupati
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Adapun hasil kegiatan PSG
tahun 2018 salah satunya dengan indeks Berat Badan Menurut Umur yaitu
pada tahun 2018 di Sleman ada 55.055 balita yang dipantau
pertumbuhannya yang tersebar di 25 Puskesmas dan 1.530 Posyandu yang
ada di Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa prevalensi balita status gizi
buruk tahun 2018 sebesar 0,52% (284 balita) mengalami peningkatan 0,08%
, dibandingkan dengan tahun 2017 yaitu 0,44% (245 balita), dan jika
dibandingkan dengan restra tahun 2018 yaitu 0,43% maka prevalensi
tersebut belum memenuhi target. Prevalensi status gizi kurang pada tahun
2018 mengalami kenaikan sebesar 0,43 jika dibandingkan tahun 2017 yaitu
6,89% (3.795 balita) menjadi 7,32% (4.032 balita). Prevalensi balita status
gizi buruk dan kurang (underweight) pada tahun 2018 mengalami kenaikan
sebesar 0,51% jika dibandingkan tahun 2017, yaitu 7,84% (4.316 balita)
menjadi 7,33% (4.040 balita), tetapi jika dibandingkan renstra Kabupaten
Sleman tahun 2018 angkanya lebih besar 0,73% yaitu 6,60%(4).
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapatkan
perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan
gizi. Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi, pada kelompok usia
balita perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemulihan. PMT Pemulihan bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan
sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-hari (5)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
51 tahun 2016 tentang standar produk supplement gizi adalah untuk
memenuhi kecukupan gizi bagi bayi, balita, anak sekolah, wanita usia subur,
ibu hamil dan ibu nifas diberikan seplementasi gizi yang merupakan
penambahan makanan atau zat gizi yang diberikan dalam bentuk makanan
tambahan, tablet tambah darah, kapsul vitamin A, dan bubuk tabur gizi.
Suplementasi gizi dalam bentuk makanan tambahan merupakan makanan
tambahan dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan
mineral yang diberikan kepada balita 6 sampai 59 bulan dengan kategori
kurus, anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus, dan ibu hamil kurang
energi kronis(6).
Puskesmas Turi merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten
Sleman. Berdasarkan data studi pendahuluan, di Puskesmas Turi tahun 2018
prevalensi status gizi buruk 0,68% (14 balita) dan prevalensi status gizi
kurang 5,56% (114balita), sedangkan tahun 2019 prevalensi balita status
gizi buruk terdapat 0,46% (9 balita) sedangkan balita dengan status gizi
kurang ada 9,72% (192balita). Entri data dilakukan satu kali dalam satu
tahun, yaitu pada bulan Februari. Berdasarkan studi pendahuluan, dari hasil
evaluasi program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam bentuk
kering berupa kacang hijau, gula merah, telur, abon, susu, minyak goreng,
dan mi kering yang diberikan selama tiga bulan April-Juni 2019 kepada 10
balita dengan status gizi buruk, didapatkan hasil 40% balita meningkat
status gizinya menjadi status gizi kurang dan 60% balita berstatus gizi
buruk. Kemudian untuk program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
berupa biskuit belum dapat dievaluasi karena sebagian besar sasaran
mendapatkan jumlah biskuit tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya,
hal ini berkaitan dengan daya terima sasaran yang mudah bosan dengan
biskuit, sehingga peneliti menciptakan produk berupa pudding ketela pohon
dengan beberapa varian rasa yaitu rasa manga, coklat, keju dan pandan.
Mengingat status gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi di
Indonesia, dan perbaikan gizi masyarakat merupakan program Pemerintah,
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Efektifitas PMT Pemulihan pada Balita dengan Status Gizi Kurang di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Turi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data studi pendahuluan, di Puskesmas Turi tahun 2018
prevalensi status gizi buruk 0,68% (14 balita) dan prevalensi status gizi
kurang 5,56% (114balita), sedangkan tahun 2019 prevalensi balita status
gizi buruk terdapat 0,46% (9 balita) sedangkan balita dengan status gizi
kurang ada 9,72% (192balita). Berdasarkan uraian di atas maka perumusan
masalah yang diambil adalah “ Apakah Ada Efektivitas Pemberian
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan pada Balita dengan Status Gizi
Kurang di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Turi Tahun 2020?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas pemberian PMT Pemulihan pada Balita dengan
Status Gizi Kurang di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Turi Tahun
2020.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Distribusi Karakteristik Balita berdasarkan umur di
Posyandu wilayah Kerja Puskesmas Turi Tahun 2020.
b. Mengetahui Distribusi Karakteristik Balita berdasarkan jenis kelamin
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Turi Tahun 2020.
c. Mengetahui Distribusi Karakterisktik Balita berdasarkan pola asuh di
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Turi Tahun 2020.
d. Mengetahui Persentase Perubahan Status Gizi Balita di Posyandu
Wilayah Kerja Puskesmas Turi tahun 2020.
e. Mengetahui Perbedaan Satus Gizi Indeks BB/U Balita sebelum dan
setelah PMT Pemulihan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Turi
Tahun 2020.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah kesehatan ibu dan anak
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan proposal skripsi ini bermanfaat bagi pihak pendidikan
sebagai wacana yang dapat menunjang perkembangan ilmu
pengetahuan serta dapat dijadikan dasar pemikiran didalam penelitian
lanjutan.
2. Manfaat Praktik
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan proposal skripsi ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan
untuk memperoleh informasi dan masukan yang diharapkan dapat
lebih meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan terhadap
kasus gizi kurang pada balita.
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan proposal skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat untuk
memperoleh informasi tentang gizi balita sehingga dapat
meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan
penanganan gizi kurang pada balita.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis yang pernah ada adalah:
1. Anik Kurniawati dan Endang Suwanti (2017) meneliti tentang
Evektivitas Pemberian Makanan Tambahan dengan Konsep Empat
Bintang terhadap Kenaikan BB pada Balita Gizi Buruk di Posyandu
Wilayah Puskesmas Ngawen Kabupaten Klaten. Jenis penelitian
tersebut adalah penelitian experiment dengan pendekatan quasi
experiment dengan desain pretest – post test experimental non control
group design. Variabel bebas penelitian adalah PMT dengan konsep
empat bintang, variabel terikat penelitian adalah kenaikan BB balita
(penimbangan pada bulan pertama dan kedua setelah perlakuan. Subyek
penelitian ini adalah balita gizi buruk di posyandu wilayah Puskesmas
Ngawen Kabupaten Klaten.indikator penilaian status gizi balita
menggunakan indeks BB menurut Umur (BB/U). Hasil penelitian
analisis bivariat adalah PMT dengan konsep empat bintang efektif
menaikkan BB balita dengan gizi buruk.
2. Arum Sekar Rahayuning Putri dan Trias Mahmudiono (2019) meneliti
tentang Efektivitas PMT Pemulihan pada Status Gizi Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Simomulyo Surabaya. Jenis penelitian tersebut
merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross
sectional. Variabel bebas penelitian adalah PMT Pemulihan, variabel
terikat penelitian adalah status gizi balita sebelum dan setelah
mendapatkan PMT. Subyek penelitian ini adalah seluruh balita di
wilayah kerja Puskesmas Simomulyo Surabaya. Hasil penelitian tidak
ada perbedaan pada status gizi balita dengan indeks antropometri BB
menurut TB (BB/TB) saat sebelum mendapat PMT dan setelah
mendapat PMT.
3. Yohan Yuanta (2018) meneliti tentang Hubungan Riwayat Pemberian
ASI dan Pola Asuh dengan Kejadian Gizi Kurang pada anak Balita di
Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi. Jenis penelitian tersebut
menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan kasus kontrol.
Variabel dependen gizi kurang dan variabel independent Riwayat
pemberian ASI dan pola asuh. Jumlah subjek sebanyak 174 balita yang
diambil secara fixed disease sampling. Analisis bivariat menggunakan
uji C_SquareHasil penelitian menunjukkan dan analisis multivariat
menggunakan uji regresi logictic biner. Hasil penelitian terdapat
hubungan antara Riwayat pemberian ASI dan pola asuh ibu dengan
kejadian gizi kurang.
4. Eny Nur Fadhillah (2020) meneliti tentang Efektivitas PMT Pemulihan
pada Balita dengan Status Gizi Kurang di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Turi Kabupaten Sleman. Jenis penelitian yang akan
dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan quasi
eksperiment dengan desain pretest – post test control group design.
Variabel bebas penelitian adalah PMT pemulihan, variabel terikat
adalah kenaikan BB balita (sebelum pemberian PMT Pemulihan dan
setelah 3 bulan pemberian PMT). Subyek penelitian adalah balita
dengan status gizi kurang di posyandu wilyah kerja Puskesmas Turi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Gizi Kurang
Gizi kurang adalah keadaan kekurangan berat badan menurut
umur (BB/U), dimana Z-score antara -3 SD sampai dengan -2 SD.
Terdapat banyak faktor yang menimbulkan masalah gizi, konsep yang
dikembangkan oleh United Nation Children’s Fund (Unicef) tahun
1990, bahwa masalah gizi disebabkan oleh dua faktor utama yaitu
faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung yang
menimbulkan masalah gizi yaitu kurangnya asupan makanan dan
penyakit yang di derita. Seseorang yang asupan gizinya kurang akan
mengakibatkan rendahnya daya tahan tubuh yang dapat menyebabkan
mudah sakit. Sebaliknya pada orang sakit akan kehilangan gairah
untuk makan, akibatnya status gizi menjadi kurang. Jadi asupan gizi
dan penyakit mempunyai hubungan yang saling ketergantungan.
Sedangkan faktor penyebab tidak langsung antara lain kekurangan
asupan makanan disebabkan oleh tidak tersedianya pangan pada
tingkat rumah tangga, sehingga tidak ada makanan yang dapat
dikonsumsi. Kekurangan asupan makanan juga disebabkan oleh
perilaku atau pola asuh orang tua pada anak yang kurang baik. Dalam
rumah tangga sebetulnya tersedia cukup makanan, tetapi distribusi
makanan tidak tepat atau pemanfaatan potensi dalam rumah tangga
tidak tepat, misal orang tua lebih mementingkan memakai perhiasan
dibandingkan untuk menyediakan makanan bergizi. Penyakit infeksi
disebabkan oleh kurangnya layanan kesehatan pada masyarakat dan
keadaan lingkungan yang tidak sehat. Tingginya penyakit juga
disebabkan oleh pola asuh yang kurang baik, misalnya anak dibiarkan
bermain pada tempat kotor(3).
Gambar 1.
Faktor Penyebab Gizi Kurang
Kurangnya Penyebab
Penyakit
Asupan Gizi langsung
Kurangnya Kurangnya
Perilaku atau pelayanan Penyebab
ketersediaan
asuhan ibu dan kesehatan dan tidak
pangan tingkat
anak yang kurang lingkungan tidak langsung
rumah tangga
sehat
1) Persiapan
a) Kecamatan atau Puskesmas
Meliputi sosialisasi dari Puskesmas ke kader tentang
rencana pelaksanaan PMT Pemulihan yang menggunakan
dana penunjang pelayanan kesehatan merujuk pada Juknis
BOK, rapat koordinasi dan organisasi pelaksana untuk
menentukan lokasi, jenis PMT Pemulihan, alternative
pemberian, penanggung jawab, pelaksana PMT Pemulihan
(menggunakan dana kegiatan lokakarya mini dari BOK),
konfirmasi status gizi calon penerima PMT Pemulihan,
penentuan jumlah dan alokasi sasaran, perencanaa menu
makanan tambahan pemulihan.
b) Desa atau Kelurahan atau Pustu atau Poskesdes
Meliputi rekapitulasi data sasaran balita berdasar
kelompok umur dan jenis kelamin, mengirimkan data balita
sasaran yang akan mendapat PMT Pemulihan ke
Puskesmas, pembinaan pelaksanaan PMT Pemulihan
termasuk penyusunan menu makanan tambahan.
Gizi
kurang
Gizi baik
Gizi lebih
Kurangnya Penyebab
Penyakit langsung
Asupan Gizi
Kurangnya
Kurangnya
Perilaku atau pelayanan Penyebab
ketersediaan
asuhan ibu dan kesehatan dan tidak
pangan tingkat
anak yang kurang lingkungan tidak langsung
rumah tangga
sehat
2. Kerangka Konsep
Pemberian
Makanan Status Gizi Balita
Tambahan
Pemulihan
Variabel Independen Variabel Dependen
C. HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari kata hypo (artinya di bawah) dan thesis
(artinya kaidah), adalah suatu pernyataan sementara yang harus dibuktikan
kebenarannya dengan menggunakan uji statistic yang sesuai. Hipotesis
adalah suatu asumsi pernyataan hubungan antar dua variabel atau lebih
yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Sehingga
hipotesis tidak menilai benar atau salah tetapi menguji asumsi dengan data
empiris apakah sahih atau tidak. Hipotesis diperlukan untuk penelitian
eksperimen dan analitik. Hipotesis dalam penelitian ini harus operasional
dalam bentuk narasi (bukan hipotesis nol)(11).
Pada penelitian ini penulis menetapkan hipotesis kerja (Ha) yaitu
“Ada Efektifitas Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan pada Balita
dengan Status Gizi Kurang”.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Kriteria inklusi
a. Balita dengan status gizi kurang yang berusia 12 sampai 55
minggu di posyandu wilayah kerja puskesmas turi.
b. Tidak menderita penyakit infeksi yang berat
c. Bersedia menjadi responden penelitian
2. Kriteria eksklusi
a. Balita mengalami komplikasi
b. Balita berhenti atau tidak mau menerima intervensi
c. Pindah daerah atau meninggal dunia.
I. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini prosedur penelitiannya yaitu:
1. Pengumpulan data responden sebelum diberikan intervensi yang
diambil dari data posyandu.
2. Mengajukan Etichal Clearace kepada komite etik.
3. Melakukan Persetujuan setelah penjelasan (PsP) dan calon responden
menandatangani Informed Consent.
4. Memberikan intervensi kepada responden berupa PMT-P pudding
ketela pohon selama tiga bulan dan dilakukan penimbangan setiap satu
bulan sekali.
5. Hasil evaluasi akan dicatat pada lembar observasi, dan setelah tiga
bulan akan dianalisa datanya.
J. Manajemen Data
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dari posyandu.
2. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan computer melalui
program Microsoft Exel selanjutnya dianalisis dengan program SPSS
17.
3. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
narasi distribusi frekuensi variabel baik variabel independen maupun
variabel dependen.
4. Analisis data
Pada penelitian ini data berupa data kontinu atau numerik sehingga uji
statistik yang digunakan untuk menganalisa data jika data berdistribusi
normal maka menggunakan uji T independent, dan jika tidak
berdistribusi normal maka uji yang digunakan adalah uji Mann-
Whitney.
K. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam
penelitian. Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma
sopan santun yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan
di masyarakat, norma hukum mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi
pelanggaran, dan norma moral yang meliputi itikad dan kesadaran yang
baik dan jujur dalam penelitian. Pada tahun 2002 diterbitkan beberapa
peraturan terkait dengan etik penelitian seperti Surat Keputusan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan No.02002 tentang Tata Laksana Uji
Klinik Obat Tradisional, Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik di Indonesia,
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 1333/2002 tentang Persetujuan
Penelitian Kesehatan terhadap Manusia, dan Keputusan Menteri
Kesehatan R.I. No. 1334/2002 tentang Komisi Nasional Etik Penelitian
Kesehatan. Penerapan etik penelitian kesehatan dilakukan melalui tiga
prinsip yaitu beneficience, menghargai martabat manusia dan
mendapatkan keadilan (11).
Pada penelitian ini peneliti mengajukan persetujuan etik atau etichal
clearance (EC) ke komite etik. Selanjutnya peneliti melakukan
Persetujuan setelah Penjelasan (PsP) kepada orang tua atau wali calon
responden, jika bersedia orang tua atau wali calon responden akan
menandatangani Informed Consent. Untuk menjaga privasi atau
kerahasiaan responden, peniliti akan mencantumkan nama responden
beserta orang tua atau wali berupa inisial.
9. Kementerian Kesehatan RI. Buku saku pemantauan status gizi. Buku saku
pemantauan status gizi tahun 2017. 2018;7–11.
12. Sugiyono. Metode Penelitian Evaluasi. 1st ed. Dr. Yuyun Yuniarsih MP,
editor. Bandung: Alfabeta; 2018. 456 p.
Lampiran 1. Rencana Anggaran Penelitian
No Inisial Tgl JK Inisial Pola Pengukuran Awal Perkembangan BB Pengukuran Akhir Ket.
Balita Lahit Ortu Asuh
BB TB Status Bulan 1 Bulan BB TB Status Gizi
Gizi 2