Askep Gerontik Asam Urat Jhoint Polii-1
Askep Gerontik Asam Urat Jhoint Polii-1
Askep Gerontik Asam Urat Jhoint Polii-1
M DENGAN KASUS
Dosen Pembimbing
Jane A. Kolompoy, SKM, M.Kes
Nip 196504291988032003
Disusun oleh
Jhoint Fortun Polii
711440118050
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Usia lanjut adalah golongan penduduk atau populasi berumur 60 tahun atau lebih
(Bustan, 2000).Usia lanjut adalah masa yang dimulai sekitar usia 60 hingga 65 tahun dan
berlanjut hingga akhir kehidupan (Stolte, 2003).Menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).
1. Teori Biologis
b. Teori Imunologis
Teori imunologis menua merupakan suatu alternatifyang diajukan oleh Walford 1965. Teori
ini menyatakan bahwa respon imun yangtidak terdiferensiasi meningkat seiring dengan usia.
Mutasi yang berulang dapatmenyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh
mengenali dirinyasendiri. Jika mutasi merusak membran sel akan menyebabkan sistem imun
tidakmengenal dirinya sendiri sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasaripeningkatan
penyakit auto-imun pada lanjut usia (Goldstein,1989).
c. Teori Stres
Teori stres menyatakan bahwa menua terjadi akibathilangnya sel-sel yang biasanya
digunakan oleh tubuh. Regenerasi jaringan tidakdapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stressyang menyebabkan sel-sel tubuh lemah.
d. Teori Pakai dan Usang
Dalam teori ini, dinyatakan bahwa sel-sel tetap ada sepanjang hidup manakala sel-sel
tersebut digunakan secara terus-menerus. Teori ini dikenalkan oleh Weisman (1891).
Hayflick menyatakan bahwa kematian merupakan akibat dari tidak digunakannya sel-sel
karena dianggap tidak diperlukan lagi dan tidak dapat meremajakan lagi sel-sel tersebut
secara mandiri.Teori ini memandang bahwa proses menua merupakan proses pra–program
yaitu proses yang terjadi akibat akumulasi stress dan injuri dari trauma. Menua dianggap
sebagai “Proses fisiologis yang ditentukan oleh sejumlah penggunaan dan keusangan dari
organ seseorang yang terpapar dengan lingkungan (Matesson, Mc.Connell, 1988)
2. Teori Psikologis
Selain tugas perkembangan diatas, terdapat pula tugas perkembangan yang spesifik yang
dapat muncul sebagai akibat tuntutan :
1) Kematangan fisik
2) Harapan dan kebudayaan masyarakat
3) Nilai-nilai pribadi individu dan aspirasi
Peck (1968) menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan erikson dengan
mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri dapat dipilah dalam tiga tingkat yaitu :
pada perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, perubahan tubuh terhadap pola
preokupasi, dan perubahan ego terhadap ego preokupasi.
Pada tahap perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, tugas perkembangan yang
harus dijalani oleh lansia adalah menerima identitas diri sebagai orang tua dan mendapatkan
dukungan yang adekuat dari lingkungan untuk mengnhadapi adanya peran baru sebagai
orang tua (preokupasi). Adanya pensiun dan atau pelepasan pekerjaan merupakan hal yang
dapat dirasakan sebagai sesuatu yang menyakitkan dan dapat menyebabkan perasaan
penurunan harga diri dari orang tua tersebut.
Perubahan fisik dan pola fikir pada usia lanjut juga dapat menjadi salah satu gangguan yang
berarti bagi kehidupan lanjut usia. Kondisi fisik/pola fikir yang menurun kadang tidak
disadari oleh lanjut usia dan hal ini dapat mengkibatkan konflik terhadap peran baru dari
lanjut usia yang harus dijalaninya.
Tugas perkembangan terakhir yang harus diterima oleh lanjut usia adalah bahwa mereka
harus mampu menerima kematian yang bakal terjadi pada dirinya dalam kesejaheraan.
Pemanfaatan sisa keefektifan tubuh untuk aktivitas sehari-hari dapat menjadi salah satu
upaya untuk meningkatkan moral individu dalam menerima perubahan ego menuju
keselarasan diri.
c. Teori Jung
Carl Jung merupakan psikolog swiss yang mengembangkan teori bahwa perkembangan
personal individu dilalui melalui tahapan-tahapan : masa kanak-kanak, masa remaja dan
remaja akhir, usia pertengahan, dan usia tua. Kepribadian personal ditentukan oleh adanya
ego yang dimiliki, ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif. Teori ini
mengungkapkan bahwa sejalan dengan perkembangan kehidupan, pada masa usia
pertengahan maka seseorang mulai mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan
mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan dan meninggalkan khayalan. Pada masa ini dapat
terjadi “krisis usia pertengahan” yang dapat mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu
sendiri secara psikologis. Adanya sikap ekstrovert maupun introvert sangat berpengaruh
sekali terhadap peran dan penyelesaian masalah kehidupan saat usia pertengahan. Pencapaian
keselarasan hidup merupakan salah satu indikator telah tereksplorasinya nilai-nilai kehidupan
oleh individu dan pencapaian ini sangat dipengaruhi oleh kepribadian (introvert maupun
ekstrovert). Berdasar pada pemahaman diatas, maka Jung menilai bahwa seseorang mampu
dianggap sukses dalam proses menua manakala individu mampu untuk menjadi “orang yang
berfokus pada orang lain” dan memiliki kepedulian yang penuh terhadap kehidupan sosial.
3. Teori sosial
a. Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa seorang individu harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan
sosial untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari tua. (Havigurst dan Albrech.
1963). Aktivitas dalam teori ini dipandang sebagai sesuatu yang vital untk mempertahankan
rasa kepuasan pribadi dan kosie diri yang positif. Teori ini berdasar pada asumsi bahwa : (1)
aktif lebih baik daripada pasif (2) Gembira lebih baik daripada tidak gembira (3) orang tua
merupakan adalah orang yang baik untuk mencapai sukses dan akan memilih alternatif
pilihan aktif dan bergembira.
b. Teori Kontinuitas
Teori ini memandag bahwa kondisi tua merupakan kondisi yang selalu terjadi dan secara
berkesinambungan yang harus dihadapi oleh orang lanjut usila.
1. Perubahan Fisik
a. Sistem pernafasan pada lansia
1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi
berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi
penumpukan sekret.
3) Penurunan aktivitas paru (mengembang & mengempisnya) sehingga jumlah udara
pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang
tenang kira kira 500 ml.
4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²),
sehingga menyebabkan terganggunya prose difusi.
5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg mengganggu proses oksigenasi dari
hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.
6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang
lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7) Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran
nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.
b. Sistem persyarafan.
1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3) Mengecilnya syaraf panca indera.
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa
lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
4) Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
Seksualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari
sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga
sebagai pihak yang lebih tua tanpa harus berhubungan badan, masih banyak cara lain untuk
dapat bermesraan dengan pasangan. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa
tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan seksualitas dalam
pengalaman seks.
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan
yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti
penyakit-penyakit.Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam
sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek
atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif
dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian,
perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.
Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan
kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang
cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek
psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut
dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:
a. Tipe kepribadian konstruktif (Construction personality), biasanya tipe ini tidak banyak
mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
b. Tipe kepribadian mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan
mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan
yang dapat memberikan otonomi pada dirinya
c. Tipe kepribadian tergantung (Dependent personality), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada
masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang
ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
d. Tipe kepribadian bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia
tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak
diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-
marit.
e. Tipe kepribadian kritik diri (Self Hate personality), pada lansia tipe ini umumnya terlihat
sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah
dirinya.
A. Konsep dasar penyakit Pada lasia
1. Pengertian Atritis Gout ( asam urat )
2. Etiologi
a) Faktor genetik dan !aktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
b) Jenis kelamin dan umur
c) Prosentase Pria dan wanita yaitu 2:1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu
umur (30 tahun keatas), sedangkan anita terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun).
d) Berat badan
e) Brelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang
karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan
kelebihan produksi asam urat.
f) konsumsi alkohol
g) minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol
mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
h) diet
i) makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout.
misalnya makanan yang tinggi purin: kacang-kacangan, rempelo dll.
j) Obat-obatan Tertentu
k) Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk mengembangkan
hiperurisemia dan gout. diantaranya golongan obat
jenis diuretik, salisilat, niasin, siklosporin, le1odo1a.
Patofisiologi
1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam
plasma lebih dari 9 mg/dl.
2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi !agositosis kristal
oleh leukosit.
3. Fagositosis, terbentuk !agolisosom dan akhirnya membran 1akuol disekeliling kristal
bersatu dengan membran leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan en7im dan oksida
radikal ke dalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel, terjadi respon in!lamasi dan kerusakan jaringan. Setiap orang memiliki
asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam
urat. normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui !eses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang
ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh.
hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih
selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau
bengkak.
2) Stadium Interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode
interkritikal asimptomatik.
3) Stadium Arthritis gout menahun
Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga dalam aktu
lama tidak berobat secara teratur pada dokter. $ada tahap ini akan terjadi benjolan-
benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari
kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan
tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan
mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.
V. Komplikasi
a. penderita akan mengalami radang sendi akut berulang dan
semakin lama semakin sering kekambuhannya
b. Sakitnya akan bertambah lemah
c. Sendi yang terasa sakit bertambah banyak
d. Tofi semakin lama semakin besar, bahkan pecah dan menjadi luka
e. pada ginjal dan saluran kemih bisa timbul batu
I. IDENTITAS
Umur : tahun
Suku : Minahasa
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Kategori : old
Sumber pendapatan
Ada, jelaskan
Tidak, jelaskan
Riwayat Pekerjaan :
Membungkuk
(8) BB : 52 kg
(9) IMT :
1.Kepala
a. Kebersihan : Bersih
c. Warna : Putih
c. Strabismus : Tidak
d. Penglihatan : Kabur
e. Peradangan : Tidak
g. Pandangan kabur : Ya
mbak apalagi kalau melihat orang dari jarak jauh dan juga saat
melihat tulisan. Saya tidak bisa membaca kalau tidak pakai
kacamata”
j. Penggunaan kacamata : Ya
3. Hidung
a. Bentuk : Simetris
f. Obstruksi : Tidak
a. Kebersihan : Baik
b. Mukosa : Lembab
c. Peradangan/stomatitis : Tidak
d. Gigi geligi : Tidak
f. Karies : Tidak
5. Telinga
a. Kebersihan : Bersih
b. Peradangan : Tidak
6. Leher
7. Dada
b. Retraksi : Tidak
c. Wheezing : - -
- -
d. Ronchi : - -
- -
e. Suara jantung tambahan : Tidak ada
8. Abdomen
a. Bentuk : Distend
c. Auskultasi : Tympani
d. Supel : Ya
frekwensi 18 kali/menit
9. Genetalia
10. Ekstremitas
5 5
Kekuatan otot :
5 5
Kekuatan otot
: lumpuh
: ada kontraksi
: Melawan grafitasi dengan sokongan
: Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
: Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
: Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Refleks
Biceps + +
Triceps - -
Knee + +
Achiles + +
Keterangan:
Refleks +: normal
Refleks -: menurun/meningkat
11. Integumen
a. Kebersihan : Baik
b. Warna : Tidak
c. Kelembaban : Lembab
e. Turgor : 2 detik
f. Akral : Hangat
JUMLAH
Intepretasi :
Terpaksa 2 kali/bulan
Tidak pernah
Pertanyaan tahap 1
Apakah klien mengalami susah tidur :
Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran :
Tidak mengalami
Apakah klien murung atau menangis sendiri :
Tidak
Apakah klien sering was-was atau kuatir :
Tidak
Pertanyaan tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan
Ada masalah atau banyak pikiran :
Tidak
Ada gangguan atau masalah dengan orang lain :
Tidak
Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter :
Tidak
Cenderung mengurung diri :
Tidak
Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka masalah emosional ada atau ada gangguan
emosional
Gangguan emosional
Kesimpulan : Tidak mengalami
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Total nilai 30 30
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : tidak ada gangguan kognitif
1. Frekwensi makan
(1) Dihabiskan
(2) Tidak dihabiskan
(3) Kadang-kadang dihabiskan
1. Frekwensi BAB
3. Gangguan BAB
e. Pola BAK
1. Frekwensi BAK
2. Warna urine
f. Pola aktifitas
4. Sikat gigi
Interpretasi :
5 - 60 : Ketergantungan total
65 – 125 : Ketergantungan sebagian
130 : Mandiri
Kesimpulan : Ketergantungan sebagian
PEMUKIMAN
Luas bangunan : -
Bentuk bangunan :
(1) Rumah (2) Petak (3) asrama (4) paviliun
Jenis bangunan :
(1) Permanen (2) Semi permanen (3) non permanen
Atap rumah
(1) Genting (2) seng (3) ijuk (4) kayu (5) asbes
Dinding
(1) Tembok (2) Kayu (3) bambu (4) lainya, …………………………
Lantai
(1) semen (2) tegel (3) keramik (4) tanah (5) lainnya, ……………….
Kebersihan lantai
(1) baik (2) kurang
Ventilasi
(1) < 15 % luas lantai (2) 15 % luas lantai
Pencahayaan
(1) Baik (2) kurang Jelaskan, ……………………………………
SANITASI
Pengelolaan jamban
(1) bersama (2) kelompok (3) pribadi (4) lainnya, ………………………
Jenis jamban :
(1) Leher angsa (2) cemplung terbuka (3) Cemplung tertutup (4)
Lainnya
Petugas sampah
(1) ditimbun (2) dibakar (3) daur ulang (4) dibuang sembarang
tempat
(5) dikelola dinas
Polusi udara
(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) industri (4) Lainnya, ……………………..
FASILITAS
Peternakan
(1) ada (2) tidak ada Jenis, ……………………………
Perikanan
(1) ada (2) tidak ada Jenis, …………………………..
Taman
( 1) ada (2) tidak ada Luasnya, …………………………….
Ruang pertemuan
(1) ada (2) tidak Luasnya, ………………………………
Sarana hiburan
(1) ada (2) tidak Jenis, …………………………………….
Sarana ibadah
(1) ada (2) tidak ada Jenis, …………………………………….
Komunikasi
Sarana komunikasi
(1) ada (2) tidak ada
Pengkajian Status Fungsional : Kemandirian aktifitas hidup sehari-hari : berikan kode (v) pada
kolom mandiri atau tergantung setiap aktifitas lansi
Mandi : v
Berpakaian : v
Ke Toilet : v
Berpindah : v
Kontinen :
Makan : v
Kemampuan v
menggunakan telp
Berbelanja v
Menyiapkan makan v
Membersihkan rumah v
Mencuci pakaian v
Jenis transportasi
Kemampuan untuk v
mengatasi finansial
Pilihlah jawaban terbaik ( beri tanda v) tentang apa yang anda rasakan 1 minggu terakhir