(Hipertermi Diagnosa Medis DHF) Kel 2-1
(Hipertermi Diagnosa Medis DHF) Kel 2-1
(Hipertermi Diagnosa Medis DHF) Kel 2-1
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehinga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Hipertermi Pada Diagnosa Medis DHF” . Makalah ini kami
susun dalam rangka memenuhi tugas mata kulih Dokumentasi Keperawatan.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................29
3.2 Saran ……………………………………………………………………29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
penyakit DHF mencapai 5% dengan perkiraan 25.000 kematian setiap
tahunnya (WHO, 2012).
5
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada anak dengan diagnosa
2. Mengkaji diagnosa DHF
3. Merumuskan diagnosa keperawatan dengan diagnosa DHF
4. Merencanakan asuhan keperawatan dengan diagnosa DHF
5. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan diagnosa DHF
6. Mengevaluasi dengan diagnosa DHF
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan diagnosa DHF
1.3 Manfaat
Terkait dengan tujuan, makat ugas akhir ini diharapkan dapat member
manfaat : Akademis, hasil tidak asus ini merupakan sumbangan
bagi ilmu pengetahuan khusunya dalama suhan keperawatan pada anak
DHF
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri
diathesis hemoragik.
Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang
2.1.2 Etiologi
Penyakit DHF disebabkan oleh virus dengue dari kelompok
menghisap darah dari seseorang yang sedang pada tahap demam akut.
7
Kelenjar ludah Aides akan menjadi terinfeksi dan virusnya akan
kedalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi instrinsik
selama 3-14 hari timbul gejala awal penyakit secara mendadak yang
dan rash (ruam kulit) biasanya muncul pada saat atau persis sebelum gejala
dalam masa inefektif untuk nyamuk yang berperan dalam siklus penularan.
(Widoyono 2010)
Tubuh yang terasa lelah demam yang sering naik turun, nyeri pada
perut secara berkelanjutan, sering mual dan muntah darah yang keluar
pulih dalam waktu dua minggu Dengan gejala klinis yang semakin berat
menjadi gangguan pembuluh darah dan gangguan hati. Klien dapat terjadi
kesadaran.
8
2.1.3 Manifestasi Klinik.
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada klien dengan DHF
yaitu: Demam atau riwayat demam akut antar 2-7 hari. Keluhan pada
sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan
antara 13 – 15 hari, tetapi rata –rata 5-8 hari. Gejala klinis timbul secara
mendadak berupa suhu tinggi 2-7 hari, nyeri pada otot dan tulang, mual,
sekitar mata terasa pegal. Ruam berikutnya mulai antara 3-6 hari, mula –
serta kemudian timbul bercak – bercak pteki. Pada dasarnya hal ini terlihat
pada lengan dan kaki, kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Pada saat suhu
bekasnya terasa gatal. Nadi klien mula – mula cepat dan menjadi normal
9
atau lebih lambat pada hari ke 4 dan ke 5. Bradikardi dapat menetap untuk
biasanya dijumpai pada saat demam telah menurun antara hari ke 3 dan ke
7 dengan tanda; klien menjadi makin lemah, ujung jari, telinga, hidung
teraba dingin dan lembab, denyut nadi terasa cepat, kecil dan tekanan darah
2. Trombositopenia ( ≤ 100.000 / ml ).
4. Isolasi virus.
6. Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali( setiap
2.1.4 Pencegahan
10
1. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh
sekitarnya.
DHF.
NaCl Faali)
11
6. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi,
tiap jam
2.2.1 Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
pada anak-anak usia 1-4 tahun dan 5-10 tahun, tidak terdapat
Aedes aegepty.
b. Keluhan utama
12
2. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak
semakin lemah.
13
5. Imunisasi. Yang perlu dikaji adalah jenis imunisasi dan
2. Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breathing)
otot bantu nafas tidak ada, pola nafas normal, RR dbn (-),
nafas.
2. B2 (Blood)
14
b. Palpasi, pada derajat 1 dan 2 nadi teraba lemah, kecil,
3. B3 (Brain)
simfisis.
15
4. B5 (Bowel)
nyeri telan.
membesar.
5. B6 (Bone)
16
pada kulit, akral klien hangat, biasanya timbul
6. B7 (Pengindraan)
17
7. B8 (Sistem endokrin)
atau dati sumber lain, sehingga data yang diperoleh memiliki makna dan
virus dengue
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun
18
6. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan yang
berlebih
2.2.4 Perencanaan
virus dengue
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun
2.2.5 Pelaksanaan
19
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah –
masalah klien.
2.2.6 Evaluasi
20
BAB III
KASUS SEMU
3.1 Pengkajian
a. Identitas
Identitas Pasien :
Nama : An. K
Usia : 12 tahun
Agama : Islam
21
Penanggung Jawab:
Nama : Tn. B
Usia : 41 tahun
b. Keluhan Utama
Ibu Klien Mengatakan sejak 5 hari yang lalu pasien panas naik
turun mual dan muntah
22
An. K. sebelum sakit bisa melakukan aktifitas seperti biasa
tetapi selama sakit An. K tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa
diantaranya sering tidak focus saat belajar dan merasa lemas saat
ingin melakukan kegiatan lainnya
- Tidur dan istirahat
Sebelum sakit An. K mengatakan tidak mengalami kesulitan
untuk memulai tidur tetapi saat An. K sakit merasa kesulitas tidur
karena terganggun perutnya yang merasa mual dan muntah
- Kenyamanan dan nyeri : Tidak terkaji
- Nutrisi
Sebelum sakit frekuensi makan klien 3 kali sehari BB 22kg,
tetapi setelah sakit klien makan 2 kali sehari BB 21kg.
- Cairan Elektrolit dan asam basa
Sebelum sakit klien minum 8 gelas standar 250 cc perhari,
setelah sakit frekuensi minum pasien berubah semakin sedikit.
- Oksigenasi
klien tidak mengalami sesak nafas.
- Eliminasi fekal/bowel
Sebelum dan sesudah sakit An. K BAB selalu lancer tidak ada
perubahan
- Eliminasi urin
Sebelum dan sesudah sakit An. BAK selalu lancar tidak ada
perubahan
- Sensori, persepsi, dan kognitif
Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gangguan
pada sensori, presepsi, dan kognitif.
- Koping-toleransi stres
Saat An. K sakit tidak merasakan Stress sama sekali
f. Keadaan umum
a. Keadaan umum
pasien saat ini adalah :
23
TTV :TD : 90/70,
S: 36,5˚C,
N: 100x/mnt,
RR: 22x/mnt,
Lab Leukosit 3600, HB.
b. Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi dan palpasi tidak terdapat benjolan, bentuk
tengkorak simetris, dengan bagian frontal menghadap kedepan dan bagian
pariental menghadap kebelakang, kulit kepala tidak mengalami peradangan,
tumor, maupun bekas luka.
c. Leher
Setelah dilakukan inspeksi, palpasi, dan teknik gerakan leher klien dapat
melakukan gerakan leher secara terkoordinasi tanpa gangguan.
d. Dada, paru, dan jantung
Pada saat inspeksi klien tidak terlihat sesak nafas, frekuensi pernapasan
22x/menit, pada saat dilakukan palpasi getaran pada dinding dada kiri dan
kanan sama. Pada saat dilakukan perkusi suara paru klien normal yaitu
terdengar bunyi resonan.
e. Abdomen
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik abdomen normal, pada saat inspeksi
tidak ada pembengkakan, dan simetris. Pada saat dilakukan auskultasi
terdengar suara bising usus secara normal, terdengar setiap 10x/menit.
g. Psiko, sosio, budaya, dan spiritual
a. Psikologi : Ibu pasien mengatakan anaknya berhubungan baik ke siapa
saja
b. Sosial : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah dapat bersosialisasi dengan
orang lain.
c. Budaya : Tidak terkaji
24
d. Spiritual : Tidak terkaji
Analisis Data
Tanggal :17 Agustus 2017
Menembus dan
masuk aliran
darah
Masuk dan
bersarang dihati
dan limfa
Hematomogeli
Infeksi salmonella
typhy
Dilepaskan zat
25
pyrogen oleh
leukosil pada
jaringan yang
meradang
Suhu meningkat
hipertermi
2. Do: Sebelum sakit frekuensi Kuman salmonella Resiko gangguan
makan klien 3 kali sehari BB nutrisi pemenuhan
22kg, tetapi setelah sakit klien Endotexin kebutuhan nutrisi
makan 2 kali sehari BB 21kg. yang tidak adekuat
Anorexia mual akibat mual
Ds: ibu klien mengatakan
anaknya mengalami mual Latake nutrisi
muntah
Gangguan nutrisi
26
adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun.
27
17/08/1 Hipertermi Setelah dilakukan 1. Kaji suhu tubuh
tindakn keperawatan
7 berhubungan dengan pasien.
diharapkan Suhu tubuh
proses infeksi virus normal dengan kriteria : 2. Beri kompres
dengue air hangat.
1. Suhu tubuh
antara 36 – 37. 3. Berikan/anjurka
2. Nyeri otot
n pasien untuk
hilang.
banyak minum
1500-2000
cc/hari (sesuai
toleransi).
4. Anjurkan pasien
untuk
menggunakan
pakaian yang
tipis dan mudah
menyerap
keringat.
5. Observasi
intake dan
output, tanda
vital (suhu,
nadi, tekanan
darah) tiap 3
jam sekali atau
sesuai indikasi.
28
3.4 Evaluasi
BAB 4
PENUTUP
29
sudah dibawa berobat ke dokter. Didapatkan data fokus klien demam,
keadaan umum lemah dan hasil trombosit (78-10’3/uL), tanggal 17 Agustus 2017
(152 10’3/uL). Klien mendapati infus Asering 20 Tpm. Keluarga klien
mengatakan An.K demam sejak 5 hari yang lalu, K/u lemah,
Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat dicapai karena adanya kerjasama yang
baik antara klien dan tim kesehatan. Hasil evaluasi pada An. K sudah sesuai
dengan harapan masalah teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
30
Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) Volume 1. Edisi 2 2018
Tim Pokja SDKI DPP PPNI , 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan indicator Diagnostik: salemba Medika
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta :PPNI
31