ABO (Aspartam)
ABO (Aspartam)
ABO (Aspartam)
NIS : 170101049
KELAS : XIII-B Analis Kimia
TANGGAL : 31 Agustus 2020
JUDUL : Analisa Kadar Aspartam dalam Susu
TUJUAN : Dapat Mengidentifikasi adanya Aspartam dalam sampel
A. DASAR TEORI
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia. Susu
yang biasa kita konsumsi adalah susu sapi. Namun seiring berkembangnya zaman susu tak lagi
berasal dari susu murni, melainkan berasal dari campuran penambahan pemanis-pemanis
buatan,salah satunya Aspartam.
Aspartam adalah senyawa metil ester dipeptida yaitu L-fenilalanin-metil ester. Aspartam
merupakan pemanis sintesis non-karbohidrat, Aspartame juga memiliki rasa manis 200 kali lipa
dibandingkan gula biasa. Pemanis ini umum digunakan sebagai pengganti gula untuk penderita
diabetes, dan sebagai pemanis pada berbagai makanan atau minuman dalam kemasan. Aspartame
juga disebutkan sebagai bahan kimia beracun yang dapat merubah kimia otak dan sangat
mematikan bagi orang yang menderita parkinson. BPOM mengijinkan jumlah Aspartam yang di
izinan adalah sebesar 40mg/kg berat badan
Penetapan kadar Aspartam dengan metode titrasi bebas air menggunakan asam perklorat 0,1
N sebagai pentiter. Prosedur penetapan kadar aspartam dengan metode titrasi asam basa, yaitu
dengan menimbang secara teliti 300 mg sampel (aspartam) dan dilarutkan dengan 1,5 ml asam
formiat 96% dalam erlenmeyer 150 ml. Ditambah 60 ml asam asetat glasial dan kristal violet sebagai
indikator, kemudian dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N hingga terbentuk warna hijau. Setiap ml
asam perklorat 0,1 N setara dengan 29,43 mg C14H18N2O5 (The United
State Pharmacopoeia Convention, 2007)
Bahan :
1. Asam Formiat 96%
2. Asam Asetat Glacial
3. Indikator Kristal violet
4. Asal Perklorat 0,1 N
5. Kalium Biftalat
C. PROSEDUR KERJA
D. DATA PENGAMATAN
No Sampel Pengamatan
1. Susu Dancow Sebelum dititrasi berwarna ungu muda dan setelah di titrasi
sampel berubah berwarna hijau tosca kebiruan dan terdapat
endapan putih. Volume yang didapat 5 ml.
2. Susu Chilgo Sebelum di titrasi berwarna ungu muda dan setelah di titrasi
berwana hijau muda keruh dan sedikit kebiruan. Volume yang
didapat 2,7 ml.
3. Susu Zee Sebeum di titrasi berwarna ungu muda dan setelah di titrasi
berwana hijau keruh dan terdapat endapan putih. Volume
yang didapat 12 ml.
4. Susu Cimory Sebelum di titrasi berwarna ungu muda dan sesudah di titrasi
berwarna hijau muda. Volume yang didapat 2,1 ml.
5. Susu Calpico Sebeum di titrasi berwarna ungu muda dan sesudah di titrasi
berwarna hijau Volume yang didapat 2 ml.
E. DATA PERHITUGAN
Rumus = mL Titrasi x 29,43
Gram sampel
1. Susu Dancow
5 mL x 29,43 = 486,6071 mg/g
0,3029 g
2. Susu Chilgo
2,7 mL x 29,43 = 239,9526 mg/g
0,3382 g
3. Susu Zee
12 mL x 29,43 = 1.149,17 mg/g
0,3077 g
4. Susu Cimory
2,1 mL x 29,43 = 194,839 mg/g
0,3172 g
5. Susu Calpico
2 mL x 29,43 = 486,6071 mg/g
0,3172g
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini didapatkan hasil konsentrasi asam perklorat adalah 0,1 N. Pada
percobaan titrasi bebas air dilakukan untuk dapat mengetahui kadar aspartame dengan
menggunakan larutan baku asam perklorat. Titik akhir titrasi ini ditandai dengan berubahnya
titrat menjadi warna kuning, sedangkan pada titik ekivalen ketika warna larutan menjadi hijau.
Kami menggunakan 5 sampel susu pada percobaan ini, yaitu Susu Dancow, Chilgo,
Zee, Cimori, dan susu Calpico. Pada titrasi sampel pertama kami dapat volume titran adalah 5
ml, sedangkan untuk titrasi sampel ke dua, tiga, empat dan lima secara berututan didapat
volume titran yang bereaksi dengan titrat adalah 2,7 mL , 12 mL , 2,1 mL , 2 mL
Pada titrasi ini kami menggunakan asam perklorat sebagai titran dimana pelarut
mengambil bagian yang amat penting untuk reaksi stoikiometri, pelarut tersebut dapat
mengambil bagian dalam reaksi. Penggunaan pelarut aprotik asam perklorat pada titrasi bebas air
memberikan dua keuntungan. Pelarut tidak mempunyai efek menyetingkatkan
keasaman/kebasaan asam basa yang bereaksi sesamanya. Garam yang terjadi pada titrasi tidak
akan diuraikan secara protolitik oleh pelarut. Kerugiannya adalah sifat yang sedikit polar atau
non polar yang mempunyai daya pelarutan kecil uuntuk protolit dan pendesakan kembali
disosiasi. Disebabkan terdesaknya kembali disosiasi, maka kemampuan hantaran suatu larutan
akan sangat dikurangi, sehingga misalnya penentuan potensiometri suatu titrasi tidak mungkin
dilakukan.
Berdasarkan pada volume titrasi, dengan menggunakan rumus penentuan kadar yang
telah ditentukan diperoleh kadar aspartame sebesar 486,6071 mg/g, 239,9526 mg/g, 1.149,17
mg/g, 194,839 mg/g, dan 486,6071 mg/g
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan, kadar aspartame pada semua sampel susu tidak melebihi kadar
yang diperbolehkan BPOM yaitu hanya sebesai 40 mg/kg berat badan dengan catatan untuk susu
Chilgo boleh dikonsumsi oleh anak dengan berat badan diatas 29 kg agar tidak melebihi
kebutuhan tubuh.
H. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/presentation/340418539/Ida-Isti-Fatimah-Ppt-Kimter-Xii-Akb
2012. Penuntun Praktikum Kimia Analisis . Makassar :
Universitas Muslim Indonesia.