Resiko Pembiayaan Kel 5
Resiko Pembiayaan Kel 5
Resiko Pembiayaan Kel 5
Nama Kelompok :
Angelly Pratiwi
Endo Masika Sinuhaji
Isna Fauziah
Lutfia Tri Ariyanti
Vivi Novika
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Manajemen Pembiayaan Bank Syariah
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Resiko Pembiayaan” dapat diselesaikan karena bantuan banyak
pihak. Kami berharap makalah tentang Resiko Pembiayaan dapat menjadi referensi. Selain itu, kami
juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama
pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah bahasa Indonesia ini
dapat bermanfaat.
Medan,
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, karena segala
aktivitas pasti mengandung risiko. Bahkan ada anggapan yang mengatakan tidak ada hidup
tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa kematian. Risiko merupakan kemungkinan
terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan.1
Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu. 2
Risiko muncul ketika terdapat lebih dari satu kemungkinan hasil (outcome), dan hasil yang
paling akhir ini tidak dapat diketahui. Risiko dapat didefinisikan sebagai perubahan atau
perbedaan hasil yang tidak diharapkan.
Sama halnya dalam dunia usaha perbankan, risiko tidak bisa lepas dalam setiap
kegiatan operasionalnya, sehingga diperlukanlah sebuah manajemen risiko dalam sebuah
lembaga keuangan perbankan. Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan
prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan
Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.
Sebagai sebuah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi antara pihak
surplus dana (kelebihan dana) dengan pihak defisit dana (kekurangan dana), kegiatan
operasional bank selalu penuh dengan risiko. Bank menarik dana dari masyarakat yang
kelebihan dana (surplus dana) dengan menawarkan berbagai produk simpanan seperti giro,
tabungan, dan deposito yang hampir semua berjangka waktu pendek (kurang dari setahun).
Sementara disisi lain bank menyalurkan dana kepada masyarakat yang kekurangan dana
(defisit dana) dalam bentuk pembiayaan yang mayoritas berjangka waktu panjang (lebih dari
satu tahun) dan tidak dapat dilikuidasi dalam waktu singkat. Ketidakcocokan jangka waktu
itulah yang dapat menjadi salah satu contoh sumber risiko dalam dunia perbankan, karena
bank sebesar dan semapan apapun akan jatuh dalam waktu singkat jika mayoritas nasabah
(pihak surplus dana) menarik dananya dalam waktu yang bersamaan (bank rush), sementara
berbagai pembiayaan yang disalurkan kepada debitur (pihak defisit dana) tidak dapat segera
dicairkan. Oleh karena itu, posisi manajemen risiko dalam menjaga keberlangsungan kegiatan
bank menjadi sangat penting.3
1
Soesino Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Cet. Ke-1(Jakarta: Salemba empat,
1999), hlm. 2.
2
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 23 /PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Pasal 1 ayat 4.
3
Imam Wahyudi et.al, Manajemen Risiko Bank Islam (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm. 32.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa
imbalan atau bagi hasil.4
Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu potensi terjadianya suatu peristiwa ( events )
yang dapat menimbulkan kerugian. Risiko yaitu suatu kemungkinan akan terjadinya hasil
yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta
tidak dikelola sebagaimana mestinya.Risiko dalam bidang perbankan merupakan suatu
kejadian potensial baik yang dapat perkirakan ( anticipated ) maupun yang tidak dapat
diperkirakan ( unanticipated ) yang berdampak negatif pada pendapatan maupun
permodalan bank.5
Manajemen risiko dalam bank islam mempunyai karakter yang berbeda dengan bank
konvensional, terutama karena adanya jenis-jenis risiko yang khas melekat pada bank-
bank yang beroperasi secara syariah. Dengan kata lain, perbedaan mendasar antara bank
islam dengan bank konvensional bukan terletak pada bagaimana cara mengukur,
melainkan pada apa yang dinilai.6
1) Identifikasi risiko
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank islam tidak hanya mencakup berbagai
risiko yang ada pada bank pada umumnya, melainkan juga meliputi risiko yang khas
hanya ada pada bank – bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal
ini keunikan bank islam terletak pada enam hal yaitu :
Proses transaksi pembiayaan.
Proses manajemen
Sumber daya manusia ( insani)
Teknologi
4
Muhammad Lathief Ilhamy Nasution, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Cet. Ke-1 (Medan: FEBI
UINSU-Press, 2018), hlm. 88.
5
Andrianto, Muhammad Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah, Cet. Ke-1 (Surabaya: CV. Penerbit
Qiara Media, 2019) hlm. 238.
6
Ibid, hlm. 240.
Lingkungan Eksternal
Kerusakan
2) Penilaian resiko
Dalam penilaian resiko keunikan bank islam terlihat pada hubungan antara
probability dan impact, atau biasa dikenal sebagai Qualitative Approach.
3) Antisipasi Resiko
Preventive, Dalam hal ini, bank islam memerlukan persetujuan DPS untuk
mencegah kekeliruan proses dan transaksi dari aspek syariah. Disamping itu,
bank islam juga memerlukan opini bahwa fatwa DSN bila Bank Indonesia
memandang persetujuan DPS belum memadai atau berada di luar wewenang.
Detective. Pengawasan dalam bank islam meliputi dua aspek yaitu aspek
perbankan oleh Bank Indonesia dan aspek syariah oleh DPS.
Bisnis perbankan baik itu bank konvensional ataupun bank syariah akan berhadapan
dengan berbagai jenis resiko. Resiko perbankan syariah diantaranya adalah sebagai
berikut :
Unsur lain dari resiko yang berhubungan dengan perbankan adalah resiko
modal (capital risk) yang merefleksikan tingkat leverage yang dipakai oleh bank.
Salah satu fungsi modal adalah melindungi para penyimpan dana terhadap kerugian
yang terjadi pada bank.
b) Resiko Likuiditas
Resiko antara lain disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang
telah jatuh tempo. Bank memiliki dua sumber utama bagi likuiditasnya, yaitu aset dan
liabilitas.9
c) Resiko Pembiayaan
d) Resiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif
termasuk transaksi derivative, akibat perubahan harga pasar. Perubahan harga pasar
terjadi karena adanya pergerakan faktor pasar, dan berpotensi merugikan portofolio
bank. Yang dimaksud dengan faktor pasar adalah tingkat suku bunga, nilai tukar,
harga saham, dan harga komoditas. Faktor pasar berubah di luar kontrol bank.Bank
hanya dapat bereaksi sesuai apabila faktor pasar berubah,agar dampak kerugian dapat
ditekan sampai level minimal.
e) Resiko Oprasional
f) Resiko Kepatuhan
Adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan / atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Contoh : Petugas sebuah
bank terlambat dalam menyampaikan laporan Sistem Informasi Debitur ( SID )
kepada Bank Indonesia. Atas keterlambatan laporan ini, bank tersebut akan
dikenakan denda oleh Bank Indonesia. Petugas tersebut telah membawa banknya
sendiri menghadapi risiko kepatuhan.
g) Resiko Hukum
Adalah risiko yang dihadapi oleh bak akibat tuntutan hukum dan /atau
kelemahan aspek yuridis. Contoh: Bank H tidak melakukan legal meeting dengan
baik ketika memberikan pembiayaan modal kerja kepada PT. A, terutama verifikasi
atas pengesahan Kementrian Hukum dan HAM atas Perubahan Anggaran Dasar PT.
A.Di kemudian hari, ternyata pengurus PT. A telah memalsukan pengesahan
anggaran dasar PT. A.Perbuatan pengurus PT. A ini telah menyebabkan Bank H
berpotensi mengalami risiko hukum.
h) Resiko Stratejik
i) Resiko Reputasi
Sebagai dampak terjadinya risiko kerugian keuangan langsung, kerugian akibat risiko
(risk loss) pada suatu bank dapat berdampak pada pemangku kepentingan ( stakeholders )
bank, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah, serta berdampak juga kepada
perekonomian secara umum.11
Pengaruh risk loss pada pemegang sahaman karyawan adalah langsung, sementara
pengaruh terhadap nasabah dan perekonomian tidak langsung. Berikut akan diuraikan
dampak potensial terhadap stakeholders dan ekonomi.