LP Kep. Anak
LP Kep. Anak
LP Kep. Anak
FARINGITIS
Oleh :
2020
A. Pengertian
a. Virus
Virus merupakan etiologi terbanyak dari faringitis. Beberapa jenis virus ini yaitu:
- Rhinovirus
- Coronavirus
- Virus influenza
- Virus parainfluenza
- Adenovirus
- Herpes Simplex Virus tipe 1 dan 2
- Coxsackievirus A
- Cytomegalovirus
- Virus Epstein-Barr
- HIV
b. Bakteri
Beberapa jenis bakteri penyebab faringitis yaitu:
- Streptoccocus pyogenes, merupakan penyebab terbanyak pada faringitis akut
- Streptokokus grup A, merupakan penyebab terbanyak pada anak usia 5 – 15 tahun
namun jarang menyebabkan faringitis pada anak usia <3 tahun.
- Streptokokus grup C dan G
- Neisseria gonorrheae
- Corynebacterium diphtheriae
- Corynebacterium ulcerans
- Yersinia enterocolitica
- Treponema pallidum
- Vincent angina, merupakan mikroorganisme anaerobik dan dapat menyebabkan
komplikasi yang berat, seperti abses retrofaringeal dan peritonsilar.
C. Manifestasi Klinis
Berdasarkan besar kecilnya anak maka manifestasi klinis penderita faringitis dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Anak yang lebih kecil
a. Demam
b. Malaise umum
c. Anoreksia
d. Sakit tenggorok sedang
e. Sakit kepala
f. Hiperemia ringan sampai sedang
2. Anak yang lebih besar
a. Demam (dapat mencapai 400C)
b. Sakit kepala
c. Anoreksia
d. Disfagia
e. Nyeri abdomen
f. Muntah
g. Faring edema, merah ringan
D. Patofisiologi
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara
langsung menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman
menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid
superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi
yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan kemudian cendrung
menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah
dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu
terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-
bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan
membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi
sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal.
Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan
pelepasan extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan
yang hebat karena fragmen M protein dari Group A streptococcus memiliki struktur yang
sama dengan sarkolema pada myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan
kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena
fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.
E. Pathways
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Dasar
Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya,
dan sumber informasi).
Identitas Penanggung ((nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan
pasien)
Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:
- Pasien mengatakan terasa nyeri di leher dan mengatakan sakit saat menelan.
Keluhan utama:
- Pasien mengatakan nyeri dan merasa tidak nyaman pada daerah leher
- Pasien mengatakan mual dan muntah.
Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit yang sama.
- Keadaan Umum, yaitu dengan mengobservasi bentuk tubuh, warna kulit, kesadaran, dan
kesan umum pasien (saat pertama kali MRS)
- Gejala Kardinal, yaitu dengan mengukur TTV (suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi)
- Keadaan Fisik, yaitu melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dari kepala
sampai anus, tapi lebih difokuskan pada bagian leher
d. Pemeriksaan Penunjang, yaitu dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan uji kultur dan uji
resistensi
Rencana Keperawatan
N Diagnosa NOC / Tujuan NIC / Intervensi Rasional
o Keperawa
tan
1 Hipertermi Setelah dilakukan
. berhubung tindakanperawatan, a. Kaji suhu badan setiap 2 jam.a. Mengetahu
an dengan diharapakan suhu i suhu badan
inflamasi badan pasien normalb. Anjurkan intake cairan dan anak
pada faring Termoregulasi nutrisi yang adekuat.
(0800)
Kriteria hasil : b. Intake
Suhu kulit c. Beri kompres hangat cairan dan
normal misalnya pada ketiak nutrisi dapat
Suhu badan membantu
35,9°C-37,7°C mempercepat
d. Berikan obat antipiretik dalam proses
8. pengeluaran
panas tubuh.
c. Kompres
hangat dapat
membuka
pori-pori kulit
sehingga
mempercepat
proses
evaporasi.
d. Obat
antipiretik
dapat
membantu
menurunkan
panas.
2 Nyeri akut Setelah dilakukan
. berhubun tindakankeperawataa. Lakukanpengkajian nyerisecara. Mengetahui
gan n, diharapkan nyeri akomprehensiftermasuk lokasi, tingkat
dengan berkurang dengan karakteristik, durasi, nyeritermasuk
inflamasi kriteria hasil frekuensi,kualitas dan faktor lokasi,
pada Anak presipitasi. karakteristik,
faring melaporkan bahwa
b. Ajarkan tentang Tekniknon durasi,
nyeri berkurang farmakologi (seperti napas frekuensi,kual
Anak dalam) itas dan
melaporkan faktor
kebutuhan tidur dan
c. Berikananalgetik untuk meng presipitasi
istirahat tercukupi uranginyeri
Anak mampu
menggunakan d. Tingkatkan istirahat anak b. Napas
metode non dalam
farmakologi merupakan
untuk mengurangi salah
nyeri. satu relaksasi
mengurangi
ketegangan
dan membuat
perasaan lebih
nyaman
c. Analgetik
berguna untuk
mengurangi
nyeri
sehingga
pasien
menjadi lebih
nyaman
d. Istirahat
dapat
merileksasika
n sehingga
dapat
mengurangi
nyeri
3 Ketidakefe Setelah dilakukana. Kaji status pernafasan
a. Dengan
. ktifan perawatan, (kecepatan, kedalaman, serta mengkaji
bersihan diharapakan pergerakan dada). status
jalan nafas bersihan jalan nafas pernafasan
berhubung efektif dengan maka akan
an dengan kriteria hasil: b. Auskultasi adanya suara nafas diketahui
penumpuk Anak tidak tambahan (mis : mengi, krekels) tingkat
an sekret batuk pernafasan
(sputum) Anak dapat dan adanya
bernpas dengan lega kelainan pada
RR (u = 3 sistem
tahun) = 20-30c. Ajarkan pada klien untuk pernafasan.
x/menit berlatih nafas tambahan dalam
b. Bunyi nafas
dan batuk efektif. bertambah
sering
terdengar
d. Berikan klien minuman hangat pada waktu
sedikitnya 2500 cc/hari. inspirasi dan
ekspirasi pada
e. Kolaborasi dengan tim dokter respon
dalam pemberian, terapi terhadap
pemberian expectorant dan pengumpulan
broncodilatos. cairan, sekret
kental dan
spasme jalan
nafas
obstruksi.
c. Pernafasan
dalam
membatu
expansi paru
maximal dan
batuk efektif
merupakan
mekanisme
pembersihan
silla.
d. Cairan
terutama yang
hangat
membantu di
dalam
mengencerka
n sekret
(bronkadilator
).
e. Expectorant
membantu
mengurangi
spasme pada
bronchus
sehingga
pengeluaran
sekret
menjadi
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, Gloria M, dkk (Ed). 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition. Missouri:
Elsevier.
unner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1. Jakarta : EGC.
arpenito, Lynda Jual. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 11. Jakarta: EGC
oenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
iaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000, Buku Ajar Ulmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan
ngel, Joyce. 2008. Pengkajian Pediatrik Edisi 4. Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather (Ed). 2012. NANDA International: Nursing Diagnosis 2012-2014. Oxford: Wiley
Kusuma, Hardhi, dkk. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Yogyakarta :
Media Action Publlishing
ansjoer, Arif et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid I FKUI : Media Aescukpius.
Moorhead, Sue, dkk (Ed). 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition. Missouri: Elsevier.
tter, Patricia A. 1956. Pengkajian Kesehatan. Jakarta : EGC.