Laporan Kirchoff - 20420009 - Dhani Ayu Ratri Novianti - 1K1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
HUKUM KIRCHOFF

Nama : Dhani Ayu Ratri Novianti


NPM : 20420009
Grup : 1K1
Dosen : Yusi S.S, S.Si, M.T.
Endah P., S.T.
Mia K., S.ST.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


KIMIA TEKSTIL
2020/2021
HUKUM KIRCHOFF
Oleh: Dhani Ayu Ratri Novianti (20420009), Kimia Tekstil, Politeknik Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil Bandung
E-mail: [email protected]

ABSTRAK
Dalam laporan praktikum ini membahas tentang rangkaian listrik seri, paralel, dan juga gabungan
dengan berdasarkan hukum kirchoff. Hukum kirchoff adalah dua persamaan yang berhubungan dengan arus
dan beda potensial (umumnya dikenal dengan tegangan) dalam rangkaian listrik. Praktikum ini bertujuan
untuk mencari arus dan tegangan tiap-tiap resistor dengan menggunakan hukum kirchoff 1 dan 2.

Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan pemasangan resistor pada project board, kemudian
menyambungkan dengan power supply, dan dilihat hasil pembacaan nilai volt pada oscilloscope, serta
melakukan perhitungan akhir untuk mengetahui besar arus dan tegangan tiap-tiap resistor dengan
menggunakan hukum kirchoff 1 dan 2.
BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Listrik adalah penerapan dari hukum kirchoff di kehidupan sehari-hari.
Setiap orang tidak akan bisa lepas dari listrik karena sudah termasuk kebutuhan
sehari-hari, seperti TV, lampu, kipas angin, dan sebagainya. Di setiap rangkaian
listrik pasti ada saklar yang bisa mematikan atau menyalakan arus listriknya.
Misalkan pada lampu, jika saklar lampu dimatikan akan mengakibatkan
beberapa lampu akan mati. Hal ini terjadi karena adanya rangkaian listrik seri,
paralel ataupun gabungan.
Pada praktikum kirchoff ini akan dijelaskan 3 rangkaian listrik yaitu
rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian gabungan (seri-paralel). Dan
untuk hasil praktikumnya, akan dicari arus dan tegangan tiap resistor pada
rangkaian listrik tersebut yang akan dibandingkan dengan hasil teori.
II. Tujuan
1. Mampu membaca resistansi pada resistor.
2. Mampu membuat rangkaian listrik seri atau paralel.
3. Mampu memahami hukum kirchoff pertama dan hukum kirchoff kedua.
4. Mampu mencari besar arus dan tegangan pada resistor
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Resistor
Resistor adalah hambatan atau tahanan yang biasanya disingkat dengan huruf
“R”. Satuan hambatan atau resistansi resistor adahal OHM (Ω). Sebutan OHM
diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan
seorang Fisikawan Jerman.
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam
rangkaian elektronika. Hampir setiap peralatan elektronika menggunakannya. Pada
dasarnya resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi
atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian elektronika yang bekrja berdasarkan hukum ohm.
II.2 Penandaan Resistor
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan
resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar
untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan
terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru,
atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-
abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk
menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada
salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit
ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit
resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan
toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%)
pada ujung lainnya.

Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang


terdapat di tubuh resistor :
Tabel 1 – Warna-warna Pada Tubuh Resistor

2.3 Hukum Ohm


Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial.
Secara sistematis Hukum Ohm dirumuskan dengan persamaan :

V =I . R … ( 1 )
V
I= … (2)
R
V
R= … (3 )
I
Dimana, I adalah arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar dalam satuan
Ampere, V adalah listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan
Volt, R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan Ohm.

2.4 Hukum Kirchoff


Terdapat dua buah Hukum Kirchoff yang akan diverifikasi, yaitu Hukum
Kirchoff yang pertama yang dikenal juga sebagai Hukum Arus Kirchoff (HAK) dan
yang kedua dikenal juga sebagai Hukum Tegangan Kirchoff (HTK).

Hukum Kirchoff I
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang
menyatakan bahwa jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup
adalah tetap. Hal ini berarti dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus
listrik yang masuk pada suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik
yang ke luar percabangan itu.
Bunyi Hukum Kirchoff I “Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan
sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”
Untuk lebih jelasnya tentang Hukum Kirchoff I, perhatikanlah rangkaian berikut
ini
Gambar 1 – Rangkaian Hukum Kirchoff I
Berdasarkan rangkaian di atas, dapat disimpulkan bahwa I1 + I4 = I2 + I3

Hukum Kirchoff II

Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam


suatu rangkaian tertutup. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL
(Gaya Gerak Listrik) sumber beda potensial dalam sebuah rangkaian tertutup
(loop) sma dengan nol. Secara matematis, Hukum Kirchoff II ini dirumuskan
dengan persamaan
Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali
sumber ggl) dan E adalah ggl sumber. Bunyi Hukum Kirchoff II “Dalam sebuah
rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik(E) dan jumlah penurunan
tegangan (I.R) sama dengan nol” Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum Kirchoff
II, perhatikanlah sebuah rangkaian tertutup
sederhana berikut ini:

Gambar 2 – Rangkaian Hukum Kirchoff II

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
BAB III
METODE EKSPERIMEN
3.1Alat Dan Bahan
Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum hokum kirchoff :
1. Resistor
2. Jumper wires
3. Oscilloscope
4. Power supply
5. Project board
6. Alat tulis

3.2 Langkah Kerja


1. Persiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Siapkan 3 buah resistor. Lalu hitung nilai resistornya.
3. Rangkai resistor tersebut pada project board.
4. Sambungkan kabel penghubung dengan sumber tegangan 5 volt dan
gunakan penjepit buaya untuk menyambungkannya pada resistor.
5. Nyalakan power supply dengan menekan tombol on.
6. Lihat tegangan yang akan keluar pada alat oscilloscope.
7. Lakukan pada seluruh resistor satu persatu.
8. Selanjutnya lakukan perhitungan.
9. Lakukan langkah kerja diatas untuk rangkaian seri, pararel dan seri-
pararel..
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 RANGKAIAN SERI

Gambar 3 – Rangkaian Seri


R1 : merah, hitam, jingga dan emas
R2 : kuning, hijau, jingga dan emas
R3 : merah, abu-abu, merah dan emas
R1 = 20.103 ± 5 % = 20000 ± 5 % Ω
R2 = 45.103 ± 5 % = 45000 ± 5 % Ω
R3 = 28.102 ± 5 % = 2800 ± 5 % Ω
V = 27 V
Maka, arus dan tegangan masing-masing resistor pada rangkaian seri tersebut :
Rs = R1 + R2+ R3
= 20000 Ω + 45000 Ω + 2800 Ω
= 67800 Ω = 67,8 KΩ

V = I.R

27 = I (R1 + R2+ R3)

27
I total =
67800

= 0,000398 A

= 0,0004 A

Dikarenakan rangkaian seri, maka I1-I3 bernilai sama, maka :

V1 = I.R1

= 0,0004 × 20000

=8V

V2 = I.R2

= 0,0004 ×45000

= 18 V

V3 = I.R3
= 0,0004 × 2800

= 1,12 V

4.2 RANGKAIAN PARALEL

Gambar 4 – Rangkaian Paralel

R1 : berwarna biru, merah, jingga dan emas


R2 : berwarna ungu, coklat, kuning dan emas
R3 : berwarna putih, hijau, jingga dan emas
R1 = 62.103 ± 5 % = 62000 ± 5 % Ω
R2 = 71.104 ± 5 % = 710000 ± 5 % Ω
R3 = 95.103 ± 5 % = 95000 ± 5 % Ω
V = 35 V

1 1 1 1
= + +
R R1 R2 R3

1 1 1 1
= + +
R 62 K Ω 710 K Ω 95 K Ω

1 6745+ 589+ 4402


= KΩ
R 418190
1 11736
= KΩ
R 418190
418190
R= KΩ
11736
R=35 ,63 KΩ
R=36 KΩ
R=36000 Ω

Dikarenakan rangkaian tersebut adalah rangkaian paralel, maka V1-V3 bernilai sama, maka :

V
I1 =
R

35
I1 =
62000

I1 = 0,00056 A
I1 = 0,0006 A

V
I2 =
R

35
I2 =
710000

I2 = 0,000049 A

I2 = 0,00005 A

V
I3 =
R

35
I3 =
95000

I3 = 0,00036 A

I3 = 0,0004 A

4.3 RANGKAIAN GABUNGAN

Gambar 5 – Rangkaian Gabungan

R1=350 Ω, R2 = 450 Ω, R3 =650 Ω dan R4 = 700 Ω

V = 38 V

R seri = R4

= 700 Ω

R12 = R 1 + R2

= 350 + 450

= 800 Ω

R paralel

1 1 1
= +
R R seri R 3
1 1 1
= +
R 800Ω 450 Ω

1 13+16
= Ω
R 10400
1 29
= Ω
R 10400
10400
R= Ω
29
R=358,62Ω
R total = R seri + R paralel = 700 Ω + 358,62 Ω = 1058, 62 Ω

ΣV =0
IR =0
I(Rs+Rp) = 38
38
I total =
1058,62
= 0,0358 A
= 0,036 A
Tegangan R seri dan R paralel
Vseri = I.R4
= 0,036 × 700
= 25,2 V
Vparalel = I.Rparalel
= 0,036× 358,62
= 12,9 V
Karena rangkaian paralel, maka V pada R1, R2, dan R3 nilainya sama, yaitu 12,9 V.
Arus pada Rseri (R4) dan Rparalel (R1, R2, R3)
 Rangkaian Seri
I total = I seri = I4 = 0,036 A
 Rangkaian Paralel
R3
IR12 = × I total
R 1 2+ R 3
650
= ×0,036
1450
= 0,45 × 0,036
= 0,0162 A
= 0,016 A
R 12
IR3 = × I total
R 1 2+ R 3
800
= ×0,036
1450
= 0,55 × 0,036
= 0,0198 A
= 0,02 A
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil eksperimen didapatkan arus dan tegangan tiap-tiap resistor sebagai
berikut :
Rangkaian Seri
I1 = I2 = I3 = 0,0004 A
V1 =8V
V2 = 18 V
V3 = 1,12 V
Vtotal= 27,12 V
Rangkaian Paralel
I1 = 0,0006 A
I2 = 0,00005 A
I3 = 0,0004 A
V1= V2 = V3 = 35 V
Rangkaian Gabungan
I1 = I2 = 0,016 A
I3 = 0,02 A
Vseri = 23,4 V
Vparalel = 12,9 V
Vtotal = 38,1 V
Berdasarkan hasil perhitungan teori, dapat dibandingkan bahwa tegangan sumber (Vs)
dan tegangan (V) hasil perhitungan teori mendekati nilai yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studiobelajar.com/hukum-kirchhofF/
http://zinatadaram.blogspot.com/2017/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Putra, VGV dan Purnomosari, E, Pengantar Praktikum Mekatronika Tekstil. CV Mulia Jaya
Yogyakarta. 2019.

Anda mungkin juga menyukai