Modul Metkep 2021 Ganjil
Modul Metkep 2021 Ganjil
Modul Metkep 2021 Ganjil
DISUSUN OLEH :
Tim Penyusun
SURABAYA
i
MATA KULIAH METODOLOGI KEPERAWATAN
FOTO 3 X 4
Nama :
NIM :
Kelompok :
SURABAYA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
karuniaNya modul praktikum ini dapat diselesaikan dan diterbitkan.
Terima kasih kepada tim penyusun, editor, serta semua pihak yang telah
berkontribusi sampai terbitnya modul ini. Semoga modul ini dapar bermanfaat
bagi dosen maupun mahasiswa program D III Keperawatan.
Tim penyusun
iii
TINJAUAN MATA KULIAH
iv
4. Buatlah ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda
mengingat.
5. Kerjakan test formatif untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran
pada setiap materi yang dibahas dan cocokkan jawaban anda dengan kunci
yang disediakan pada halaman terakhir modul.
6. Bila nilai anda kurang dari 75, maka pelajari kembali materi yang belum
anda kuasai
7. Selanjutnya pelajari modul praktikum 5 sampai 7, dan praktekkan dengan
bermain peran dengan teman Anda di laboratorium keperawatan
8. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam
modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan.
Untuk itu belajar dan berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan
teman anda
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan modul dan kegiatan belajar
dalam modul ini dengan baik. SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES BUAT
AND
v
DAFTAR ISI
vi
BAB 1
VISI DAN MISI
1.1.2 Misi
1. Menciptakan pendidikan dengan budaya akademik yang kondusif dan mampu
bersaing
2. Mengembangkan penelitian yang berorientasi pada bidang IPTEK, kesehatan
maritim dan kelautan
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat dimulai dari daerah wilayah pesisir
4. Mewujudkan pelaku pendidikan yang memiliki integritas
5. Mewujudkan penguatan tata kelola organisasi yang efektif, demokratif dan
terpercaya
1
1.2 Visi dan Misi Prodi DIII Keperawatan
1.2.1 Visi
Mewujudkan program diploma keperawatan yang menghasilkan tenaga
vokasi keperawatan mandiri, bermartabat, kompetitif, dan berwawasan
kesehatan maritim dan kelautan tahun 2031
1.2.2 Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang menghasilkan tenaga
vokasi keperawatan yang berkemampuan akademik dan profesional
2. Menyelenggarakan penelitian keperawatan dasar dan terapan untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat di bidang keperawatan dan kesehatan
kelautan.
4. Mewujudkan pelaku pendidikan yang kompeten dan tangguh
5. Mewujudkan penguatan tata kelola program studi diploma keperawatan
2
BAB 2
TINJAUAN MATA KULIAH METODOLOGI KEPERAWATAN
2.1. Deskripsi
Mata Kuliah ini menguraikan tentang konsep proses keperawatan yang
mencakup pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan, evaluasi dan dokumentasi asuhan
keperawatan
3
2.2.2 Penguasaan Pengetahuan & ketrampilan
1 Menguasai konsep keperawatan sebagai landasan dalam memberikan asuhan
keperawatan secara holistic dan komprehensif
2 Menguasai tehnik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok
3 Menguasai tehnik pengumpulan, klasifikasi, dokumentasi, dan analisis data
serta informasi asuhan keperawatan
4 Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, dan
kelompok baik sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan
aspek bio, psiko, social cultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan
klien (patient safety), sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan
perencanaan keperawatan yang telah tersedia
4
Bab 8 Kegiatan Praktikum Penerapan Evaluasi Keperawatan
8.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran
8.2 Rencana Belajar Peserta Didik
8.3 Kegiatan Belajar Penyusunan Evaluasi Keperawatan
5
5. Kegiatan pembelajaran praktikum yang terjadwal/terstruktur dilaksanakan di
laboratorium dengan menerapkan dan memprektekkan teori yang telah
dipelajari di kelas.
6. Para mahasiswa dalam pelaksanaan tutorial dengan dosen/fasilitator wajib
mengikutinya, toleransi yang diberikan bila ada halangan yang benar-benar
penting yang menyebabkan tidak dapat mengikuti tutorial.
7. Kegiatan belajar mandiri (self study) dapat dilakukan diluar jadwal praktikum
terstruktur untuk mendukung pemahaman akan kompetensi skill yang ingin
dicapai. Kegiatan belajar mandiri dilakukan melalui kelompok kecil 5-10
mahasiswa sehingga latihan dapat lebih optimal.
6
BAB 3
KEGIATAN PRAKTIKUM BERPIKIR KRITIS DALAM
PROSES KEPERAWATAN
7
Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir (kognitif) yang mencakup penilaian
dan analisis secara rasional tentang semua infomasi, masukan, pendapat, ide,
kemudian merumuskan kesimpulan dan mengambil keputusan
2. Model Berpikir Kritis
Tk III Komitmen
Tk II Kompleks
Tk I Dasar
8
h Eksplorasi pikiran dan perasaan (exploring thought and feelings) : contoh
menemukan seseorang marah dengan sikap ini kita akan menemukan alasan
apa yang menyebabkan ia marah
9
18) Komplikasi manakah yang harus saya awasi ?
19) Apakah ada faktor yang berhubungan dengan usia ?
20) Bagaimana hubungan keluarga mengahadapi situasi ini ?
21) Apakah hasil akhir / tujuan yang diharapkan oleh klien ?
22) Bagaimana saya dapat menyusun rencan tindakan dengan tepat ?
b. Tahap Diagnosis Keperawatan
1) Sudahkah melakukan analisis data yang ada dari hasil pengkajian
sehingga perawat mampu mengidentifikasi DO dan DS yang mendukung
masalah keperawatan
2) Apakah sudah mengetahui data normal sehingga perawat mampu
menganalisis data yang merupakan data fokus yang mendukung maslaah
kep
3) Sudahkan melakukan pengelompokan data yang ada dalam kelompok DS
dan DO?
4) Sudahkah mengidentifikasi DS dan DO sehingga perawat mampu
memutuskan masalah yang ada? Apakah merupakan masalah aktual,
resiko, kemungkinan atau wellness?
5) Benarkah pada tahap identifikasi masalah ini perawat
mendokumentasikan hanya sebatas masalah keperawatan bukan
diagnosis keperawatan ?
6) Masalah keperawatan manakah yang harus diidentifikasi sesuai dengan
DS dan DO yang ada ?
7) Sudahkan menentukan etiologi dari masalah kep yang ada dengan
menganalisis kembali DS dan DO yang sudah dikelompokkan sesuai
masalah ?
8) Sudahkan menentukan diagnosis kep yang terdiri dari problem, etiologi,
tanda dan gejala (DS dan DO) ?
9) Sudahkan menganalisis diagnosis keperawatan yang ada pada klien ?
10) Sudahkah membuat prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan hierarki
Maslow :
Mengancam kehidupan menyebabkan kematian
Mengancam kesehatan mengancam kehidupan
10
11) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan yaitu tentang pemahaman
klien / keluarga terhadap kesehatan dan tindakan keperawatan
11
16) Apakah diperlukan rencana keperawatan tambahan ataukah rencana
keperawatan perlu diulang ?
17) Apakah perawat mengetahui bahwa rencana keperawatan dapat berubah
jika masalah klien berubah , jika prioritas masalah bergeser, jika masalah
teratasi, jika didapatkan informasi tambahan tentang keadaan klien ?
18) Sudahkan membuat rasional setiap tindakan yang dilakukan dengan benar
?
19) Apakah pendokumentasian rencana keperawatan sudah sesuai dengan
format yang terdiri dari : diagnosis kep, tujuan, KH, intervensi
keperawatan, rasional, paraf diikuti nama jelas ?
20) Adalah dalam pendokumentasian kalimat yang dituliskan dalam rencana
tindakan adalah kalimat perintah (kata kerja pasif) ?
12
7) Apakah pencatatan sudah dibuat secara ringkas, jelas dan objektif
8) Apakah pendokumentasian catatan keperawatan menggunakan kalimat
aktif ?
3.3.2 Tugas/Latihan
Latihan :
1. Buat 15 kelompok
2. Analisis situasi dibawah ini dalam proses keperawatan
3. Tuliskan hasil analisis kelompok dan presentasikan
1 2 3
Seorang perempuan berusia 55 Seorang perempuan dirawat Seorang perempuan berusia 38
tahun, menderita Diabetes dengan Myastenia gravis, tahun, dirawat dengan gagal
Melitus, Awal MRS Pemeriksaan terpasang ventilator. ginjal kronis, pemeriksaan
Gula darah 351 mg/dL. 3 hari Pemeriksaan didapatkan pasien didapatkan konjungtiva pucat,
perawatan dan mendapatkan mengalamai kelemahan pada 4 membran mukosa pucat.
injeksi insulin, hasil pemeriksaan ekstremitas, hanya terbaring,
gula darah 342 mg/dL tidak dapat berkomunikasi secara
verbal.
13
4 5 6
Seorang anak laki-laki berusia 3Seorang laki-laki, berusia 18 Seorang perempuan, berusia 60
tahun, ibu pasien mengatakan tahun, diantar ke Unit gawat tahun, dirawat di ruang
badannya panas, tidak mau darurat, mengalami diare sudah 1 perawatan. Mengeluh sesak,
makan bulan yang lalu, sesak napas batuk berdahak. Perawat shift
dengan RR. 30 x/mnt. malam melihat kejadian tersebut
Penampilan lusuh, terdapat tato
di kaki dan tangan, badan kurus
7 8 9
Seorang laki-laki, berusia 35 Seorang laki-laki berusia 17 Seorang pasien mengalami
tahun, menderita hemoroid. tahun, mengeluh nyeri pada perut dehidrasi hingga shock Perawat
Pemeriksaan didapatkan kanan bawah telah memberikan resusitasi
konjungtiva pucat. Pemeriksaan cairan
Hb 5 gr%. Perawat melakukan
transfusi darah, 5 menit
kemudian pasien menggigil dan
demam
10 11 12
Seorang bayi perempuan, berusia Seorang laki-laki, berusia 55 Seorang perempuan, mengeluh
1 tahun, mengalami sesak napas, tahun, menderita hepatitis, lemas,
luka di kaki tidak sembuh-
terdengar bunyi wheezing anorexia, konjungtiva pucat sembuh. Pemeriksaan Gula darah
dengan Hb. 7 gr%, asupan acak 345 mg/dL, terdapat luka
makan 2-3 sendok/makan. TB. gangren di pedis sinistra grade 3,
155 cm. BB SMRS 49 Kg, BB warna kuning, tepi luka hitam
MRS 42 Kg kering. Masalah keperawatan :
Kerusakan integritas jaringan
13 14 15
Seorang perempuan, berusia 55 Seorang laki-laki, 45 tahun, di Seorang anak, berusia 5 tahun,
tahun, mengeluh sesak napas, UGD Pasien agak gelisah, nyeri mengalami luka bakar akibat
penampilan perut buncit. paha kiri seperti ditusuk-tusuk petasan
skala 3 (0-4), nyeri hilang timbul
tiap 4 menit, dan bertambah
parah bila dipakai bergerak.
Pemeriksaan didapatkan pasien
lemah, akral dingin, basah, pucat.
CRT > 2 detik, tulang tampak
menonjol keluar, perdarahan.
Pemeriksaan TD 80/60 mmHg,
nadi 112 x/mnt, RR 24 x/mnt.
Hasil photo : Open fraktur femur
sinistra 1/3 distal
14
Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:
90% - 100% = Berpikir Analisis Baik Sekali
80% - 89% = Berpikir analisis Baik
70% - 79% = Berpikir analisis Cukup
< 70% = Berpikir analisis Kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
pada KB berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80% maka
Anda harus mempelajari kembali KB sebelumnya, terutama pada bagian yang belum
dikuasai
15
BAB 4
KEGIATAN PRAKTIKUM PENERAPAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN
16
4.3 Kegiatan Belajar Penerapan Pengkajian Keperawatan
4.3.1 Uraian Materi
1. Definisi pengkajian
Pengkajian merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
menghimpun informasi tentang status kesehatan klien serta mengidentifikasi fungsi
kesehatan baik yang efektif optimal maupun bermasalah.
2. Macam data
Berdasarkan kelengkapan data
a. Data dasar : Seluruh informasi tentang status kesehatan pasien, baik normal
maupun abnormal.
b. Data fokus : informasi tentang status kesehatan pasien yang abnormal saja.
Data fokus biasanya dikaji di poliklinik, misalkan di poli mata, maka data
fokus yang dikaji hanya area mata. Contoh pengkajian pasien hordeolum
adalah bentuk mata asimetris, terdapat benjolan/abses di palpebra superior,
kemerahan, bengkak dan lain-lain selain pengkajian kearah persepsi
sehat/sakit terkait pengetahuan akan kebersihan mata dan konsep diri
terkait rasa malu karena adanya hordeolum pada mata.
Berdasarkan sumber :
a. Data subjektif : ungkapan keluhan pasien secara langsung / orang lain
yang mengetahui keadaan pasien. Contoh Pasien mengeluh pusing
b. Data Objektif : Data yang didapatkan melalui observasi dan pemeriksaan.
Contoh tekanan darah. 120/80 mmHg, konjungtiva anemis, hasil photo
thorax
3. Sumber data
a. Sumber data primer
Sumber data yang berasal dari pasien, apabila pasien tidak sadar, pasien bayi,
dll maka gunakan data objektif untuk menentukan diagnosis keperawatan.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder dapat berasal dari :
1). Keluarga, orang terdekat, teman, atau seseorang yang mengetahui tentang
status kesehatan pasien.
2). Dokter, fisioterapist
17
3). Hasil laboratorium, radiologi
4). Catatan keperawatan
18
Area pengkajian Kriteria pengkajian
persepsi kesehatan – Praktik hidup sehat? Kepatuhan?
pemeliharaan kesehatan Cedera? Gaya hidup tidak sehat?
nutrisi metabolisme Nutrisi? Asupan? Infeksi? Kesehatan mulut?
eliminasi Eliminasi usus besar? Inkontinensia? BAK?
aktifitas - latihan Kegiatan hidup sehari-hari? Kegiatan rekreasi?
Perawatan di rumah (home care)?
Fungsi pernafasan? Mobilitas?
istirahat - tidur Tidur? Kualitas?
kognitif - persepsi Keputusan? Pengetahuan? Input sensori?
konsep diri - persepsi Cemas/takut? Konsep diri?
diri
hubungan - peran Komunikasi? Keluarga? Kehilangan/berduka?
Ketrampilan mengasuh anak (parenting)? Sosialisasi?
seksual - reproduksi Masalah? Fungsi?
penanganan masalah – Stresor yang dihadapi? Koping?
stress - toleransi
keyakinan - nilai-nilai Spiritual? Kebiasaan ibadah? Agama/keyakinan?
Sumber : Carpenito-Moyet, 2004
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan
melalui pemeriksaan dan observasi kepada pasien langsung. Teknik
pemeriksaan fisik meliputi :
a Inspeksi (periksa lihat)
b Palpasi (periksa tekan)
c Perkusi (periksa ketuk)
d Auskultasi (periksa dengar, dapat langsung dan menggunakan stetoskop)
19
Pemeriksaan fisik dengan metode review of system dilakukan dengan
memeriksa tubuh pasien berdasarkan sistem tubuh yaitu :
B1 = Breath = pernapasan
B2 = Blood = kardiovaskuler
B3 = Brain = Persarafan
B4 = Bladder = Perkemihan
B5 = Bowel = Pencernaan
B6 = Bone = Muskuloskeletal
Dapat ditambahkan sistem yang lain seperti sistem endokrin, sistem
reproduksi, sistem penginderaan dan lainnya.
b. Head to toe
Pemeriksaan fisik dengan metode head to toe dilakukan dengan memeriksa
tubuh pasien mulai kepala dan secara berurutan hingga ujung kaki, yaitu :
1). Kepala dan leher (termasuk rambut, wajah, mata, hidung, telinga, mulut
dan tenggorokan)
2). Dada (termasuk paru dan jantung)
3). Abdomen
4). Punggung
5). Extremitas
6). Genetalia
20
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan data tambahan yang berupa pemeriksaan
diagnostik yang membantu tenaga kesehatan untuk menentukan diagnosis yang
tepat. Pemeriksaan penunjang ini dapat berupa :
a. Pemeriksaan laboratorium (dengan berbagai macam spesimen seperti
darah, sputum, faeces, urine)
b. Pemeriksaan photo dan scan (misalkan skull photo, thorax photo, Scan
kepala, USG, Barium enema, dll)
c. Pemeriksaan rekam jantung, otak, dll
d. Berbagai macam pemeriksaan endoskopi (broncoscopy, gastroscopy,
colonoscopy, dll)
e. Pemeriksaan lain-lain (Rumpleed test,dll)
Metode pencatatan Pengkajian Awal menurut Iyer dan Camp (2004) meliputi :
a Jelaskan temuan secara terperinci. Hindari kata “sedikit” dan “banyak” yang
dapat menimbulkan banyak tafsiran
b Jika tempat pada format tidak cukup, jangan menuliskan informasi di tempat
yang sempit sehingga tidak terbaca
c Jelaskan apa yang terlihat, terdengar, terasa dan tercium saat pengkajian.
Jangan menafsiran perilaku pasien. Contoh lebih baik menulis “pasien
menangis saat wawancara” daripada “pasien menangis karena depresi”
kecuali simpulan tersebut dapat dibuktikan.
d Gunakan sistem PQRST untuk mengumpulkan data tentang nyeri dan
dokumentasikan temuan
e Gunakan skala nyeri saat mendokumentasikan pengkajian nyeri
21
g Dokumentasikan gejala yang disangkal pasien dan temuan negatif dari
pemeriksaan fisik untuk membantu rumusan diagnosis
h Jika pasien tidak dapat memberikan informasi, catat alasannya, dan jangan
dikosongi karena terkesan perawat buru-buru dan tidak mengkaji
i Dokumentasi pengkajian berbeda pada tiap departemen (KMB, Maternitas,
anak, jiwa, dll) serta berbeda pada tiap subdep. Misalkan form pengkajian
maternitas (pengkajian antenatal, pengkajian intranatal, pengkajian post
partum dan pengkajian maternitas gangguan reproduksi).
j Pastikan dalam pengkajian awal terdapat bagian untuk mencatat alergi
risiko?
22
Contoh genogram
Contoh :
x x
35
Keterangan :
Laki-laki X Meninggal
23
4. Format pengkajian
24
25
26
27
28
29
4.3.2 Tugas/latihan
Latihan :
1. Carilah teman berpasangan
2. Lakukan role play pengumpulan data dengan pasangan (satu orang berperan
sebagai pasien dan yang lain berperan sebagai perawat), kumpulkan data
sebanyak-banyaknya sesuai topik (diagnosis medis)
Pok Pok kecil Diagnosis medis
1 a Dengue Haemorhagic fever
b Gastritis
c Appendiksitis
d Gastroenteritis
e Chirosis hepatis
f Infark miokard akut
g Hipertensi
2 a Decompensatio cordis
b Gagal jantung
c COPD
d Efusi pleura
e TB paru
f Asma
g Angina pektoris
3 a Dengue Haemorhagic fever
b Gastritis
c Appendiksitis
d Gastroenteritis
e Chirosis hepatis
f Infark miokard akut
g Hipertensi
4 a Decompensatio cordis
b Gagal jantung
c COPD
d Efusi pleura
e TB paru
f Asma
g Angina pektoris
3. Dokumentasikan hasil pengumpulan data dalam format pengkajian
4.3.3 Rangkuman
Pengkajian keperawatan merupakan tahap pertama dalam proses
keperawatan, pada tahap ini perawat mengumpulkan data sebanyak mungkin dari
pasien untuk nantinya mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi baik aktual
atau potensial.
30
4.3.4 Umpan balik dan tindak lanjut
Tingkat penguasaan anda dalam materi kegiatan belajar yang telah dipelajari
adalah :
Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
pada KB berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80% maka
Anda harus mempelajari kembali KB sebelumnya, terutama pada bagian yang belum
dikuasai
31
BAB 5
KEGIATAN PRAKTIKUM PENYUSUNAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
32
PENGKAJIAN
Analisis data
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Aktual Risiko Prom. Kes
•
33
b. Faktor yang berhubungan atau penyebab masalah (Etiologi)
1). Faktor yang berhubungan disebut sebagai etiologi/penyebab. Etiologi berasal
dari respon fisiologik dan dipengaruhi oleh unsur psikososial dan spiritual.
2). Respons manusia/masalah keperawatan dapat berhubungan dengan
berbagai faktor terkait, Pilih yang sesuai dengan pasien yang sedang
dikelola.
3). Perlunya pengetahuan perawat tentang patofisiologi penyakit yang dialami
pasien atau kondisi psikososial dan spiritual yang terganggu karena penyakit
pasien.
4). Penentuan faktor yang berhubungan (etiologi) yang tepat akan membantu
pemilihan intervensi yang tepat
34
2). Syarat pengajuan Dx ini : batasan karakteristik (manifestasi klinik, tanda
dan gejala) dan faktor yang berhubungan (faktor etiologi) yang berkaitan
dengan, berperan untuk, atau didahului dengan konsep diagnostik juga
diperlukan
3). Tanda/gejala mayor dan minor ditemukan dan divalidasi pada px
4). Penulisan : Masalah berhubungan dengan penyebab dibuktikan dengan
tanda/gejala
b. Diagnosis Promosi Kesehatan (Two Part)
1). Penilaian klinis mengenai motivasi seseorang, keluarga, kelompok, atau
komunitas dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan serta
mewujudkan potensi kesehatan manusia seperti dinyatakan dalam
kesiapan untuk meningkatkan perilaku kesehatan khusus yang digunakan
pada setiap kondisi kesehatan
2). Syarat pengajuan diagnosis : tanda dan gejala
3). Tanda/gejala ditemukan pada px
4). Penulisan : Masalah berhubungan dibuktikan dengan tanda/gejala
c. Diagnosis Risiko (Two part)
1). Penilaian klinis mengenai pengalaman manusia/ respons manusia
terhadap kondisi kesehatan/proses hidup yang kemungkinan besar terjadi
pada individu, keluarga, atau komunitas yang rentan
2). Syarat pengajuan Dx ini : didukung oleh faktor risiko yang berkontribusi
untuk meningkatkan kerentanan.
3). Tidak ditemukan tanda/gejala mayor minor
4). Penulisan : Masalah berhubungan dibuktikan dengan faktor risiko
d. Prioritas Masalah
1). Memilih masalah utama sesuai dengan skala prioritas
2). Prioritas berdasarkan :
a) Kebutuhan dasar Maslow
b) Kebutuhan yang mengancam : Jiwa, Keamanan, Kenyamanan
3). Tidak selalu Dx kep “Risiko” diletakkan paling bawah
35
Contoh :
Seorang laki-laki, 28 tahun mengalami patah tulang femur sinistra 1/3 distal.
Pasien mengeluh nyeri terus menerus dengan skala 3 seperti ditusuk-tusuk.
Pasien meringis kesakitan dan memegangi bagian yang nyeri. Pemeriksaan
didapatkan deformitas paha sinistra, bengkak, kemerahan, krepitasi (+), pasien
nampak berkeringat (diaforesis). Pemeriksaan tanda vital TD. 120/80 mmHg, N.
96 x/mnt, suhu 36 oC.
5.3.2 Tugas/Latihan
Untuk melatih kemampuan keterampilan mahasiswa maka lakukan
tugas/latihan dibawah ini.
Soal (Skor 50) :
1. Perumusan diagnosis keperawatan aktual meliputi :
a. (Problem) dibuktikan dengan (sfaktor risiko)
b. (Diagnosis) berhubungan dengan (etiologi) dibuktikan dengan (symptom)
c. (Problem) dibuktikan dengan (symptom)
d. (Problem) berhubungan dengan (etiologi) dibuktikan dengan (tanda/gejala)
36
e. (Symptom) berhubungan dengan (Problem) dibuktikan dengan (Problem)
2. Diagnosis keperawatan yang belum terjadi, tetapi terdapat faktor risiko yang
meningkatkan kerentanan disebut diagnosis keperawatan :
a. Aktual
b. Risiko
c. Promosi kesehatan
d. Sindrom
e. Problem
3. Tanda dan gejala masalah keperawatan “nyeri akut” menurut SDKI 2017 sebagai
berikut :
1. Mengeluh nyeri
2. Diaforesis
3. Sikap posisi menghindari nyeri
4. frekuensi nadi menurun
4. Beberapa masalah keperawatan :
- Defisit pengetahuan
- pola napas tidak efektif
- Nyeri akut
- Risiko syok
- Defisit nutrisi
Manakah masalah keperawatan utama/prioritas dari 5 masalah diatas adalah :
a. Kurang pengetahuan
b. Pola napas tidak efektif
c. Nyeri akut
d. Risiko syok
e. Defisit nutrisi
5. Seorang perempuan dirawat dengan Hepatitis, pasien mengeluh mual dan sebah.
Pada pemeriksaan didapatkan BB SMRS 56 Kg, BB MRS 56 Kg. Konjungtiva
tidak anemis. Makan habis 3/4 porsi. Laboratorium. HB 13 gr%, albumin 3,6
mg/dl. Manakah diagnosis keperawatan yang tepat adalah
a. Defisit nutrisi
b. Intoleransi aktivitas
37
c. Mual
d. Risiko hipovolemia
e. Defisit pengetahuan
Latihan (Skor 50) :
1. Berkelompok menjadi 12 kelompok
2. Analisis data pengkajian dan rumuskan diagnosis keperawatan
KASUS 1 : THYPOID
Seorang perempuan, 30 tahun, dirawat dengan Thypoid. Pasien mengeluh badannya panas
dan nyeri pada ulu hati (epigastrium) namun tidak seberapa, nyeri seperti diremas-remas
dengan skala 1 (0-4), nyeri hilang timbul tiap 30 menit, dan bertambah parah bila dipakai
bangun, berhati-hati bila bergerak. Saat pengkajian didapatkan pasien demam, kulit
kemerahan, lidah kotor, perabaan akral panas, pasien bed rest total. TB 155 cm, BB 50 Kg,
0
TTV TD.140/90 mmHg, N. 120 x/mnt, S.38,5 C, RR.22 x/mnt. Laboratorium Hb 10 g/dl,
leukosit 8400 gr%, uji widal (+) dengan titer O + 1/640.
a. Buatlah analisa data dari kasus diatas (minimal 2 masalah kep)
b. Buatlah rencana tindakan untuk mengatasi masalah diatas
KASUS 2 : DHF
Seorang laki-laki, 26 tahun, mengeluh panas sudah 3 hari dan nyeri pada ulu hati
(epigastrium) dengan skala 1 (0-4), nyeri seperti diremas-remas, nyeri hilang timbul tiap 30
menit, pasien merintih kesakitan dan berhati-hati bila bergerak. Saat pengkajian didapatkan
pasien demam tinggi, kulit kemerahan, perabaan akral panas, ptechie dilengan kanan, tidak
didapatkan epistaksis dan gusi berdarah, hepatomegali 2 jari bawah arcus costae, pasien
0
lemah. TB 160 cm, BB 56 Kg, TTV TD.150/90 mmHg, N. 84 x/mnt, S.39,1 C, RR.22 x/mnt.
Laboratorium Hb 10 g/dl, leukosit 8500 gr%, trombosit 65.000 g/dl. uji tourniket/rumple leed
(+)
a. Buatlah analisa data dari kasus diatas (minimal 2 masalah kep)
b. Buatlah rencana tindakan untuk mengatasi masalah diatas
KASUS 3 : GASTROENTERITIS
Seorang perempuan, 23 th, mengeluh diare 6x sejak tanggal 5 Maret 2018, + 150 cc
tiap kali diare, konsistensi cair tanpa ampas, kram abdomen riwayat pasien mengkonsumsi
makanan yang sudah kadaluwarsa, pasien sudah minum obat diare tetapi diarenya tidak
mau berhenti, kemudian tanggal 6 Maret 2020 jam 08.00 WIB pasien dibawa ke UGD. Pada
pengkajian pasien masih diare, pemeriksaan fisik didapatkan pasien lemah, mata cowong,
membran mukosa bibir kering, turgor kulit menurun. Tanda vital sign TD.100/70 mmHg,
0
N.100 x/mnt, S.37 C, RR.20 x/mnt. BB sebelum MRS 47 kg, BB MRS 45 Kg TB 155 cm.
Hasil BJ plasma defisit + 1200 cc, bising usus 45x/mnt
a. Buatlah analisa data dari kasus diatas (minimal 2 masalah kep)
b. Buatlah rencana tindakan untuk mengatasi masalah diatas
KASUS 4 : APPENDIKSITIS
Seorang perempuan, 24 tahun, dirawat di Pavilliun G1 dengan keluhan nyeri pada abdomen
kanan bawah. Pasien post appendectomy hari ke 3. Pasien mengeluh nyeri seperti ditusuk-
tusuk dengan skala 2 (0-4), nyeri hilang timbul tiap 10 menit, dan bertambah parah bila
dipakai bergerak. Sehingga klien sangat berhati-hati bila bergerak, dan memegangi bagian
yang sakit dan merintih kesakitan. Pada pemeriksaan didapatkan akral hangat, luka bekas
operasi pada abdomen kanan bawah tertutup kasa, terdapat rembesan darah pada kasa.
0
TTV TD.120/70 mmHg, N. 96 x/mnt, S.36,5 C, RR.22 x/mnt. Laboratorium Hb 11 g/dl,
Leukosit 4000 gr%.
38
a. Buatlah analisa data dari kasus diatas (minimal 2 masalah kep)
b. Buatlah rencana tindakan untuk mengatasi masalah diatas
KASUS 5 : CHIROSIS HEPATIS
Ny.A, 60 tahun, datang dan dirawat di Pavilliun B2. Pasien mengeluh sesak nafas, badan
lemah, mual namun tidak muntah, nafsu makan menurun, sejak tanggal 2 Februari 2020.
pasien di rawat di pav. B2 RSAL tgl 3 Februari 2020 dengan Dx Chirosis Hepatis. Saat
pengkajian didapatkan badan lemah, mual namun tidak muntah, nafsu makan menurun.
Pasien makan 3x/hari, diit Nasi biasa TKTP, makan habis hanya + 2-3 sendok tiap kali
makan. Pada pemeriksaan didapatkan Pasien lemah, didapatkan ascites, sesak nafas,
pernafasan cuping hidung, penggunaan otot bantu nafas suprasternal, tidak didapatkan
ronchi dan wheezing. Sklera ikterus dan kulit joundice, konjungtiva anemis pucat. TB
160 cm, BB sebelum MRS 59 Kg, setelah MRS 53 Kg. TTV TD. 120/80 mmHg, N.88 x/mnt,
0
S.36,5 C, RR. 29 x/mnt.
Laboratorium tanggal 3 Februari 2018, hasil : SGOT 305 u/L, SGPT 325 u/L, Albumin 2,0
g/dl ; Hb 7 g/dl
a. Buatlah analisa data dari kasus diatas (minimal 2 masalah kep)
b. Buatlah rencana tindakan untuk mengatasi masalah diatas
Nn. Mira, 22 tahun mengeluh sesak nafas sejak 5 Maret 2020 pukul 09.00 WIB. Pada
tanggal 5 Maret 2020 pukul 10.00 WIB pasien dibawa ke UGD RSAL dan dianjurkan untuk
MRS dengan diagnosa Asma Bronkhial.
Pada anamnesa didapatkan pasien mengeluh sesak nafas, mempunyai riwayat alergi dan
sesak nafas, pernafasan cuping hidung, didapatkan penggunaan otot bantu nafas (retraksi
intercostalis), Ronchi -/-, wheezing +, tdk ada syanosis, pernafasan reguler dan cepat/
o
takipnea dengan RR 30 x/mnt, Vital Sign TD. 120/80 mmHg, N. 104x/mnt, S. 36,5 C.
Pasien hanya berbaring saja di tempat tidur, pusing dan sesak bila dipakai
berjalan/beraktivitas. Aktivitas sehari-hari dibantu keluarga.
Nn M, 23 tahun, datang dan dirawat di Pavilliun B2 dengan Gastritis. Pasien mengeluh nyeri
pada ulu hati (epigastrium), nyeri seperti ditusuk-tusuk dengan skala 3 (0-4), nyeri hilang
timbul tiap 5 menit, dan bertambah parah bila dipakai bergerak, berhati-hati bila bergerak.
Pasien juga mengeluh mual namun tidak muntah, nafsu makan menurun. Saat pengkajian
didapatkan pasien lemah, anemis, dengan konjungtiva pucat, nyeri pada epigastrium.
Pasien makan 3x/hari, diit Nasi lunak TKTP, makan habis hanya + 1/2 porsi tiap kali makan.
TB 155 cm, BB sebelum MRS 50 Kg, setelah MRS 49 Kg. TTV TD.120/80 mmHg, N. 92
0
x/mnt, S.36,5 C, RR.22 x/mnt. Laboratorium tanggal 3 Oktober 2011, Hb 7 g/dl, hasil foto
abdomen tanggal 3 Ooktober 2011 : gastritis kronik
Ny. N, 67 tahun mengeluh sesak nafas sejak 2 Maret 2020, sekret/dahak putih kental tidak
dapat dikeluarkan, suara “grok..grok”. Pada tanggal 3 Maret 2020 pasien dibawa ke UGD
RSAL, pasien dipindahkan di Pavilliun IV dengan diagnosa TB paru.
Pada anamnesa di paviliun IV didapatkan pasien mengeluh sesak nafas, batuk
sekret/sputum tidak dikeluarkan, kelemahan, pernafasan cuping hidung,, didapatkan Ronchi
39
+/+, wheezing tidak ada, tidak ada syanosis, pernafasan reguler dan cepat dengan RR 32
o
x/mnt, Vital Sign TD. 130/90 mmHg, N. 100x/mnt, S. 36 C.
Nn. Mira, 22 tahun mengeluh sesak nafas sejak 5 Maret 2020 pukul 09.00 WIB. Pada
tanggal 5 Maret 2020 pukul 10.00 WIB pasien dibawa ke UGD RSAL dan dianjurkan untuk
MRS dengan diagnosa Asma Bronkhial.
Pada anamnesa didapatkan pasien mengeluh sesak nafas, mempunyai riwayat alergi dan
sesak nafas, pernafasan cuping hidung, didapatkan penggunaan otot bantu nafas
(sternokleidomastoideus), Ronchi -/-, wheezing +, tdk ada syanosis, pernafasan reguler dan
o
cepat/ takipnea dengan RR 30 x/mnt, Vital Sign TD. 120/80 mmHg, N. 104x/mnt, S. 36,5 C.
Pasien hanya berbaring saja di tempat tidur, pusing dan sesak bila dipakai
berjalan/beraktivitas. Aktivitas sehari-hari dibantu keluarga.
POK 10 : HEPATITIS
Tn D, 69 th. Pasien mengeluh badan lemah, mual dan muntah, nafsu makan menurun,
beraktivitas sebentar cepat lelah sejak tanggal 2 Maret 2020. pasien di bawa ke RSAL tgl 09
Maret 2020 dan diharuskan MRS di ruang B2 dengan Dx Hepatitis. Saat pengkajian
didapatkan badan lemah, mual dan muntah, nafsu makan menurun, kelemahan dan
kelelahan. Perut terasa sebah dan tidak nyaman, ascites +. TB 160 cm, BB sebelum MRS
5 0
59 Kg, setelah MRS 51 Kg. TTV TD. 120/80 mmHg, N.88 x/mnt, S.36 C, RR. 29 x/mnt.
Sklera ikterus dan kulit joundice. Laboratorium tanggal 10 Maret 2015, hasil : SGOT 305 u/L,
SGPT 325 u/L, Albumin 2,0 g/dl ; Hb 7 g/dl
Seorang perempuan, berusia 56 tahun, dirawat dengan Diabetes Melitus. keluhan lemah,
pasien juga mengeluh terdapat luka di kaki karena terkena paku pada tanggal 17 Februari
2020, luka semakin lebar dan tidak sembuh-sembuh, Keluar darah terus menerus dan tidak
berhenti kemudian dikompres dengan es, berhenti sebentar, tapi berdarah lagi. Luka
bertambah besar. pasien di bawa ke RSAL tanggal 09 Maret 2020 dan diharuskan MRS dgn
Dx Diabetes melitus. Riwayat menderita Diabetes sejak tahun 2015. Pada pemeriksaan
0
didapatkan BB 65 kg, TB 155 cm, TTV TD.140/90 mmHg, N.98x/mnt, S.37 C, RR.20 x/mnt.
Pasien lemah, hanya berbaring di tempat tidur saja, aktivitas dibantu keluarga, terdapat luka
gangren pada daerah pedis dextra, Gangren yang terlokalisasi pada jari kaki, bagian depan
kaki, luas luka + 10 cm, keadaan luka kotor, pus (+), bau (+), darah (+), jaringan nekrosis (+)
Daerah sekitar luka bengkak dan kemerahan. Hasil laboratorium tanggal 10 Maret 2018,
3
hasil : GDA. 452 mg/dl, Lekosit 9.906/mm .
POK 12 : CA COLORECTAL
40
Ny. Nia, 58 tahun dirawat di paviliun G1 dengan diagnosa masuk Ca Colorectal, pada saat
pengkajian didapatkan pasien telah menjalani Colostomi permanen (Single barrel colostomi),
Colostomi bag terisi faeces, pemeriksaan fisik didapatkan stoma lembab, Sekitar stoma kulit
kemerahan lecet, Klien juga mengeluh gatal-gatal pada area sekitar stoma. Pasien makan
3x/hari, porsi habis 1/4 porsi, diit nasi tim TKTP. pasien lemah, konjungtiva pucat anemis. TB
155 cm, BB SMRS. 55 Kg, BB MRS 50 Kg. Vital sign. TD. 120/80 mmHg, N. 84 x/mnt, S. 37
o
C, RR. 22 x/mnt. Laboratorium didapatkan Hb 7,1 g%, Leukosit 9700 g/dL, albumin 3,0 g/dL
5.3.3 Rangkuman
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respons pasien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Penegakan diagnosis keperawatan
berdasarkan pada data yang ditemukan pada saat pengkajian, menggunakan Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
41
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
pada KB berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80% maka
Anda harus mempelajari kembali KB sebelumnya, terutama pada bagian yang belum
dikuasai
42
BAB 6
KEGIATAN PRAKTIKUM PENYUSUNAN PERENCANAAN
KEPERAWATAN
43
Rencana keperawatan dimana aktivitas keperawatan yang dilaksanakan
berdasarkan inisiatif perawat sendiri dengan dasar pengetahuan dan keterampilan
yang sudah dimiliki
Contoh : Berikan posisi semi fowler
b. Rencana keperawatan Kolaboratif
Rencana keperawatan dimana aktivitas keperawatan yang dilakukan atas
kerjasama dengan pihak lain atau tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll).
Contoh : Berikan terapi antibiotik sesuai advis dokter Ceftriaxone 3 x 1 gr
3. Karakteristik Rencana Keperawatan
a. Berdasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah (rasional)
b. Berdasarkan kondisi klien
c. Digunakan untuk menciptakan situasi yang terapeutik
d. Menciptakan situasi pengajaran
e. Menggunakan sarana prasarana yang sesuai
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana tindakan
keperawatan
a. Rencana tindakan keperawatan merupakan desain spesifik intervensi untuk
membantu pasien dalam mencapai kriteria hasil
b. Dokumentasi rencana tindakan yang sudah diimplementasikan harus ditulis
dalam sebuah format dokumentasi dengan tepat sumber informasi
c. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan
d. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan pasien
5. Prioritas Rencana Tindakan
a. Masalah keperawatan berdasarkan SDKI (2017)
b. Memilih masalah utama sesuai dengan skala prioritas PERLU
TINDAKAN LEBIH DAHULU
c. Prioritas berdasarkan : Hirarki Kebutuhan dasar Maslow atau
Kegawatan/Kebutuhan yang mengancam Jiwa, Keamanan, Kenyamanan
6. Dokumentasi Luaran Keperawatan
Perencanaan keperawatan dimulai dari menentukan luaran keperawatan. Tim
Pokja SLKI DPP PPNI (2019) menjelaskan bahwa Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI) adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
44
penentuan luaran keperawatan dalam rangka memberikan asuhan keperawatan
yang aman, efektif dan etis.
Luaran keperawatan memiliki tiga komponen utama yaitu :
a. Label
Komponen ini merupakan nama sari luaran keperawatan yang terdiri atas kata
kunci untuk memperoleh informasi terkait luaran keperawatan. Label dapat
mengacu pada masalah keperawatan (problem).
b. Ekspektasi
Ekspektasi merupakan penilaian terhadap hasil yang diharapkan tercapai.
Ekspektasi menggambarkan seperti apa kondisi, perilaku, atau persepsi
pasien akan berubah setelah diberikan intervensi keperawatan. Terdapat tiga
kemungkinan ekspektasi yang diharapkan perawat.
No Ekspektasi Definisi
1 Meningkat Bertambah dalam ukuran, jumlah, derajat
atau tingkatan
2 Menurun Berkurang dalam ukuran, jumlah, derajat
atau tingkatan
3 Membaik Menimbulkan efek yang lebih baik,
adekuat, atau efektif
c. Kriteria hasil
Kriteria hasil merupakan karakteristik pasien yang dapat diamati atau dikur
oleh perawat dan dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil
intervensi keperawatan. Kriteria hasil dapat juga disebut indikator karena
menggambarkan perubahan-perubahan yang ingin dicapai setelah pemberian
intervensi keperawatan. Terdapat tiga varian skala pada pemberian skor
kriteria hasil, yaitu :
1 2 3 4 5
Menurun Cukup menurun Sedang Cukup Meningkat
meningkat
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun Menurun
meningkat
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup membaik Membaik
Memburuk
45
Kriteria hasil mengacu pada etiologi, tanda dan gejala. Ciri Kriteria Hasil
adalah SMART
a) Spesifik mengacu pada problem
b) Measurable dapat diukur, dilihat, didengar, dirasakan
c) Achievable dapat dicapai
d) Realistic/Relevan/Reasonable dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah
e) Time kriteria waktu
46
Luaran utama Status nutrisi
Luaran tambahan Berat badan
Eliminasi fekal
Fungsi gastrointestinal
Nasfsu makan
Perilaku meningkatkan berat badan
Status menelan
Tingkat depresi
Tingkat nyeri
Anda dapat memilih yang sesuai dengan kondisi pasien
b. Buka SLKI dan pilih yang sesuai.
Luaran utama Status nutrisi Hal. 121 Porsi makan yang dihabiskan meningkat
Serum albumin meningkat
Verbalisasi leiningan meningkatkan nutrisi
Luaran Berat badan Hal. 17 Berat badan membaik
tambahan Indeks massa tubuh membaik
Fungsi gastrointestinal Hal 25 Mual menurun
Muntah menurun
Nasfsu makan Hal. 68 Keinginan makan (nafsu makan) membaik
Asupan nutrisi membaik
c. Dokumentasi luaran keperawatan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status
nutrisi membaik, dengan kriteria hasil :
1). Porsi makan yang dihabiskan meningkat (asupan nutrisi meningkat)
2). Serum albumin meningkat (3-3,5 mg/dl)
3). Verbalisasi keinginan meningkatkan nutrisi
4). Berat Badan membaik, IMT membaik
5). Mual muntah menurun
6). Nafsu makan membaik
No prinsip intervensi
1 Afektif BHSP
47
4 Kolaboratif Dokter Tx ; ahli gizi diit (nutrisi) ; fisioterapis
fisioterapi
“Kolaborasi dengan .... untuk....
“Berikan terapi sesuai advis dokter (Pamol 3 x 1 tab)
5 Diagnostik/ Wawancara
Observasi Observasi & pemeriksaan fisik, penunjang
“Timbang BB”, “Ukur intake output”, “Kaji nyeri”,
“identifikasi....”, “monitor.....”
48
Pemantauan 246 Timbang berat badan
nutrisi Ukur antropometri komposisi tubuh (IMT)
Pada poin kolaborasi, BILA SUDAH ADA OBATNYA maka dapat ditulis :
Berikan terapi antiemetik sesuai advis dokter, Ranitidin 50 mg 3 x 1 amp (jam 06.00-
13.00-20.00)
6.3.2 Tugas/Latihan
Untuk melatih kemampuan keterampilan mahasiswa maka lakukan
tugas/latihan dibawah ini.
49
Soal (Skor 50) :
1. Diagnosis Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
(trauma).
Kriteria hasil dari diagnosis keperawatan diatas adalah :
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....., maka nyeri akut
menurun
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......., diharapkan status
kenyamanan meningkat
c. Keluhan nyeri menurun, rileks meningkat, pasien tidak merintih, frekuensi
nadi dan tekanan darah membaik
d. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama......., diharapkan pasien rileks
e. Frekuensi nadi normal
2. Rencana keperawatan “Berikan terapi antibiotik sesuai advis dokter Ceftriaxone
3 x 1 gr” merupakan :
a. Rencana keperawatan mandiri
b. Rencana keperawatan tim
c. Rencana keperawatan kolaboratif
d. Rencana keperawatan delegasi
e. Rencana keperawatan independen
3. Intervensi keperawatan “Timbang berat badan tiap 2 hari”. Prinsip intervensi
manakah dibawah ini :
a. Edukatif
b. Terapeutik/Mandiri
c. Afektif
d. Kolaboratif
e. Diagnostik/Observasi
50
6.3.3 Rangkuman
Perencanaan keperawatan merupakan pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada
diagnosis keperawatan. Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Luaran keperawatan disusun
berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Intervensi keperawatan
disusun berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
.
6.3.5 Umpan balik dan tindak lanjut
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif dan hitunglah
jumlah jawaban anda yang benar. kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda dalam materi kegiatan belajar yang telah
dipelajari.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Skor A = ------------------------------------------- x 50
3
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
pada KB berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80% maka
Anda harus mempelajari kembali KB sebelumnya, terutama pada bagian yang belum
dikuasai
51
BAB 7
KEGIATAN PRAKTIKUM PENYUSUNAN TINDAKAN KEPERAWATAN
52
3. Kriteria Implementasi keperawatan
a. Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk meningkatkan status
kesehatan pasien
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien
d. Melakukan supervisi terhadap tenaga kesehatan pelaksana keperawatan
dibawah tanggung jawabnya
e. Memberikan pendidikan pada pasien dan keluarga mengenai konsep,
keterampilan asuhan diri serta membantu pasien memodifikasi lingkungan
yang digunakan
f. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
respons pasien
4. Petunjuk Dokumentasi Implementasi Keperawatan
a. Tuliskan tanggal dan waktu implementasi, serta paraf tiap tindakan
b. Tuliskan nomor diagnosis yang ditangani sesuai implementasi
c. Penulisan tindakan keperawatan yang telah dilakukan :
d. Tidak menggunakan nomor/angka
e. Menggunakan kalimat aktif dan kata kerja (Menjelaskan, Melakukan...)
f. Operasional/konkrit
g. Tidak menimbulkan pertanyaan
Contoh
1. Rencana : Berikan pasien posisi yang nyaman
Tindakan : Membantu pasien untuk posisi yang nyaman (terlentang)
2. Rencana : Timbang berat badan pasien tiap 3 hari
Tindakan : Menimbang berat badan pasien
3. Rencana : Rubah posisi pasien miring kiri dan miring kanan tiap 2 jam
Tindakan : Memberikan/membantu pasien untuk posisi miring kiri
h. Pedoman memperbaiki data yang salah
1). Coret data yang salah dengan satu garis lurus agar masih bisa dibaca
2). Tulis kata “data salah” diatas atau samping
3). Tuliskan tanggal dan inisial Anda/paraf disamping “data salah”
53
No Waktu Tindakan Keperawatan Paraf
Dx
Data salah Cy 28/11
1
28 Mei 2019
08.00
Memberikan injeksi Amoxillin Ceftriaxone 1 gram
intravena bolus
Cy
7.3.2 Tugas/Latihan
Untuk melatih kemampuan keterampilan mahasiswa maka lakukan
tugas/latihan dibawah ini.
Latihan (Skor 100) :
1. Berkelompok menjadi 12
2. Lanjutan dari kegiatan belajar penyusunan perencanaan keperawatan. Susunlah
dokumentasi pelaksanaan keperawatan dengan baik dan benar.
3. Konsultasikan kepada dosen fasilitator
54
7.3.3 Rangkuman
Tindakan keperawatan merupakan realisasi dari rencana keperawatan yang
telah disusun berdasarkan SLKI dan SIKI. Dokumentasi tindakan keperawatan
menjadi catatan perawat setelah melaksanakan rencana strategis untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien. Dokumentasi tindakan harus segera dilakukan secara
tepat, konkrit, jelas serta dilengkapi waktu pelaksanaan dan validasi berupa paraf dan
nama perawat.
55
BAB 8
KEGIATAN PRAKTIKUM PENYUSUNAN EVALUASI KEPERAWATAN
56
2. Tujuan evaluasi
a. Mendapatkan umpan balik yang relevan dengan cara membandingkannya dgn
kriteria hasil
b. Menilai keefektifan perawatan
c. Mengkomunikasikan status kesehatan px
d. Memungkinkan revisi perawatan sesuai perubahan keadaan px
e. Hasil evaluasi dapat menggambarkan tentang perbandingan tujuan yang
hendak dicapai dengan hasil yang diperoleh
3. Tipe Dokumentasi Evaluasi keperawatan
a. Evaluasi formatif
1) Evaluasi saat proses, periodik selama pemberian perawatan
2) Evaluasi terhadap respons yang segera timbul setelah implementasi
b. Evaluasi sumatif
1) Evaluasi hasil
2) Evaluasi respons (jangka panjang) terhadap tujuan atau hasil akhir yang
diharapkan setelah pemberian askep
4. Proses evaluasi
57
a. Data evaluasi
1) Lakukan pengkajian ulang (re-assessment)
2) Kumpulkan data mengenai status kesehatan pasien yang baru saja
terjadi
3) Pengkajian ulang/observasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan, bukan data pengkajian awal
4) Data subjektif : Data yang diutarakan pasien
5) Data objektif : Data dari hasil observasi, tanda klinik dan fakta
(pemfis, penunjang)
b. Analisis/assessment (Penentuan keputusan dalam Evaluasi
keperawatan)
(catatan perkembangan)
1) Pasien telah mencapai hasil yang telah ditentukan dalam kriteria
hasil sama : tujuan tercapai.
Contoh : pasien dapat makan sendiri dengan menghabiskan satu
porsi makanan yang disediakan
2) Pasien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan dalam
kriteria hasil tujuan tercapai sebagian
Contoh : pasien dapat makan sendiri tetapi masih merasa mual
setelah makan
3) Pasien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan dalam
kriteria hasil Tujuan tidak tercapai
Contoh : Pasien tidak dapat makan
c. Planning (perencanaan lanjutan)
1) Pengembangan rencana keperawatan segera atau yang akan datang
untuk mencapai status kesehatan pasien yang lebih optimal
2) Mengacu pada data evaluasi (DS dan DO)
3) Planning :
a) Intervensi dipertahankan / dihentikan, HE....
b) Lanjutkan intervensi no...........
c) Intervensi dimodifikasi
58
5. Contoh cara pendokumentasian hasil evaluasi
a. Perkembangan kearah pencapaian hasil
Tidak didapatkan tanda infeksi (tumor, rubor, dolor, kalor)
b. Respons terhadap obat
Tidak ada efek samping obat
c. Respons perubahan aktivitas
Pasien mampu berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi tanpa
mengalami dispnea
d. Kemampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari
Pasien tidak mampu mandi sendiri karena kelemahan di sisi kiri tubuh
e. Respons terhadap diit
Pasien menghabiskan 1 porsi makanan
8.3.2 Tugas/Latihan
Untuk melatih kemampuan keterampilan mahasiswa maka lakukan
tugas/latihan dibawah ini.
Latihan (Skor 100) :
1. Berkelompok menjadi 12 kelompok
2. Lanjutan dari kegiatan belajar penyusunan tindakan keperawatan, susunlah
evaluasi keperawatan
3. Konsultasikan kepada dosen fasilitator
8.3.3 Rangkuman
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir proses keperawatan dan
menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai. Perawat mengevaluasi kemajuan px terhadap tindakan
keperawatan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan (k/p).
Dilakukan dengan melihat respons px terhadap askep yang diberikan untuk
menentukan keputusan selanjutnya. Melalui tahap evaluasi maka perubahan respons
px dapat dideteksi.
59
8.3.4 Umpan balik dan tindak lanjut
Tingkat penguasaan anda dalam materi kegiatan belajar yang telah dipelajari.
Untuk latihan penyusunan evaluasi keperawatan skor 100
Makna dari tingkat penguasaan Anda adalah:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
pada KB berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80% maka
Anda harus mempelajari kembali KB sebelumnya, terutama pada bagian yang belum
dikuasai
60
BAB 9
PENUTUP
61
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
62
Lampiran
KUNCI JAWABAN
63