Dari Tubuh Sains

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 1

Dari tubuh sains, ada sebuah bongkahan pertanyaan yang tak dapat dijawab.

Semacam, mengapa manusia harus berkesadaran? Dalam sisi sains hanya dapat
menjawab bagaimana kesadaran tercipta secara fisiologis, namun pertanyaan
‘mengapa’ akan memasuki ruang-ruang yang misteri dan nyaris tak terjelaskan.
Dengan itulah, manusia mempunyai sebuah ruang untuk mengukuhkan sebuah
metafisika, yang mendasari segala sesuatu. Manusia menyebutnya Tuhan, sebagai
awal dari segala hal-ikhwal, causa prima (sebab yang tak tersebabkan), segala
yang Ada dari yang ada.

Jika melihat dalam sejarah awal filsafat, pertanyaan apa yang mendasari segala
sesuatu telah ada dan mendasarkan diri dalam metafisika. Sebelum ada sains
sebagai pijakan data-data empiris. Sains mencoba menjawab sesuatu yang belum
diketahui dalam diri manusia. Secara meyakinkan membuktikan kebenaran objektif
tanpa unsur-unsur subjektif manusia. Benarkah demikian? Adakah objektifikasi
murni? Ke-apa-ada-an yang murni.

Sains melakukannnya dengan sebuah metode ilmiah yang dapat diverifikasi,


bersifat universal, dan dapat diuji di belahan dunia mana saja. Sains berguna di
dalam disiplin ilmu pengetahuan, tetapi sains tidak dapat dijadikan sebuah acuan
satu-satunya dalam menjelaskan alam semesta. Lebih-lebih dalam menjelaskan sisi
makna yang sangat khas dalam penafsiran teks. Sains tidak dapat masuk dalam
proses pemaknaan, karena unsur subjek akan mendapatkan ruang besar untuk hal
ini. Modernism percaya bahwa untuk menjelaskan alam semesta sains adalah
segala-galanya. Sehingga sains tak lebih dari sebuah dogma-dogma. Ia mandeg dan
semacam menjadi agama baru. Dengan sudut pandang inilah para teoritikus ilmu
sosial abad modern percaya bahwa sains dapat memasuki wilayah ilmu-ilmu
humaniora, seperti August Comte dan Max Weber. Ilmu-iilmu sosial tak lebih dari
sebuah data-data kuantatif a la sains.

Anda mungkin juga menyukai