Etika Bab 4
Etika Bab 4
Etika Bab 4
Disusun oleh:
MAGISTER AKUNTANSI
SEKOLAH PASCASARJANA
2019
1.1. Pendahuluan
1.1.1. Memotivasi Perkembangan
Skandal Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom menimbulkan kemarahan publik,
runtuhnya pasar modal, dan akhirnya Sarbanes-Oxley Act 2002, yang membawa reformasi tata
kelola tersebar luas. Skandal perusahaan berikutnya yang melibatkan Adelphia, Tyco, Health-
South, dan lainnya mengingatkan kita untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa
eksekutif perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik, dan harus melakukannya untuk
mempertahankan profitabilitas dan kelangsungan hidup perusahaan mereka. Kasus pengadilan
berikutnya serta denda terkait, hukuman penjara, dan penyelesaiannya menekankan pada
keputusan untuk mengurangi kekebalan terhadap tindakan hukum.
1.1.5. Deontologi
Deontologi berbeda dari konsekuensialisme, dalam artian bahwa deontologis berfokus
pada kewajiban atau tugas memotivasi keputusan atau tindakan, bukan pada konsekuensi dari
tindakan. Etika deontologi mengambil posisi bahwa kebenaran bergantung pada rasa hormat
yang ditunjukkan dalam tugas, serta hak dan keadilan yang dicerminkan dari tugas-tugas
tersebut. Akibatnya, suatu pendekatan deontologis mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan
tugas, hak, serta pertimbangan keadilan dan mengajarkan para mahasiswa untuk menggunakan
standar moral, prinsip, dan aturan-aturan sebagai panduan untuk membuat keputusan etis yang
terbaik.
Penggunaan pendekatan yang sama juga dapat menghasilkan rasa hormat terhadap hak
asasi manusia dan perlakuannya yang adil bagi semua. Hal ini dapat dicapai dengan mengadopsi
posisi bahwa seseorang harus memenuhi kewajiban atau tugas yang menghormati moral atau hak
asasi manusia dan hukum atau kontrak. Lebih jauh lagi, hal tersebut juga dapat dicapai jika para
individu bertindak dengan kepentingan pribadi yang terkendali daripada kepentingan pribadi
semata. Di bawah kepentingan pribadi yang terkendali, kepentingan individu juga
diperhitungkan dalam keputusan dimana kepentingan tersebut tidak dapat diabaikan atau
dikesampingkan. Individu dianggap sebagai akhir daripada sebagai sarana untuk mencapai akhir
atau tujuan.
Kebajikan adalah karakter yang membuat orang bertindak etis dan membuat orang
tersebut menjadi manusia yang bermoral. Kebijaksanaan adalah kunci kebajikan dalam
menentukan pilihan yang tepat diantara pilihan-pilihan yang ekstrem. Tiga kebajikan penting
atau kebajikan cardinal lainnya adalah keberanian, kesederhanaan, dan keadilan. Watak lain yang
sering disebut sebagai kebajikan meliputi: kejujuran, integritas, kepentingan, pribadi yang
terkendai, belas kasih, kesetaraan, ketidakberpihakan, kemurahan hati, kerendahan hati, dan
kesedrhanaan.
Ada beberapa keraguan tentang kekuatan etika kebajikan sebagai pendekatan untuk
EDM.sebagai contoh, etika kebajikan berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang
menggaubungkan kepekaan moral, persepsi, imajinasi, penilaian, dan beberapa mengklaim
bahwa hal ini tidak mengarah pada prinsip-prinsip EDM yang mudah digunakan. Kritik lainnya
yang relevan, termasuk bahwa:
Seperti juga penafsiran dari apa yang dibenarkan atau yang benar.
Persepsi seseorang tentang apa yang benar pada tingkat tertentu dipengaruhi oleh ego atau
kepentingan pribadi.
1.2. Sniff Tests dan Aturan Praktis Umum – Tes Awal Etikalitas Sebuah Keputusan
Pendekatan filosofi memberikan dasar bagi pendekatan keputusan praktis dan bantuan yang
berguna, meskipun sebagian besar eksekutif dan akuntan professional tidak menyadari
bagaimana dan mengapa demikian.
Akankah sya merasa nyaman jika tindakan atau keputusan ini muncul dihalaman depan
surat kabar nasional besok pagi?
Akankah saya bangga dengan keputusan ini?
Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan misi dank ode etik perusahaan?
Peraturan pengungkapan: jika anda merasa nyaman dengan tindakan atau keputusan
setelah bertanya pada diri sendiri apakah anda akan keberatan jika semua rekan, teman,
dan keluarga anda meyadari hal itu, maka anda harus bertindak atau memutuskan.
Etika intuisi: lakukan apa yang “firasat anda” katakana untuk anda lakukan.
Etika profesi: lakukan hanya apa yang bisa anda jelaskan didepan komite dari rekan-
rekan professional anda.
Untuk tingkat tertentu, kepentingan dasar ini harus didukung dengan kenyataan yang
dihadapi oleh pengambil keputusan. Dalam syarat pemangku untuk perdagangan dan untuk
memahami bahwa keputusan bisa meningkatkan kekayaan semua pemangku kepentingan
sebagai kelompok, bahkan jika beberapa individu secara pribadi menerima efek yang buruk,
kepentingan dasar ini harus dimidifikasi untuk berfokus pada kekayaan pemangku kepentingan
dari pada hanya perbaikan mereka. Modifikasi ini menunjukkan pergeseran dari utilitarianisme
menjadi konsekuensilianisme.
Setelah fokus pada perbaikan telah beralih menjadi kekayaan, kebuthna untuk
menganalisis dampak keputusan dalam kaitannya dengan empat kepentingandasar menjadi jelas.
Keputusan yang tidak menunjukkan karakter, integritas, atau keberanian yang diharapkan akan
dicurigai(secara etis) oleh para pemangku kepentingan. Akibatnya, keputusan yang diusulkan
dapat dinyatakan tidak etis jika tidak memberikan manfaat bersih, tidak adil, atau meninggung
hak pemangku kepentingan termasuk ekspetasi yang wajar untuk perilaku bajik. Pengujian
terhadap keputusan yang diusulkan dengan satu prinsip saja jelas picik, dan biasanya
menghasilkan diagnosis yang salah.
1.3.3.2. Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Dapat Langsung Diukur
Ada dampak dari keputusan perusahaan dan kegiatan yang tidak dimasukkan dalam
penentuan laba perusahaan yang menyebabkan dampak. Sebagai contoh, ketika sebuah
perusahaan melakukan pencemaran, biaya pembersihan biasanya dikeluarkan oleh individu,
perusahaan, atau kota yang terletak di hilir atau arah angin. Biaya tersebut disebut sebagai
eksternalitas, dan dampaknya dapat diukur langsung oleh biaya pembersihan yang dilakukan
oleh orang lain.
Untuk melihat gambaran lengkap tentang dampak dari sebuah keputusan, laba atau rugi
yang muncul dari transaksi harus dimodifikasi oleh eksternalitas yang ditimbulkannya. Sering
kali, perusahaan yang mengabaikan eksternalitas menyadari bahwa mereka telah meremehkan
biaya sebenarnya dari keputusan saat muncul denda dan biaya pembersihan, atau muncul
pemberitaan yang kurang baik.
1.3.3.3. Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Tidak Dapat Langsung Diukur
Eksternalitas lain muncul ketika biaya tersebut dimasukkan dalam penentuan laba
perusahaan, tetapi ketika manfaatnya dinikmati oleh orang-orang diluar perusahaan. Sumbangan
atau beasiswa adalah contoh eksternalitas, dan tentunya akan menarik untuk memasukkan
perkiraan manfaat yang terlibat dalam keseluruhan evaluasi keputusan yang diusulkan.
Masalahnya adalah bahwa baik keuntungan maupun biaya beberapa dampak negatif, seperti
berkurangnya kesehatan yang diderita orang karena menyerap polusi, dapat diukur secara
langsung, tetapi mereka harus dimasukkan dalam penilaian secara keseluruhan.
Meskipun tidak mugkin untuk mengukur eksternalitas tersebut secara langsung, ada
kemungkinan untuk mengukur dampak tidak langsung dengan menggunakan alternatif pengganti
atau bayangan cermin. Pada kasus beasiswa, pengganti keuntungan dapat berupa peningkatan
laba yang diperoleh oleh penerima. Nilai kerugian dari berkurangnya kesehatan dapat
diperkirakan sebagai pendapatan yang hilang ditambah biaya perlakuan medis ditambah dengan
produktivitas yang hilang di tempat kerja sebagaimana diukur dengan biaya penambahan
pekerja.
Keakuratan estimasi bergantung pada kemiripan ukuran dengan bayangan cermin. Ada
kemungkinan, bagaimanapun, bahwa perkiraan yang ada akan mengecilkan dampak yang
terlibat; dalam contoh sebelumnya, tidak ada perkiraan yang dibuat untuk keuntungan intelektual
dari pendidikan yang dibiayai oleh beasiswa atau rasa sakit dan penderitaan yang dihadapi
sebagai akibat dari hilangnya kesehatan. Meskipun demikian, jauh lebih baik jika membuat
estimasi yang akurat secara umum, daripada membuat keputusan atas dasar tindakan langsung
yang diukur dengan tepat hanya sebagian kecil dari dampak keputusan yang diusulkan.
Niali Bersih Masa Kini = Nilai Keuntungan Bersih Masa Kini – Nilai Biaya Masa Kini Usulan
Tindakan
Sering kali, eksekutif yang telah belajar keras untuk tetap berfokus pada keuntungan
jangka pendek akan menolak gagasan untuk memasukkan eksternalitas dalam analisis mereka.
Bagaimanapun, apa yang dianjurkan di sini bukan berarti mereka meninggalkan keuntungan
jangka pendek sebagai sebuah ukuran, tetapi mereka juga mempertimbangkan dampak bahwa
eksternalitas saat ini memiliki kesempatan besar dalam memengaruhi perusahaan baru di masa
depan. Apa yang diperkenankan pada analisis biaya-manfaat bagi pembuat keputusan adalah
untuk membawa manfaat dan biaya masa depan ke masa kini agar dapat dianalisis secara lebih
lengkap dari sebuah keputusan.
Nilai yang Diharapkan dari Manfaat Bersih atau yang = Nilai Masa Kini yang Diharpkan - Nilai
Masa Kini dari Biaya Masa Datang Disesuaikan dengan Risiko
Pendekatan untuk Mengukur Dampak yang Dapat Dihitung dari Keputusan yang Diajukan
Kehidupan
Kesehatan dan Keselamatan
Perlakuan adil
Penggunaan hati nurani
Harga diri dan privasi
Kebebasan berbicara
Beberapa hak ini telah dilindungi undang – undang dan peraturan hukum, sedangkan
yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau melalui sanksi publik bagi yang melanggar.
Sebagai contoh, karyawan dan konsumen dilindungi undang – undang kesehatan dan
keselamatan, sedangkan martabat dan privasi dilindungi hukum umum, dan efek jera menjadi
subjek dari sanksi publik.
Pada tabel di atas, hal ini agak lebih umum dari pada focus dari pendekatan 5
pertanyaan,dan mengarahkan pengambil keputusan untuk membuat analisis yang berbasis lebih
luas pada manfaat bersih bukan hanya profitabilitas,sebagai tantangan pertama keputusan yang
diusulkan. Akibatnya ,pendekatan ini menawarkan kerangka kerja yang lebih sesuai dengan
pertimbangan keputusan yang memiliki dampak yang signifikan diluar perusahaan dari kerangka
5 pertanyaan.
Pertanyaan ang berfokus pada keadilan distributive, atau kejujuran, ditangani dengan cara
yang sama seperti pada pendekatan 5-pertanyaan. Untuk perlakuan lengkap dari pendekatan
standar normal, lihat Business Ethics : Concepts and Cases oleh Manual G. Velasquez, (1992).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Pendekatan Standar Moral Tradisional I tidak secara
khusus memberikan kajian yang mendalam tentang motifasi bagi keputusan yang terlibat,
kebijakan atau karakter yang diharapkan.