Proposal Penelitian MPK (Hans Prayoga)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

OPINI SISWA SMA NEGERI 13 MEDAN TENTANG BELAJAR ONLINE

TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI

Disusun Oleh :
Hans Prayoga
71170612012

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA


A. LATAR BELAKANG

Manusia sebagai mahluk sosial memiliki keinginan untuk berinteraksi,

berkomunikasi, bertukar ide dan gagasan, mengirim dan menerima

informasi. Bentuk keinginan manusia akan hasrat tersebut dapat terpenuhi

apabila manusia melakukan interaksi dengan manusia lain. Interaksi

berlangsung jika komunikasi antar individu dengan individu yang lainnya

menciptakan kebersamaan.

Dalam melakukan interaksi dan komunikasi manusia melakukan

transformasi ilmu, pengetahuan, budaya, perilaku, hingga cara

berkomunikasi. Era teknologi menghantarkan manusia sebagai generasi

modern. Hal ini ditandai dengan teknologi informasi dan komunikasi yang

telah berkembang pesat yang kita kenal dengan ‘Era Cyber’. Era ini telah

melahirkan internet yang membawa fenomena baru di bidang media

komunikasi massa.

Masyarakat modern saat ini hampir tidak mungkin tidak terkena paparan

media, apalagi disaat ini sudah memasuki jaman 4.0 yaitu serba digital.

Disadari atau tidak, media dengan segala kontennya hadir menjadi bagian

hidup manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, kehadiran media

makin beragam dan berkembang.

Perkembangan internet sebagai media baru menjadikan banyak hal serba

instant, akibat cepatnya akses ke situs-situs penyedia informasi seperti

situs online dan media sosial. Lahirnya media sosial menjadikan setiap
orang terhubung tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Semua kemudian

saling terhubung satu dengan banyak orang, lalu sekelompok orang

dengan himpunan orang lainnya. Terjadilah jejaring sosial bagaikan sarang

laba-laba, yang kini menjadi penanda sosial penting.

Muncul dan berkembangnya internet membawa cara komunikasi baru di

masyarakat. Media sosial hadir dan merubah paradigma berkomunikasi di

masyarakat saat ini. Komunikasi tak terbatas jarak, waktu, ruang. Bisa

terjadi dimana saja, kapan saja, tanpa harus tatap muka. Bahkan media

sosial mampu meniadakan status sosial, yang sering kali sebagai

penghambat komunikasi. Dengan hadirnya Twitter, Facebook, Google+

dan sejenisnya, orang-orang tanpa harus bertemu, bisa saling berinteraksi.

Jarak tak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. Lama waktu terakhir

bertemu pun juga tak lagi menjadi masalah. Teman yang telah 20 tahun

tak bertemu pun bisa saling menemukan dan menjalin komunikasi lagi.

Dan karena kemudahan penggunaannya, hampir bisa dikatakan, siapa saja

bisa mengakses dan memanfaatkan media sosial.

Media sosisal sangat berpengaruh dalam bidang apa saja. Contohnya pada

saat ini indonesia sedang di landa wabah Covid-19 dalam bidang

kesehatan media sosial diperlukan untuk melakukan sosialisasi tentang

pencegahan dan penganangan virus tersebut dengan cepat. Dalam

pemerintahan juga berpengaruh yaitu untuk memberitahukan kepada

masyarakat tentang himbauan dan perkembangan kasus virus tersebut.

Didalam dunia pendidikan media juga berpengaruh disaat wabah seperti


ini pemerintah menganjurkan seluruh sekolah diliburkan dan dianjurkan

belajar/kelas online di rumah.

Seperti saat ini media belajar online sudah cukup banyak beredar di

indonesia contohnya, ruang guru, zenius, dan quipper.Dengan hadirnya

teknologi baru seperti ini tentu saja, cara hidup manusia juag akan

mengalami perubahan. Selain itu, siswa semakin efektif dalam

memperoleh informasi sebab tidak terhalang oleh waktu, tempat dan biaya

yang tidak terlalu mahal.

Meskipun media belajar online menawarkan kemudahan, fleksibilitas dan

kemampuan untuk mengakses kelas secara jarak jauh media belajar ini

juga memiliki kekurangan yaitu kurangnya perhatian dari pengajar karena

kurang nya pertemuan atau bertatap muka mengajar secara langsung di

kelas dan bersosialisasi tehadap sesama.

Perkembangan teknologu yang semakin pesat ini juga harus diiringi

dengan kesadaran yang positif. Kontrol seorang pengajar kepada peserta

didik juga penting dalam perkembangan.


B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, dapat dibuat rumusan masalah yaitu

1. Bagaimakah opini siswa SMA Negeri 13 Medan tentang media belajar

online?.

2. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan media belajar online

lainya lebih baik dari siswa yang mengikuti bimbingan belajar secara

bertatap muka?.

C. TUJUAN PENELITIAN

Menjelaskan opini siswa SMA Negeri 13 Medan tentang media belajar

online dengan efektivitas proses belajar dan peningkatan prestasi pada

siswa.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memberikan manfaat untuk siswa dan orang tua dapan

memilih metode belajar bagaimana agar bisa meningkatkan prestasi.

E. LANDASAN TEORI

1. Teori Opini

Opini, pendapat, atau pendirian adalah pendapat, ide atau pikiran

untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu

terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat

tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian,

dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku

pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat
langsung ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi.

Opini bukanlah merupakan sebuah fakta, akan tetapi jika di kemudian

hari dapat dibuktikan atau diverifikasi, maka opini akan berubah

menjadi sebuah kenyataan atau fakta nyata.

Frazier Moore (2004) Menjelaskan Opini Public ialah ungkapan

keyakinan yang menjadi pegangan bersama diantara para anggota

sebuah kelompok atau public, mengenai suatu masalah controversial

yang menyangkut kepentingan umum.

Emory Bogardus Di dalam buku The Making of Public Opinion “h.5”

Opini publik ialah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi

yang dilakukan didalam masyarakat demokratis. Opini publik bukan

merupakan seluruh jumlah pendapat individu-individu yang

dikumpulkan. Dengan demikian berarti:

 Opini publik itu bukan merupakan kara sepakat “senstemmig,

unanimous”.

 Tidak merupakan jumlah pendapat yang dihitung secara

“numerical” (numeriek, menurut jumlah) berapa jumlah.

George L. Bird Dan Frederick E. Merwin mengemukakan dalam

bukunya The Press and Society, pendapat Clyde L. King dalam

tulisannya Public Opinion a Manifestation of the Social Mind, bahwa

opini publik itu ialah penilaian sosial “social judgment” mengenai


sesuatu hal yang penting dan berarti atas dasar pertukaran fikiran yang

dilakukan individu-individu dengan sadar dan rasionil.

Leonardo W. Dood Dalam Soemirat “2004” opini Public ialah

sikap orang-orang mengenai sesuatu persoalan dimana mereka

merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama.

Edward M dalam How Public Pinion Is Formed menjelaskan bahwa :

Opini public tidak selalu logis, opini public tidak berbentuk,

ambivalen, ontradikjtif, mudah berubah. Konsekuensinya mereka

mempengaruhi opini public hanya dapat berharap bahwa usaha

mereka dari waktu ke waktu menimbulkan consensus terhadap

persepsi yang masuk akan terhadap isu yang berkembang.

Emory Bogardus “1951” opini public ialah hasil pengintegrasian

pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan di dalam masyarakat

demokratis, opini public bukan merupakan sejumlah pendapat

individu-individu yang dikumpulkan.

Maka menurutnya opini public dapat berarti tiga hal yaitu:

 Opini public bukan merupakan kata sepakat.

 sejumlah pendapat yang dihitung secara numerical.

 Opini public hanya dapat berkembang di Negara-negara

demokratis yang mengakui Freedom of teh press.

Kerakteristik Opini Publik


Opini publik mewakili kesepakatan yang dimulai dengan sikap orang-

orang terhadap isu yang masih tanda tanya, Seitel “dalam Soemirat

dan Ardianto, 2004” menyebutkan bahwa sikap didasarkan pada

jumlah kerakteristik yaitu:

 Personal secara fisik unsur emosional suatu individu

termasuk kondisi, usia dan status sosial.

 Culture, lingkungan dan gaya hidup dalam area geografis

tertentu, seperti orang Jepang berbeda dengan orang

Amerika atau orang desa di Amerika.

 Pendidikan tingkat dan kualitas pendidikan seseorang.

 Family “people’s roof” semacam akar rumput seseorang.

 Religi suatu system kepercayaan tentang tugan atau

supranatural.

 Tingkat sosial posisi dalam masyarakat, perubahan status

sosial yang dimiliki seseorang.

 Ras, asal etnik/suku.

Tahap Pembentukan Opini  Publik

Opini tidak terjadi begitu saja, seperti yang diungkapkan Ferdinan

Tonnies, proses atau tahap pembentukan opini sebagai berikut:

 Die liftarigen position, opini publik masih berada dalam

keadaan yang tidak teratur.


 Die fleissigen pisition, opini sudah mulai menuju ke arah

pembicaraan yang lebih jelas pendapat mulai berkumpul

kearah tertentu serta jelas.

 Die festigenposition, opini berada pada tahap pembicaran

atau diskusi yang telah mantap terhadap suatu pendapat dan

siap untuk diyakini keberadaannya.

Faktor Terbentuknya Opini Publik

 Adanya isu (presence of issue) sebagai “collective

attitude dan public mood

 Haikat masyarakat (the nature of publics)

 Komplek preferensi masyaralat (complex of preferences)

 Ekspresi pendapat (expression of opinion)

 Jumlah orang yang terlibat   (number of person involved)

Dimensi Opini Publik

Dimensi – demensi yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya

opini publik.

1. Time (waktu): lama waktu yang dibutuhkan untuk

membentuk opini sangat tergantung pada unsur emosi,

persepsi, kepercayaan atas isu, pengalaman, tekanan dari luar

dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh sumber berita.


Semakin sensitif isu (sara mis) akan semakin cepat waktu

yang dibutuhkan

2. Coverage (cakupan): besar kecilnya issue sangat

berpengaruh pada cakupan opini yang terjadi. Misal : issue

agama (nasional)

3. Past experiences (pengalaman masa lalu): makin intensif

hubungan antara objek (sumber issue) dengan publik, makan

akan semakin banyak pengalam tentang objek

tersebut.Hubungan yang ada adalah munculnya “penilaian”

terhadap        objek dan biasanya diperkuat oleh informasi di

media massa. Makin sama pengalaman diantara publik,

makin besar kemungkinan terjadinya opinion public.

4. Mass media: opini publik (konsensus) akan berkembang

lebih cepat apabila issue diekspos melalui media massa baik

verbal/visual (kata- kata/foto/gambar). Kekuatan issu melalui

media sangat dipengaruhi oleh faktor isi (content) dari issu

tersebut.

5. Public figure (tokoh): opini yang muncul (konsensus)

sangat tergantung pada tokoh yang menangani atau ikut

terlibat dalam issu yang beredar. Semakin banyak dan

semakin kredibel tokoh, maka akan semakin besar

kemungkinan terbentuknya opini publik. Contoh : likuidasi

bank, kasus ambon, aceh, poso, dsb.


2. Teori Efektivitas

Efektivitas merupakan suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauh

suatu target yang sudah diraih oleh manajemen seperti kualitas,

kuantitas, dan waktu. Yang mana target tersebut telah ditetapkan

terlebih dahulu. Secara singkatnya efektivitas adalah upaya tertentu

atau suatu tingkat keberhasilan yang dapat dicapai oleh seseorang atau

suatu perusahaan.

Prasetyo Budi Saksono pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi

Saksono adalah seberapa besar tingkat kelekatan output (keluaran)

yang dicapai dengan output yang diharapkan dari jumlah input

(masukan) dalam suatu perusahaan atau seseorang.

Hidayat pengertian efektivitas menurut Hidayat adalah suatu ukuran

perusahaan yang menyatakan seberapa target yakni kuantitas, kualitas,

dan waktu telah tercapai secara jauh, dimana makin besar persentase

target yang dicapai maka akan makin tinggi efektifitasnya.

Schemerhon John. R. Jr pengertian efektivitas menurut Schemerhon

John. R. Jr adalah pencapaian target keluaran (output) yang akan

diukur dengan cara membandingkan utput anggaran atau OA

(seharusnya) dengan output realisasi atau OS sesungguhnya). Jika OA

> OS maka akan disebut dengan efektif

Sondang pengertian efektivitas menurut Sondang adalah suatu

pemanfaatan sarana prasarana, sumber daya dalam jumlah tertentu


yang sebelumnya telah ditetapkan untuk menghasilkan sejumlah

barang atau jasa kegiatan yang akan dijalankan oleh seseorang atau

suatu perusahaan.

Siagaan pengertian efektivitas menurut Siagaan adalah suatu yang

menekankan pada hasil yang akan dicapai oleh suatu perusahaan atau

seseorang.

Abdurahmat dalam Othenk (2008:7) pengertian efektivitas menurut

Abdurahmat adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasaran

dalam jumlah tertentu secara sada ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.

Sondang dalam Othenk (2008:4) pengertian efektivitas menurut

Sondang adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam

jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang dijalankannya.

Permata Wesha (1992:148) pengertian efektivitas menurut Permata

Wesha adalah keadaan atau kemampuan berhasilnya suatu kerja yang

dilakukan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan

untuk melihat efektivitas kerja yang pada umumnya dipakai empat

macam pertimbangan yaitu: Pertimbangan ekonomi, pertimbangan

fisiologi, pertimbangan psikologi dan pertimbangan sosial.

Amin Tunggul Widjaya (1993:32) pengertian efektivitas menurut

Amin Tunggul Widjaya adalah hasil keputusan yang mengarahkan


melakukan sesuatu dengan benar, yang membantu memenuhi misi

suatu perusahaan atau pencapaian tujuan.

Aspek-Aspek Efektivitas

Terdapat beberapa aspek efektivitas suatu program, antara lain:

• Aspek Peraturan Dan Ketentuan

• Aspek Fungsi Atau Tugas

• Aspek Program Atau Rencana

• Aspek Kondisi Ideal Atau Tujuan

3. Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar

mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan

pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Schramm (1977) menjelaskan bahwa media pembelajaran

adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran.

Briggs (1977) mengemukakan bahwa media  pembelajaran

adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran

seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya.


Romiszowski (2001: 12) media pembelajaran adalah media yang

efektif untuk melaksanakan proses pengajaran yang direncanakan

dengan baik.

Azhar (2011) media pembelajaran adalah alat bantu pada proses

belajar baik di dalam maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan

bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau

wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan

siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Arief Sadiman (2008: 7) Media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima pesan.

Adapun peran media pembelajaran antara lain :

1. Memperjelas penyajian materi agar tidak hanya bersifat verbal

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau tulisan)

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, karena

menurut para ahli kemampuan daya serap manusia dalam

memahami masalah dengan panca indera yaitu : 1) Telinga

(pendengaran) 13 %, 2) Mata (penglihatan) 75 %, 3) Hidung

(penciuman) 3 %, 4) Kulit 6 %, 5) Lidah (rasa) 3 %

3. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sifat pasif anak didik


4. Menghindari kesalahpahaman terhadap suatu objek dan konsep

5. Menghubungkan yang nyata dengan yang tidak nyata.

Media pembelajajaran dapat terbagi dua yaitu Daring (Online) dan

Luring (Offline)

Dizaman yang semakin modern ini, berbagai aplikasi atau perangkat

lunak yang disajikan secara daring (Online)  telah banyak dibuat dan

tersebar. Diantaranya :

1. Moodle

Moodle adalah sebuah aplikasi CMS eLearning berbasis website

yang dapat merubah sebuah media pembelajaran offline ke dalam

bentuk online (web based). Aplikasi elearning Moodle ini

memungkinkan siswa untuk masuk kedalam ruang kelas digital

untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan

menggunakan Moodle, pengajar dapat membuat materi

pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. Seiring dengan

perkembangan teknologi informasi, sekarang Moodle (Modular

Object Oriented Dynamic Learning Environment) juga dapat

digunakan melalui aplikasi berbasis Android dan iOS.

2. Google Classroom

Google Classroom (atau dalam bahasa Indonesia yaitu Ruang Kelas

Google) adalah suatu serambi pembelajaran campuran yang

diperuntukkan terhadap setiap ruang lingkup pendidikan yang


dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar atas kesulitan dalam

membuat, membagikan dan menggolong-golongkan setiap

penugasan tanpa kertas.

Google Classroom memertalikan banyaknya layanan Google secara

berbarengan guna mengulurkan sambung tangan bagi lembaga-

lembaga pendidikan agar beralih cara menuju sistem tanpa kertas

Pembuatan dan pemberian tugas bisa dilakukan penyelesaiannya

melewati Google Drive sambil menggunakan Gmail untuk

membuat pemberitahuan di ruang kelas Google. Para murid dapat

diundang ke sebuah ruang kelas dengan beberapa cara yaitu

melalui basis data lembaga, melalui sebuah kode pribadi yang

kemudian dapat ditambahkan di dalam antarmuka murid atau

dengan didatangkan secara sendirian dari Sistem Pengelolaan

Keterangan Sekolah (School Information Management System).

Google Classroom disatupadukan dengan Google Calendar dari

para murid dan guru. Tiap-tiap kelas dibuatkan dengan adanya

sebuah berkas yang dipisahkan oleh Google Classroom di dalam

masing-masing layanan Google di mana para murid dapat

menyerahkan hasil kerjanya untuk digolong-golongkan oleh

seorang guru.
3. Edmodo

Edmodo adalah platform microblogging pribadi yang

dikembangkan untuk guru dan siswa, dengan mengutamakan

privasi siswa. Guru dan siswa dapat berbagi catatan, tautan, dan

dokumen. Guru juga memiliki kemampuan untuk mengirimkan

peringatan, acara, dan tugas untuk siswa dan dapat memutuskan

untuk mengirimkan sesuatu dalam kerangka waktu yang dapat

dilihat publik.

Edmodo adalah sebuah platform pembelajaran sosial untuk

guru/dosen, siswa/mahasiswa maupun untuk orang tua/wali yang

dikembangkan pada akhir 2008 oleh Nic Borg dan Jeff O’Hara

yang merasakan kebutuhan untuk berkembang di lingkungan

sekolah/kampus untuk mencerminkan bahwa dunia yang semakin

global dan terhubung, maka keduanya menciptakan sebuah

alat/aplikasi yang dapat menutup kesenjangan antara bagaimana

siswa/mahasiswa menjalani kehidupan mereka dan bagaimana

mereka belajar di sekolah/kampus, untuk itulah maka Edmodo ada.

Edmodo dibuat sebagai sebuah platform pembelajaran jejaring

sosial untuk guru/dosen, siswa/mahasiswa, dan orang tua/wali.

Edmodo dirancang untuk membuat siswa/mahasiswa bersemangat

belajar di lingkungan yang lebih akrab. Di dalam Edmodo,


guru/dosen dapat melanjutkan diskusi kelas online, memberikan

polloing untuk memeriksa pemahaman siswa/mahasiswa, dan

lencana penghargaan kepada siswa/mahasiswa secara individual

berdasarkan kinerja atau perilaku.

5. Schoology

Schoology adalah solusi sistem manajemen pembelajaran (LMS)

yang dirancang untuk kolaborasi antara semua jenis pelajar dan

instruktur. Solusinya ditujukan untuk pembelajaran K-12 (istilah

yang digunakan dalam pendidikan dan teknologi pendidikan di

Amerika Serikat, yakni seperti TK, dan dari kelas satu sampai kelas

dua belas.), pendidikan tinggi dan program pelatihan perusahaan.

Fokus utama solusi LMS Schoology adalah untuk memungkinkan

kolaborasi, dengan pos pemeriksaan yang sering dilakukan untuk

memastikan peserta terlibat dengan materi. Penambahan terbaru

untuk solusinya adalah manajemen penilaian, yang membawa fitur

manajemen pembelajaran untuk penilaian.

Schoology menawarkan API generasi berikutnya dan dukungan

Learning Tools Interoperability (LTI), pencitraan merek khusus,

pembuatan peran granular, penilaian lanjutan, dan analisis

terperinci, dengan biaya tertentu. Seperti Edmodo, bagaimanapun,

Schoology menggunakan estetika Facebook yang akrab dengan


fitur gamification, aplikasi mobile, dan akun orang tua. Model

harga freemiumnya juga sebanding dengan Edmodo. Siswa, orang

tua, dan guru dapat bermain secara gratis, tetapi admin akan

membayar fitur tambahan premium. Dengan wajah jejaring sosial

dan fondasi perusahaan LMS, Schoology menyentuh titik manis

untuk manajemen pembelajaran K-12.

6. Ruang Guru

Ruangguru merupakan salah satu bimbingan belajar online

terlengkap di Indonesia yang kini hadir berbasis aplikasi. Aplikasi

Ruangguru menyediakan beragam fitur bermanfaat untuk belajar,

seperti:

Video Belajar Animasi : Fitur ini memungkinkan kamu menonton

puluhan ribu video belajar animasi yang diajarkan oleh Master

Teacher. Semua video dapat diunduh, jadi kamu bisa tonton

berulang-ulang tanpa menggunakan kuota internet.

Latihan Soal dan Pembahasan : Ada lebih dari ratusan ribu soal

dan pembahasan dengan tingkat kesulitan berbeda-beda, termasuk

Higher Order Thinking Skills (HOTS). Nantinya, hasil latihan akan

langsung keluar disertai dengan pembahasan lengkap.

Rangkuman Modul Bimbel : Fitur ini menyajikan rangkuman

menarik dari setiap materi bimbel secara visual melalui infografis.


Social Learning : Dengan aplikasi Ruangguru, setiap siswa bisa

melakukan audio call untuk diskusi mengenai materi dengan para

guru (Master Teacher).

7. Quipper

Aplikasi yang dikembangkan oleh developer Quipper Ltd ini akan

membantu kamu memahami dengan baik semua materi pelajaran di

sekolah. Keunggulannya, materi yang diajarkan di sini telah

disesuaikan dengan kurikulum resmi dari pemerintah. Semua

materi itu tersedia dalam bentuk video interaktif. Namun, untuk

melihat video itu, kamu harus berlangganan. Aplikasi Quipper pun

memungkinkan kamu untuk mengatur sendiri jadwal belajar setiap

minggu.

8. Rumah Belajar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

Republik Indonesia telah meluncurkan aplikasi belajar online gratis

bernama Rumah Belajar. Belajar melalui aplikasi ini didukung

dengan video, audio, gambar, hingga animasi interaktif. Jadi,

kegiatan belajar tidak akan membosankan. Tersedia pula beragam

fitur menarik, seperti Sumber Belajar, Laboratorium Maya, Kelas

Maya, Peta Budaya, dan sebagainya.

Walaupun era digital ini sudah banyak digunakan dan kebanyakan

melakukan Daring (Online). Media belajar Luring (Offline) tetap sering

digunakan. Aplikasi atau perangkat lunak yang dapat membantu proses


belajar mengajar secara offline telah banyak dibuat dan tersebar.

Diantaranya :

1. Kamus offline

Sejalan dengan perkembangan zaman yang membawa arus

teknologi lebih canggih, kita dituntut pula untuk bisa beradaptasi

dengan perkembangan tersebut, sehingga sumber daya manusianya

pun harus berkembang pula. Penyelarasan dengan perkembangan

teknologi, menuntut kita untuk bisa mengetahui dan memahami

bahasa-bahasa internasional. Ketika berbicara tentang bahasa,

kamus menjadi hal yang sangat melekat. Saat ini kamus memiliki

perkembangan yang cukup signifikan. Kamus yang dulunya

berbentuk buku tebal dengan tulisan kosa kata berjumlah ribuan

membuat pembacanya menjadi bosan dan jenuh. Namun sekarang,

kamus tersedia dalam bentuk aplikasi yang tak kalah

bermanfaatnya dengan kamus dalam bentuk buku. Bahkan lebih

memudahkan penggunanya dalam mencari arti kata.

2. Audio

Media audio merupakan media yang isi pesannya hanya diterima

melalui indra pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya

melibatkan indra dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara


semata (Setyosari dan Sihkabuden, 2005: 148; Yudhi Munadi,

2008).

Suara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 966)

diantaranya berarti bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia,

bunyi binatang, ucapan (perkataan), dan bunyi bahasa (bunyi

ujar). Dar itu, dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio

ini bisa menyampaikan pesan veral maupun non verbal. Pesan

verbal berupa bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan pesan non

verbal berwujud bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan,

gumam, musik, dan lain-lain. Media ini memiliki beberapa

format, diantaranya: MP3, Windows Media Audio, Advance

Audio Coding, Ogg Vorbis, Real Audio, MIDI.

3. Video

Video merupakan media penyampai pesan yang mampu

menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata

ulang gambar bergerak. Video juga bisa dikatakan sebagai

gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalamsuatu

waktu dengan kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang digabung

tersebut dinamakn frame dan kecepatan pembacaan gambar

disebut framerate, dengan satuan fps. Dengan media video,

pembelajar mampu memahami pembelajaran melalui pengecekan

ulang ketika ada yang terlewat. Selain itu, gambar yang menarik
dan penggunaan metode yang tepat mampu membuat siswa

nyaman sehingga lebih mudah dalam menangkap materi yang akan

disajikan.

4. Aplikasi

Aplikasi merupakan salah satu dari perangkat lunak yang memiliki

manfaatnya masing-masing, tergantung pembuat aplikasi tersebut.

Aplikasi dibuat bertujuan untuk membantu manusia dalam

melakukan kegiatannya yang berkaitan dengan komputer. Terdapat

berbagai macam aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran,

mulai dari aplikasi belajar bahasa, ipa, ataupun ilmu pengetahuan

yang lain. Untuk menggunakan aplikasi kita hanya mencari aplikasi

yang kita inginkan kemuadian menginstalnya ke komputer atau

handphone kita lalu aplikasi siap digunakan. Beberapa contohnya

adalah buku sekolah digital, percakapan bahasa arab, kamusku

bahasa inggris.

4. Peningkatan Prestasi

Prestasi menurut Djamarah (1994) adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara

kelompok. Sedangkan belajar menurut Slameto (1995) adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.


Berdasarkan pengertian diatas, jadi prestasi belajar adalah hasil atau

taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses

belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah

laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan

dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan

(Nurkencana, 1986).

Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

a. Kompetensi Guru

Berdasarkan PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, pasal 28 menyatakan bahwa “

Pendidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan

kompetisi sebagai agen pembelajaran sehat jasmani dan

rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan Pendidikan Nasional “. Kualifikasi akademik

minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik harus

dibuktikan dengan ijazah dan sertifikat keahlian yang

relevan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

1. Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran.

2. Kompetensi kepribadian: mencakup kepribadian

beriman dan bertakwa serta bertingkah laku.


3. Kompetensi professional merupakan kemampuan

guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu

pengetahuan teknologi, seni, dan budaya yang di

ampu.

b. Kurikulum

Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan

bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu. Dalam UU Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 1 ayat 9 meyebutkan

bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

belajar mengajar. Sedangkan dalam pasal 37 menyebutkan

bahwa kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap

perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan

lingkungan, kebutuhan

pembangunan nasional, pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis jenjang

masing-masing satuan pendidikan.


c. Model pembelajaran

Dalam hal ini model atau metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru tidak hanya terpaku pada satu model

pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang

disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai

dengan kebutuhan siswa.

Peningkatan Prestasi Belajar

Peningkatan prestasi belajar merupakan segala upaya yang harus

dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dan lebih

optimal. Adapun upaya yang dilakukan adalah

1. Penggunaan metode belajar yang tepat Dalam suatu

pembelajaran, seorang guru harus bisa memlih metode

pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan

diajarkan. Sehingga pemilihan metode pembelajaran dapat

membuat siswa aktif dan suasana pembelajarannya tidak

monoton.

2. Peningkatan kemampuan pendidik dalam kapasitasnya

Peningkatan kemampuan pendidik sangat diperlukan dalam

mengahadapi kemajuan teknologi yang pesat. Peningkatan

kemampuan pendidik dapat dilakukan diantaranya dengan

mengikuti seminar, bertukar pendapat dengan pendidik lain

dan sebagainya.
3. Dukungan sarana dan prasarana yang memadai dalam

pembelajaran Tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai senantiasa akan membantu pendidik dalam

keberhasilan pembelajaran. Dengan sarana dan prasarana

yang memadai, pembelajaran akan terasa nyaman dan

proses pembelajaran akan lancar.

F. HIPOTESIS

Anak remaja yang berada di kelas X SMA secara signifikan memiliki

minat belajar dibandingkan dengan yang berada di kelas XI SMA dan

yang berada di kelas XII SMA juga memiliki minat yang lebih tinggi dari

kelas XI SMA dikarenakan akan menghadapi ujian nasional.

(X >XI<XII).

G. KERANGKA TEORI

Secara sederhana, peneliti mempunyai kerangka pikir bahwa adanya media

belajar online yang memicu opini siswa tentang media belajar online.

Opini yang berkembang dimasyarakat tentang media belajar online tidak

secara langsung terbentuk, melainkan didukung oleh unsur-unsur tertentu.

Untuk mendapatkan jawaban, peneliti menggunakan teori opini umum.

Lalu peneliti juga mendapat dugaan bahwa opini siswa dapat

mempengaruhi media belajar online.


H. METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kasiram (2008)

Pengertian penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

menggunakan proses data-data yang berupa angka sebagai alat

menganalisis dan melakukan kajian penelitian, terutama mengenai apa

yang sudah di teliti. Sugiyono (2007, h. 13) menyebutkan “pendekatan

penelitian yang berdasarkan atas filsafat positivism yang digunakan

untuk meneliti populasi atau sample tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrument penelitian, analisis datanya bersifat statistic

yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang sebelumnya telah di

tetapkan”. Kriyantono (2006, h. 55) menjelaskan jenis penelitian

kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu

masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian

priset tidak mementingkan kedalaman data atau analisis, melainkan

lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil riset dianggap

merupakan representasi dari seluruh populasi. Dalam riset kuantitatif,

periset dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data.

Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat

ukur data sekehendak hatinya. Semuanya harus objektif dengan diuji

dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi

prinsip reliabilitas dan validitas. (Kriyantono, 2006, h. 55-56).


B. POPULASI DAN SAMPLE

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Probability Sampling. Probability Sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel

(Sugiyono, 2001). Teknik probability sampling yang digunakan yaitu

proportionate stratified random sampling. Proportionate stratified

random sampling biasa digunakan pada populasi yang memiliki

susunan bertingkat atau berlapis-lapis (Margono, 2004). Teknik ini

digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2001).

Untuk melakukan penelitian ini, kami memilih Sekolah Menengah

Atas Negeri (SMAN) 13 di daerah Medan Johor. Memilih SMAN 13

Medan sebagai wilayah untuk mengambil sampel karena memiliki

relasi yang terjalin dengan pihak-pihak yang ada disana dan

memudahkan perizinan untuk menyebarkan angket. Dari ketiga

tingkat kelas akan diambil 120 orang. Di setiap tingkat kelasnya akan

diambil 40 orang (kelas 1 sebanyak 40 orang, kelas 2 sebanyak 40

orang , kelas 3 sebanyak 40 orang ). responden dipilih secara acak.


C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. WAWANCARA

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/ kecil.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu

dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan

juga kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu

tentang dirinya sendiri.

2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti

adalah benar dan dapat dipercaya.

3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa

yang dimaksudkan oleh si peneliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat

telepon.
B. OBSERVASI

Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah

melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai

instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi

item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan.

Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa

mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga

mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian

kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi

penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga

menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai

dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).

C. ANGKET ATAU QUISIONER

Angket atau quesioner merupakan alat teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang

bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008: 77).

Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa

prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:


1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi

pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan.

Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan

harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan

jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan

angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa

responden.

3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat

berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur

dan tidak terstruktur),  dan bentuknya dapat menggunakan

kalimat positif dan negatif.

4. Pertanyaan tidak mendua

5. Tidak menanyakan yang sudah lupa

6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak

menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.

7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak

terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam

mengisi.

8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari

yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah

menuju hal yang sulit.


I. ANALISIS DATA

Setelah data-data yang penulis perlukan terkumpul, maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data yang penulis gunakan

pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Teknik analisis data

dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.114 Statistik

inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas)

adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan

hasilnya diberlakukan untuk populasi.115 Pada statistik inferensial

terdapat statistik parametris dan non parametris. Peneliti menggunakan

statistik parametris dengan alasan jenis data yang dianalisis dalam skala

interval. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi.

Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi

normal. Dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.116 Sehingga data

yang diperoleh dari hasil penelitian diuji normalitas dan linieritasnya

terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menguji hipotesis.


DAFTAR PUSTAKA

Internet

tambahpinter.com

afidburhanuddin.wordpress.com

dosensosiologi.com

statistikian.com

rachmatul4212.wordpress.com

pustakakomunikasi.blogspot.com

irwansahaja.blogspot.com

sosiologis.com

asikbelajar.com

indozone.id

narasikami.wordpress.com

dunia.pendidikan.co.id

gurupendidikan.co.id

Anda mungkin juga menyukai