Ajaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
Ajaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
Ajaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
Ajaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sebagian besar menyerupai mainstream Kristen Protestan, dan
khususnya gereja-gereja injili. Gereja Advent mengajarkan otoritas Alkitab dan keselamatan yang diperoleh
melalui iman di dalam Yesus Kristus. Dua puluh Delapan Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah adalah
pernyataan resmi doktrin gereja ini.
Denominasi ini juga memiliki sejumlah ajaran yang khas yang membedakannya dari gereja-gereja Kristen
lainnya (meskipun beberapa kepercayaan seperti ini juga diajarkan di gereja-gereja lain). Ajaran Gereja
Advent paling menonjol, antara lain: percaya pada kekekalan Sepuluh Perintah Allah, ketidaksadaran
manusia dalam kematian, keabadian bersyarat, pelayanan pendamaian Yesus Kristus di kaabah surgawi, dan
"pengadilan pemeriksaan" yang dimulai tahun 1844. Selain itu, Gereja Advent menganut ajaran tradisional
historis yaitu sistem keyakinan eskatologis yang mengajarkan adanya umat yang sisa, krisis akhir zaman
yang universal, dan kedatangan Yesus Kristus secara literal sebelum masa milenium dimana orang percaya
tinggal di surga.
Daftar isi
Keyakinan Resmi
Sumber Otoritas
Sejarah Perkembangan
Kebenaran Zaman ini dan Pilar Ajaran
Persamaan dan Variasi Ajaran
Persamaan dengan Doktrin Protestan lainnya
Sabat dan Hukum
Kaabah Sorgawi dan Pengadilan Pemeriksaan
Eskatologi
Umat yang Sisa
Kedatangan Kedua Yesus Kristus
Neraka dan Keadaan Orang Mati
Roh Nubuat
Ajaran-ajaran lain
Soteriologi
Doktrin Keselamatan and Kehendak Bebas
Kesempurnaan tanpa Dosa
Penciptaan
Ibadah dan Pelayanan
Tata Ibadah
Perjamuan Kudus
Baptisan
Referensi
Keyakinan Resmi
Gereja Masehi Advent hari Ketujuh menyatakan ajaran gereja dalam sebuah pernyataan resmi yang dikenal
sebagai 28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah. Pernyataan Keyakinan Dasar ini diputuskan dalam Rapat
Umum Sedunia pada tahun 1980, dan kemudian Keyakinan Nomor 11 ditambahkan pada tahun 2005.[1]
Versi yang lebih sederhana Pernyataan Keyakinan ini adalah Sumpah Baptisan.
Sumber Otoritas
Keyakinan Dasar No. 1 menyatakan "Kitab Suci adalah pernyataan kehendak Allah yang tidak pernah
salah. Kitab Suci merupakan standar tabiat, ujian pengalaman, pengungkap doktrin-doktrin yang
berwenang dan catatan yang dapat dipercaya akan perbuatan Allah dalam sejarah." Para Teologian Gereja
Advent umumnya menolak inspirasi verbal Kitab Suci yang diyakini oleh sebagian gereja-gereja Kristen
konservatif evangelis. Mereka percaya bahwa Allah mengilhami pikiran dari penulis Alkitab, dan kemudian
penulis menyatakan ilham tersebut dalam kata-kata mereka sendiri.[2] Pandangan ini dikenal sebagai
"inspirasi pikiran".
Para Teologian Advent umumnya menolak pendekatan kritik tinggi pada Kitab Suci. Pernyataan Resmi (htt
p://adventist.org/beliefs/other-documents/other-doc4.html) tahun 1986 menyatakan "mengajurkan pelajar-
pelajar Alkitab untuk menghindari penggunaan prasuposisi dan deduksi resultan yang terkait dengan
metode historis-kritis."[3], tetapi walaupun demikian beberapa teologian denomenasi ini tetap menggunakan
metode ini.[4]
Sejarah Perkembangan
Pada awal berdirinya, ajaran Gereja Advent cenderung legalistik dan perfeksionis, tetapi menjelang akhir
abad ke-19 ajaran-ajaran Advent lebih menekanan pada kasih karunia. Salah satu faktor utama yang
berkontribusi terhadap pergeseran teologis adalah Rapat Umum tahun 1888 di Minneapolis dimana gereja
mengembangkan lebih banyak ajaran yang berfokus pada Yesus dan "pembenaran oleh iman".[5] Salah satu
faktor lainnya adalah diskusi yang berlangsung antara Gereja Advent dan gereja-gereja injili pada 1950-an,
yang hasilnya adalah penerbitan buku berjudul Seventh-day Adventists Answer Questions on Doctrine.[6]
Para pendiri Gereja Advent memiliki konsep ajaran dinamis yang mereka sebut Kebenaran Zaman Ini,
dengan demikian mereka menentang kekakuan creedal dan memiliki keterbukaan terhadap pemahaman
teologis baru yang dibangun di atas doktrin utama yang menjadi ciri khas gereja.[7] Kebenaran Zaman Ini
adalah konsep yang menyatakan bahwa Tuhan menuntun gereja pada kebenaran secara dinamis, sehingga
keyakinan gereja saat ini "merupakan ujian kepada orang-orang dari angkatan ini, bukan tes untuk orang-
orang generasi sebelumnya"[8]
Dalam buku Counsels to Writers and Editors ditulis sebagai berikut:
"Tidak ada alasan mengambil posisi bahwa tidak ada kebenaran lagi yang akan
diungkapkan, atau semua pengertian kita tentang Kitab Suci tanpa kesalahan. Doktrin-
doktrin tertentu dipercaya sebagai kebenaran selama bertahun-tahun oleh jemaat, bukan
merupakan bukti bahwa gagasan-gagasan itu tidak bisa salah. Lamanya satu ajaran dianut
tidak akan membuat kesalahan menjadi kebenaran, sebab kebenaran mampu berdiri
sendiri. Doktrin yang benar akan tetap teguh oleh penyelidikan Alkitab yang saksama. "[9]
Pandangan ini senada dengan pendahuluan untuk 28 Uraian Doktrin Dasar Alkitab: "Revisi dari pernyataan
ini diharapkan pada Rapat Umum Sedunia ketika gereja dipimpin oleh Roh Kudus untuk dapat memahami
sepenuhnya kebenaran Alkitab atau menemukan bahasa yang lebih baik untuk mengungkapkan ajaran
Firman Tuhan."[10]
Tetapi walaupun demikian, kemungkinan perubahan dinamis dalam keyakinan Gereja Advent tidak
takbatas.[11] Keyakinan-keyakinan utama yang merupakan pilar ajaran gereja harus menjadi dasar teologi
Advent dan pilar ajaran inilah yang memberikan Gereja Advent suatu identitas.[12] Pilar ajaran Gereja antara
lain:[13] pengadilan pemeriksaan, ajaran kaabah surgawi, pekabaran tiga malaikat, hukum Tuhan, iman
kepada Yesus, Sabat, keadaan orang mati , dan karunia nubuat.[14]
Dalam Seventh-day Adventists Answer Questions on Doctrine (1957), Gereja Advent menguraikan doktrin
utama yang mereka yang sama dengan agama Kristen Protestan.
Semua doktrin-doktrin ini, dengan pengecualian pada nomor 11 (tentang kedatangan Kristus pada
premillennial ), dianut oleh banyak pihak antara Protestan konservatif atau injili. Gereja-gereja Protestan
memiliki pandangan berbeda-beda tentang milenium.
Mengenai ajaran keselamatan, pernyataan resmi Gereja ada dalam "The Dynamics of Salvation" tahun
1980.[18]
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau
kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat
yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam
Kerajaan Sorga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Gereja Advent percaya bahwa hari ketujuh tiap pekan, yakni Sabtu, adalah hari Sabat alkitabiah yang
ditetapkan Allah "untuk tujuan luhur memperkaya hubungan Allah dan manusia".[19] Perlu dicatat bahwa
Sabat adalah pesan berulang dalam Alkitab yang disebutkan dalam kisah Penciptaan, di Gunung Sinai,
dalam pelayanan Yesus Kristus, dan dalam pelayanan para rasul. Hari Sabat berfungsi sebagai peringatan
mingguan untuk Penciptaan dan merupakan simbol penebusan, baik dari perbudakan Mesir dan perhambaan
dosa. Dengan memelihara hari Sabat, manusia diingatkan cara Tuhan membuat mereka kudus, seperti yang
ia lakukan untuk hari Sabat. Orang Advent menunjukkan kesetiaan mereka kepada Allah dengan menjaga
perintah dalam Sepuluh Perintah Allah. Hari Sabat juga merupakan waktu bagi orang Advent untuk
digunakan untuk Allah dan dengan sesama manusia.
Orang Advent percaya bahwa Sabat bukan hanya hari istirahat tetapi juga dimaksudkan sebagai hari kudus
bagi orang percaya untuk bertumbuh secara rohani.[20] Meskipun Gereja Advent tidak percaya bahwa
mereka diselamatkan oleh memelihara Sabtu sebagai hari Sabat, mereka memahami makna yang jauh lebih
besar pada pemeliharaan hari Sabtu dibandingkan makna hari kudus bagi denominasi Kristen lain yang
beribadah pada hari Minggu.
Gereja Advent mengajarkan bahwa tidak ada bukti berubahan hari Sabat ke hari Minggu dalam Alkitab.[21]
Mereka sebaliknya mengajarkan bahwa perubahan itu disebabkan oleh kebiasaan berkumpul orang-orang
Kristen di Roma pada hari Minggu[22] yang tujuannya untuk membedakan diri dari Yahudi[23][24] dan untuk
menyelaraskan diri dengan otoritas politik.[25][26] Perubahan ini menjadi lebih universal diterima setelah
Kaisar Romawi Konstantinus I menitahkan kesucian Hari Minggu tahun 321 M[27] dan keputusan Konsili
Laodikia dalam kanon 29 yang menyatakan bahwa orang Kristen harus menghindari bekerja pada hari
Minggu.[19][28][29]
Pengadilan Pemeriksaan adalah doktrin unik untuk Gereja Advent. Doktrin ini mengajarkan bahwa
penghakiman umat Allah dimulai pada tanggal 22 Oktober 1844 ketika Kristus memasuki ruang Mahakudus
di kaabah surgawi. Orang Advent mengalaskan ajaran Pengadilan pemeriksaan ini dari gambaran dalam
teks-teks seperti Daniel 7:9-10, 1 Petrus 4:17 dan Wahyu 20:12. Tujuan dari Pengadilan ini adalah untuk
memisahkan orang yang benar-benar percaya dari mereka yang palsu.
Dasar alkitabiah dari ajaran Pengadilan Pemeriksaan ini ditantang pada tahun 1980 oleh seorang mantan
teolog Advent Desmond Ford pada Sanctuary Review Committee. Meskipun Gereja Advent secara resmi
tetap meneguhkan posisi dasar doktrin ini, sejak tahun 1980 banyak dari anggota Gereja yang liberal terus
mengkritisi dari ajaran ini. Menurut survei tahun 2002 di seluruh dunia, menurut para pemimpin gereja lokal
diperkirakan hanya 86% dari anggota gereja yang menerima ajaran.
Eskatologi
Gereja Advent menyatakan dirinya sebagai umat yang sisa seperti yang disebutkan dalam Wahyu 12:17 (htt
p://www.sabda.org/sabdaweb/bible/verse/?b=66&c=12&v=17). Menurut mereka dua tanda umat yang sisa,
yakni: menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus, merujuk kepada mereka sebab mereka
mengajarkan pengudusan Hari Sabat dan memiliki Roh Nubuat. Mereka juga mengajarkan umat yang sisa
ini bertugas untuk "mengumumkan tibanya hari penghukuman, menyatakan keselamatan melalui Kristus,
serta memaklumkan dekatnya kedatangan-Nya yang kedua kali.(Dasar Kepercayaan No.13) (http://www.adv
entist.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22&Itemid=54); tugas yang tercakup dalam
Pekabaran Tiga Malaikat dalam Wahyu 14:6-12 (http://www.sabda.org/sabdaweb/bible/chapter/?b=66&c=1
4&version=tb&lang=indonesia&theme=clearsky). Sebelum pembaptisan, calon anggota akan ditanyakan
pertanyaan sebagai berikut, "Apakah saudara menerima dan percaya bahwa Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh merupakan gereja yang sisa menurut nubuat Alkitab dan bahwa orang-orang dari segala bangsa,
suku, dan bahasa diundang dan diterima ke dalam persekutuannya?"[30]
Gereja Advent percaya pada Kedatangan Kedua Yesus Kristus yang segera, terlihat, nyata, dan universal
yang akan didahului dengan "masa kesukaran".[31] Ajaran ini didasarkan pada Wahyu 1:7 (http://www.sabd
a.org/sabdaweb/bible/chapter/?b=66&c=1&version=tb&lang=indonesia&theme=clearsky) yang menyatakan
bahwa, "setiap mata akan melihat Dia." Kedatangan Kedua Yesus Kristus bersamaan dengan kebangkitan
dan pemuliaan orang-orang kudus, seperti yang dijelaskan dalam 1 Tesalonika 4:16 (http://www.sabda.org/s
abdaweb/bible/chapter/?b=52&c=4&version=tb&lang=indonesia&theme=clearsky). Orang Advent percaya
bahwa orang fasik akan dibangkitkan setelah milenium. Dibandingkan dengan pandangan eskatologi Kristen
lainnya, pandangan Gereja Advent paling dekat dengan Premilenialisme. Keadaan bumi akan terus
memburuk sampai "masa kesukaran", (yang mirip dengan Kesengsaraan Besar pada ajaran premillennialist
klasik), pada saat itu otoritas sipil dan keagamaan akan bergabung menganiaya umat Tuhan, khususnya
mereka yang menguduskan Sabat hari ketujuh. Masa kesukaran akan berakhir dengan kedatangan Kristus,
yang akan menandai dimulainya milenium.
Gereja Advent menolak teologi dispensationalist dan pengangkatan pretribulation, yang mengajarkan bahwa
gereja akan tetap di bumi selama krisis akhir zaman. Gereja Advent mengajarkan bahwa pemerintahan
seribu tahun Kristus akan mengambil tempat di surga, bukan di bumi, dan akan melibatkan semua orang
ditebus Allah, bukan hanya bangsa Israel jasmani.(Lihat Dasar Kepercayaan 26 dan 27 (https://id.wikisourc
e.org/wiki/Dasar-Dasar_Kepercayaan_Gereja_Masehi_Advent_Hari_Ketujuh)) Gereja Advent menafsirkan
kitab Wahyu menggunakan metode historis, tetapi juga mengajarkan tafsiran bahwa beberapa nubuatan akan
digenapi pada masa yang akan datang.
Gereja Advent percaya bahwa kematian adalah suatu keadaan ketidaksadaran saat seseorang menanti
kebangkitan.[32] Mereka mendasarkan kepercayaan ini pada teks-teks Alkitab seperti Pengkhotbah 9:5 (htt
p://www.sabda.org/sabdaweb/bible/chapter/?b=21&c=9&version=tb&lang=indonesia&theme=clearsky)
yang menyatakan "orang mati tidak tahu apa-apa", dan 1 Tesalonika 4:13-18 (http://www.sabda.org/sabdawe
b/bible/chapter/?b=52&c=4&version=tb&lang=indonesia&theme=clearsky) yang berisi uraian tentang
orang mati dibangkitkan dari kubur pada kedatangan kedua Yesus Kristus. Ayat-ayat ini menunjukkan
bahwa kematian adalah suatu bentuk tidur.
Gereja Advent mengajarkan bahwa kebangkitan orang benar akan terjadi pada kedatangan kedua Yesus,
sedangkan kebangkitan orang fasik akan terjadi setelah milenium dalam Wahyu 20 (http://www.sabda.org/sa
bdaweb/bible/chapter/?b=66&c=20&version=tb&lang=indonesia&theme=clearsky). Mereka menolak
doktrin neraka sebagai siksaan kekal, tetapi mereka percaya bahwa orang fasik akan secara kekal
dihancurkan setelah milenium. Istilah teologis untuk ajaran ini adalah Annihilationisme.
Pandangan Gereja Advent tentang kematian dan neraka mencerminkan keyakinan mendasar mereka dalam:
(a) keabadian bersyarat (atau kondisionalisme), yang bertolak belakang dengan kekekalan jiwa, dan (b) sifat
holistik manusia, sebagai lawan pandangan bipartit atau tripartit. Itu sebabnya institusi pendidikan Advent
berusaha melibatkan bukan hanya pikiran, tetapi semua aspek kemanusiaan dari seseorang.
Ajaran Keabadian Bersyarat adalah salah satu doktrin yang digunakan oleh para kritikus (khususnya pada
masa lalu) dan denominasi Kristen lainnya untuk mengklaim bahwa gereja Advent bukanlah bagian dari
denominasi Kristen.[33] Ajaran ini kemudian berkembang dalam Kekristenan khususnya bagi yang beraliran
evangelikal, sebagaimana diungkapkan oleh British Evangelical Alliance dalam laporan ACUTE yang
menyatakan doktrin itu adalah "pandangan minoritas kelompok evangelikal" yang telah "tumbuh dalam
evangelisme dalam beberapa tahun terakhir".[34]
Roh Nubuat
Gereja percaya karunia nubuat diwujudkan dalam pelayanan Ellen White, yang kadang-kadang disebut
sebagai "Roh Nubuat". Dalam Dasar-Dasar Kepercayaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dinyatakan
bahwa:
Dua pernyataan resmi lainnya tentang pelayanan nubuatan dari Ellen White baru-baru ini diputuskan pada
Konferensi Umum Se-dunia. Pada dokumen A Statement of Confidence in the Spirit of Prophecy tanggal
30 Juni 1995 menyatakan bahwa Ellen White "melakukan pekerjaan nabi, dan bahkan lebih", dan
tulisannya "membawa otoritas ilahi, baik untuk hidup saleh dan untuk ajaran gereja", dan menganjurkan,
"sebagai gereja kita mencari kuasa Roh Kudus untuk menerapkan nasihat yang diilhami yang terkandung
dalam tulisan-tulisan Ellen G White pada kehidupan kita." [36] Dalam dokumen Resolution on the Spirit of
Prophecy tanggal 3 Juli 2005 tertulis, "kami menegaskan peran penting tulisan-tulisan Ellen G. White
masih berperan dalam menuntun gerakan Adventist dan dalam mempertahankan persatuan Gereja dunia.
Akibatnya, kami menyerukan kepada angota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di seluruh dunia dengan
doa mempelajari tulisan-tulisannya, dalam rangka memahami lebih penuh tujuan Allah bagi umat-umat-
Nya." [37]
Ajaran-ajaran lain
Soteriologi
Gereja Advent menganut pandangan yang sama dengan kebanyakan Kristen Protestan, dosa mengakibatkan
manusia mewarisi kodrat yang rusak dan terpisah secara rohani dari Allah. Dosa dengan demikian dipahami
sebagai keadaan semua manusia dan manusia tidak dapat melepaskan diri dari keadaan ini tanpa anugerah
Allah.[38] Mayoritas Advent percaya bahwa semua manusia mewarisi kodrat kemanusiaan yang telah rusak
dari Adam. Bukan saja mewarisi kodrat kemanusiaan yang sudah rusak, tetapi juga turut menanggung akibat
pelanggaran Adam.[39]
Doktrin Keselamatan dalam Gereja Advent banyak dipengaruhi oleh tradisi Wesleyan, yang merupakan
ekspresi Arminianisme. Hal ini terlihat dalam dua hal. Pertama, adanya penekanan dalam ajaran Gereja
Advent pada penyucian sebagai konsekuensi yang diperlukan dan tak terelakkan dari keselamatan dalam
Kristus. Penekanan pada ketaatan ini tidak dianggap mengurangi prinsip reformasi sola fide ("iman saja"),
melainkan untuk memberikan keseimbangan yang penting bagi doktrin pembenaran oleh iman, dan untuk
menghindari pengaruh antinomianisme.[40] Sementara menegaskan bahwa orang Kristen diselamatkan
sepenuhnya oleh kasih karunia Allah, Gereja Advent juga menekankan ketaatan kepada hukum Allah
sebagai respon yang tepat untuk keselamatan.
Kedua, Gereja Advent menekankan ajaran Kehendak Bebas, setiap individu bebas untuk menerima atau
menolak tawaran keselamatan Tuhan. Karena itu Gereja Advent menolak pandangan doktrin Calvinis ,
yakni: takdir (atau pemilihan tanpa syarat), penebusan terbatas, dan ketekunan orang-orang kudus ("sekali
diselamatkan tetap selamat"). Seventh-day Adventists Answer Questions on Doctrine menyatakan bahwa
Gereja Advent percaya: "Setiap individu bebas untuk memilih atau menolak tawaran keselamatan melalui
Kristus; kami tidak percaya bahwa Allah telah menakdirkan sebagian orang akan diselamatkan dan sebagian
lainnya akan dihukum."[17] Kebebasan memilih untuk menerima atau menolak Allah merupakan bagian
integral dari tema Kontroversi Besar:
"Tuhan dapat mencegah dosa dengan menciptakan alam semesta yang seperti robot, yang
akan melakukan apa yang telah ditentukan supaya mereka melakukan. Tetapi Allah dalam
kasihNya menciptakan makhluk yang bisa dengan bebas berkehendak untuk mengasihiNya
- dan tanggapan itu hanyalah mungkin dari makhluk yang memiliki kebebasan memilih." [41]
Keyakinan bahwa telah diselamatkan adalah bagian dari Keyakinan Resmi Gereja.[42] Tetapi menurut survei
tahun 2002 di seluruh dunia pada para pemimpin gereja lokal, diperkirakan hanya 69% dari orang Advent
yang merasa yakin telah diselamatkan.[43]
Pertanyaan tentang apakah manusia dapat mencapai keadaan sempurna tanpa dosa telah lama menjadi topik
yang kontroversial dalam Gereja Advent. Dalam bukunya The Sanctuary Service (1947), M.L Andreasen
mengajarkan bahwa kesempurnaan tanpa dosa dapat dicapai,[44] ajaran ini tetap dipegang sebagian anggota
Gereja Advent khususnya yang berpandangan konservatif. Ajaran ini menyatakan bahwa orang percaya
pada akhir zaman harus dan akan mencapai keadaan tanpa dosa yang sama dengan sifat alami Adam dan
Hawa sebelum berdosa. Kelompok konservatif percaya bahwa ajaran ini adalah ajaran resmi Gereja Advent
yang asli, dan mereka juga menuduh bahwa para pemimpin Gereja telah keliru dan menyimpang dari ajaran
asli itu.[45]
Tetapi, beberapa teolog Gereja Advent seperti Edward Heppenstall mengemukakan pandangan bahwa
Kesempurnaan tanpa Dosa tidak mungkin dicapai dalam hidup ini, sehingga setiap orang percaya akan
selalu bergantung pada pengampunan Tuhan selama hidup di dunia ini. Happenstall mengungkapkan bahwa
konsep "kesempurnaan" dalam Alkitab mengacu pada kedewasaan rohani, bukan ketidakberdosaan
mutlak.[46] Dalam pengertian teologis, penyucian adalah proses seumur hidup yang akan dialami tiap-tiap
orang percaya hingga Kedatangan Kedua Yesus Kristus, dimana orang percaya kemudian akan dimuliakan
pada saat kebangkitan.
Penciptaan
Gereja Advent menafsirkan pasal-pasal awal Kitab Kejadian secara harfiah[47] dan menolak teori evolusi,
dan mereka mengikuti Teori Penciptaan bumi yang berusia muda (sekitar 6000 tahun literal) dan Banjir
Global. Dalam Dasar-dasar kepercayaan dinyatakan:
"Di dalam enam hari Tuhan menjadikan "langit dan bumi" dan semua makhluk hidup yang
ada di atas bumi, dan berhenti pada hari ketujuh pada minggu yang pertama itu." Dasar
Kepercayaan no. 6 [10]
Orang Advent percaya bahwa Tuhan juga menciptakan dunia-dunia lain yang dihuni oleh makhluk cerdas di
suatu tempat di alam semesta, yang sudah ada sebelum penciptaan bumi dan murni.[48]
"Langit" yang disebutkan dalam Kejadian 1 dan 2 mungkin menunjuk kepada planet-planet
serta bintang-bintang yang paling dekat kepada bumi. Sesungguhnya, bumi, ganti ciptaan
pertama Kristus, sangat mungkin adalah ciptaan-Nya yang terakhir. Alkitab melukiskan
anak-anak Allah, kemungkinan yang dimaksud adalah Adam-Adam dari dunia-dunia yang
tidak pernah jatuh ke dalam dosa, berjumpa dengan Allah, mengadakan pertemuan di
sebuah sudut yang jauh di alam semesta (Ayb. 1:6-12). Sebegitu jauh, belum ada
penemuan mengenai planet-planet yang dihuni. Tampaknya tempat yang dimaksudkan itu
amat jauh di keluasan alam semesta di luar jangkauan sistem bimasakti kita yang telah
dicemari dosa ini, untuk menjamin supaya jangan sampai ditulari dosa.[49]
Tata Ibadah
Ibadah gereja tiap pekan dilakukan pada hari Sabtu, biasanya dimulai dengan acara Sabat Sekolah yang
merupakan waktu untuk belajar Alkitab dalam kelompok kecil. Gereja Advent menggunakan penuntun
"Pelajaran Sekolah Sabat" yang berkaitan dengan pendalaman Alkitab atau doktrin tertentu setiap triwulan.
Pada saat yang sama pertemuan yang tersisah disediakan untuk anak-anak dan remaja sesuai dengan
kelompok masing-masing (mirip dengan sekolah Minggu di gereja kristen lainnya). Setelah Acara Sekolah
Sabat, jemaat bergabung bersama lagi untuk kebaktian umum seperti ibadah Protestan Evangelikal lainnya,
dengan khotbah sebagai pusat ibadah. Ibadah dengan bernyanyi, pembacaan Alkitab, doa dan persembahan,
termasuk persepuluhan (atau pengumpulan uang), adalah ibadah standar lainnya. Selain ibadah pada hari
Sabtu, beberapa gereja-gereja lokal juga menyelenggarakan ibadah tengah pekan pada petang hari Rabu, dan
ibadah buka Sabat pada petang hari Jumat.[50]
Perjamuan Kudus
Gereja Advent biasanya menyelenggarakan perjamuan kudus empat kali setahun. Perjamuan Kudus adalah
ibadah terbuka yang dapat diikuti untuk anggota dan bukan anggota gereja.[51] Ibadah ini dimulai dengan
upacara pembasuhan kaki, yang dikenal sebagai "Perintah Kerendahan Hati", yang didasarkan pada Yohanes
13.[52] Perintah Kerendahan Hati dimaksudkan gambaran Kristus membasuh kaki murid-muridNya 'pada
Perjamuan Terakhir' dan mengingatkan peserta ibadah untuk merendahkan hati dengan melayani satu sama
lain.[53][54] Peserta dipisahkan berdasarkan jenis kelamin ke ruang yang terpisah untuk melakukan ritual ini,
meskipun beberapa jemaat memungkinkan pasangan suami istri untuk melakukan pembasuhan kaki
bersama. Setelah selesai, peserta kembali ke tempat utama untuk mengikuti Perjamuan Tuhan, dengan
menerima roti tidak beragi dan meminum anggur yang tidak difermentasi.[55][56]
Baptisan
Gereja Advent menyelenggarakan pembaptisan pada anggota jemaat dengan cara pencelupan penuh, cara
yang mirip dengan gereja-gereja Baptis. Mereka berpendapat bahwa baptisan yang membutuhkan
pengetahuan, pemahaman dan tanggung jawab moral. Oleh karena itu, mereka tidak menerima pembaptis
bayi atau anak-anak yang belum dapat menunjukkan pemahaman dan tanggung jawab moral. Gereja Advent
percaya bahwa baptisan adalah pernyataan kepada umum yang bersangkutan menyerahkan hidupnya kepada
Yesus dan itu merupakan prasyarat untuk keanggotaan gereja. Baptisan hanya dipraktikkan setelah calon
baptisan telah melalui pelajaran Alkitab. Menurut Alkitab, tindakan baptisan menunjukkan bahwa orang
yang telah bertobat dari dosa dan ingin hidup dalam Kristus. Kisah Para Rasul 8:36-37.
Referensi
1. ^ Kellner, Mark."Growing in Christ" (http://web.archive.org/web/20051129114541/http://news.a
dventist.org/specials/2005/gcsession/voted_docs/growinginchrist.html). Adventist News
Network. Juli 2005. Diakses tanggal 14 Januari 2011
2. ^ Departemen Kependetaan, Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang... 28 Uraian Doktrin Dasar
Alkitabiah, Indonesia Publishing House, 2006, halaman 17-28
3. ^ Seventh-day Adventists Executive Committee."Methods of Bible Study" (http://adventist.org/b
eliefs/other-documents/other-doc4.html); Pernyataan ini diputuskan pada the General
Conference of Seventh-day Adventists Executive Committee di Rio de Janeiro, Brazil, tanggal
12 Oktober 1986
4. ^ Robert McIver, "The historical-critical method: the Adventist debate" (http://www.ministrymag
azine.org/archive/1996/March/the-historical-critical-method), Ministry 69:3, Maret
1996,halaman 14–17.
5. ^ Pfandl, Gerhard. Minneapolis, 1888: An Adventist watershed (http://www.adventistworld.org/i
ssue.php?issue=2010-1001&page=24), Adventist World, Januari 2010, halaman 24
6. ^ __________.Seventh-day Adventists Answer Questions on Doctrine (https://en.wikipedia.org/
wiki/Seventh-day_Adventists_Answer_Questions_on_Doctrine). Diakses tanggal 14 Januari
2011
7. ^ Knight, George. A Search for Identity: The development of Seventh-day Adventist Beliefs,
Review and Herald Pub.,2000, halaman. 27
8. ^ White, James. Present Truth, Juli 1846, halaman 1 dan Review and Herald, 31 Desember
1857, halaman 61); White, Ellen. Testimonies, vol. 2, halaman. 693; dikutip pada Knight,
George. A Search for Identity: The development of Seventh-day Adventist Beliefs, Review and
Herald Pub.,2000, halaman. 19-20
9. ^ White, Ellen G."Chap. 4 - Attitude to New Light", Counsels to Writers and Editors, halaman
35.
10. ^ a b General Conference in sesion, Fundamental Beliefs (http://www.adventist.org/beliefs/fund
amental/index.html)
11. ^ Knight, George. A Search for Identity: The development of Seventh-day Adventist Beliefs,
Review and Herald Pub., 2000, halaman 24
12. ^ Knight, George. A Search for Identity: The development of Seventh-day Adventist Beliefs,
Review and Herald Pub., 2000, halaman 27
13. ^ White, Ellen G."Chap. 3 - The Foundations, Pillars, and Landmarks", Counsels to Writers and
Editors,
14. ^ Venden, Morris. The Pillars, Pacific Press, 1982, halaman 12-13
15. ^ Brown, Nathan. "Liberalism as a Form of Legalism". Adventist Review, 19 Juni 2003,
Washington, D.C.: Review and Herald, halaman 29.
16. ^ __________. "Three Strategic Issues: A World Survey". Dipresentasikan di the General
Conference Annual Council tanggal 7 Oktober 2002.
17. ^ a b Seventh-day Adventist Leaders,"Chapter 1 - Doctrines We Share With Other Christians."
(http://www.sdanet.org/atissue/books/qod/q01.htm), Seventh-day Adventists Answer Questions
on Doctrine, Review and Herald Publishing Association, Washington D.C., 1957.
18. ^ __________. "The Dynamics of Salvation" (http://www.adventistbiblicalresearch.org/docume
nts/Dynamics%20of%20Salvation.htm), Biblical Research Institute. Tanggal 31 Juli 1980
19. ^ a b the Ministerial Association, General Conference of Seventh-day Adventists (1988). "19.
The Sabbath". Seventh-day Adventists Believe..... Hagerstown, Maryland 21740: Review and
Herald Publishing Association. p. 250.
20. ^ http://www.adventistbiblicalresearch.org/documents/sabbathobservance.htm
21. ^ http://www.remnantofgod.org/romeadmits.htm
22. ^ James Kennedy, "The Gift of Rest" Leading the way to the Mark of the Beast, di akses dari
http://biblelight.net/gift_of_rest_rebuttal.htm
23. ^ Sabbath Observance Through The Centuries, di akses dari
http://www.remnantofgod.org/sabhist.htm
24. ^ Sabbath History, http://www.ecclesia.org/truth/sabbath-history.html
25. ^ J.F. Coltheart, Historical References to Sabbath Observance, di akses dari
http://www.abcog.org/sabquote.htm
26. ^ Kenneth A. Strand, How Sunday Became the Popular Day of Worship, di akses dari
http://www.biblehistory.com/The%20Origin%20of%20Sunday%20Worship.html
27. ^ "Did Constantine Change the Sabbath from Saturday to Sunday?" di akses dari
http://www.the-ten-commandments.org/did_constantine_change_sabbath.html
28. ^ The Catholic Encyclopedia, Synod of Laodicea (4th Century), di akses dari
http://www.newadvent.org/fathers/3806.htm
29. ^ Matthew Henry, Thomas Scott, William Jenks, The Comprehensive Commentary on the Holy
Bible: Acts-Revelation, Fleming H. Revell Company (January 1, 1930) hal. 84
30. ^ Peraturan Jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Revisi 2005, Edisi ke-17, Percetakan
Advent Bandung, 2006, Halaman 34
31. ^ George R. Knight, "Adventist Approaches to the Second Coming", Ministry no 73 (June-July
2000),halaman 8-32
32. ^ Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Dunia, Apa yang Perlu Anda
Ketahui Tentang...28 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah, Edisi 2, Percatakan Advent Bandung,
2006, Halaman 394
33. ^ Walter Martin, Kingdom of the Cults, Zondervan Publishing, 1965, Halaman 385-394
34. ^ Evangelical Alliance Commission on Unity and Truth among Evangelicals (ACUTE) (2000).
The Nature of Hell (http://www.eauk.org/theology/acute/loader.cfm?csModule=security/getfile&
pageid=9164) (PDF).
35. ^ Dasar-Dasar Kepercayaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (http://www.adventist.org/beli
efs/fundamental/index.html)
36. ^ A Statement of Confidence in the Spirit of Prophecy (http://www.adventist.org/beliefs/stateme
nts/main-stat24.html); Pernyataan ini diputuskan pada the 56th General Conference Session di
Utrecht, the Netherlands, tanggal 30 Juni 1995.
37. ^ Resolution on the Spirit of Prophecy (http://www.adventist.org/beliefs/statements/resolution-o
n-th-1.html); Pernyataan ini diputuskan pada the 58th General Conference Session di St.
Louis, Missouri, USA, tanggal 3 Juli 2005.
38. ^ Heppenstall, The Man Who is God (http://www.sdanet.org/atissue/books/mangod/index.htm),
Copyright 1977 by the Review and Herald Publishing Association.
39. ^ Gerhard Pfandl, Some thoughts on Original Sin (http://www.adventistbiblicalresearch.org/doc
uments/sinoriginal-web.pdf). Biblical Research Institute
40. ^ Woodrow W. Whidden, Adventist Theology: The Wesleyan Connection (http://www.adventist
biblicalresearch.org/documents/wesleyanconnectionSDA.htm), Copyright, Biblical Research
Institute, General Conference of Seventh-day Adventists
41. ^ Seventh-day Adventists Believe (A Biblical Exposition of 27 Fundamental Doctrines) (http://w
ww.sdanet.org/atissue/books/27/index.htm). Copyright 1988 by the Ministerial Association
General Conference of Seventh-day Adventists. Chapter 7 "The Nature of Man".
42. ^ Number 10, "Experience of Salvation"
http://www.adventist.org/beliefs/fundamental/index.html
43. ^ http://www.adventistreview.org/2002-1541/council8.html. "Three Strategic Issues: A World
Survey (http://www.adventist.org/world_church/official_meetings/2002annualcouncil/strategic-is
sues-report.pdf)". General Conference of Seventh-day Adventists, 2002, p17. See question 11.
Also question 87, "The clear presentation of the assurance of salvation in Christ" as one of the
"reasons people might want to join your local church", for which an 81% figure was given
44. ^ M. L. Andreasen (1947). The Sanctuary Service. Review and Herald Publishing Association.
45. ^ See Last Generation Theology in 14 Points (http://lastgenerationtheology.org/lgt/ori/ori-lgt14.
php), from www.lastgenerationtheology.org
46. ^ Edward Heppenstall, How Perfect Is "Perfect" Or Is Christian Perfection Possible? (http://ww
w.adventistbiblicalresearch.org/documents/How%20Perfect%20Is%20Perfect.htm) and Some
Theological Considerations of Perfection (http://www.adventistbiblicalresearch.org/documents/
perfection%20Heppenstall.htm). Copyright, Biblical Research Institute, General Conference of
Seventh-day Adventists.
47. ^ Kellner,Mark A.Motions affirm creation position, reopen Fundamental Belief for enhancement
(http://news.adventist.org/2010/06/session-delegates-st.html), Adventist Review, 30 Juni 2010
48. ^ White, Ellen G. Earth Antedated by Other Created Worlds (http://grisda.net/subGi/earth-ante
dated-by-other-created-worlds/), kompilasi oleh Geoscience Research Institute
49. ^ Departemen Kependetaan, Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang... 28 Uraian Doktrin Dasar
Alkitabiah, Indonesia Publishing House, 2006, halaman 85-86
50. ^ http://en.wikipedia.org/wiki/Seventh-day_Adventist_worship#Worship_service
51. ^ W.R. Read, "Frequency of the Lord’s Supper," Ministry, April 1955, hlm. 43).
52. ^ Robert Odom, “The First Celebration of the Ordinance of the Lord’s House,” Ministry, Januari
1953, hlm. 20
53. ^ Ellen G. White, Desire of Ages, hlm. 643-646.
54. ^ C. Mervyn Maxwell, “A Fellowship of Forgiveness,” Review and Herald, 29 Juni 1961,hlm. 6,
7.
55. ^ Christoforides, “More on Unfermented Wine,” Ministry, April 1955, hlm. 34;
56. ^ Lael O. Caesar, “The Meaning of Yayin in the Old Testament” (Unpublished M.A. Thesis,
Andrews Univeristy, 1986), hlm. 74-77;
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat
Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.