TUGAS DM-dikonversi
TUGAS DM-dikonversi
TUGAS DM-dikonversi
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus diartikan sebagai gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi yaitu berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price &
Wilson, 2014). Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dimana terjadi gangguan
kapasitas tubuh dalam menggunakan glukosa, lemak dan protein akibat dari kekurangan insulin
Menurut Guyton & Hall (2014) diabetes melitus tipe 2 lebih sering dijumpai dari diabetes
melitus tipe 1, dan diperkirakan ditemukan sebanyak 90 hingga 95 persen dari seluruh kasus
diabetes mellitus. Soegondo & Sukardji (2008) menyatakan bahwa diabetes melitus tipe 2
umumnya terjadi pada orang dewasa (kadang dapat terjadi pada anak dan remaja), dan
disebabkan oleh adanya kekurangan hormone insulin secara relative. Umumnya terjadi secara
perlahan-lahan dan tanpa gejala serta secara bertahap akan bertambah berat. Diabetes melitus
tipe 2 sering disebut juga dengan insulin requirement (membutuhkan insulin) yang diakibatkan
karena pankreas yang tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup sehingga membuat kadar
glukosa darah menjadi tinggi yang dimana disebabkan karena tubuh tidak dapat merespon
Diabetes mellitus jika tida dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya
berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung coroner, penyakit
pembuluh darah tungkai, penyakit mata, ginjal dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu
dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit menahun tersebut dapt dicegah, atau
setidaknya dihambat. Berbagai factor genetic, lingkungan dan cara hidup berperan dalam
Masalah ketidakpatuhan terhadap penggunaan obat dapat menjadi masalah yang serius
karena dapat mengakibatkan gagalnya terapi dan meningkatkan angka hospitalisasi. Menurut
World Health Organization (2017), sebesar 5,5% pasien 2 masuk rumah sakit akibat
ketidakpatuhan terhadap terapi pengobatan. Kepatuhan (adherence) yang baik merupakan hal
yang penting. Adanya ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit ini dapat memberikan efek
negatif yang sangat besar karena persentase kasus penyakit tersebut di seluruh dunia mencapai
54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat
menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020 (WHO, 2017). Internasional Diabetes Federation
( 2015) menyatakan prevalensi diabetes melitus terus meningkat setiap tahunnya. saat ini
terdapat 415 juta orang dewasa berusia 20-79 dengan diabetes di seluruh dunia termasuk 193
juta yang tidak terdiagnosis. Pada akhir tahun 2015 terdapat 5.0 juta kematian, dan jika tidak
dihentikan akan ada 642 juta orang yang akan hidup dengan Diabetes Melitus. Angka kejadian
DM di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat. Indonesia merupakan negara menempati urutan
ke 7 dengan penderita DM sejumlah 8,5 juta penderita setelah Cina, India dan Amerika Serikat,
Brazil, Rusia, Mexico. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) menyatakan
angka kejadian Diabetes Melitus di Indonesia terjadi peningkatan dari 1,1 % di tahun 2007
meningkat menjadi 2,1 % di tahun 2013 dari keseluruhan penduduk sebanyak 250 juta jiwa.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah “ Bagaimana Tinjauan Penyakit
Diabetes Melitus baik dari segi pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, diagnosis,
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah mengetahui tinajauan mengenai penyakit Diabetes melitus baik
dari segi pengertian, klasifikasietiologi, patofisiologi, diagnosis, komplikasi, dan pemberian obat
ISI
2.1 Pengertian
Diabetes Melitus dari segi istilah adalah banyak keluar air seni yang manis karena
mengandung gula sehingga sering disebut kencing manis. Sedangkan dari segi medis Diabetes
Melitus adalah suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut
maupun relatif. Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi dimana tubuh sudah tidak bisa
mengendalikan kadar gula darah (glukosa) yang normalnya adalah 60-120 mg/dl. Diabetes
Mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan gula dalam darah
sebagai akibat dari gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana pankreas kurang atau
bahkan tidak mampu memproduksi hormon insulin. Dan dapat juga disebabkan oleh ketidak
sensitifan reseptor insulin. Pada dasarnya proses metabolisme glukosa dalam tubuh dimulai dari
karbohidrat dari makanan yang didegradasi dalam usus, glukosa lalu diserap kedalam darah
dan diangkut ke sel-sel tubuh. Untuk penyerapan nya ke dalam sel-sel ini dibutuhkan insulin,
yang dapat diibaratkan sebagai “kunci untuk pintu sel”. Setelah glukosa oleh insulin dibawa
untuk diserap ke dalam sel, lalu masuk kedalam siklus krebs dan diolah menjadi ATP yang
dapat berfungsi sebagai energi dan memperbarui sel. Maka setelah itu glukosa siap untuk
diedarkan ke seluruh tubuh sebagai sumber energi sehingga kadar glukosa dalam darah tidak
menumpuk atau tidak meningkat. Apabila insulin dalam tubuh jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan kadar glukosa yang masuk ke dalam darah maka akan terjadi penumpukan
glukosa darah yang dapat mengakibatkan hiperglikemi. Untuk itu dibutuhkan beberapa obat oral
maupun parenteral untuk menambah jumlah insulin dalam tubuh dan meningkatkan sensitivitas
reseptor insulin.
2.1 Klasifikasi
Yaitu defisiensi insulin karena kerusakan sel – sel langerhans yang berhubungan
dengan tipe HLA (Human Leucocyte Antigen) spesifik, predisposisi pada insulitis
fenomena autoimun (cenderung ketosis dan terjadi pada semua usia muda). Kelainan ini terjadi
karena kerusakan sistem imunitas (kekebalan tubuh) yang kemudian merusak sel – sel pulau
Yaitu diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi pada semua umur.
terjadi karena penyakit lain, penyakit prankreas, hormonal, obat atau bahan kimia,
endokrinopati, kelainan reseptor insulin, sindroma genetik tertentu. Penyakit pancreas seperti
pankreatitis akan berdampak pada kerusakan anatomis dan fungsional organ pancreas akibat
aktivitas toksis baik karena bakteri maupun kimia. Kerusakan ini berdampak pada penurunan
insulin.
Penyakit hormonal seperti kelebihan hormone glukokortikoid (dari korteks adrenal) akan
berdampak pada peningkatan glukosa dalam darah. Peningkatan glukosa darah ini akan
meningkatkan beban kerja dari inulin untuk memfasilitasi glukosa masuk dalam sel. Peningkatan
beban kerja ini akan berakibat pada penurunan produk insulin. Pemberian zat kimia/ obat –
obatan seperti hidrokortison akan berdampak pada peningkatan glukosa dalam darah
kelenjar hifofisis akan berdampak sistemik bagi tubuh. Karena semua produk hormone
akan dialirkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Kelainan ini berdampak pada penurunan
metabolisme baik karbohidrat, protein maupun lemak yang dalam perjalanannya akan
Kadar glukosa antara normal dan diabetes, dapat menjadi diabetes atau menjadi
Intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan. Dalam kehamilan terjadi perubahan
serta persiapan menyusui. Menjelang aterm, kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai
3 kali lipat dari keadaan normal. Bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi
juga disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progresteron, prolactin dan plasenta laktogen.
Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi aktivitas insulin.
2.3 Etiologi
Diabetes mellitus disebabkan oleh penurunan prokduksi insulin oleh sel – sel beta
pulau langerhans. Jenis Juvenilis (usia muda) disebabkan oleh predisposisi herediter
terhadap perkembangan antibodi yang merusak sel – selbeta atau degenerasi sel – sel beta.
Diabetes jenis awitan maturitas disebabkan oleh degenerasi sel – sel beta akibat penuaan dan
akibat kegemukan/obesitas. Tipe ini jelas disebabkan oleh degenerasi sel-sel beta sebagai
akibat penuaan yang cepat pada orang yang rentan dan obesitas mempredisposisi
terhadap jenis obesitas ini karena diperlukan insulin dalam jumlah beasar untuk pengolahan
metabolisme pada orang kegemukan dibandingkan orang normal. Penyebab resisten insulin pada
diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang banyak berperan antara lain :
1. Kelainan Genetik
Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes mellitus akan ikut diinformasikan
2. Usia
dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang akan berisiko pada penurunan
Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji
yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini berpengaruh besar
terhadap kerja pancreas. Stress juga akan meningkatkan kerja metabolism dan meningkatkan
kebutuhan akan sumber energi yang berakbat padakenaikan kerja pankreas. Beban yang
tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada penurunan insulin.
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama – sama meningkatkan risiko terkena diabetes.
Malnutrisi dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja atau
resisten insulin. Pola makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan berperanan
5. Obesitas
peningkatan beban metabolisme glukoasa pada penderita obesitas untuk mencukupi energi sel
6. Infeksi
Masuknya bakteri atau virus ke dalam pancreas akan berakibat rusaknya sel- sel pancreas.
2.4 Patofisiologis
Sebagai besar patologi diabetes mellitus dapat dihubungkan dengan efek utama
peningkatan konsentrasi glukosa darah sampai setinggi 300 sampai 1200 mgper 100
ml
1. Hiperlikemia
Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa darah yang tinggi pada rentang non
puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah.Dalam keadaan insulin normal asupan glukosa atau
produksi glukosa dalam tubuh akan difasilitasi (oleh insulin) untuk masuk ke dalam sel tubuh.
Glukosa itu kemudian diolah untuk menjadi bahan energi. Apabila bahanenergi yang
dibutuhkan masih ada sisa akan disimpan sebagai glukogen dalam sel-sel hati dan sel-sel
otot (sebagai massa sel otot). Secara rinci proses terjadinya hiperglikemia karena
dan glukosa “hati” dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi
kebutuhan.
lebih banyak lagi glukosa “hati” yang tercurah ke dalamdarah hasil pemecahan asam amino
tersebut sangat cocok dengan daerah yang kaya glukosa. Setiap kali timbul
peradangan maka akan terjadi mekanisme peningkatan darahpada jaringan yang cidera.
2. Hiperosmolaritas
Hipermolaritas adalah adanya kelebihan tekanan osmotik pada plasma sel karena adanya
glukosa dalam darah akan berakibat terjadinya kelebihan ambang pada ginjal untuk
3. Starvasi sellluler
Starvasi selluler merupakan kondisi kelaparan yang dialami oleh sel karena glukosa
sulit masuk padahal di sekeliling sel banyak sekali glukosa. Kalau kita meminjam istilah
peribahasa “kelaparan di tengah lumbung padi.”Ada banyak bahan makanan tetapi tidak bisa di
bawa untuk diolah. Sulitnya glukosa masuk karena tidak ada yang memfasilitasi untuk masuk sel
yaitu insulin. Dampak dari starvasi selluler akan terjadi proses kompensasi selluler
a. Defisiensi insulin gagal untuk melakukan asupan glukosa bagi jaringan- jaringan peripheral
yang tergantung pada insulin (otot rangka dan jaringan lemak). Jika tidak terdapat glukosa,
sel-sel otot memetabolisme cadangan glikogen yang mereka miliki untuk dibongkar menjadi
glukosa dan energy mungkin juga akan menggunakan asam lemak bebas (keton). Kondisi
ini berdampak pada penurunan massa otot, kelemahan otot dan rasa mudah lelah
b. Starvasi selluler juga akan mengakibatkan peningkatan metabolism protein dan asam
amino yang diunakan sebagai substrat yang diperlukan untuk glukoneognesis dalam hati.
Hasil dari glukoneogenesis akan dijadikan untuk proses aktivitas sel tubuh. Protein dan asam
serta glukosa. Perubahan ini berdampak juga pada penurunan sintesis protein. Proses
tubuh karena unsur nitrogen (sebagai unsur pemecahan protein) tidak digunakan kembali
untuk semua bagian tetapi diubah menjadi urea dalam hepar dan diekskresikan dalam urine.
nitrogen. Depresi protein akan berakibat tubuh menjadi kurus, penurunan resistensi terhadap
infeksi dan sulitnya pengembalian jaringan yang rusak (sulit sembuh kalau ada cidera).
(lipolisis) asam lemak bebas, trigliserida dan gliserol yang meningkat bersirkulasi
dan menyediakan substrat bagi hati untuk proses ketogenesis yang digunakan sel untuk
(keton), sementara keton menggunakan cadangan alkali tubuh untuk buffer PH darah
metabolik. Diuresis osmotik menjadi tambah buruk dengan adanya ketoanemis dan
dari katabolisme protein yang meningkatkan asupan protein ke ginjal sehingga tubuh
penyesuaian tubuh untuk meningkatkan pemasukan dengan munculnya rasa ingin makan
terus (polifagi). Stravasi selluler juga akan memunculkan gejala klinis kelemahan
tubuh karena terjadi penurunan produksi energi. Dan kerusakan berbagai organ reproduksi
yang sakah satunya dapat timbul impotensi dan organ tubuh yang lain seperti persarafan
2.5 Diagnosis
Untuk memastikan pasien terkena Diabetes mellitus dengan melakukan. Seseorang dapat
dikatakan Diabetes Mellitus dengan melihat kadar gula darah pasien. Kadar gula darah dapat
dibedakan menjadi :
1. Kadar Gula Darah Acak (GDA ) Sebelum melakukan test GDA , pasien tidak perlu
melakukan puasa atau aturan-aturan tertentu. Gula darah pasien langsung diperiksa
tanpa ada persyaratan seperti puasa , beberapa jam setelah makan dan lain lain. Normal :
Sebelum melakukan test GDP, dilakukan puasa minimal 8 jam. Sebelum melakukan test
Tes dilakukan 2 jam setelah makan, hasilnya selalu lebih tinggi dari kadar GDP
Dalam pemeriksaan gula darah, terdapat beberapa test toleransi gula darah yaitu :
makan (GD2PPTest dilakukan 2 jam setelah makan, hasilnya selalu lebih tinggi dari
kada
Pre Diabetes Mellitus : kadar gula 140-200 mg/dl Diabetes Mellitus : kadar gula > 200
mg/d Dalam pemeriksaan gula darah, terdapat beberapa test toleransi gula dara Test
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) Test ini dilakukan apabila test GDP menunjukkan
keadaan normal tetapi pasien menunjukkan faktor-faktor resiko atau gejala Diabetes
Mellitus. Test ini dilakukan setelah pasien diberikan glukosa sebanyak 75 gram.
b. Test Toleransi Glukosa Terganggu (TTGT) Test ini dilakukan jika hasil test GDP
menunjukkan keadaan normal tetapi begitu makan gula darah langsung meningkat
tinggi.
dengan glukosa (terglikolasi). Test ini dapat menunjukkan jumlh rata-rata gula dalam
darah selama tiga bulan terakhir. Hasilnya akan menunjukkan apakah tingkat gula
darah terkendali.
2.6 Komplikasi
1. Komplikasi Akut
a. Koma hipoglikemia Hal ini terjadi karena pemakainan obat-obat diabetic yang
melebihi dosis yang dianjurkan sehingga terjadi penurunan glukosa dalam darah.
Glukosa yang ada sebagian besar difasilitasi untuk masuk ke dalam sel.
b. Ketoasidosis Minimnya glukosa di dalam sel akan mengakibatkan sel mencari sumber
alternatif untuk dapat memperoleh energi sel, jika tidak ada glukosa maka benda-
benda keton akan dipakai sel. Kondisi ini akan mengakibatkan penumpukan residu
pembongkaran benda-benda keton yang berlebihan yang dapat mengakibatkan
asidosis.
2. Komplikasi Kronik
a. Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah besar, pembuluh dara jantung, pembuluh
nefropati deabetic.
d. Rentan infeksi seperti tuberculosis paru, gingivitis dan infeksi saluran kemih.
dan obat parenteral sebagai pengobatan secara farmakologi serta terdapat juga
Mellitus.
1. Non Farmakologi
a. Diet
Diet dengan pembatasan kalori, terutama pada pasien dengan overweight OBESITAS).
Karena biasanya pada pasien yang gemuk mengalami resistensi insulin, sehingga
dapat mempengaruhi proses penyerapan glukosa oleh sel-sel dan pada akhirnya glukosa
b. Olahraga
Olahraga bila terjadi resitensi insulin maka gerak badan atau olah raga dapat
menguranginya. Hasilnya, insulin dapat dipergunakan secara lebih baik oleh sel-sel tubuh.
c. Berhenti merokok
Berhenti merokok karena kandungan nikotin yang terdapat dalam rokok dapat mengaruhi
2. Farmakologi
Pada pengobatan pasien Diabetes Mellitus terdapat dua golongan obat yang dapat
digunakan, yaitu golongan Oral Anti Diabetik (OAD) dan golongan Parenteral
(injeksi insulin). Pada golongan OAD dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu
antara lain :
a. . GOLONGAN SULFONILUREA
sekresi insulin ditingkatkan dan juga memperbaiki kepekaan organ tubuh dengan
tujuan terhadap insulin dan menurunkan absorbsi insulin oleh hati.Aturan pakai :
badan (sehingga biasa digunakan pada pasien yang berbadan kurus) dan retensi air.
b. GOLONGAN BIGUANID
Metformin bebas dalam darah menurun, gluconeogenesis dalam darah. Aturan pakai
dikombinasikan dengan OAD yang lain dapat meningkatkan berat badan meski dalam
skala moderat atau normal. Obat ini juga meningkatkan resiko peningkatan cairan
c. GOLONGAN DPP4–Blockers
incretin. Incretin berperan dalam utama terhadap prosuksi insulin di pankreas. Incretin ini
enzim ini, senyawa gliptin mengurangi penguraian dan inaktivasi incretin, sehingga
Cara kerja : bekerja mencetuskan pelepasan insulin dari pancreas segera sesudah
makan. Insulin yang dilepaskan adalah cukup untuk menurunkan kadar glukosa darah
setelah makan. Aturan pakai : 1 jam sebelum makan Efek samping : gangguan visus,
Insulin di sekresi oleh sel beta pankreas yang dibutuhkan untuk mengubah glukosa pada
DM tipe II.
Human insulin :
Insulin yang di ambil dari manusia kemudian di taruh pada bakteri E- Chol,setelah
Analog Insulin :
Sifat – Sifat Insulin : Insulin tidak dapat digunakan secara per-Oral karena mudah
darah dalam tubuh). Contoh obat - obat yang masuk dalam golongan Analog Insulin :
Insulin Aksi Cepat Actrapid HM, Injeksi 40 UI/ml. Actrapid HMP penfill , injeksi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami susun, dapat disimpulkan bahwa Diabetes Mellitus adalah penyakit
yang disebabkan oleh kelainan hormon yang mengakibatkan sel- sel dalam tubuh tidak dapat
menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam darah tidak terdapat cukup
insulin atau ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal terhadap insulin dalam darah. Paling
sedikit terdapat tiga bentuk diabetes mellitus: tipe I, tipe II, dan diabetes gestasional. Gejala awal
dari diabetes adalah merasa lemas, tidak bertenaga, ingin sering makan, dan sering buang air
kecil. Untuk pengobatan dapat dilakukan dengan penyuntikan insulin, pendidikan dan
kepatuhan terhadap diet, dan program olahraga. Diabetes mellitus dapat terjadi komplikasi
3.2 Saran
Sebaiknya kita sebagai calon perawat harus lebih memahami dan mengerti mengenai
penyakit diabetes mellitus yang semakin lama semakin meningkat dalam dunia
khususnya pada di Negara Indonesia. Beserta kita harus lebih mengenal dengan
gejala – gejala dan bagaimana cara pengobatan penyakit Diabetes Mellitus secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 Jilid 1. Jakarta :
Media Aesculapius.
Sustraini Lanny, Syamsir Alam, Iwan Hadi Broto. 2006. Diabetes. Jakarta:
Wijoyo, Padmiarso. 2011. Rahasia Penyembuhan Diabtes Secara Alami. Bogor: Bee Media
Agro