Promosi Kesehatan Pada Anak Usia 0-1 Tahun

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

PROMOSI KESEHATAN PADA ANAK USIA 0-1 TAHUN

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu

Mata Kuliah Keperawatan Anak I

Dosen Pengampuh: Sastriani, S.Kep.Ns,M.Kep

Oleh :

NURAENI

NIM : B0218314

Prodi Keperawatan/ Kelas C/ Semester IV

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Sulawesi barat

2019/2020
PROMOSI KESEHATAN PADA ANAK USIA 0-1 TAHUN

Promosi kesehatan pada bayi 0-1 tahun. Sebelum kita melakukan atau
memberikan promosi kepada bayi kita harus mampu mengambil hati atau bisa
membuat bayi lebih bersifat tenang. Nah , adapun promosi yang bisa kita lakukan
yaitu tentang kesehatan pertumbuhan fisik dan perkembangan dan pengaruh
lingkungan di masyarakat. Pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kita bisa
memberikan atau pemperlihatkan sebuah tampilan-tampilan gambar atau video yang
sangat positif terhadap perkembangan dan perilakunya. Kita tahu bahwa umur 0-1
tahun tidak terlalu mengerti sesuatu atau hal-hal yang ada disekelilingnya namun, hal
ini dapat memberikan sedikit gambaran tentang pertumbuhan fisik atau
perkembangan yang baik. Kemudia kita memberikan sosialisasi terhadap orang tua
bayi bagaimana cara memberikan hal-hal yang baik dan melihat pertumbuhan fisik
dan perkembangan bayi tersebut. Dorongan orang tua sangat mempengaruhi tumbuh
kembang otak si kecil, semakin banyak dorongan/rangsangan yang diberikan kepada
sikecil jaringan otak akan berkembang sehingga mencapai 80% pada usia 3 tahun.
Sebaliknya, jika sikecil tidak pernah diberi dorongan atau rangsangan, maka jaringan
otaknya akan mengecil sehingga jaringan otak akan dsemakin menurun. Hal ini lah
yang menyebabkan perkermnbangan sikecil menjadi terhambat. Dorongan yang
kurang pada si kecil dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan, penyimpangan
tumbuh kembang, bahkan gangguan perkembangan yang menetap. Berikut dorongan
atau rangsangan yang bisa kita lakukan kepada bayi usia 0-1 tahun yaitu:

1. Usia 0-4 bulan


Sering memeluk dan menimang dengan penuh kasi sayang. Gantung
benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat oleh si kecil. Ajak
sikecil tersenyum, bicara dan mendengarkan music.
2. Usia 4-6 bulan
Sering tengkurap sikecil. Gerakkan benda kekiri dan kekanan, didepan
mata. Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian. Beri mainan benda yang
besar dan berwarna.
3. Usia 6-12 bulan
Ajari sikecil untuk duduk, ajak utama ci-luk-ba, ajari memegang dan
makan biscuit, ajari memegang benda kecil dengan dua jari, ajari berdiri
dan berjalan dengan berpegangan, ajak berjalan sesering mungkin, latih.
Ganti ma..ma..pa..pa, beri mainan yang aman yang dipukul-pukul.

Promosi kesehatan kepada bayi 0-1 tahun juga dapat dilakukan dengan cara
meberikan dukungan dalam pemberian ASI Seperi:

1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa


jam pertama
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
4. Mendekatkan bayi didekat ibu
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
6. Memberikan kolusrtrum dan ASI saja
7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”

Kemudian pengaruh budaya dimasyarakat sangatlah memberikan pengaruh


yang sangat besar terhadap pertumbuhan bayi. Untuk itu promosi yang baik yang
dapat dilakukan adalah memberikan permainan-permainan yang bersifat mendidik
dan mampu mempengaruhi pikiran bayi terhadap hal-hal yang positif sehingga
perilaku bayi akan terlatih selain itu Peran orang tua juga sangat penting untuk bisa
memberikan pengaruh yang dapat mempengaruhi pola pikir bayi tersebut. Salah satu
contohnya adalah masi ada beberapa orang tua yang mempercayai dan masi
mengikuti perilaku orang terdahulu seperti pemberian makanan prelakteal sejak dini
merupakan kebiasaan keluarga dan masyarakat turun temurun sambil menunggu ASI
keluar, mereka beranggapan dengan memberi makanan sejak dini membuat bayi tidak
rewel, tidak cepat lapar dan pertumbuhan bayi lebih cepat. Ibu yang baru melahirkan
lebih percaya pada kebiasaan keluarga atau orang tuamya yang diulakukan turun
temurun dari pada mengaplikasikan informasi dari petugas kesehatan. Hal ini
dilakukan karna sudah merupakan hal yang dipercayai dan meyakini nilai dan norma
yang berlaku dimasyarakat untuk menentukan pandangannya terkait cara menyusui
bayi.

Adapun pengaruh budaya seperti kondisi kemiskinan. Dalam budaya


kemiskinan, orang tua tidak mengajarkan norma dan nilai-nilai sosial yang dianut
oleh masyarakat dan kurang memperhatikan si anak, karena kesibukan orang tua
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tekanan hidup yang berat sebagai sebagai
pencari nafkah tunggal, menyebabkan ayah atau ibu tidak memberikan perhatian
terhadap anak, sehingga membiarkan anak tumbuh tanpa perhatian, kasih sayang dan
bimbingan orang tua. Orang tua juga tidak peduli dengan keadaan dan perilaku anak,
tidak ada komunikasi kontrol, pembatasan dan pembentukan perilaku anak dari orang
tua. Keluarga dengan pendapatan yang rendah khususnya orang tua tunggal,
berhubyngan dengan kejahatan dan kriminalitas. Orang miskin dalam kesehariannya
berjuang untuk dapat bertahan hidup, sehingga tingkat stress dan frustasiyang dialami
menyebabkan mereka menjadi orang tua yang tidak bijaksana dan menghasilkan
kekerasan kepada anak. Isu kekerasan atau penolakan terhadap anak ditunjukan oleh
penelitian Slack (dikutip Bing dalam McShane dan Williams III) yang menganalisis
bahwa orang yang tidak beruntung secara ekonomi dilaporkan lebih banyak yang
melakukan kekerasan fisik. Selanjutnya dijelaskan bahwa orang tua tanpa pekerjaan,
lebih kasar dalam memperlakukan anaknya. Disiplin yang kasar ini dipercaya
berhubungan dengan rasa frustasi terhadap keadaan keuangannya. Sebaiknya,
pekerjaan yang mengurangi stress keuangan secara tidak lansung berhubungan
dengan teknik pola asuh yang digunakan oleh orang tua. Keadaan ekonomi orang tua
memberikan lingkungan sosial atau ekonomi yang mempengaruhi tindak kriminalitas
anak.

Peran perawat dalam memberikan promosi kesehatan terhadap bayi 0-1 tahun
yaitu memberitahukan kepada orang tua si bayi bagaimana tentang pertumbuhan fisik
dan perkembangan serta pengaruh budaya dilingkungan masyarakat. Lalu bagaimana
cara kita untuk memberi tahu kepada orang tua si bayi untuk lebih memperhatikan
kondisi serta kebutuhan si bayi. Peran perawat diantara yaitu:

1. Pemberi perawatan merupakan peran utama perawat yaitu memberikan


pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakatsesuai dengan masalah yang terjadi sederhana sampai yang
kompleks. Contohnya seperti ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar
seperti member makanan, dan membantu pasien
2. Perawat sebagai advocate keluarga sebagai clien advocate, perawat
bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterprestasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
informasi yang diperlukan untuk mengambil persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat sebagai advocate
keluarga dapat ditunjukan dengan memberikan penjelasan tentang pemberian
makanan yang baik untuk bayi
3. Perawat juga sangat berperan sebagai pendidik dimana seorang perawat disini
harus mampu menjelaskan dan memberi tahukan kepada ibu si bayi mengenai
hal-hal apa saja yang bisa diberikan kepada si bayi dan hal-hal apa saja yang
tidak bisa diberikan kepada si bayi.
4. Konseling tugas utama perawat adalah mengidentifikasikan perubahan pola
interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola
interaksi ini merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan.
Konseling diberikan kepada individu, keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lau. Pemecahan
masalahdifokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup
sehat.
5. Kolaborasi hal ini perawat bersama klien, keluarga team kesehatan lain
berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk
tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberuian
dukungan, panduan keahlian dan keterampilan dari berbagai provisional
pemberi pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anaknefrotik syndrome.
6. Peneliti, seorang perawat diharapakan dapat menjadi pembaharu dalam ilmu
keperawatan karena ia memiliki kreatifitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap
rangsangan dari lingkungannya. Penelitian pada hakikatnya adalah melakukan
evaluasi, mengukur kemanpuan, menilai danmempertimbangkan sejauh mana
efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian perawat
dapat menggerakan orang lain untuk berbuat sesuatu individu,
keluarga,kelompok dan masyaraka. Oleh karena itu perawat dituntuk untuk
selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau media
informasi laindari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu keperawatan dan
meningkatkan praktek profesi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai