Ekstraksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

TEKNIK EKSTRAKSI SENYAWA DARI BAHAN ALAM

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah


Praktikum Kimia Organik”

Disusun oleh:

Nama : Nadia Maharani Chadiza

Nomor Induk Mahasiswa : 1187040041

Kelas : Kimia 4 B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020
Adapun beberapa teknik ekstraksi senyawa dari bahan alam antara lain sebagai
berikut:

1) Ekstraksi Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang
mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung
benzoin, tiraks dan lilin. Metode ini dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan
pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses
ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut
dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari
sampel dengan penyaringan.
Kelebihan dari metode ini adalah peralatannya sederhana dan dapat menghindari
rusaknya senyawa-senyawa yang bersifat termolabil. Sedang kerugiannya antara lain waktu
yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan pelarut yang digunakan
lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras
seperti benzoin, tiraks dan lilin serta besar kemungkinan beberapa senyawa hilang.

2) Ekstraksi Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu
sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Pada metode perkolasi, serbuk sampel
dibasahi secara perlahan dalam sebuah perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan
kran pada bagian bawahnya). Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan
dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan.
Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru.
Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak homogen maka pelarut
akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga membutuhkan banyak pelarut
dan memakan banyak waktu.

3) Ekstraksi Soxhletasi
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Adapun prinsip sokletasi ini adalah penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil
yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah
selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa
organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak
diinginkan.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga
uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur
pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang
akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang
diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu
campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Syarat syarat pelarut yang
digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang mudah menguap seperti heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan
alkohol
2. Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.
Dibanding dengan metode destilasi, metoda sokletasi ini lebih efisien karena pelarut
organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang kali, waktu yang
digunakan lebih efisien dan pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau
perkolasi. Sokletasi dihentikan apabila pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi, sampel
yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi dan hasil sokletasi di uji
dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
Keunggulannya yaitu sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang
ulang. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit. Proses sokletasi berlangsung cepat. Jumlah
sampel yang diperlukan sedikit. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang
kali. Sedangkan kelemahan sokletasi yaitu tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan
bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena
akan terjadi penguraian. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan
menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya. Pelarut yang
digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

4) Ekstraksi Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam
labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun
kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas
bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian
sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel
yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung. Kerugiannya adalah
membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.

5) Destilasi Uap Air


Prinsip Destilasi Uap Air Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air
ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke
dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia,
uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan
terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan
masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap
(esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari
simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
Kelebihan :
1. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C
dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
2. Mudah dilakukan dan hemat biaya.
Kelemahan:
1. Destilasi uap adalah metode untuk menyaring senyawa yang sensitif terhadap panas.
Proses ini melibatkan penggunaan uap menggelegak melalui dipanaskan campuran bahan
baku.
6) Prinsip Ekstraksi Cair-Cair

Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di antara 2


fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase pertama
dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok,
lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan
komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.

Keuntungan :

Ekstraksi cair-cair tak kontinu : Alat mudah dan relatif murah

Ekstraksi cair-cair kontinu : Tanpa pengocokkan yang berulang-ulang. Tidak terjadi kenikkan
internal dan emulsi dalam ekstraktor. Kehilangan pelarut relatif kecil, waktu total ekstraksi
singkat.

Kelemahan :

Ekstraksi cair-cair tak kontinu : Pengocokkan yang berulang-ulang. Terjadinya kenaikkan


tekanan internal dan emulsi corong pemisah. Kehilangan pelarut relative besar. Waktu total
ekstraksi lama.

Ekstraksi cair-cair kontinu : Alat relatif mahal.

7) Prinsip Kromatografi Lapis Tipis


Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan
oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia bergerak naik mengikuti
fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak sama
sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda berdasarkan
tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan.
Keuntungan :
1. KLT lebih banyak digunakan untuk tujuan analisis.
2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,
fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.
3. Dapat dilakukan elusi secara mekanik (ascending), menurun (descending), atau
dengan cara elusi 2 dimensi.
4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan
merupakan bercak yang tidak bergerak.
5. Hanya membutuhkan sedikit pelarut.
6. Biaya yang dibutuhkan terjangkau.
7. Jumlah perlengkapan sedikit.
8. Preparasi sample yang mudah.
9. Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan
metode kertas tidak bisa
Adapun kekurangan KLT  yaitu:
1. Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan bercak/noda yang
diharapkan.
2. Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang cocok.
3. Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun.

Anda mungkin juga menyukai