Makalah Dilema Etik Moral DLM Pelayanan Kebidanan
Makalah Dilema Etik Moral DLM Pelayanan Kebidanan
Makalah Dilema Etik Moral DLM Pelayanan Kebidanan
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Anisa Siti Rofiatul Arafah
2. Eky Rizqi Lestari
3. Hanny
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan dengan
mengambil pembahasan mengenai Pengambilan Keputusan dalam Menghadapi
Dilema Etik Moral Dalam Pelayanan Kebidanan.
Tidaklah akan terwujud dan terlaksana penulisan ini tanpa adanya
kebijaksanaan dan bantuan dari pihak-pihak lain, oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, adanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam ilmu
kesehatan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Etika Profesi Kebidanan.............................................................3
B. Pengambilan Keputusan dalam dalam menghadapi Dilema/Etik Moral
Pelayanan Kebidanan...........................................................................................4
C. Teori-teori Pengambilan Keputusan.............................................................8
D. Teori Etika.....................................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika
karena lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat.
Karena itu, selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat
diterima di masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai
pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya
pelayanan kebidanan. Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya
bidan dididik etika dalam mata kuliah Etika profesi namun semuanya mata
kuliah tidak ada artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam
kehidupannya di masyarakat.
Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan yang
beretika. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan baik bidan yang
mempunyai etika yang baik karena akan mudah mendapatkan relasi dengan
masyarakat sehingga masyarakat juga akan percaya pada bidan.
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai
tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi
pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses yang
menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu
dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan
kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal, pelayanan
intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan postpartum serta
mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah, kelahiran
seksio sesaria, dan sebagainya. Bidan sebagai pemberi pelayanan harus
menjamin pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek legal
dalam pelayanan kebidanan. Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang
sedemikian cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan
masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat
akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan.
1
Profesi kebidanan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat,
yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan
untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal
tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu
dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah
semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Etika Profesi?
2. Mengapa dilakukan Pengambilan Keputusan dalam dalam menghadapi
Dilema/Etik Moral Pelayanan Kebidanan ?
3. Apa saja Teori pengambilan Keputusan?
4. Apa saja Teori Etika Profesi?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Etika Profesi Kebidanan
2. Untuk Mengetahui Keputusan dalam dalam menghadapi Dilema/Etik
Moral Pelayanan Kebidanan
3. Untuk Mengetahui Teori pengambilan Keputusan
4. Untuk Mengetahui Teori Etika Profesi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan lainnya,
mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang
yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri.
Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik.
4
2. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk
memenuhi kebutuhan.
Mengapa AKI AKB di Indonesia masih tinggi ? ada 3 keterlibatan
pengambilan keputusan :
1. Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat
untuk memulai pertolongan
2. Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan
3. Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.
Contoh : - Dokter tidak ada, persediaan darah di PMI habis
(Empat) Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan
Keputusan Ketika Menghadapi Delima Etik.
Tingkatan I
Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada pengalaman atau
pengalaman rekan kerja.
Tingkatan II
Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran (berkata benar), privasi, kerahasiaan
dan kesetiaan (menepati janji). Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan
kode etik panduan praktek profesi.
Tingktan III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan:
1. ANTONOMY, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan
pilihan individu.
2. BENETICENCE, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien,
selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
3. NON MALETICENCE, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan
penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
4. YUSTICE, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan.
( Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997)
Dasar Pengambilan keputusan :
Ketidak sanggupan ( bersifat segera)
5
Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk segera
dilakukan.
Bentuk pengambilan keputusan :
Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana
dan masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan
komunitas.
Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh
standart praktik kebidanan.
Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
Mengenal dan mengidentifikasi masalah
Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu
dan sekarang.
Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
Mempertimbangkan pilihan yang ada.
Mengevaluasi pilihan tersebut.
Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
Ciri 2nya:
1. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
2. Sering menyangkut pilihn yang sukar
3. Tidak mungkin dielakkan
4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial
MENGAPA KITA PERLU MENGERTI SITUASI:
1. Untuk menerapakan norma-norma terhadap situasi
2. Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan
Kesulitan Dalam Mengerti Situasi :
1. Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetauan kita
2. Pengertian kita terhadp situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan,
prasangka dan faktor 2 subyektif lain.
6
Bagaimana Kita Memperbaiki Pengertian Kita Tentang Situasi:
1. Melakukan penyelidikan yang memadahi
2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3. Memperluas pandangan tentang situasi
4. Kepekaan terhadap pekerjaan
5. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :
1. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan
orang lain.
2. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
3. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
4. Pilih solusi yang lebih baik.
5. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.
Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan
kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang
dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang
bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.
Pengambilan Keputusan Klinis Tergantung:
1. Pengetahuan
2. Latihan Praktek
3. Pengalaman
Pengambilan Keputusan Klinis yang benar dan tepat:
1. Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yamng tidak sesuai dgn
kebutuhan klien
2. Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan
3. Membiasakan Bidan berfikir dan bertindak sesuai standart
4. Memberikan kepuasan pelanggan
Dalam Kasus Emergensi Dan Menghadapi Situasi Panik : ada 2 Hal
a. Mempertimbangkan satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa Lampau
b. Meninjau simpanan pengetahuan yg relevan dgn keadaan tsb
7
Langkah 2 Pengambilan Keputusan Klinis Menggunakan
1. Penilaian ( pengumpulan informasi)
2. DX ( Penafsiran)
3. Perencanan
4. Intervensi
5. Evaluasi
D. Teori Etika
Teori etika adalah proses yang ditempuh dalam membenarkan suatu
keputusan etis tertentu
1. KONSEKUENSIALISME
Menjawab pertanyaan” apa yang harus saya lakukan ?” dengan
memandang konsekuensi dari berbagai jawaban.
Konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang menguntungkan
8
Keuntungan :
Memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan dan bertanya
bagaimana orang terpengaruh kepadanya.
Konsekuensialisme sesuai dengan nuansa kehidupan dan berusaha
bersikap responsif terhadapnya.
Kekurangan :
Tidak menyediakan standar ( pegangan ) untuk mengukur hasil satu
terhadap hasil lain.
Contoh kasus :
Ibu meminum minyak kelapa pada saat persalinan dengan maksud untuk
memperlancar proses persalinan.
Keputusan etik : Konsekuensialisme
Bidan membiarkan hal tersebut karena bila dilarang dapat membuat
keluarga tersinggung dan yang paling penting bidan berpikir hal tsb tidak
mengganggu kemajuan persalinan serta tidak membahayakan ibu &
janin.
2. DEONTOLOGI
Keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/berhubungan dengan
tugas.
Dalam pengambilan keputusan ini perhatian utama pada tugas.
Keuntungan :
Kejelasan dan kepastian dari titik tolaknya.
Mengenal aturan dan mengetahui kewajiban, serta jelas apa yang etis
dan apa yang tidak.
Kerugian :
Tidak peka terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuatan
Dengan hanya berfokus pada kewajiban, orang tidak melihat
beberapa aspek penting sebuah problem.
Contoh kasus :
Pertolongan persalinan pada Ibu Inpartu yang menderita AIDS.
Keputusan etik : Deontologi
9
Bidan tetap melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan tugas dan
wewenangnya.
3. HAK
Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak
berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
Tuntutan-tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan
serius.
Keuntungan :
Teori hak ini pantas dihargai terutama karena tekanannya pada nilai
moral seorang manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situsi konflik
etis.
Kerugian :
Teori ini tidak menjelaskan bagaimana konflik hak antara individu-
individu harus dipecahkan.
Teori menempatkan hak individu dalam pusat perhatian tanpa
menerangkan bagaimana memecahkan konflik hak yang bisa timbul.
Contoh kasus :
Pada saat pertolongan persalinan bayi prematur seorang bidan melihat
bahwa otot-otot perineum ibu sangat kaku dan diperlukan tindakan
episiotomi. Setelah dijelaskan pada ibu ternyata ibu menolak dilakukan
episiotomi.
Keputusan etik : Hak
Bidan tidak melakukan tindakan episiotomi. Karena kalau tetap
dilakukan berarti bidan dapat dianggap melanggar hak pasien. Tetapi
disini bidan harus mengajukan pernyataan penolakan tindakan
( Informed Consent ) untuk ditandatangani oleh pasien agar bidan tidak
digugat suatu saat nanti bila terjadi komplikasi.
4. INTUISIONISME
Memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada intuisi
Intuisi kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara
langsung apakah sesuatu baik atau buruk.
10
Perasaan moral
Bukan berdasarkan :
o Situasi
o Kewajiban
o Hak
Keuntungan :
Intuisi moral biasanya memberi keteguhan hati yang besar
Kekurangan :
Walaupun intuisionisme dapat menyajikan keberanian untuk tetap
berpegang pada keyakinan kita, tapi tidak memberikan cara untuk
meyakinkan orang lain bahwa jalan itu benar.
Contoh kasus :
Seorang penderita kangker meminta pada bidan untuk mengakhiri
hidupnya (euthanasia) karena ia merasa beban yang ditanggungnya
terlalu berat dan menambah beban bagi keluarganya.
Keputusan etik : Intuisionisme
Bidan menolak melakukan tindakan euthanasia. Euthanasia merupakan
suatu pembunuhan, oleh karena itu hal ini dianggap pelanggaran
terhadap nilai religi dan nilai moral
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994).
2. Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih
alternatif yang ada
3. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan
kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan
yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien
yang bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.
B. Saran
Dari makalah ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara
pengambilan keputusan yang benar dan tepat untuk menjadi calon Tenaga
Kesehatan terutama sebagai seorang Bidan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan; Mitra Cendikia,
Yogyakarta.
Setiawan. 2010. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Trans Info
Media.
Syuthia Dewi Nilda. 2011. Etika Profesi Kebidanan. Rohima, Yogyakarta.
Wahyuningsih, Heni Puji. 2008. Etika Profesi Kebidanan; Fitramaya, Yogyakarta.
13