Inflasi Stabilitas Nilai Uang Domestik
Inflasi Stabilitas Nilai Uang Domestik
Inflasi Stabilitas Nilai Uang Domestik
2018
PERTEMUAN KE VII
Inflasi dan Nilai Tukar
K
etidakpastian global yang tinggi dan tukar Rupiah pada triwulan IV 2018. Aliran masuk modal
memberikan tekanan kepada neraca asing kembali meningkat pada triwulan IV 2018 sejalan
pembayaran Indonesia (NPI) banyak
memengaruhi dinamika nilai tukar
Rupiah pada 2018. Ketidakpastian tersebut dipicu
oleh berlanjutnya kenaikan Federal Funds Rate
(FFR) dan ketidakpastian pasar keuangan global.
Kondisi ini mengakibatkan aliran masuk modal
asing ke negara
berkembang berkurang, termasuk Indonesia. Akibatnya,
nilai tukar Rupiah mengalami tekanan sampai dengan
Oktober 2018, dengan tekanan terbesar terjadi pada
Juli 2018. Tekanan depresiasi terhadap Rupiah juga
searah dengan pelemahan banyak mata uang negara
berkembang lain, sejalan dengan dampak ketidakpastian
global yang meningkat tersebut.
Faktor Eksternal:
Harga pangan global turun Faktor Domestik:
Inflasi besi, baja, dan emas turun Inti 3,07% Tekanan permintaan dapat direspons oleh sisi produksi
Inflasi minyak dan kapas naik Ekspektasi inflasi terjangkar dalam sasaran inflasi
Depresiasi nilai tukar meningkat Exchange rate pass through rendah
KEBIJAKAN PEMERINTAH:
4K
KEBIJAKAN BANK INDONESIA:
1. Keterjangkauan Harga
1. Kebijakan moneter konsisten dengan sasaran inflasi
2. Ketersediaan Pasokan
2. Stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai fundamental
3. Kelancaran Distribusi
3. Kebijakan operasional moneter untuk kecukupan likuiditas
4. Komunikasi Efektif
4. Kebijakan pendalaman pasar keuangan
5. Koordinasi pengendalian inflasi
berkembang, seperti tergambar pada peningkatan kenaikan impor sampai dengan triwulan III 2018
volatility index (VIX) (Grafik 4.1).1 Indeks komposit sejalan dengan permintaan domestik yang solid.
premi risiko negara berkembang seperti J.P. Morgan Impor nonmigas sampai dengan triwulan III 2018
emerging market bond index plus (JP EMBI+) dan credit tumbuh rata-rata
default swap (CDS) negara berkembang, termasuk CDS 22,5%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun
Indonesia, turut meningkat (Grafik 4.2). Akibatnya, arus sebelumnya sebesar 13,9%. Sisi lain, pasokan valas
masuk modal asing ke negara berkembang menurun dari kinerja ekspor mulai menurun pada semester II
tajam pada 2018. Data Institute of International 2018 seiring dengan pertumbuhan ekonomi global
Finance (IIF) menunjukkan penempatan modal asing yang melambat dan harga komoditas yang menurun.
ke negara berkembang turun dari 102 triliun dolar AS Ekspor nonmigas pada semester II 2018 tumbuh
pada 2017 menjadi 8 triliun dolar AS pada 2018. 4,0%, lebih rendah dari pertumbuhan pada 2017
sebesar 16,7%.
Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah juga
dipengaruhi kinerja ekspor neto Indonesia yang Kedua perkembangan dari global dan domestik
menurun pada 2018. Satu sisi, permintaan terhadap tersebut pada gilirannya meningkatkan permintaan
valas tinggi dipengaruhi neto valas dan memberikan tekanan terhadap Rupiah
mulai Februari 2018 sampai dengan Oktober 2018.
Nilai tukar Rupiah
Grafik 4.1. CDS dan Grafik 4.1. VIX dan DXY Grafik 4.2. CDS Indonesia dan
VIX Peer
97
33 300
DXY (skala kanan) 96
VIX
95 250
28
94
200
23 93
150
92
18
91 100
90
13
50
89
Brazil
8 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Afrika Selatan
Malaysia
IndiaFilipina
Thailand
88 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
12 2017 2018
1 VIX digunakan untuk mengukur ekspektasi volatilitas pelaku pasar saham S&P 500
pada periode ini terdepresiasi 12,5%, dimana Rupiah dan Argentina juga berdampak pada peningkatan
sempat mencapai level Rp15.235 per dolar AS. persepsi risiko terhadap negara berkembang lainnya.
Volatilitas Rupiah juga meningkat secara rerata
menjadi 8,1%, dari semula 7,0% pada Januari 2018. Tensi geopolitik di Timur Tengah yang meningkat turut
memicu kenaikan harga minyak dan ekspektasi inflasi
Pada Februari-Oktober 2018, tekanan terhadap
Rupiah yang tinggi dipicu meningkatnya ekspektasi
terhadap kenaikan FFR yang lebih cepat. Ekspektasi
terhadap kenaikan FFR yang lebih cepat antara lain
didorong membaiknya data pasar tenaga kerja AS
yaitu non-farm payroll yang melebihi ekspektasi pasar.
Persepsi kenaikan FFR juga dipengaruhi ketidakpastian
kebijakan fiskal AS yang mereda akibat kongres AS
menyetujui tambahan stimulus fiskal, pemotongan
pajak terutama pada korporasi di AS, dan
penghilangan batas atas utang (debt ceiling) AS.
persen persen
10
1,500
14,500
500
14,000
-500
13,500
-1,500
-2,500 13,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
201620172018
Berdasarkan jenis instrumen, aliran dana terutama spread pada 2017 yang sebesar 5 Rupiah per dolar AS
masuk pada instrumen surat utang negara (SUN) (Grafik 4.6). Kondisi pasar yang efisien ini pada gilirannya
yang mencapai 4,1 miliar dolar AS dipengaruhi oleh berkontribusi pada transaksi pasar spot yang meningkat
imbal hasil yang cukup menarik. Instrumen SUN yang dari 3,36 miliar dolar AS per hari pada 2017 menjadi 3,59
meningkat cukup besar terutama dalam bentuk obligasi miliar dolar AS per hari pada 2018 (Grafik 4.7).
negara (ON) mencapai 4,1 miliar dolar AS, sedangkan
instrumen surat perbendaharaan negara (SPN) Risiko pasar juga tetap terkendali ditopang peningkatan rasio
mengalami aliran dana keluar untuk keseluruhan lindung nilai dan rasio likuiditas oleh korporasi pelapor.
tahun 2018. Sementara itu, nonresiden mencatat Perkembangan ini tergambar dari peningkatan kepatuhan
aliran dana masuk sebesar 62 juta dolar AS pada terhadap kegiatan penerapan prinsip
instrumen sertifikat Bank Indonesia (SBI). kehati-hatian (KPPK). Data triwulan III 2018 menunjukkan
4
Grafik 4.7. Volume
Grafik 4.9. Transaksi
Perkembangan SpotTransaksi
Volume
2 Spot
0 Miliar dolar AS
6 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: Bloomberg
0,7 35
Swap (skala kanan)
2,0
0,6 30
0,5 25
1,5
0,4 20
1,0
0,3 15
0,2 10
0,5
0,1 5
0,0 0,0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1234 56 789101112
201620172018 2018
3 Kerjasama LCS disepakati oleh tiga bank sentral yaitu Bank Indonesia, Bank of
Thailand dan Bank Negara Malaysia pada tanggal 11 Desember 2017. Namun
2 Data transaksi CSO telah mengakomodir perubahan data yang dilaporkan oleh Bank demikian, kerangka operasional skema LCS untuk penyelesaian perdagangan dalam
untuk periode 2017 mata uang lokal dengan Thailand dan Malaysia mulai berlaku efektif pada 2 Januari
2018.
CATATAN
DARI MATERI DI ATAS ANDA BACA DAN ANDA
PAHAMI, KEMUDIAN ANDA BUAT 10 (SEPULUH )
PERTANYAAN DAN LANGSUNG ANDA
SELESAIKAN PERTANYAANYA !. SELAMAT
BELAJAR UNTUK PERTEMUAN KE VII SOMOGA
ANDA SUKSES.
Inflasi Tetap Rendah berturut-turut (Grafik 4.10). Inflasi 2018 tercatat rendah,
baik bila dibandingkan dengan capaian inflasi tahun 2017
Inflasi pada 2018 tetap rendah terkendali dalam (3,61%) maupun dengan rerata historis empat tahun terakhir
rentang sasaran 3,5±1%, meskipun pada saat (4,59%).
bersamaan Rupiah mengalami depresiasi. Inflasi IHK
pada akhir 2018 tercatat 3,13%, sehingga membuat Inflasi yang rendah satu sisi dipengaruhi faktor siklikal dari
inflasi berada dalam kisaran sasaran dalam 4 tahun global dan domestik. Dari global, inflasi yang rendah
dipengaruhi oleh harga pangan global yang menurun,
Perbaikan struktural lain yang memengaruhi
yang kemudian berpengaruh positif pada tetap
penurunan inflasi ialah distribusi dan logistik barang
terkendalinya harga pangan domestik. Dari domestik,
yang lebih lancar. Kondisi ini tidak terlepas dari dampak
permintaan
positif koordinasi erat bank Indonesia dengan
yang terkendali juga memengaruhi tekanan inflasi
Pemerintah Pusat dan
yang terus menurun. Inflasi VF yang rendah dan inflasi
Daerah melalui tim pengendalian inflasi pusat (TPIP)
AP yang minimal juga berpengaruh pada rendahnya
dan tim pengendalian inflasi daerah (TPID).
inflasi 2018.
Perkembangan ini pada gilirannya memengaruhi
perilaku kelancaran pasokan barang, terutama
Lebih jauh dari itu, inflasi yang rendah pada sisi lain
bahan pangan. Selain itu,
tidak terlepas dari pengaruh perbaikan struktural
reformasi subsidi energi sejak awal 2015 juga
karakter inflasi Indonesia dalam beberapa tahun
memengaruhi menurunnya dampak rambatan kenaikan
terakhir.
inflasi AP terhadap inflasi lain.
Perbaikan struktural dipengaruhi oleh kebijakan moneter
yang konsisten menjangkar ekspektasi inflasi pelaku
Berbagai perbaikan struktur inflasi tersebut pada
ekonomi. Struktur pasar yang semakin kompetitif juga
gilirannya berdampak positif pada perilaku inflasi.
sejalan dengan struktur persaingan pasar ritel yang
Konsistensi kebijakan moneter berdampak tetap
makin kompetitif di tengah perkembangan e-commerce
terjangkarnya ekspektasi inflasi sesuai dengan sasaran
yang makin pesat. Selain itu, perbaikan transparansi
inflasi. Hasil estimasi Bank Indonesia menunjukkan
pembentukan harga pangan di tingkat konsumen, seperti
bobot forward looking expectation dalam pembentukan
dengan adanya Pusat Informasi Harga Pangan Strategis
inflasi semakin besar. Perkembangan ini kemudian
(PIHPS), juga memengaruhi penurunan tren inflasi.
berpengaruh kepada persistensi inflasi yang menurun
dan sensitivitas pengaruh pelemahan kurs terhadap
inflasi (exchange rate pass- through to inflation) yang
berkurang. Terakhir, dampak lanjutan (second round
Grafik
Grafik 4.10.
4.15. Realisasi InflasiIHK
Realisasi Inflasi IHK dan
dan Sasaran Inflasi
Sasaran effect) kenaikan inflasi VF dan inflasi AP terhadap
Inflasi inflasi keseluruhan, termasuk inflasi inti, juga semakin
Persen, yoy rendah. Perkembangan second round effect inflasi AP
16
IHK
juga dipengaruhi dampak positif reformasi subsidi energi
14 pada awal 2015 tersebut.
12
Administered Prices
10 Volatile Food Berbagai perkembangan siklikal yang positif dan
8
perubahan struktural yang membaik mendorong
penurunan berbagai komponen inflasi IHK 2018. Inflasi
6
Inti
inti 2018 tetap rendah yakni 3,07% (yoy). Inflasi VF
4
Kisaran sasaran inflasi
juga tercatat rendah yakni sebesar 3,39%, sehingga
2
berada di bawah rerata historis
0
tiga tahun terakhir. Inflasi AP tercatat 3,36%, menurun
-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 jauh dibandingkan inflasi AP pada 2017.
2015201620172018
Sumber: BPS
Inflasi Inti
Inflasi inti 2018 yang terjaga pada level rendah
3,07%, dipengaruhi berbagai perkembangan positif.
Permintaan yang meningkat pada 2018 sejalan
dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi dapat
dikelola dan direspons memadai sisi penawaran
memengaruhi kondisi ini.
Dampak rambatan dari depresiasi nilai tukar terhadap
inflasi juga minimal. Selain itu, ekspektasi inflasi yang
semakin terjangkar dan dampak lanjutan kebijakan AP
yang minimal, juga mendukung inflasi inti yang tercatat
rendah. Perkembangan ini mengakibatkan inflasi yang rendah, meskipun sedikit meningkat dibandingkan
inti pada 2018 berada dalam periode inflasi inti dengan inflasi
tahun sebelumnya (2,95%).4 Tekanan inflasi inti yang Grafik
Grafik 4.12.
4.18. Indikator Permintaan,
Indikator Permintaan, Inflasi
Inflasi Inti Inti Barang
rendah juga tercermin pada dinamika inflasi inti Barang Durable, dan Demand Sensitive to Inflation
bulanan yang terkendali di bawah rerata historis Durable dan Demand Sensitive To Inflation
Persen, yoy Persen, yoy
empat tahun
terakhir (Grafik 4.11). 14
Indikator Permintaan
4,5
Satu sisi, permintaan dalam tren meningkat Inflasi Inti Barang Durable 2,5
8
tergambar pada beberapa indikator permintaan yang 2,0
sejak triwulan kedua 2018 menunjukkan peningkatan 6 1,5
(Grafik 4.12).5 Hal ini juga tercermin pada pergerakan 1,0
komponen inflasi inti pada kelompok demand sensitive 4
0,5
to inflation yang meningkat sejak April 2018.6 Namun
2 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
sisi lain, indikator penawaran juga meningkat 2015201620172018
sehingga kenaikan permintaan tidak memberikan Sumber: BPS, diolah
tekanan berlebihan kepada inflasi.
Grafik
Grafik 4.11.
4.17. Inflasi Inti
Perkembangan Inflasi Grafik
Grafik 4.13.
4.20. Sumbangan Inflasi Inti Kelompok Barang
Inflasi Tarif Angkutan
Inti Udara
Persen, mtm Kontribusi terhadap inflasi inti barang, yoy persen, yoy
0,6 6 8
2018 Rerata Historis 2014 -2017 Inti Barang Non DurableInti Barang Durable
0,5 5 7
6
Inti Barang
0,4 4
Non Durable, yoy (skala kanan) 5
Durable (skala kanan)
0,3 34
0,2 3
2
2
0,1 1
1
0 0 0
123456789101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2015 2016 2017 2018
4 Rezim inflasi inti yang lebih rendah dari perilaku historis dimulai tahun 2016 dengan
rerata inflasi inti sebesar 3,28%. Selengkapnya lihat LPI 2017 Boks 5.1 Rezim Rendah
Inflasi Inti, hal. 87-88.
5 Indikator permintaan merupakan indeks komposit yang disusun menggunakan
metode principal component analysis (PCA) dengan variabel pembentuk terdiri dari,
antara lain, indeks keyakinan konsumen, yield surat berharga negara (SBN) 10 tahun,
dan uang beredar (M2).
6 Indikator demand sensitive to inflation terdiri dari komoditas inti nonpangan pada
keranjang IHK, antara lain, kelompok sandang, kelompok makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.
4,5
Jasa KesehatanJasa PerumahanJasa Komunikasi Jasa PendidikanJasa PerbankanJasa Lainnya Dampak pelemahan Rupiah terhadap inflasi inti
4,0 yang terbatas juga tergambar pada beberapa
3,5 indikator. Sejak awal tahun hingga bulan Desember
3,0 Inflasi Inti Jasa 2018, rerata inflasi inti sebesar 2,81%, lebih rendah
2,5
dibandingkan dengan rata-rata depresiasi nilai tukar
2,0
Rupiah sebesar 6,34% (Grafik 4.16).8 Dampak
1,5
pelemahan Rupiah terutama
1,0
0,5
terlihat di tingkat pedagang besar sebagaimana tercermin
0,0 dari indeks harga perdagangan Besar (IHPB) impor
-0,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
yang meningkat (Grafik 4.17). Inflasi IHPB meningkat
2015201620172018
seiring dengan kenaikan biaya produksi yang juga
Sumber: BPS, diolah dipengaruhi kenaikan harga minyak dan besi baja.
Namun demikian, dampak pelemahan Rupiah tersebut
tidak seluruhnya dibebankan kepada konsumen,
mengkompensasi kenaikan harga pada kelompok
tergambar pada inflasi IHK yang terbatas.
jasa lain dalam tren meningkat seperti kelompok
Perkembangan ini tidak terlepas
jasa perumahan yang bersumber dari inflasi sewa
dari dampak positif berbagai perbaikan struktural
rumah, kontrak rumah, dan upah terkait
yang disebutkan sebelumnya.
perumahan (Grafik 4.15). Sejak triwulan II 2018,
inflasi sewa rumah dan kontrak rumah terus
Peran ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam
mengalami kenaikan sejalan dengan peningkatan
rentang sasaran inflasi juga tergambar pada
permintaan domestik. Faktor lain yang turut
beberapa indikator. Ekspektasi inflasi dari pasar
mendorong inflasi jasa pada 2018 yaitu
keuangan dan sektor riil yang tercermin dari
peningkatan inflasi upah sektor perumahan seiring
consensus forecast terus mengalami penurunan dari
dengan implementasi formula baru upah minimum
3,6% pada awal 2018 menjadi 3,3% pada akhir 2018
(Grafik 4.18). Demikian pula halnya dengan indikator
ekspektasi dari hasil survei konsumen Bank
Indonesia yang menunjukkan penurunan. Ekspektasi
Grafik
Grafik 4.15.
4.22. Komponen Inflasi
Komponen Inflasi Jasa Perumahan
Jasa Grafik
Grafik 4.16.
4.23. Inflasi IntiTraded,
Inflasi Inti Traded,Nilai
NilaiTukar,
Tukar, dan
Perumahan dan Harga Komoditas Global Global
Harga Komoditas
Persen, yoy Persen, yoy Persen,
yoy
10 5,0
Jasa Perumahan 50
Apresiasi(-)/Depresiasi(+) RupiahIHIM
9 4,5
40
8 4,0
30
7 Upah Pembantu rumah tangga 3,5
3 -10 1,5
2 1,0
-20
1 0,5
-30
0 0,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2015201620172018 -40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2015201620172018
Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, Bank Indonesia
7 Penetapan formula baru UMP di sektor formal yang mengacu pada Peraturan
Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan ditengarai turut mendorong
kenaikan upah di sektor informal, antara lain pembantu rumah tangga dan baby
sitter.
8 Rerata pergerakan nilai tukar Rupiah pada periode Januari – Desember 2018.
Grafik
Grafik 4.17.
4.24. Inflasi PedagangBesar
Inflasi Pedagang Besardan
danInflasi
Inflasi Inti Grafik
Grafik 4.19. InflasiVF
4.27. Inflasi Volatile Food
Inti Bulanan
Persen, yoy Persen, yoy
Persen, mtm
12 IHPB 3,0
Inti (skala kanan) IHPB Impor 2,5
6
2,0
10
1,5
8
1,0
5 0,5
6 0
-0,5
Inti Traded (skala kanan) -1,0
4
4 -1,5
2 -2,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 -2,5 20172018
3 2015201620172018
0
-2 Rerata historis 2014-2017
-4
1
-6
-8
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Grafik
Grafik 4.18. EkspektasiInflasi
4.25. Ekspektasi Inflasi
2018
Persen, yoy
8
7
Rerata Inflasi Januari-Desember
4
Inflasi VF yang terkendali tidak terlepas dari Ketersediaan pasokan pangan menjadi faktor
perbaikan ketersediaan pasokan baik dari dalam penopang inflasi VF yang terjaga. Secara umum, koreksi
negeri maupun luar negeri di tengah perbaikan harga pangan pasca periode HBKN menjadi faktor
distribusiSasaran
pangan. Selain itu, inflasi VF yang
Target Inflasi pendukung inflasi VF yang terkendali hingga akhir
terkendali juga didukung oleh koordinasi kebijakan 2018. Koreksi harga tersebut dipengaruhi oleh harga
pengendalian inflasi yang ditempuh oleh Bank daging ayam ras dan telur ayam ras yang kembali
Indonesia dan Pemerintah, baik di tingkat pusat turun setelah sempat mengalami kenaikan tajam pada
maupun daerah. Langkah-langkah koordinasi Juli 2018 (Grafik 4.20).10 Koreksi harga daging ayam
tersebut dapat mengendalikan kenaikan tekanan ras dan telur ayam ras disebabkan oleh peningkatan
inflasi VF yang sempat terjadi pada periode Januari- pasokan yang bersumber dari surplus produksi, serta
Maret 2018 dan pada hari besar keagamaan nasional upaya koordinatif pemerintah di berbagai wilayah sentra
(HBKN). Tekanan inflasi VF yang terkendali juga turut produksi. Pasokan komoditas pangan strategis, antara
dipengaruhi penurunan harga pangan global sejak lain bawang merah, aneka cabai, dan beras juga lebih
Maret 2018. 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 tinggi dibandingkan dengan pasokan tahun
sebelumnya.
10 Kenaikan tajam inflasi telur ayam ras dan daging ayam ras pada bulan Juli 2018
didorong oleh beberapa faktor, yakni: (1) kenaikan permintaan masyarakat yang
didorong oleh HBKN dan implementasi kebijakan bantuan pangan nontunai (BPNT)
dalam bentuk paket komoditas pangan yang salah satunya adalah telur ayam ras; (2)
kenaikan harga pakan ternak seiring dengan kenaikan harga jagung global dan
pelemahan nilai tukar Rupiah; dan (3) pelarangan penggunaan antibiotic growth
promotor (AGP) yang menyebabkan penambahan waktu masa panen dari 30 hari
9 Rerata inflasi VF periode Januari 2015 – Desember menjadi 35 hari, serta kenaikan deplesi atau tingkat kematian DOC dari 6% menjadi
2017 10%.
Grafik dampak
Grafik 4.29.4.20. Inflasi Daging
Perkembangan Ayam
Harga Ras dan
Daging Telur Ayam Ras
Ayam
Ras dan Telur Ayam Ras positif kebijakan stabilitas harga pangan dan koordinasi
Persen
15
Inflasi Bulanan Daging Ayam Ras Inflasi Bulanan Telur Ayam Ras
Rerata
104 Tahun Terakhir
- Daging Ayam Ras
-5
Rerata 4 Tahun Terakhir
- Telur Ayam Ras
-10
123456789101112
2018
Grafik
Grafik 4.26. 4.21. Penyumbang
Kelompok Sumbangan Inflasi
Inflasi Volatile
VF PadaFood Grafik 4.33. Inflasi Beras
2018 Bulanan
8 5
4 3
2
2
Historis 2012 - 2016
1
0
0
-2
-1
-4
-2
-6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 -3
123456789101112
2015201620172018
Sumber: BPS Sumber: BPS, diolah
11 Penguatan regulasi beberapa kebijakan sebagai berikut: (i) penguatan regulasi tanda
daftar pelaku usaha distribusi (TDPUD) untuk mengoptimalkan pengendalian dan
distribusi barang kebutuhan pokok; (ii) kebijakan penguatan ketersediaan pasokan
komoditas pangan; (iii) kebijakan stabilisasi harga melalui penetapan harga eceran
tertinggi dan harga khusus pada saat HBKN; (iv) penataan dan pembinaan gudang
untuk memantau kondisi pasokan dan mencegah adanya penimbunan bahan pangan;
dan (v) memberikan himbauan agar Kepala Daerah tidak membatasi perdagangan
pangan antarwilayah (borderless), sehingga tidak terdapat disparitas harga yang tinggi
antardaerah.
Tabel 4.1. Kebijakan Pasokan dan Stabilitas Harga per Jenis Komoditas
Secara keseluruhan, inflasi VF 2018 yang rendah juga Idul Fitri dan Natal juga cukup terkendali didukung
tergambar pada dinamika bulanan. Inflasi VF secara pasokan pangan yang terjaga, serta koordinasi
bulanan berada di bawah rerata historis terutama sejak pengendalian inflasi yang erat di tingkat pusat dan
pertengahan paruh pertama 2018 hingga menjelang daerah. Koreksi harga pasca HBKN Idul Fitri, yakni
akhir 2018 seiring IHIM pangan yang menurun (Grafik pada Agustus-September 2018, bahkan lebih rendah
4.23).12 Peningkatan tekanan inflasi VF yang cukup dibandingkan dari periode yang sama tahun lalu dan
tinggi hanya terjadi pada Januari-Maret 2018, didorong atau rerata historisnya. Inflasi VF selama periode HBKN
inflasi beras akibat berkurangnya pasokan seiring 2018 secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan
dengan pergeseran masa panen. Selain itu, curah rerata historis periode Idul Fitri empat tahun terakhir
hujan yang masih tinggi pada periode awal 2018 juga (Grafik 4.24).
berdampak negatif bagi produksi beberapa komoditas
hortikultura, sehingga memengaruhi kondisi pasokan.
Tekanan inflasi VF pada periode HBKN
20
4 Rerata 2014-2017
10
2
0
0
-2
-10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2015 2016 2017 2018
2014
-20
t-2 t-1 (Puasa)t+0 (Lebaran) t+1 t+2
-30
Sumber: World Bank dan BPS, diolah Sumber: BPS, diolah
-40
12 IHIM Pangan terdiri dari komoditas gula, jagung, kedelai, gandum, CPO, daging
ayam, daging sapi, dan bawang putih.
IHK. -10
-15
Inflasi AP yang rendah terlihat pada dinamika bulanan 123456789101112
3,0 Inflasi IHK Bensin, Solar, Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT)
TTLAngkutanRokokLainnya Inflasi nasional yang terkendali terutama ditunjang
2,5
oleh realisasi inflasi Sumatera dan Jawa yang
2,0
rendah. Perkembangan inflasi Sumatera sepanjang
1,5 2018 berada dalam kecenderungan menurun,
1,0 sehingga pada akhir 2018 inflasi Sumatera jauh
lebih rendah dibandingkan
0,5
rata-rata historisnya (Grafik 4.28). Sebagian besar
0
daerah di Sumatera mencatat tingkat inflasi yang
-0,5 cukup rendah yakni di sekitar 2%, bahkan inflasi
-1,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 Sumatera Utara hanya tercatat 1,22%. Realisasi inflasi
2015201620172018
berbagai daerah di Jawa juga berada pada level yang
cukup rendah yakni di sekitar 3%, termasuk DKI
Jakarta yang memiliki pangsa
Sumber: BPS, diolah
besar dalam pembentukan inflasi nasional. Sementara
13 Pada bulan Juli 2018, Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Khusus (BBK)
yaitu Pertamax sebesar Rp600/l, Pertamax Turbo sebesar Rp550/l, Pertamina Dex
sebesar Rp400/l, dan Dexlite sebesar Rp900/l. Sementara itu, pada Oktober 2018,
Pemerintah menaikkan harga BBK yaitu Pertamax sebesar Rp900/l, Pertamax Turbo
sebesar Rp1550/l, Pertamina Dex sebesar Rp1350/l dan Dexlite sebesar Rp1500/l.
14 Sejak 2014 hingga 2018 telah terbangun 10 bandara baru, serta telah dilakukan
revitalisasi dan pengembangan 408 bandara di daerah rawan bencana, terisolasi,
dan wilayah perbatasan.
Gambar
Gambar 4.1.Peta
5.2. PerkembanganInflasi
Peta Perkembangan InflasiDaerah
Daerah (%yoy)
(%yoy)
itu, tekanan inflasi di kawasan timur Indonesia (KTI) dan Aceh bahkan merupakan dua provinsi dengan
cenderung lebih kuat, terutama di Sulawesi Tengah, inflasi
Papua, Papua Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan terendah secara nasional.
Tengah karena pengaruh bencana alam dan kendala
pasokan pangan. Beberapa daerah lain mencatatkan kenaikan inflasi
pangan antara lain disebabkan aneka bumbu, daging
Inflasi daerah yang terjaga ditopang pula inflasi bahan dan ikan segar, serta padi-padian (Grafik 4.30).
pangan yang terkendali di beberapa daerah. Inflasi Peningkatan harga komoditas aneka bumbu antara
pangan di sebagian daerah masih berada di bawah lain bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit,
rerata historis tiga tahun terakhir, meskipun sedikit mengakibatkan tekanan inflasi pangan di beberapa
meningkat dibandingkan dengan kondisi tahun daerah di wilayah Bali-Nusa Tenggara (Balinusra),
sebelumnya. Sulawesi dan Kalimantan (Grafik 4.31). Inflasi aneka
Sumatera merupakan satu-satunya wilayah yang bumbu tertinggi terjadi di
mencatatkan inflasi pangan yang menurun pada Bali, Papua, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan
2018, bersumber dari penurunan harga komoditas sedangkan di Sulawesi inflasi aneka bumbu terutama
bumbu- bumbuan seperti cabai merah dan cabai terjadi di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
rawit didukung produksi yang meningkat (Grafik 4.29). Sementara itu, kenaikan inflasi ikan segar tertinggi
Sumatera Utara terjadi di Papua, Sulawesi Utara, dan Papua Barat
karena kendala pasokan.
14 6 Rata-Rata 2015-20172018
Sebaran Inflasi Provinsi di Atas Inflasi NasionalSasaran Inflasi
Sebaran Inflasi Provinsi di Bawah Inflasi NasionalInflasi IHK Nasional
12 5
10
4
8
3
6
2
4
2 1
0 0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 SumateraJawaBalinusraKalimantanSulawesi Maluku-Papua
Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah
0 2
-5 1
0
-10
-1
-15
-2
-20 -3
SumateraJawaBalinusra KalimantanSulawesi Maluku-Papua SumateraJawaBalnustraKalimantanSulawesiMapua
Sumatera,
Jawa, dan Kalimantan, bersumber dari penurunan
inflasi tarif listrik dan angkutan udara. Penurunan
inflasi angkutan udara ditopang oleh upaya
peningkatan daya dukung infrastruktur bandara
daerah dan penambahan kapasitas penerbangan
untuk mengimbangi permintaan yang tinggi. Koreksi
pada tarif angkutan udara di Jawa terutama tercatat
di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DKI Jakarta yang
memiliki kontribusi yang besar terhadap
pembentukan inflasi nasional. Selain itu, penurunan
inflasi angkutan udara yang signifikan juga terjadi di
provinsi lain, yakni Kalimantan Selatan, Nusa
Tenggara Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
dan Bengkulu. Penurunan inflasi angkutan udara
yang signifikan
SumateraJawaBalinusraKalimantanSulawesi Maluku-Papua
menjadi penopang pencapaian inflasi Provinsi tinggi. Preferensi konsumsi ikan segar laut yang tinggi
Bengkulu dan cuaca yang kurang kondusif mengakibatkan
yang terendah sepanjang lebih dari 10 tahun terakhir keterbatasan pasokan ikan segar, pada akhirnya kerap
memicu kenaikan inflasi. Selain itu, kendala pasokan
Sejumlah daerah mencatatkan inflasi yang ikan segar di wilayah Maluku-Papua juga dipengaruhi
lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi oleh kapasitas kapal tangkap yang masih terbatas.
nasional. Daerah tersebut antara lain Inflasi yang tinggi juga tercatat di Kalimantan Tengah
Sulawesi Tengah, Papua, dan Papua Barat. dan Kalimantan Utara antara lain disebabkan
Faktor bencana alam yang terjadi di Sulawesi kenaikan inflasi daging ayam ras, bumbu-bumbuan
Tengah berdampak pada peningkatan dan ikan segar, serta tarif angkutan udara terutama
tekanan inflasi hampir seluruh kelompok pada peak season.
komoditas. Sementara itu, kenaikan tarif
angkutan udara dan kenaikan harga Perkembangan inflasi daerah yang terkendali tidak
kelompok aneka bumbu, daging ayam ras, terlepas dari dampak positif koordinasi pengendalian
dan ikan segar memicu kenaikan inflasi yang inflasi yang ditempuh Bank Indonesia dengan Pemerintah
lebih tinggi di Papua Barat dan Papua. di tingkat pusat dan daerah. Implementasi
Kenaikan tarif angkutan udara di kedua pengendalian inflasi daerah berdasarkan strategi 4K
daerah tersebut lebih tinggi dibandingkan (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan,
dengan rata-rata tarif tiga tahun terakhir Kelancaran distribusi, Komunikasi efektif) terus
seiring dengan permintaan yang diperkuat dan diperluas oleh
TPID di berbagai daerah. Koordinasi pengendalian optimalisasi jalur distribusi retail yang telah ada
inflasi pada 2018 difokuskan pada upaya menjaga terus diperluas, misal melalui Toko Tani.
ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi,
termasuk melalui penerapan program ketahanan Peningkatan produksi melalui program ekstensifikasi
pangan berupa ekstensifikasi dan intensifikasi dan intensifikasi juga terus diinisiasi secara
produksi (Gambar 4.2). meluas di sejumlah daerah. Program
ekstensifikasi produksi
Upaya memperkuat kelancaran distribusi dilakukan pangan antara lain dilakukan melalui upaya cetak
melalui inisiatif kerja sama perdagangan antardaerah sawah, termasuk berupa optimalisasi lahan rawa dan
yang menjadi salah satu strategi utama untuk gambut untuk pertanian pangan yang antara lain
mendukung keseimbangan pasokan dan permintaan dilakukan
daerah, di Kalimantan. Sementara itu, upaya intensifikasi
antara lain dalam bentuk pemberdayaan kerjasama produksi pangan ditujukan untuk mendorong
perdagangan oleh badan usaha milik daerah (BUMD). peningkatan produktivitas melalui implementasi
Dalam kaitan ini, kerja sama perdagangan dikembangkan inovasi pola budidaya, penguatan kelembagaan petani,
terutama untuk daerah yang merupakan basis konsumsi. pengembangan klaster pangan, dan urban farming.15
Daerah tersebut antara lain DKI Jakarta dengan sejumlah
Selain itu, untuk menjaga kesinambungan pasokan,
daerah pemasok antara lain Kabupaten Blitar untuk
sejumlah daerah juga telah memanfaatkan teknologi
telur ayam ras, Kabupaten Brebes untuk bawang
penyimpan produk pertanian (cold storage). Hal tersebut
merah, Lampung untuk beras, dan Nusa Tenggara
antara lain untuk komoditas cabai merah dan bawang
Timur untuk daging sapi. DKI Jakarta juga tengah
merah sebagaimana yang diterapkan di Jambi, Jawa
menjajaki kerjasama dengan Jawa Timur dengan
Tengah, dan Bali. Untuk mendukung upaya-upaya
Sulawesi Barat untuk jagung. Di beberapa daerah,
tersebut, Pemerintah secara aktif juga turut mendorong
inisiatif kerja sama perdagangan antardaerah
peningkatan kualitas infrastruktur dan sarana pendukung
difokuskan untuk mengoptimalkan surplus- defisit
pertanian di daerah melalui optimalisasi dana transfer
pasokan pangan dalam lingkup satu provinsi
daerah termasuk dana desa.
sebagaimana yang dilakukan di Jawa Tengah. Selain
itu,
ar 5.3. Peta Perkembangan Inflasi Daerah
(%yoy)
Gambar 4.2.Peta Ekstensifikasi dan Intensifikasi Produksi
Sumatera
Kalimantan
Ekstensifikasi lahan pertanian
Sulawesi
Ekstensifikasi hortikultura (cabai dan bawang) Optimalisasi lahan, cetak sawah, dan pengembangan klaster pad
Hilirisasi pertanian dan hortikultura
Pengadaan controlled atmosphere storage Pembangunan jalur irigasi tersier
Sidak pasar dan pemantauan harga
Penguatan kelembagaan peternak ayam Gerakan rica rumah (urban farming)
Penguatan koordinasi dan kelembagaan
Toko Tani Indonesia Centre Pengembangan cold storage perikanan
Optimalisasi jalur distribusi retail
Jawa
Koordinasi menjaga kelancaran pasokan DKI Jakarta dengan kota penyangga (Bogor, Bekasi, dan Depok)
Pemberdayaan BUMD dalam kerjasama perdagangan antardaerah
Optimalisasi gudang swasta untuk penampungan gabah/beras (implementasi Sistem Resi Gudang)
Bali-Nusa Tenggara
Penerbitan peraturan daerah terkait cadangan pangan Pasar murah, operasi pasar, dan pemantauan harga
Pembentukan Badan Usaha Milik Petani berbadan hukum Komunikasi pengendalian inflasi
Pemanfaatan sistem informasi pangan Koordinasi high level dan capacity building
Pengembangan sistem informasi perdagangan antar pulau TPID
Sumber: TPID