Laporan Pendahuluan Fraktur Lumbal
Laporan Pendahuluan Fraktur Lumbal
Laporan Pendahuluan Fraktur Lumbal
A. DEFINISI
torakal dan sacrum. Vertebra pada region ini ditandai dengan corpus vertebra
yang berukuran besar, kuat, dan tiadanya costal facet. Vertebra lumbal ke 5
Fraktur lumbal adalah fraktur yang terjadi pada daerah tulang belakang
(Batticaca, 2018).
B. ETIOLOGI
2. Kecelakaan olahraga
3. Kecelakaan industri
Factor stress : fraktur jenis ini dapat terjadi pada tulang normal akibat stress
tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Fraktur stress ini biasanya
C. MANIFESTASI
a. Edema/pembengkakan
d. Deformitas
fungsi
terbuka
tubuh
paraparese
L1 : Abdominalis
L3 : Quadriceps
L4-L5 : Ganguan Hamstring dan knee, gangguan fleksi kaki dan lutut
tanpa para parese Segmen lumbar dan sacral . Cedera pada segmen lumbar
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
foto polos terpenting adalah AP Lateral dan Oblique view. Posisi lateral
instabilitas ligament.
2. CT Scan
CT scan baik untuk melihat fraktur yang kompleks, dan terutama yang
3. MRI
membedakan lesi pada medula spinalis atau cauda equina, dengan lesi
4. Pemeriksaan Laboratorium
E. PATOFISOLOGI
Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma yang hebat,
penderita harus secara hati-hati. Trauma pada tulang belakang dapat mengenai
jaringan lunak pada tulang belakang, tulang belakang sendiri dan sumsum
a. Fleksi
Trauma terjadi akibat fleksi dan disertai dengan sedikit kompresi pada
terdapat kerusakan ligamen posterior, maka fraktur bersifat tidak stabil dan
Trauma jenis ini merupakan trauma fleksi yang bersama-sama dengan rotasi.
Terdapat strain dari ligamen dan kapsul, juga ditemukan fraktur faset. Pada
Suatu trauma vertikal yang secara langsung mengenai vertebra yang akan
permukaan serta badan vertebra secara vertikal. Material diskus akan masuk
dalam badan vertebra dan menyebabkan vertebra menjadi rekah (pecah). Pada
trauma ini elemen posterior masih intak sehingga fraktur yang terjadi bersifat
stabil
ekstensi. Keadaan ini sering ditemukan pada vertebra servikal dan jarang pada
kerusakan atau terjadi fraktur pada arkus neuralis. Fraktur ini biasanya bersifat
stabil.
e. Fleksi lateral
Kompresi atau trauma distraksi yang menimbulkan fleksi lateral akan
F. PENATALAKSANAAN
a. Survey primer
hipertermi
b. Resusitasi
c. Survey sekunder
nyeri dan stabilisasi untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi.
F. KOMPLIKASI
1. Syok
besarakibat trauma.
2. Mal union
Pada keadaan ini terjadi penyambungan fraktur yang tidak normal sehingga
menimbulkan deformitas.
3. Non union
4. Delayed union
secara normal.
5. Tromboemboli,
6. Emboli lemak
Saat fraktur, globula lemak masuk ke dalam darah karena tekanan sumsum
7. Sindrom Kompartemen
Terjadi akibat tekanan intra kompartemen otot pada tungkai atas maupun
ataupemasangan traksi.
G. PENGKAJIAN
Menurut Arif Muttaqin (2015) hal-hal yang perlu dikaji pada pasien fraktur
1. Pengkajian.
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit
jatuh dari pohon atau bangunan, luka tusuk, luka tembak, trauma karena
alkohol kepada klien atau keluarga yang mengantar klien (bila klien
tidak sadar) karena sering terjadi beberapa klien yang suka kebu t-kebu
komprehensif.
abdomen.
parasimpatis.
3) Persyarafan
kondisi normal.
Saraf III, 1V, dan VI. Biasanya tidak ada gangguan mengangkat
simetris.
persepsi.
kaku kuduk
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan
Cavemosus positif
hilangnya bising usus serta kembung dan defekasi tidak ada. Hal
menilai ada tidaknya lesi pada mulut atau perubahan pada lidah
terkena
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
b. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri
tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Untuk
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien,
bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh
nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana
f. Riwayat psikososial
peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya
masyarakat.
3) Pola eliminasi
Untuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi,
serta bau feces pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada pola
Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.
Semua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal
ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga,
5) Pola aktivitas
dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk
lain.
6) Pola hubungan dan peran
Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan
Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal
fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu
Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan
seksual karena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta
rasa nyeri yang dialami klien. Selain itu juga, perlu dikaji status
h. Pemeriksaan fisik
lebih mendalam.
1) Gambaran umum
seperti:
maupun bentuk.
2) Head to toe
a) Sistem integument
b) Kepala
c) Leher
menelan ada.
d) Muka
Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi
e) Mata
f) Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi
g) Hidung
i) Thoraks
j) Paru-paru
Perkusi : Suara ketok sonor, tak ada erdup atau suara tambahan
lainnya.
k) Jantung
Perkusi : Pekak
l) Abdomen
teraba.
m) Genitalia
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan
BAB.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
4. Ansietas
6. Risiko infeksi
7. Resiko jatuh
N Rencana Intervensi
Diagnosa Noc Nic
o
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian
Faktor yang berhubungan : tindakan keperawatan nyeri komprehensif
1. Agens cedera biologis selama…….. pasien akan yang meliputi lokasi,
(mis, infeksi, iskemia, meperlihatkan karasteristik, dan
neoplasma) Pain level durasi nyeri
2. Agens cereda fisik (mis, Pain control 2. Minta pasien untuk
abses, amputasi, luka Comfort level menilai nyeri
bakar, terpotong, Dengan kriteria hasil : atauketidaknyamanan
mengangkat berat, 1. Mampu pada skala 0-10.
prosedur bedah, trauma, mengontrol 3. Observasi isyarat non
olahraga berlebihan) nyeri, (mampu verbal
3. Agens cedera kimiawi menggunakan ketidaknyamanan,
(mis., luka bakar, teknik khususnya pada
kapsaisin, metilen nonfarmakologi mereka yang tidak
klorida, agens mustard) untuk mengurangi mampu berkomunikasi
nyeri, mencari efektif
bantuan) 4. Berikan informasi
2. Melaporkan bahwa tentang nyeri, seperti
nyeri berkurang penyebab nyeri,
dengan berapa lama akan
menggunakan berlangsung dan
manajemen nyeri antisipasiketidaknyam
3. Mampu mengenali anan akibat prosedur
nyeri (skala nyeri, 5. Observasi TTV
intensitas, 6. Gali bersama pasien
frekuensi dan tanda faktor yang dapat
nyeri) menurunkan atau
4. Menyatakan rasa memperberat
nyaman setelah keadaannya
nyeri berkurang 7. Ajarkan teknik non
5. Tanda vital dalam farmakologis
rentang normal (relaksasi napas
6. Tidak mengalami dalam).
gangguan tidur 8. Kendalikan factor
Batasan karakterisitk : lingkungan yang dapat
Subjektif : mempengaruhi respon
1. Melaporkan nyeri pasien terhadap
secara verbal dengan ketidaknyamanan
isyarat 9. Kolaborasi dengan
2. Melaporkan nyeri dokter anti analgetik
Objektif :
1. Posisi untuk
menahan/menghinda
ri nyeri
2. Gangguan tidur
3. Terfokus pada diri
sendiri
4. Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
5. Perubahan
autonomic dalam
tonus otot (mungkin
dalam rentang dari
lemah ke kaku)
6. Tingkahlaku agresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel,
napas
panjang/berkeluh
kesah)