LP Parkinson

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PARKINSON

Disusun oleh :

SINDY FAJRINA
S1 KEPERAWATAN 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

i
2
A. Definisi Parkinson
Parkinson merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik,
bredikinesia, kekuatan otot, dan hilangnya reflek-reflek postural (Muttaqin, 2008).
Penyakit gangguan syaraf kronis dan progresif yang mengenai pusat otak yang
bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan (Suzanne & Smaltzer,
2001).

B. Etiologi Parkinson
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu
kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary).
Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak
disadarinya. Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar. Penyakit Parkinson
sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor lainnya
seperti (Batticaca, 2008):
1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala
penyakit Parkinson.
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas,
atau penyebab lain yang tidak diketahui.
C. Patofisiologi Parkinson
Faktor predisposisi lesi di substansia nigra: faktor
usia, faktur, aterosklreotik, post ensafalitis, induksi
obat, dan keracunan logam berat

Dopamin menipis dalam substansia nigra dan


korpus striatum

Kehilangan kelola dari sustansia nigra

Globus palidus mengeluarkan impuls yang


abnormal

Impuls globus palidus ini tidak melakukan inhibisi


terhadap korteks piramidalis dan ekstrapiramidalis

Kerusakan kontrol gerakan foluntar yang memiliki


ketangkasan sesuai dan gerakan otomatois

Aliran darah serebral


Gangguan N. VIII Tremor ritmi
regional menurun Manifestasi otonom bradikaresia

Ragiditas deserebrasi
Manifestasi psikiatrik Perubahan otot wajah
5
dan sikap tubuh

6
Perubahan Perubahan gaya berjalan,
Berkeringat, rasa lelah
kepribadian, psikosis, kekakuan
berlebihan dan otot
demensia, dan konfusi dalam beraktifitas. Kesulitan menelan
terasa nyeri. Hipotensi
akut.
postural. Gangguan
Hambatan mobilitas pemenuhan nutrisi
fisik.
Kognitif menurun,
persepsi menurun, akut
menurun.

Kurang perawatan
- Kerusakan
diri
komunikasi
verbal
- Koping individu
tidak efektif
D. Tanda dan Gejala
Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks
postural. Tanda awal meliputi kaku ekstremitas dan menjadi kaku pada bentuk semua
gerakan. Pasien mempunyai kesukaran dalam memulai, mempertahankan, dan
membentuk aktivitas motorik dan pengalaman lambat dalam menghasilkan aktivitas
normal (Muttaqin, 2008).

Bersamaan dengan berlanjutnya penyakit, mulai timbul tremor, seringkali pada salah satu
tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun
tremor ini tetap unilateral. karakteristik tremor dapat berupa: lambat, gerakan membalik
(pronasi-supinasi) pada lengan bawah dan telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap
jari-jari. Keadaan ini meningkat bila pasien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas,
dan muncul pada saat klien istirahat (Muttaqin, 2008).

Karakteristik penyakit ini mempengaruhi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan.
Terdapat kehilangan ayunan tangan normal. Akhirnya ekstremitas kaku dan menjadi
terlihat lemah. Karena hal ini menyebabkan keterbatasan otot, wajah mengalami sedikit
ekspresi di mana saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata), raut wajah
yang ada muncul sekilas (Muttaqin, 2008).

E. Pemeriksaan Penunjang
1. EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif)
2. CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua
eks vakuo). Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan
penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi
untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi
gejala yang timbul.

F. Penatalaksanaan
Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-obatan yang
biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru
dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness. Perawatan pada
penderita penyakit parkinson bertujuan untuk memperlambat dan menghambat
perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat

7
dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap
melakukan kegiatan sehari-hari.
1. Terapi Obat-Obatan
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit Parkinson (Muttaqin, 2008;
Suzanne & Smaltzer, 2001; Brugham & JoAnn, 2000):
a) Antikolinergik
Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane). Berguna untuk
mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan,
mengontrol tremor dan kekakuan.

b) Carbidopa/levodopa
Merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala.
c) Derivat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkan kedalam levodopa
untuk mempelancar fluktasi klinis.
d) Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor. Preparat antivirus,
Amantandin hidroklorida, digunakan untuk mengurangi kekakuan,tremor dan
bradikinestesia.
e) Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine
f) Obat-obat antidepresan

Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar


diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami
kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada
penderita. Makanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pencernaan yang
disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.

2. Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien
akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan
petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit
Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan
perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor
dan hambatan lainnya. Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari
dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas,

8
keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu dianjurkan,
seperti membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan
makanan di dalam mulut.

23
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, Fransisca. B. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System
Persyarafan. Jakarta : SalembaMedika

Anda mungkin juga menyukai