Tugas Elemen Mesin I PDF
Tugas Elemen Mesin I PDF
Tugas Elemen Mesin I PDF
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
b) Sambungan Las
Fungsi pengelasan diantaranya adalah sebagai penyambung dua
komponen yang berbahan logam. Selain itu fungsi pengelasan adalah
sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan
lain dari pengelasan diantaranya biaya murah, proses relatif lebih cepat,
lebih ringan, dan bentuk konstruksi lebih variatif.
Aplikasi pengelasan diantaranya dalam penyambungan rangka baja,
perkapalan, jembatan, kereta api, pipa saluran dan lain sebagainya.
Faktor-faktor pertimbangan dalam pengelasan adalah jadwal pembuatan,
proses pembuatan, alat dan bahan yang diperlukan, urutan
pelaksanaan,persiapan pengelasan; pemilihan mesin las, penunjukan ahli
las, pemilihan elektroda, penggunaan jenis kampuh, (Wiryosumarto,
2000). Berdasarkan klasifikasi kerjanya proses pengelasannya dapat
dibagi dalam tiga kelompok yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan dan
pematrian Namun proses pengelasan yang paling banyak digunakan
adalah pengelasan cair dengan busur Shielding Metal Arc Welding
(SMAW) dan gas. Proses ini juga tergantung dari material yang akan
dilas,tidak semua logam memiliki sifat mampu las yang baik. Bahan yang
mempunyai sifat mampu las yang baik diantaranya adalah baja paduan
rendah. Baja ini dapat dilas dengan las busur elektroda terbungkus, las
busur rendam dan las Metal Inert Gas(MIG). Mutu pengelasan tergantung
dari pengerjaan dan proses pengelasan. Secara umum pengelasan dapat
diartikan sebagai suatu ikatan metalurgi pada sambungan logam atau
logam paduan yang dilaksanakan saat logam dalam keadaan cair
Pada era industrilisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak
digunakan secara luas pada penyambungan logam.konstruksi bangunan
baja,dan konstruksi mesin.
c) Sambungan Keling
Sambungan paku keling adalah salah satu sambugan praktis yang
menghasilkan sambugan logam yang sama. Sambungan keling termasuk
kedalam jenis sambungan tetap atau permanen,yaitu sambungan yang
tidak dapat dibuka kecuali dengan cara merusaknya.Proses penggunaan
sambunga keling mengharuskan pembuatan lubang poros atau lubang
bor perplat yang kira-kira ukuranya ( 1/16 inchi – 1,5 mm ) Pada
hakekatnya,metode pemasangan paku keling adalah dengan
memanaskan keling sampai berwarna merah jambu kira-kira ( 980° ) dan
dimasukan kedalam lubang yang disejajarkan melalui beberapa bagian
yang akan disambungkan,kemudian memakai sebuah batang pegang
(bucking bar) dengan sebuah blok bentuk kepala (head die) paku keling
yang dibuat untuk memegang pada saat membentuknya.dan seorang
pekerja lainya menggunakan poros penggerak tekan dengan sebuah blok
bentuk kepala untuk menempa tangkai paku keling yang menonjol yang
akan menghasilkan kepala lainnya.opersi penempaan tersebut secara
serempak mengerjakan kembali logam paku keling dan menyebabkan
pembesaran tangki sampai hampir mengisi lubang tersebut,konstruksi
paku keling selama pendinginan ditahan oleh bahan sambungan dan akan
mengembangkan tegangan sehingga sebuah sambungan dalam paku
keling berada ditengah-tengah anatar sebuah sambungan jenis geser dan
sambungan jenis dukung.Sambungan paku keling telah mempunyai
sejarah keberhasilan yang cukup panjang dibawah tegangan lelah
(fatique stress) seperti pada rel kereta api.
1.2. Tujuan
A. Pendahuluan
Sambungan las adalah sebuah sambungan permanen yang diperoleh
dengan peleburan sisi dua bagian yang disambung bersamaan, dengan
atau tanpa tekanan dan bahan pengisi. Panas yang dibutuhkan
untuk peleburan bahan diperoleh dengan pembakaran gas (untuk
pengelasan gas) atau bunga api listrik (untuk las listrik).
Pengelasan secara luas digunakan dalam fabrikasi sebagai metode
alternatif untuk pengecoran atau forging (tempa) dan sebagai pengganti
sambungan baut dan keling. Sambungan las juga digunakan sebagai
media perbaikan misalnya untuk menyatukan logam retak, untuk
menyambung bagian kecil yang patah seperti gigi – gigi atau
memperbaiki permukaan usang seperti permukaan bantalan.
Kekurangan
1. Pemeriksaan pengelasan lebih sulit daripada pengelingan
2. Hal ini membutuhkan tenaga kerja terampil dan pengawasan.
3. Karena tidak ada ketentuan disimpan untuk ekspansi dan kontraksi
dalam bingkai, sehingga ada kemungkinan retak berkembang di
dalamnya.
4. Karena ada pemanasan merata dan pendinginan selama pabrikasi,
sehingga
mungkin mendapatkan terdistorsi atau tekanan tambahan mungkin
berkembang
2. Butt joint.
Jenis lain sambungan las dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini.
l = Panjang las
t = s . sin 45 = 0,707 . s
A = t . l = 0,707 . s . l
A = t . l = 0,707.s.l
Gambar 2.7 Sambungan las fillet sejajar dan kombinasi
P = 0,707.l.σt
P = 2.0,707.s.1. τ = 1,414.s.l.σt
Catatan:
1. Jika sambungan las adalah kombinasi dari las fillet sejajar ganda dan
melintang tunggal seperti Gambar 2.7 (b), kemudian kekuatan
sambungan las adalah dengan menjumlahkan kedua kekuatan
sambungan las, yaitu;
P = 0,707.s.l1. σt + 1,414.s.l2. τ
dimana 11 adalah lebar plat.
Dalam butt joint, panjang ukuran las adalah sama dengan tebal leher
yang sama dengan tebal plat. Kekuatan tarik butt joint (single-V atau
square butt joint),
Dan kekuatan tarik double-V butt joint seperti pada Gambar 2.11 (b)
adalah:
Sebagai catatan bahwa ukuran las bisa lebih besar dari pada ketebalan
plat, tetapi dapat juga lebih kecil. Tabel berikut menunjukkan ukuran
las minimum yang direkomendasikan.
Kasus 1:
Kasus 2 :
Catatan: Momen inersia polar pada luas leher (A) terhadap pusat gravitasi
yang diperoleh
L. Las Gas
Las gas dibuat dari api yang berasal dari oxy-acetylene atau gas
hidrogen dari obor las pada permukaan sambungan. Panas pada api
kerucut putih memanaskan permukaan titik lumer sementara operato
rmemanipulasi batang las untuk memasok logam untuk pengelasan. Fluks
digunakan untuk menghilangkan terak. Karena tingkat pemanasan dalam
pengelasan gas lambat, sehingga dapat digunakan pada bahan tipis.
N. Las Tempa
A. Pendahuluan
Keuntungan
1. Sambungan baut sangat handal dalam operasi.
2. Sambungan baut mudah dalam memasang dan
membongkar.
` 3. Berbagai macam sambungan baut dapat diadopsi untuk berbagai
kondisi operasi.
4. Sekrup relatif murah untuk diproduksi sesuai standardisasi dan sangat
efisien dalam proses manufaktur.
Kekurangan
Kerugian utama dari sambungan baut adalah konsentrasi tegangan di
bagian berulir yang titik-titik rawan di bawah kondisi beban variabel.
Istilah berikut digunakan pada ulir seperti pada Gambar 3.9 adalah
penting untuk diperhatikan.
7. Depth of thread adalah jarak tegak lurus antara crest dan root.
C. Jenis Ulir
2. British association (B.A) thread. Merupakan ulir jenis B.S.W. dengan pitch
yang baik dan banyak digunakan untuk instrumentasi (alat ukur) dan
pekerjaan lain yang presisi, seperti pada Gambar 4.2
7. Knukle thread. Ulir ini banyak digunakan untuk pekerjaan kasar seperti
railway kopling, hydrant dan lain-lain seperti pada Gambar 4.7
8. Buttress thread. Ulir banyak digunakan untuk transmisi daya satu arah,
seperti pada Gambar 4.8.
1. Through bolts. Seperti pada Gambar 5.1 (a) terlihat bahwa baut dan
mur mengikat dua bagian/plat secara bersamaan. Jenis baut ini
banyak digunakan pada baut mesin, baut pembawa, baut automobil
dan lain-lain.
Gambar 5.1 Jenis Sambungan Ulir
2. Tap bolts. Seperti pada Gambar 5.1 (b), ulir dimasukkan ke lubang
tap pada salah satu bagiannya dikencangkan tanpa mur.
3. Stud. Seperti pada Gambar 5.1 (c), ulir ini pada kedua ujungnya
berulir. Salah satu ujung ulir dimasukkan ke lubang tap kemudian
dikencangkan sementara ujung yang lain ditutup dengan mur.
4. Cap screws. Ulir ini sama jenisnya dengan tap bolts tetapi berukuran
kecil dan variasi bentuk kepala seperti pada Gambar 5.3.
E. Perlengkapan Pengunci
(a) (b)
Gambar 5.8 (a) Pelat Pengunci (b)Cincin Pelat Pengunci
7. Cincin kunci pegas.
Cincin kunci pegas seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.8. (b)
Seperti mengencangkan mur cincin bagian bawah, salah satu bagian
ujung cincin menyebabkan galian terhadap dirinya, sehingga
meningkatkan resistensi sehingga mur tidak akan longgar begitu
mudah. Ada banyak jenis kunci pegas diproduksi, beberapa di
antaranya cukup efektif.
A. Pendahuluan
1. Kampuh Berhimpit
Sambungan ini yang paling sederhana dengan meletakan 2 buh pelat
satu diatas yang lainnya kemudian disambung dengan paku keling.
2. Kampuh Bilah Tunggal
Disini sambungan kita lakukan dengan mengeling sebuah lajur
plat pada plat –plat yang akan disambung.
3. Kampuh Bilah Berganda
Disini sambungan kita lakukan dengan mengeling dua buah
lajur plat pada plat-plat yang akan disambung dimana plat-plat
tersebut berada diantara kedua lajur plat.
E. Metode Pengelingan
Ketika dua plat diikat bersamaan dengan sebuah keling seperti pada
Gambar 6.5 (a), lubang dalam plat di-punching dan di-reaming. Punching
adalah metode paling murah dan digunakan untuk plat yang relatif tipis
pada suatu struktur. Drilling digunakan pada kebanyakan pekerjaan
pressure-vessel (tangki). Dalam pengelingan pressure-vessel dan struktur,
diameter lubang keling biasanya 1,5mm lebih besar dari pada diameter
nominal keling.
Catatan:
Material keling harus tangguh dan ulet. Keling biasa dibuat dari baja
(baja karbon rendah atau baja nikel), kuningan, aluminium atau tembaga,
tetapi ketika kekuatan dan ketahanan terhadap kebocoran adalah
pertimbangan yang utama, maka keling baja yang digunakan.
Gambar 7.3
AC = d.t
Total luas crushing = n.d.t
dan ketahanan crushing yang dibutuhkan untuk merusak keling per
panjang pitch adalah:
PC = n.d.t.σc
Catatan: Jumlah keling karena geser akan sama dengan jumlah keling
karena crushing.
J. Kekuatan dan Efisiensi Sambungan Keling
Dik = P = 44 Kn = 44x103 N
e = 650 mm
n =9
𝜏 = 55 n/mm2 = 55 Mpa
𝑃
Ps =
𝑛
Dimana : P = Beban (N)
44000 𝑁
= N = Jumlah Keling
9
= 4888,88N
= √15625 + (125)
= √31250
= 176,77 mm
L2 = L 8 = 125 mm
L4 = L 6 = 125 mm
𝐹1
Pxe= ((L1)2 + (L2)2 +(L3)2 + (L4)2 + (L5)2 + (L6)2 + (L7)2 +
𝐿1
(L8)2 + (L9)2)
Karena L1 = L3 = L7 = L9
L2 = L 8
L4 = L 8
Maka :
𝐹1
Pxe = (4(L1)2 + 2(L2)2 + 2(L4)2)
𝐿1
𝐹1
44x103 x 650 = (4(176,77)2 + 2(125)2 + 2(125)2)
176,77
𝐹1
44x103 x 650 = (124990,53 + 31250 + 31250)
176,77
𝐹1
44x103 x 650 = (187490,53)
176,77
44000 x 650
F1 =
1060,64
F1 = 26964,85 N
𝐿2
( F2 = F 8 ) = F1 x
𝐿1
125
= 26964,85 x
176,77
= 19067,75 N (L2=L8)
𝐿3
(F3=F7=F9=F1) = F1 x
𝐿1
176,77
= 26964,85 x
176,77
= 26964,85 N (L3=L7=L9=L1)
𝐿4
( F4 = F 6 ) = F1 x
𝐿1
125
= 26964,85 x
176,77
= 19067,75 N (L4=L6)
Beban terbesar pada keling yaitu 3,6,9 maka sudut antara beban
geser utama dan beban geser sekunder untuk keling adalah :
125
Cos ∅3 = Cos ∅4 =
𝐿3
125
=
176,77
= 0,707
R6 = P s + F6
= 4888,88 + 19067,75
= 23956,63 N
Tabel .1 Tegangan geser pada keling bahan St-34
d2 = 709,14
d = 26,62 mm = 27 mm
Jadi diameter keling adalah 27 mm. Dari diameter keling dapat
diketahui diameter lubang keling, dengan melihat tabel dibawah :
Diameter Keling = 27 mm
Diameter Lubang keling = 28,5 mm
Tinggi Kepala Keling = 18,9 mm
Lebar Kepala Keling = 43,2 mm
3.2 Perhitungan sambungan Las
Mencari berat pada plat
Luasan Segitiga
200 mm
200 mm
1
A = Alas x Tinggi
2
1
= 200 mm x 200 mm
2
1
= 40000
2
= 20000 mm2
300 mm
600 mm
A = Panjang x Lebar
= 600 mm x 300 mm
= 180000 mm2
100 mm
200 mm
A = Panjang x Lebar
= 200 mm x 100 mm
= 20000 mm2
370 mm
370 mm
A = Panjang x Lebar
= 370 mm x 370 mm
= 136900 mm2
Luasan Total (Atot)
= 356900 mm2
= 356900 x 15
= 5353500 mm3
= 5,353 x 10 -3
m3
Maka :
= 42,02 Kg
= 42,02 x 9,81
= 412,12 Kg.m/s2
= = 412,12 N
Diketahui :
P = 412,12 N
L = 50 mm
b = 100 mm
e = 500 mm
𝜏max = 55 Mpa = 55 N/mm2
A = t (2b + 2L)
= 0,707 s (2b + 2L)
= 0,707 s (2 x 100 + 2 x 50) ∴ t = 0,707
= 212,1 s mm2
Tegangan Bending
𝑏2
Z =t ( bL + )
3
1002
= 0,707 s ( 100 x 50 + )
3
= 5891,66 s mm3
Tegangan Bending
𝑀 206060 34,97
𝜎 b =
𝑍
=
5891,66
=
𝑠
N/mm2
1 34,97 1,94
55 = √( )² + 4( )²
2 𝑠 𝑠
17,59
55 =
𝑠
17,59
s = = 0,31 mm
55
Menghitung Las Poros Pejal
Diketahui :
D = 50 mm
S = 12,5 mm
P = 412,12 N
E = 500 mm
A =tx𝜋D
= 0,707 s x 𝜋 D
= 0,707 x 15 x 3,14 x 50
= 1664,98 mm2
𝑃 412,12
𝜏 = = = 0,247 N/mm2
𝐴 1664,98
= 0,247 Mpa
Momen Bending :
M =Pxe
= 412,12 x 500
= 206060 N.mm
Dari tabel 3.3 untuk las melingkar kita dapat menentukan section
modulus :
𝜋 . 𝑡. 𝐷2 3,14 𝑥 0,707 𝑠 𝑥 𝐷2
Z = =
4 4
= 17343,59 mm3
Tegangan Bending :
𝑀 206060
𝜎 b =
𝑍
=
17343,59
= 11,88 N/mm2
= 11,88 Mpa
1 1
𝜎 (max)
t =
2
𝜎b +
2
√𝜎b2 + 4 𝜏2
1 1
= (11,88) + √11,88 2 + 4 0,2472
2 2
= 5,94 + 5,94
= 11,88 Mpa
= 5,94 Mpa
3.3 Sambungan Baut
500 mm 412,02 N
30
mm
280 mm
30 mm
Diketahui :
W = 412,12 N
L = 500 mm
L1 = 30 mm
L2 = 280 mm
n =4
𝜏 = 55 N/mm2 = 55 Mpa
𝑤𝑡 1
wte = + ((wt)2 + 4 (ws)2))1/2
2 2
363,78 1
= + ((363,78)2 + 4 (103,03)2))1/2
2 2
363,78 1
= 2
+ 2
(174796,6)1/2
dc2 = 9,054
dc = 3,009 mm = 3,141 mm (M4)
Dari hasil tersebut dapat ditentukan Tinggi kepala & lebar kepala baut
dengan menggunakan dimeter baut :
Tinggi Kepala Baut = 0,7 x d
= 0,7 x 4,000
= 2,8 mm
=2x4
= 8 mm
Ukuran Baut M4
Nominal Diameter : 4,000 mm
Diameter core : 3,141 mm
Pitch : 0,7 mm
Depth Of Thread : 0,429 mm
Tinggi Kepala Baut : 2,8 mm
Lebar Kepala Baut : 8 mm
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan Tugas Elemen Mesin Ini.
Tugas Besar Elemen Mesin I ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan Tugas Besar ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Tugas Besar ini tentang Sambungan
Keling, Baut & Las ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penulis
Rizal Afandi
Stambuk. F331 14 044
DAFTAR PUSTAKA
Khurmi RS Gupta, JK., 2005, Text Book of Machine Design Eurasia, Publising
House, ltd Ram Nagar, New Delhi
Sularso, K. Suga., 2002, “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta