Perjanjian Innominattt

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PERJANJIAN INNOMINAT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Hukum Perikatan Jaminan”

Dosen Pengampu:
Hj. Ifa Mutiatul Choiroh, SH., M.Kn

Nama Penyusun:
Margrit Manggardinar (C72218077)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Hukum Perikatan
Jaminan.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan tak lepas dari
bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 23 Maret 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................
C. Tujuan Penulisan...........................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................
A. Pengertian Perjanjian Nominaat....................................................
B. Macam-Macam Perjanjian Nominaat.............................................
C. Dasar Hukum Perjanjian Nominat.................................................
BAB 3 PENUTUP...................................................................................
SIMPULAN.............................................................................................
Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan, pada dasarnya antara seseorang dengan seseorang yang
lain itu didasari oleh suatu hubungan, baik hubungan atas kebendaan atau hubungan
antara orang lain dalam bentuk perjanjian atau yang lainnya. Perjanjian merupakan
suatu perbuatan dimana seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap orang
lain atau lebih. Jadi perjanjian yang dibuat menerbitkan suatu perikatan antara
orang yang membuat perjanjian. Perjanjian merupakan sumber terpenting dalam
suatu perikatan. Perikatan itu sendiri yaitu suatu hal yang mengikat seseorang
dengan orang lain.
Di dalam hukum perjanjian terdapat dua jenis perjanjian. Yaitu Perjanjian
Nominaat dan Perjanjian Innominaat. Yang akan kita bahas saat ini ialah mengenai
Perjanjian Innominaat atau Perjanjian yang tak bernama yang terdapat dalam buku
III BW atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengertian Perjanjian Inominat ?
b. Bagaimana Macam-Macam Perjanjian Inominat ?
c. Bagaimana Dasar Hukum Perjanjian Inominat ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui secara lengkap mengenai perjanjian Innominaat, macam-macam


perjanjian innominate serta dasar hokum perjanjian innominate.
Bab II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perjanjian Innominat

Istilah Perjanjian dalam hokum perdata belanda, dikenal dua istilah yaitu
verbintenis dan overeenkomst, dari dua istilah tersebut para ahli hokum perdata
Indonesia berbeda-beda dalam menafsirkannya dalam istilah hokum Indonesia.
Menurut Utrecht, verbintenis diterjemahkan dengan perutangan dan overeenkomst
menggunakan istilah perjanjian. Sedangkan dalam KUHPerdata terjemahan Subekti,
SH dan Tjitro Sudibio menggunakan istilah perikatan untuk verbintenis dan istilah
persetujuan untuk overeenkomst1
Perikatan dan Perjanjian (kontrak) suatu hal yang dapat berbeda. Secara
umum perbedaan dapat dilihat dari sumber lahirnya suatu perikatan. Perikatan dapat
lahir dari suatu kontrak dan undang-undang. Dengan kata lain, suatu kontrak yang
dibuat dapat menyebabkan lahirnya perikatan untuk pihak-pihak yang membuat
perjanjian(kontrak) tersebut.2 Perjanjian yaitu suatu peristiwa dimana seseorang
kelada seseorang yang lain atau dua orang saling berjanji untuk melakukan sesuatu
hal.
Di dalam BW buku III titel Kedua Tentang “Perikatan – Perikatan yang lahir
dari Kontrak atau Perjanjian” yang dalam bahasa aslinya (Bahasa Belanda),
yaitu :“Van Verbintenissen die uit contract of overeenskomst geboren worden”.
Dimana menggunakan istilah overeenkomst dan contract untuk pengertian yang sama.
Pengertian ini juga didukung oleh pendapat banyak sarjana, antara lain: Jacob Hans
Niewenhuis, Hofmann, J, satrio, Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan,
Mariam Darus Badrulzaman, Purwahid Patrik dan Tirtodiningrat yang menggunakan
istilah kontrak dan perjanjian dalam pengertian yang sama.3
Kontrak innominaat adalah kontrak yang timbul, tumbuh, berkembang dalam
masyarakat. Jenis kontrak ini tidak dikenal di dalam KUH Perdata. Lahirnya Kontrak
1
Rustam Magun , Hukum Perikatan, (ParePare: IAIN Parepare Nusantara Press., 2019) hlm 22
2
Dadang Sukandar, Panduan Membuat Kontrrak Bisnis, (Jakarta: Visimedia, 2017) hlm 24
3
Agus Yudha Hernoko, SH. MH, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial, (Jakarta: Kencana,
2010), hlm 13.
innominaat karena adanya asas kebebasan berkontrak. 4 , sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 1338 KUH Perdata.

Unsur-unsur yang tercantum dalam hukum perjanjian innominaat adalah


sebagai berikut:

a. Adanya kaidah hukum


Kaidah hukum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kaidah hukum
kontrak innominaat tertulis dan tidak tertulis.
b. Adanya subjek hukum
Subjek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban.Subjek hukum dalam
kontrak innominaat adalah debitur dan kreditur, badan pelaksana dengan
badan usaha atau usaha tetap, pengguna jasa dan penyedia jasa, dan lain- lain.
c. Adanya objek hukum
Objek hukum erat kaitannya dengan objek prestasi. Pokok prestasi dalam
perjanjian innominaat tergantung pada jenis perjanjian yang dibuat oleh para
pihak.
d. Adanya kata sepakat
Kata sepakat lazim disebut dengan konsensus. Kata sepakat merupakan
persesuaian pernyataan kehendak para pihak tentang substansi dan objek
kontrak.
e. Akibat hukum
Akibat hukum berkaitan dengan timbulnya hak dan kewajiban dari para
pihak.5

B. Macam-Macam Perjanjian Innominat


1. Kontrak Sewa Beli
Sewa beli adalah satu kaedah urus niaga yang unik karena
menggabungkan kontrak sewa dan jual beli. Kontrak ini melibatkan dua pihak
yaitu pembeli atau penyewa dan penjual atau pemilik barangan. Menurut
kontrak ini, sesuatu barangan disewa dalam tempoh tertentu yang di-tetapkan
dan di akhir tempoh itu, hak milik barangan itu akan beralih ke pembeli secara

4
Putu Eka Trisna, Eksistensi Hukum Kontrak Inominat dalam Ranah Bisnis di Indonesia, Jurnal FH Universitas
Ngurah Rai Vol. III No. 10, 2016, Hal 3.
5
Marhaeni Ria Siomba, Lembaga Pembiayaan dalam Prespektif Hukum (Jakarta:Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya, 2019), hal:37-38
mutlak.Dalam kontrak ini, penyewa atau pembeli terdedah untuk
memanipulasi oleh penjual. Oleh karena itu, buatlah satu undang-undang
khusus untuk perlindungan penyewa atau pembeli iaitu Akta Sewa Beli 1967
(ASB).6
2. Kontrak Leasing
Leasing berasal dari kata to lease yang berarti menyewakan. Dalam
bahasa Indonesia, diistilahkan “sewa guna usaha”. Leasing (sewa-beli) adalah
setiap kegiatan pembiayaaan perusahaan dalam bentuk penyediaaan barang
modal un tuk digunakan oleh suatu perusahaan selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai hak pilih bagi
perushaan tersebut untuk memberi modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah
disepakati bersama.7
Leasing sebagai salah satu bentuk perjanjian tidak bernama sampai
saat ini tidak ada undang- undang khusus yang mengaturnya. Meskipun
demikian, leasing tetap tunduk pada ketentuan-ketentuan umum mengenai
perjanjian dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Buku III Bab I dan
Bab II KUHPerdata, hal ini seperti yang ditentukan dalam pasal 1319
KUHPerdata.
Pengaturan leasing baru terdapat pada tingkat Keputusan Menteri
Keuangan dan peraturan-peraturan lain dibawahnya. Ketentuan peraturan
perundang- undangan sebagai pegangan yang pasti adalah Surat Keputusan
Bersama Tiga Menteri, yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. KEP 122/MK/IV/2/1974,
No.32/M/SK 2/1974, dan No. 30/Kpb/1/74 tanggal 7 Februari 1974..
3. Kontrak Waralaba
Perjanjian Waralabah ialah ikatan hokum antara pewaralaba dengan
terwaralaba dalam bermitra untuk memasarkan suatu produk atau jasa yang
terkait dengan penggunaan merk (HKI) dan system bisnis yang baku milik
pewaralaba, serta kewajiban membayar fee oleh terwaralaba. 8Waralaba

6
Muhammad Fathi Yusof, Soal jawab undang-undang kontrak, (Malaysia: PTS Publictions&Distributors
Sdn.Bhd, 2006) hlm 193
7
Agnes Sawir, Kebijakaan Pendanaan dan Restrukturasi Perusahaan (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2004) hlm
168
8
Amir Karamoy, Waralaba (jalur bebas hambatan menjadi pengusaha suskses), (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2011)hlm 52
terbukti sukses memacu perekonomian di berbagai negara maju seperti
Amerika, Inggris, dan Perancis.
Secara yuridis, usaha waralaba diatur dalam PP No. 16 Tahun 1997
tentang Waralaba yang telah dicabut dan digantikan dengan PP No. 42 Tahun
2007 tentang Waralaba, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI
No. 259/MPP/KEP/7/1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan
Pendaftaran Usaha Waralaba dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
12/M-Dag/Per/3/2006 tentang ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat
Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba yang telah diganti dengan keluarnya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang
Penyelenggaraan Waralaba pada tanggal 21 Agustus 2008. 9
4. KontrakVenture
Joint Venture adalah suatu perusahaan yang didirikan oleh dua atau
lebih entitas bisnis untuk menyelenggarakan bisnis bersama dalam jangka
waktu tertentu. Adapun dua perusahaan tersebut adalah perusahaan yang
berasal dari dalam negeri dengan perusahaan dari luar negeri (asing). Mengacu
pada UU No. 25 Tahun 2007, joint venture ini dapat dikategorikan sebagai
bentuk kegiatan penanaman modal asing.10
Ada dua jenis perjanjian joint venture antara lain:
a. Joint venture domestik yaitu joint venture yang didirikan antara
perusahaan yang terdapat di dalam negeri.
b. Joint venture internasional yaitu joint venture yang didirikan di Indonesia
oleh dua perusahaan yang salah satunya perusahaan asing.

Tujuan utama mendirikan joint venture adalah agar perusahaan yang


memberikan kekuatan ekonomi kepada perusahaan induk mendapatkan
keuntungan bersama. Perlu diketahui, joint venture berbeda dengan CV
(capital venture). Perbedaannya adalah umur dari joint venture lebih pendek
dari CV. Anggota dari joint venture biasanya disebut venture/partner/sekutu.

5. Kontrak Anjak Piutang (Factoring)


Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009,
anjak piutang adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian utang
9
Rooseno Hardjowidigdo, Perspektif Pengaturan Perjanjian Franchise, Makalah Pertemuan Ilmiah Tentang
Usaha Franchise dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi, Jakarta : BPHN, 1416 Des 1993, hal 5.
10
guruakuntansi.co.id/joint-venture/ (Posted on October 30, 2019)
dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang
tersbeut.11
Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat
yaitu: perusahaan anjak piutang (factor), klien (supplier), dan nasabah
(customer) atau disebut debitor. Factor adalah perusahaan atau pihak yang
menawarkan jasa anjak piutang. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa
perusahaan anjak piutang. Sedangkan nasabah adalah pihak-pihak yang
mengadakan transaksi dengan klien. Istilah klien (client) dan nasabah
(customer) dalam mekanisme anjak piutang memiliki pengertian yang
berbeda. Perusahaan anjak piutang memiliki klien dalam hal ini supplier,
selanjutnya klien yang memiliki nasabah (customer). Mekanisme anjak
piutang diawali dari adanya transaksi jual beli barang atau jasa yang
pembayarannya secara kredit.12
C. Dasar Hukum Perjanjian Innominaat
Perjanjian innominat diatur dalam Pasal 1319 KUHPerdata, yaitu yang
berbunyi:
“Semua perjanjian, baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal
dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan umum yang termuat dalam bab ini
dan bab yang lain.”13
Perjanjian Innominaat lahir dari asas kebebasan berkontrak. Yang dimaksud
dengan asas kebebasan berkontrak atau yang sering juga disebut sebagai sistem
terbuka adalah adanya kebebasan seluas-luasnya yang oleh undang-undang diberikan
kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian tentang apa saja, asalkan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan ketertiban
umum.14 Hal ini dapat disimpulkan dari ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1338
ayat (1) KUH Perdata, yang berbunyi : “Semua perjanjian yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”

11
Toman sonny & Wilson R.G , Hukum Bisnis (Jakarta: PRENADAMEDIA Grup, 2019) hlm 94
12
Amanitanovi. “Anjak Piutang Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Jurnal FH UNY. Vol IV, No. 12 thn 2016
hlm. 116.
13
Prof. R. Subekti, S.H. dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. (Jakarta: PT. Balai
Pustaka, 2014). hlm. 339.
14
Putu Eka Trisna, Eksistensi Hukum Kontrak Inominat dalam Ranah Bisnis di Indonesia, Jurnal FH
Universitas Ngurah Rai Vol. III No. 10, 2016, hal:13-14
Bab III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perjanjian yaitu suatu peristiwa dimana seseorang kelada seseorang yang
lain atau dua orang saling berjanji untuk melakukan sesuatu hal.
Kontrak Innominat ialah kontrak yang timbul, tumbuh, berkembang dalam
masyarakat. Jenis kontrak ini tidak dikenal di dalam KUH Perdata.
Lahirnya perjanjian ini didasarkan pada asas kebebasan berkontrak yang
menyatakan setiap orang bebas mengadakan perjanjian dengan siapapun.
Macam-macam Perjanjian Innominat:
1. Kontrak Sewa-Beli
2. Kontrak Leasing
3. Kontrak Waralaba
4. Kontrak Join Venture
5. Kontrak Anjak Piutang
Dasar hukum perjanjian innominat adalah berdasarkan pada Buku III
KUHPerdata pasal 1319 dan 1338.
Daftar Pusaka

Rustam Magun , Hukum Perikatan, (ParePare: IAIN Parepare Nusantara Press., 2019) hlm 22
Dadang Sukandar, Panduan Membuat Kontrrak Bisnis, (Jakarta: Visimedia, 2017) hlm 24
Agus Yudha Hernoko, SH. MH, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak
Komersial, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 13

Putu Eka Trisna, Eksistensi Hukum Kontrak Inominat dalam Ranah Bisnis di Indonesia,
Jurnal FH Universitas Ngurah Rai Vol. III No. 10, 2016, Hal 3.

Marhaeni Ria Siomba, Lembaga Pembiayaan dalam Prespektif Hukum (Jakarta:Universitas


Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019), hal:37-38

Muhammad Fathi Yusof, Soal jawab undang-undang kontrak, (Malaysia: PTS


Publictions&Distributors Sdn.Bhd, 2006) hlm 193

Agnes Sawir, Kebijakaan Pendanaan dan Restrukturasi Perusahaan (Jakarta: Gramedia


Pustaka, 2004) hlm 168

Amir Karamoy, Waralaba (jalur bebas hambatan menjadi pengusaha suskses), (Jakarta:
Gramedia Pustaka, 2011)hlm 52

Rooseno Hardjowidigdo, Perspektif Pengaturan Perjanjian Franchise, Makalah Pertemuan


Ilmiah Tentang Usaha Franchise dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi, Jakarta :
BPHN, 1416 Des 1993, hal 5

guruakuntansi.co.id/joint-venture/ (Posted on October 30, 2019)

Toman Sonny&Wilson R.G, Hukum Bisnis (Jakarta: PRENADAMEDIA Grup, 2019) hlm 94

Amanitanovi. “Anjak Piutang Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Jurnal FH UNY. Vol IV,
No. 12 thn 2016 hlm. 116.

Prof. R. Subekti, S.H. dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. (Jakarta:
PT. Balai Pustaka, 2014). hlm. 339.

Anda mungkin juga menyukai