Ujian Tengah Semester Sistem Informasi Manajemen: Oleh

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengasuh: Dr. Reza Firsandaya Malik, Mt

OLEH:
Kartika Palupi
01012681822003

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
UJIAN TENGAH SEMESTER

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DR. REZA FIRSANDAYA MALIK, MT

TAKE HOME EXAM

(PALING LAMBAT KUMPUL HARI RABU, 9 OKTOBER 2019 JAM 17.00)

Soal – soal ujian.

1. Lakukan riset sederhana mengenai implementasi sistem informasi manajemen di perusahaan


anda atau yang lainnya (bagi yang belum bekerja). Berikan 2 contoh aplikasi sistem informasi
manajemen yang mencakup diantaranya:. [bobot: 20]
a. Bagaimana kondisi perusahaan tersebut pada saat sebelum diterapkan aplikasi
tersebut?
b. Gambarkan model bisnis sebelum dan sesudah implementasi aplikasi sistem informasi
tersebut?
2. Menurut Gartner, Internet of Things (IoT) dan Big Data merupakan salah satu teknologi yang
menggerakkan bisnis dalam 30 tahun kedepan. Bagaimana hubungannya dengan sistem
informasi manajemen? Jelaskan! [bobot: 20]
3. Mengapa hanya sedikit industri menerapkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam
pengembangan e-business nya? Sebutkan 1 (satu) contoh kasus penerapan kecerdasan buatan
yang berhasil diterapkan dalam e-business selain Buka Lapak?[bobot: 20]
4. Bagaimana Customer Relationship Management (CRM) bisa gagal diterapkan dan sebutkan
contoh kasus kegagalan CRM dalam perusahaan! [bobot: 20]
5. Tingkat keamanan dalam setiap sistem dapat ditentukan oleh 3 komponen, yaitu Fungsionalitas
(Fitur), Keamanan (Pembatasan), dan Kegunaan (GUI). Bagaimana kita membangun sistem
informasi manajemen yang focus terhadap keamanan dan kegunaan? [bobot: 20]

Note: Hasil jawaban tidak boleh plagiat dengan jawaban peserta ujian lain, apabila ditemukan maka
akan berakibat pengurangan nilai yang signifikan kepada yang terlibat.
Jawab:

1. Sebelumnya saya membahas Taksi Blue Bird di mana menerapkan teknologi GPS untuk
memantau pegawainya dimana armadanya berada, teknologi GPS ini juga untuk sarana
komunikasi antara armada dengan call center. Memasang GPS di mobil terbilang mahal
namun ini merupakan langkah upgrading perusahaan baik untuk kinerja dan pelayanan
pada konsumen atau pelanggan. Dengan adanya GPS pelanggan atau konsumen akan
merasa aman karena merasa di pantau. Ini sesuai dengan tujuan Blue Bird untuk
menyediakan jasa transportasi yang aman, nyaman dan berkualitas. Sebelumnya Blue
Bird melengkapi armadanya dengan komunikasi radio dan argo yang jejaknya diikuti
oleh bisnis sejenis. Berbeda dengan teknologi radio teknologi GPS ini terbilang lebih
efektif dalam menjaring pelanggan dan mengurangi adanya kemungkinan antrian
pesanan. Teknologi GPS selain menguntungkan pihak perusahaan dan konsumen atau
pelanggan juga menguntungkan armada atau driver Blue Bird.
Dalam kasusnya driver Blue Bird rata-rata pemula alias belum mempunyai
pengalaman dalam hal menelusuri jalan, dengan adanya GPS driver Blue Bird tersebut
terbantu dalam mengantakan penumpangnya. Teknologi GPS dan MDT Blue Bird Blue
Bird Group merintis penggunaan MDT (Mobile Data Transfer) dan GPS sebagai
instrument pelengkap di taksinya. MDT mirip seperti pager, dimana setiap informasi
yang terkait dengan pengemudi akan tampil dilayarnya. MDT juga merupakan alat
penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang dilelang via data
komputer, sehingga tidak ada istilah lagi pengemudi berebut order atau spekulasi posisi
taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput konsumen.
Ganbar diatas merupakan salah satu contoh aplikasi Blue Bird untuk lebih dekat
dengan pelanggan dengan jangkauan yang lebih luas dan aplikasi MDT Driver yang
merupakan aplikasi radio untuk pengemudi atau Driver armada Blue Bird. Penumpang
diberi kemudahan untuk menyampaikan keluhan, dengan nomer telpon dan nomer taxi
yang tertera di pintu mobil, serta identitas pengemudi yang terdapat di bagian depan
kendaraan. Blue Bird menciptakan sistem di mana penumpang merupakan pengawas
langsung pengemudi.
Secara tidak langsung Perusahaan Blue Bird menciptakan standarisasi taxi di
indonesia, mulai dari sistemnya yaitu sistem komunikasi radio dan argo, berlanjut ke
sistem GPS dan MDT. Selain pelopor sistem taxi di indonesia Blue Bird memberikan
contoh nilai kerja keras, kejujuran, dan disiplin. Jikalau standarisasi itu tidak ada taxi di
indonesia tak jauh beda dengan pelayanan transportasi metromini di jakarta.
2. Dimana yang kita ketahui bahwa system informasi manajemen atau SIM adalah sebuah
system informasi terbangun atas perangkat keras yang berguna sebagai sumber masukan
dan luaran serta perangkat lunak yang berfungsi sebagai pengolah data. Sistem informasi
manajemen digunakan untuk menyimpan data–data yang berasal dari kegiatan
operasional. Data tersebut kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel berisi
informasi yang memiliki arti tertentu. Informasi inilah yang digunakan sebagai dasar
dalam proses pengambilan keputusan oleh manajemen.
Internet of things merupakan sebuah konsep dimana dunia virtual teknologi
informasi menyatu dengan benda riil di dunia nyata. Hal ini dimungkinkan dengan cara
memberikan sensor tertentu pada suatu benda agar benda tersebut dapat menangkap event
yang terjadi pada dunia nyata sebagai data untuk kemudian dikirimkan ke sistem server.
Sensor tersebut dapat berupa RFID atau sensor lain yang bekerja layaknya indera
manusia seperti sensor cahaya, suara, tekanan dan lain–lain.
Seluruh penggunaan barang yang terhubung ke internet akan menyimpan data,
data tersebut terkumpul sebagai ‘big data’ yang kemudian dapat di olah untuk di analisa
baik oleh pemerintah, perusahaan, maupun negara asing untuk kemudian di manfaatkan
bagi kepentingan masing-masing. Dalam kata lain hubungan antara Iot dan big data
terhadap system inforsi manajemen sangat erat. Dimana kita ambil contoh sebuah rumah
sakit yang menyimpan data semua pasiennya dan data tersebut disebut dengan dengan big
data. Data tersebut dapat diolah oleh pihak berkepentingan dan kegiatan tersebut adalah
fungsi dari system informasi manajemen.
3. Salah satu teknologi terkini yang mulai dilirik adalah kecerdasan buatan (AI). Bisa dilihat
dari berbagai perbankan yang kini memiliki AI, seperti BCA (Vira), BRI (Sabrina), Bank
Mandiri (Mita), dan BNI (Cinta). Tidak hanya bank, tapi juga sudah merambah ke sektor
ritel, misalnya Alfamart. Dalam kenyataannya, masih banyak pihak yang masih ragu-ragu
kapan waktu yang tepat untuk implementasi AI. Seharusnya perusahaan perlu melakukan
sejak dini untuk hal-hal yang simpel. Misalnya kebutuhan customer service (CS) dengan
memakai chatbot/memberikan rekomendasi berteknologi AI untuk otomasi layanan.
Dampaknya adalah perusahaan bisa melayani konsumen dalam 24 jam, tanpa harus
menambah sumber daya manusia tambahan. Di satu sisi bisnis akan jadi lebih efisien
karena semua pesanan diterima oleh robot, namun di sisi lain terjadi isu efisiensi tenaga
kerja karena sudah diambil alih. Sehingga ini jadi isu tersendiri di Indonesia. Bisnis jadi
lebih efisien karena tidak perlu nambah orang untuk menangani pesanan yang masuk
sebab sudah ditangani oleh robot. Selain chatbot, AI dapat dimanfaatkan untuk
memberikan rekomendasi, inilah yang sudah dimanfaatkan banyak layanan e-commerce.
AI memberikan rekomendasi berdasarkan data profiling yang dimiliki dari histori
pengguna, sehingga lebih tepat sasaran dan memberikan konversi penjualan yang lebih
baik.Di sisi lain, masih ada tantangan lain yakni mendapatkan data yang berkualitas dan
terpercaya itu masih susah di Indonesia. Buat perusahaan skala kecil, yang mana data
konsumen belum banyak bisa terkumpul biasanya akan kesulitan saat ingin
memanfaatkan AI. Padahal data yang baik itu keberadaannya sangat dibutuhkan oleh
bisnis, apalagi bagi AI saat mengolah data jadi lebih berkualias. Akan rugi besar bila AI
terlanjur memproses data yang tidak berkualitas.
E-business yag menggunakan AI dalam perusahaan transportasi online adalah
Grab. Artificial intelligence akan mencatat fitur yang paling sering Anda gunakan,
termasuk lokasi yang paling sering Anda kunjungi. Dengan begitu, fitur tersebut akan
muncul di halaman muka aplikasi, Anda juga tak perlu mengetikkan alamat yang sama
berkali-kali setiap hendak bepergian. Artificial intelligence dan big data juga akan
membantu melacak jumlah pengguna dan pengemudi yang tersedia pada waktu dan
lokasi tertentu. Mesin ini kemudian akan menentukan tarif yang berbeda, sesuai dengan
jumlah permintaan dan penawaran kendaraan. Grab telah mengadopsi artificial
intelligence dan big data sejak tiga tahun lalu. Kedua teknologi ini meningkatkan
pendapatan mitra 10% hingga 30%. Grab bahkan membangun laboratorium kecerdasan
buatan senilai US$ 4,4 juta atau setara Rp 63 miliar di Singapura. Grab menggaet
National University of Singapore (NUS) untuk mengembangkan laboratorium tersebut.
Grab bakal memanfaatkan data lebih dari 2 juta mitra pengemudi di Asia Tenggara
sebagai bahan penelitian. "Kami memiliki misi mengatasi tantangan kompleks di Asia
Tenggara, seperti kemacetan," kata CEO dan Co- founder Grab Anthony Tan dikutip
dari nus.edu.sg, Rabu (18/7) lalu. Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan untuk
menentukan layanan transportasi yang cocok di masing-masing negara di Asia Tenggara.
Ia berharap, kemacetan dan tantangan lainnya bisa diatasi melalui layanan Grab seperti
grabshuttle, grabshare, ataupun grabhitch.

4. Penyebab Mengapa CRM Bisa Gagal

CRM atau Customer Relationship Management adalah sebuah alat yang sangat
efektif untuk digunakan dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan, kepuasan
pelanggan dan retensi pelanggan. Namun pada kenyataannya banyak strategi CRM yang
gagal dan tidak dapat berpengaruh positif terhadap perusahaan.

 Terlalu fokus terhadap teknologi CRM dan vendor

Salah satu hal yang membuat strategi CRM gagal adalah karena perusahaan terlalu
terperangkap dengan permasalahan teknologi CRM, misalnya perusahaan menginginkan
seluruh call center, perangkat ondemand CRM, website dan smartphone yang
memungkinkan memasukkan informasi tanpa menggunakan kabel. Meski teknologi
tersebut sangat membantu CRM, namun terlalu memperhatikan hal tersebut akan
mengganggu perusahaan nantinya.

 Tidak fokus kepada pelanggan

Perusahaan yang terlalu fokus terhadap teknologi dalam pengimnplementasian


CRM dan terlalu memikirkan strategi sementara mengesampingkan fokus utama dari
CRM yaitu pelanggan. Seperti yang diketahui bersama, CRM adalah singkatan dari
Customer Relationship Management, sudah semestinya anda sebagai pimpinan
perusahaan memperhatikan pelanggan ketimbang memperhatikan teknologi yang
digunakan untuk penerapan CRM serta strategi yang terlalu sulit untuk dilaksanakan.

 Terlalu terburu-buru dalam menggunakan CRM

Terkadang pimpinan perusahaan terlalu terburu-buru menerapkan gagasan yang


telah dibuatnya dan memaksa seluruh perusahaan untuk bisa menggunakan CRM sebaik
mungkin dan secepat mungkin. Padahal terburu-buru dalam menggunakan CRM akan
menjadi masalah karena tidak semua karyawan bisa memahami bagaiaman konsep CRM
yang diinginkan oleh pimpinan perusahaan. Tentunya sangat penting bagi karyawan
untuk memahami CRM agar nantinya ketika berurusan dengan pelanggan, CRM tersebut
akan berjalan dengan maksimal.

Contoh perusahaan yang gagal dalam mengimplementasikan program CRM pada


sistem kerjanya. PT. Frisian Flag Indonesia merupakan salah satu perusahaan industri
susu di Indonesia. Laporan riset AC Nielsen Indonesia menunjukkan bahwa PT. Frisian
Flag Indonesia memegang pangsa pasar terbesar kedua setelah PT. Nestle untuk kategori
susu bubuk (powder), sedangkan untuk kategori susu kental manis dalam kaleng dan
saset PT. Frisian Flag Indonesia memegang pangsa pasar terbesar pertama, sedangkan
untuk susu cair (liquid) pangsa pasar dikuasai oleh susu Ultra Milk.  Langkah-langkah
yang telah dilakukan oleh PT. Frisian Flag Indonesia untuk mengantisipasi persaingan,
dalam rangka menciptakan, meningkatkan dan mempertahankan loyalitas pelanggannya,
antara lain adalah pemberian bantuan pinjaman modal, bantuan fasilitas usaha,
kemudahan penundaan pembayaran hasil penjualan, pemberian diskon khusus, pemberian
hadiah, customer gathering, dan kerjasama even promosi  (PT. Frisian Flag Indonesia,
2005). Kenyataan menunjukkan bahwa berdasarkan survai awal yang penulis lakukan,
PT. Frisian Flag Indonesia Bandung telah mengalami penurunan target penjualan dari
tahun 2000 s.d. 2005, serta berkurangnya jumlah pelanggan pada akhir tahun 2005.
Sementara itu program Customer Relationship Management  telah dilakukan, bahwa
selalu dievaluasi dari waktu ke waktu. Lebih jelasnya penurunan target penjualan PT.
Frisian Flag Indonesia (susu bendera) wilayah Bandung dapat dilihat pada Tabel 1.
Penurunan pencapaian target penjualan dan berkurangnya jumlah pelanggan di wilayah
Bandung dan Cimahi, mengindikasikan belum optimalnya program perusahaan dalam
membentuk Customer Relationship Management(CRM). Terdapat beberapa kemungkinan
yang menyebabkan turunnya target penjualan; pertama kemungkinan Customer
Relationship Management yang dilakukan oleh perusahaan belum optimal, kedua
meningkatnya produk pesaing sehingga menyebabkan beralihnya beberapa konsumen
bahkan sekaligus pelanggan bisnis PT. Friasian Flag Indonesia.  Untuk menanggulangi
kondisi persaingan dan mengembalikan para pelanggan bisnisnya, PT. Frisian Flag
Indonesia terus mengupayakan berbagai usaha dengan membina hubungan yang semakin
lebih baik dengan pelanggan. Kesetian pelanggan bisnis merupakan faktor yang sangat
penting bagi perusahaan, karena pada dasarnya kesetiaan adalah suatu proses yang
berkelanjutan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, maka penting dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Customer Relationship
Management terhadap Loyalitas Pelanggan Bisnis PT. Frisian Flag Indonesia.

5. Sistem Keamanan merupakan salah satu bagian penting dalam setiap proses
pengembangan suatu bisnis dan investasi, karena dengan sistem keamanan yang baik
resiko atas kehilangan sejumlah nilai yang diinvestasikan menjadi lebih kecil. Dan begitu
pentingya nilai informasi sehingga informasi tersebut mempengaruhi perubahan proses
bisnis yang terkadang hanya diperuntukkan bagi orang-orang tertentu, membuat
keamanan sistem informasi menjadi salah satu perhatian yang harus dipikirkan. Oleh
karena itu, keamanan sistem informasi harus terjamin dalam batas-batas yang dapat
diterima. Sayangnya, keamanan informasi oleh banyak perusahaan masih dianggap
sebagai masalah teknis yang cukup ditangani oleh bagian teknologi informasi (TI) saja,
sehingga menghasilkan solusi teknologi tanpa melibatkan proses bisnis. Artinya,
perangkat lunak dengan sistem keamanan tercanggih pun sering kali belum mencukupi.
Tentunya suatu perusahaan belum tentu membutuhkan atau mampu menerapkan semua
cara pengamanan sistem. Sia-sia apabila kita menerapkan sistem TI dengan teknologi
pengamanan mutakhir dan biaya sangat mahal kalau ternyata kebutuhan kita tidak
serumit itu dan fungsinya pun tidak optimum. Sebaliknya, tidak ada gunanya membeli
sistem murah namun tidak dapat memberikan tingkat keamanan sistem yang diharapkan.
Dalam membangun sistem informasi manajemen yang focus terhadap keamanan dan
kegunaan sebaiknya pengolahan data yang dipakai sesuai dengan apa yang diperlukan
dan diharapkan. Data-data ini juga sangat dinamis, sehingga kompleks dalam
pemilahannya serta harus diperhatikan masalah keakuratan atau kebenaran datanya.
Kegunaan dari setiap data juga harus diperhatikan berdasarkan segmen pasar
penggunanya.

Anda mungkin juga menyukai