Sumsum Tulang
Sumsum Tulang
Sumsum Tulang
Di susun oleh :
Nama : dian lestari
Nim : 1804034015
Kelas : 4A.1
D – 4 analis Kesehatan
Fakultas farmasi dan sains
Universita Muhammadiyah prof. dr. hamka
Jakarta
Judul : pemeriksaan sum sum tulang
Hari/tanggal: senin 30 maret 2020
Tujuan : 1. Menetapkan diagnosa
2. Menetapkan stadium penyakit
3. Monitoring kemoterapi
4. Menetapkan cadangan besi sumsum tulang
Metode : Pembuatan sediaan dan pewarnaan.
Prinsip : Sediaan sumsum tulang kemudian diwarnai dan diperiksa di bawah mikroskop
Alat/bahan : 1. Kaca objek - Aspirat sumsum tulang
2. Jarum suntik untuk membuat Particle crush - Metanol absolut
3. Rak kaca objek - Pulasan Wright/giemsa
4. Mikroskop -Larutan penyanggah dengan pH 6,4
5. Syringe 20 ml - Zat warna May – Grunwald
Prosedur kerja :
A. Punksi Sumsum Tulang Tanpa Antikoagulan :
1) Jika dianggap perlu kepada orang sakit boleh diberikan obat penenang,
umpamanya diazepam.
2) Tempat punksi harus bersih, kalau perlu cucilah dulu dengan air dan sabun.
Kemudian lokasi ditanda dengan marker
3) Desinfeksikanlah tempat itu dengan cairan povidone Iodin 10% atau
klorheksidin atau desinfektans lain dan kemudian dengan alkohol 70%.
Biarkan kering lagi
4) Lakukanlan anestesi setempat memakai larutan 0,5 cc lidocain, dsb 1% atau
2%
5) Jarum sumsum dengan mandrennya terpasang ditusukkan ke dalam kulit
sampai tertumbuk tulang. Teruskanlah pemasukan jarum itu dengan
mengadakan tekanan sambil menggerakkan jarum seperti membor sampai
ujung jarum masuk rongga sumsum.
6) Angkatlah mandren dan pasanglah semprit 10 atau 20 ml.
7) Isaplah sumsum dengan cepat menarik pengisap semprit itu. Kalau diperoleh
aspirat (sumsum bercampur darah dari sinus) sebanyak 0.3 ml berhentilah.
8) Cabutlah jarum bersama semprit dan kenakanlah tekanan dengan gumpalan
kassa steril pada luka, tekanlah selama beberapa menit.
9) Tutuplah luka dengan kassa steril dan plester
B. Punksi Sumsum Tulang Dengan Antikoagulan:
1) Semua tindakan sama dengan diatas (punksi tanpa antikoagulan)
2) Perbedaannya : semprit diisi terlebih dahulu dengan sejumlah kecil
anticoagulant steril dalam larutan heparin atau EDTA 10%.
3) Campurlah baik-baik dalam semprit seterlah aspirat didapat supaya tidak
membeku
C. Pembuatan Apusan
Sama dengan pembuatan hapusan darah tepi
D. Pewarnaan
Giemsa
- Letakkan sediaan apus yang akan diwarnai di atas rak pewarnaan dengan lapisan
darah bagian atas.
- Fiksasi sediaan apus dengan metanol absolut dan biarkan selama 5 menit.
- Genangi sediaan apus dengan zat warna Giemsa yang baru diencerkan dengan
larutan penyangga. Larutan dan biarkan selama 20 – 30 menit
- Bilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat
dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna.
- Keringakan sediaan pada rak pengering
Wright
- Letakkan sediaan sumsum tulang pada rak pewarnaan dengan lapisan darah
bagian atas.
- Fiksasi dengan methanol absolut selama 5 menit
- Genangi sediaan dengan zat warna Wright biarkan 10 menit.
- Tambahkan larutan dapar pH 6,4 dengan jumlah yang sama dengan zat warna
dan campur rata. Biarkan selama 15 menit.
- Bilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat
dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan sediaan
apus pada rak pengeringan.
Hasil :
- Berbentuk lidah api
- Tidak terdapat lemak
- Terdapat counting area
Pembahasan :
Evaluasi susmsum tulang diperlukan untuk mendapatkan informasi status hematopoiesis, bila
pemeriksaan darah tepi tidak mendapatkan hasil yang cukup untuk mengetahui aktivitas
hematopoiesis. Evaluasi sumsum tulang sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis,
evaluasi pengobatan pada penyakit dengan kelainan hematologi dan non hematologi.
Indikasi pemeriksaan:
Pada praktikum kali ini di lakukan pembuatan sediaan apus darah guna untuk melihat sel
sel yang terkandung pada sumsum tulang Adapun syarat syarat untuk membuat apusan darah
yang baik sebagai berikut
1. Ketebalan gradual, paling tebal di daerah kepala, makin menipis ke arah ekor
2. Apusan tidak melampaui atau menyentuh pinggir kaca obyek
3. Tidak bergelombang dan tidak putus-putus
4. Tidak berlubang-lubang
5. Bagian ekor tidak membentuk bendera robek
6. Panjang apusan kira-kira 2/3 dari panjang kaca obyek
Komposisi untuk pewarnaan sediaan sebagai berikut:
Wright :
Zat warna wright : 1 gr
Methanol absolut : 600 ml ( untuk fiksasi )
Larutan penyanggah dengan pH 6,4:
KH2PO4 : 6,63 gr
Na2HPO4: 2,56 gr
Aquadest add : 1000 ml
Pulasan Giemsa:
Pada praktikum ada beberapa factor kesalahan yang mengakibatkan sediaan apus darah tidak
layak untuk di periksa yaitu bebagai berikut
1. Kaca objek kotor menyebabkan bitnik bitnik pada apusan
2. Tetesan terlalu banyak/sedikit menyebabkan sediian terlalu tebal atau terlalu tipis
3. Terlalu lambat membuat sediian apus darah Ketika sampel di teteskan memnyebabkan
sampel sudah membeku dan meninggalkan bekas sehingga menyebabkan sel sel yang
terkandung bisa saja rusak
Pada praktikum ada beberapa factor yang mempengarui sebagai berikut
1. Penyakit
2. Obat obatan
3. Kualitas giemsa yang baik dan tidak tercemar air, pengenceran giemsa harus tepat
Kesimpulan : dari praktukum yang telah di lakukan mahasiswa dapat mengetahui cara
pembuatan sediaan apus darah yang baik dan benar
Daftar Pustaka :
- Modul praktikum hematologi klinis fakultas farmasi dan sains universitas
Muhammadiyah prof. dr. hamka 2020
- http://repository.unimus.ac.id/2926/5/BAB%20II.pdf