Analisis Mikroskopis Simplisia Fahrur

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS MIKROSKOPIS SIMPLISIA

Tanggal: 8 OKTOBER 2019

Disusun Oleh

NAMA : FAHRURROZI
NIM : 1948201015

PRODI S1 FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN


I. TUJUAN PERCOBAAN
 Dilakukannya praktikum ini adalah supaya Mahasiwa/i dapat
mengidentifikasi simplisia tunggal yang diberikan untuk diamati secara
mikroskopis, organoleptis dan pemeriannya.
 Untuk mengetahui fragmen yang ada pada simplisia guazumae folium atau
daun jati belanda

II. DASAR TEORI


Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengorbanan apapun juga dan terkecuali dinyatakan lain, umumnya
berupa bahan yang telah dikeringkan (departemen kesehatan RI:1989)
Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia
pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh,
bagian tanaman atau pun eksudat tumbuhan (anonim, 2000).
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi
langsung dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter
penyusun mutu yaitu:
1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga
parameter mutu umum. Suatu bahan (material), keberadaan jenis
(identifikasi) kemurnian, serta aturan penstabil.
2. Bahan simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat
tetap diupayakan memiliki tiga paradigma (mutu, aman, manfaat)
3. Sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung jawab terhadap
respon biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi,
komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan (anonim, 2006).

Simplisia yang akan diamati dapat dijelaskan sedikit sebagai berikut

1. ABRI FOLIUM
Nama lain : Daun saga
Nama tanaman asal : Abrus precatorius (L.)
Keluarga : Papilonaceae
Zat berkhasiat : Glisirizin sampai 15% ,Ca-oksalat
Penggunaan : Obat sariawan
Pemerian : Bau lemah,rasa agak manis,khas
Bagian yang digunakan : Daun
Waktu panen : Panen pertama dapat dilakukan setelah tananaman berumur 6-
9 Bulan.dengan memangkas tanaman setinggi 25-30 cm dari tanah.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

 KLASIFIKASI TANAMAN
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiossperrnae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Resales
Suku : Leguminosae
Marga : Abrus
Jenis : Abrus Precatorius Linn
(Investasi tanaman obat indonesia,1994)

2. PSIDII FOLIUM
Nama lain : daun jambu biji
Tanaman asal : Psidium guajava L.
Keluarga : Myrtaceae
Zat berkhasiat utama/isi : zat penyamak 9%, minyak atsiri (yang berwarna
kehijauan dan berisi eugenol), asam malat danminyak lemak
Penggunaan : Antidiare dan Adstingensia
Pemerian : bau aromatik dan rasa kelat
Bagian yang digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

 KLARIFIKASI TANAMAN

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Psidium
Spesies: Psidium guajava L.
3. PIPERIS BETLE FOLIUM

Nama Lain : Daun Sirih


Nama Tanaman Asal : Piper Betle
Keluarga : Piperaceae
Zat Berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung Fenol khas yang
disebut betelfenol atau aseptosol.
Penggunaan : Anti sariawan , anti batuk,anti Septik, Obat kumur.

 KLARIFIKASI TANAMAN

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Super Divisi:Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida 
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.

4. CINAMOMI CORTEX

Nama lain                           : Kulit Kayumanis, Ceylon Cinnamon


Nama tanaman asal             : Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga                              : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri yang mengandung egenol
sinamilaldehida, zat penyamak, pati, lendir
Penggunaan                         : Karminativa, menghangatkan lambung,
dicampur dengan adstringensia lainnya untuk obat mencret
Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas dan manis.
Bagian yang digunakan      : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak
batang yang telah dipangkas.
Cara panen                          : Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong
beberapa cm diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan dibiarkan
tumbuh untuk dipotong lagi setelah mencapai tinggi 2-3 meter.Panen
dilakukan pada musim hujan, batang-batang dikulit arah memanjang menjadi
2 bagian atau lebih. Diberkas dan didiamkan beberapa lama supaya terjadi
fermentasi yang nanti mempermudah pengikisan epidermis dan jaringan hijau
dibawah epidermis.
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
5. GUAZUMAE FOLIUM

Nama Lain                         : Daun jatiblanda


Nama Tanaman Asal          : Guazuma ulmifolia (Lamarck) Varietas
tomantosa (Schumacher).
Keluarga                            : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak (tanin), lendir,damar
Penggunaan                        : Astringen, obat langsing
Pemerian                            : Bau aromatik lemah, rasa agak kelat
Bagian Yang Digunakan    : Daun
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

III. ALAT DAN BAHAN

Alat

 Mikroskop
 Gelas obyek
 Spatel
 Pipet tetes
 Stemper
 Mortir
 Cover glass

Bahan

 Simplisia (abri folium,psidi folium,piperis betle folim,cinamomi


cortex,guazumae folium)
 Air bersih (aquades)

IV. PROSEDUR

a. Ambil simplisia, amati organoleptiasnya (bau, rasa, warna) .

b. Buatlah sediaan dalam media dari masing masing simplisia serbuk folium.

c. Simplisia diletakan di glass obyek kemudian tetesi dengan aquadestilata


kemudian tutup dengan cover glass

d. Kemudian Letakan dibawah mikroskop untuk diamati.


e. Kemudian gambar yang terlihat digambar di dalam modul.

f. Amati dengan seksama bentuknya

g. Tulis di jurnal hasil pengamatan nya.

h. Bersihkan cover dan objek glass

i. Lapihkan kembali alat alatnya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum ini dilakukan identifikasi terhadap simplisia dengan tujuan
mampu melakukan identifikasi simplisia secara mikroskopis maupun
makroskopis. Secara mikroskopis maksudnya dilakukan dengan bantuan
mikroskop sehingga dapat melihat bentuk spesifik yang dimiliki oleh simplisia
tersebut. Sedangkan secara makroskopis dengan percobaan organoleptis melalui
rasa, bau, warna secara langsung oleh panca indra.
Hasil dan pembahasan kali ini adalah tentang simplisia guazumae folium atau
dalam bahasa indonesianya disebut dengan daun jati belanda yang telah diamati
memounyai hasil dan pembahasan sebagai berikut:
1. ABRI FOLIUM
Nama simplisia : Abri folium
Nama tanaman asal : Abrus precatorius (L)
Nama daerah : Daun saga
 Organoleptik
Warna : hijau pucat atau hijau kekuning-kuningan
Bau : bau lemah atau khas
Rasa : rasa agak manis
 Mikroskopis
Epidermis atas,rambut penutup berbentuk kerucut ramping,hablur Ca oksalat
pada tulang daun.
2. PSIDI FOLIUM

Nama simplisia : Psidi folium


Nama tanaman asal : Psidium guajava (L)
Nama daerah : Daun jambu

 Organoleptik
Warna : Hijau kelabu
Bau : Khas aromatik
Rasa : kelat

 Mikroskopis
Epidermis bawah dengan stomata,hablur kalsium,mesofil bagian bawah.

3. PIPERIS BETLE FOLIUM


Nama simplisia : Piperis betle folium
Nama tanaman asal : Piper betle (L)
Nama daerah : Daun sirih
 Organoleptik
Warnaa : Coklat semi hijau
Bau : Menyengat
Rasa : Pahit,sepat
 Mikroskopis
Epidermis bawah,pembuluh kayu
4. CINAMOMI CORTEX

Nama simplisia : Cinamomi cortex


Nama tanaman asal : Cinnamomum zeylanicum (BI)
Nama daerah : Kulit kayu manis

 Organoleptik
Warnaa : Coklat kemerahan hingga coklat kehitaman
Bau : Bau khas aromatik
Rasa : Agak manis,agak pedas dan kelat
 Mikroskopis
Sel batu, serabut sklerenkim dan sel hablur kalsium oksalat

5. GUAZUMAE FOLIUM

Nama simplisia : Guazumae folium


Nama tanaman asal : Guazuma ulmifolia lamk
Nama daerah : Daun jati belanda

 Organoleptik

Warna : Hijau
Bau : Seperti teh
Rasa : Pahit pekat

 Mikroskopis

Eipidermis bawah,rambut kelenjar,hablur Ca oksalat,pembuluh kayu dengan


penembalan tangga dan epidermis atas

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa guazumae folium yang
telah kelompok kami amati menunjukkan bahwa saat diamati dengan
mikroskop ada beberapa bagian dari simplisia yang tidak teramati dengan
jelas atau tidak teramati sama sekali seperti rambut penutup bentuk bintang
dan epidermis bawah, hal ini dapat disebabkan oleh human eror atau hal
lainnya.
Pemeriksaan mikroskopik meliputi anatomi simplisia yang memiliki
karakteristik tersendiri dan merupakan pemeriksaan spesifik penysun suatu
simplisia ataupun haksel. Hasil pemeriksaan mikroskopik yaitu epidermis,
korteks dan endodermis, jari-jari empulur dan bentuk berkas
pengangkutnya. Tipe berkas pengangkut tersebar (kolateral) karena
mrupakan tanaman dikotil. Sedangkan jaringan sekunder berupa periderm
dan ritidorm
Simplisia dapat dikenali berdasarkan fragmen nya yaitu jaringan
epidermis, jaringan parenkim, endodermis, silinder pusat, jari-jari empulur,
tipe sel, stomata, hilus, lamela, ukuran, dan bentuk.

Kelebihan penambahan air atau simplisia yang terlalu banyak pada gelas
obyek dan cover glass yang akan diamati dimikroskope dan pencahayaan
yang kurang atau mungkin mikroskop yang sudah rusak ataupun
ketinggalan jaman adalah contoh penyebab ketidak sesuaian data dengan
yang ada di modul yang telah di pelajari

 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah supaya kursi diperbarui serta
diperbanyak karena kursi yang rusak dan kurang mengganggu dalam
proses sebelum dan saat berlangsung seperti saat akan dimulainya
praktikum para prakerin biasanya akan memilih yang masih bagus dan
ini menyebabkan keributan serta kursi yang kurang menyebabkan
beberapa mahasiswa/i terlambat memulai praktikum karena harus
mencari ke ruangan lain.
Serta untuk mikroskop untuk diperbaikin dan diperbanyak agar
mahasiswa/i bisa lebih leluasa dalam mengamati simplisia yang akan
diamati karena saat mikroskop kurang menyebabkan didalam suatu
kelompok ada mahasiswa/i yang tidak mendapatkan kesempatan
mengamati dengan leluasa dan membuat waktu terbuang.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI:1989

Buku Farmakognosi Cetakan 1: April 2012

Modul Praktikum Farmakognosi STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN 2019

Anda mungkin juga menyukai