Template Delh Bab Ii - Ok - 09052015 PDF
Template Delh Bab Ii - Ok - 09052015 PDF
Template Delh Bab Ii - Ok - 09052015 PDF
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1. Informasi Umum
(diisi dengan informasi umum tentang kegiatan yang menjadi lingkup dalam
penyusunan DELH serta kewenangan pengoperasian jalan, pemeliharaan jalan, dan
peningkatan kapasitas(termasuk pelebaran jalan di dalam RUMIJA) sesuai yang diatur
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan,
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006
tentang Jalan, serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan.)
Contoh :
Lingkup kegiatan yang termasuk dalam penyusunan DELH ini adalah pengoperasian jalan,
pemeliharaan jalan, dan peningkatan kapasitas (termasuk pelebaran jalan di dalam RUMIJA)
dengan mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 tentang
Jalan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang
Jalan, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan.Lingkup kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh
penyelenggara jalan/pemrakarsa dan instansi lainnya sesuai dengan kewenangan/tugas
fungsinya sebagaimana diamanatkan peraturan perundangansebagai berikut :
Ruang Lingkup II - 1
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
- Pasal 9 ayat 2 : “Jalan Nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis
nasional, serta jalan tol”.
- Pasal 12 : “Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan
terganggunya fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang
pengawasan jalan”.
- Pasal 31 : “Pembangunan jalan nasional meliputi pengoperasian dan pemeliharaan jalan
nasional”.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan :
- Pasal 7 ayat (1) : “Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam kegiatan
pelayanan langsung kepada masyarakat dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
badan hukum, dan/atau masyarakat”.
- Pasal 7 ayat (2) : “Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
instansi masing-masing meliputi: (a) urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh
kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang Jalan; (b) urusan pemerintahan
di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, oleh kementerian
negara yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan; (c) urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang
industri; (d) urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang
pengembangan teknologi; dan (e) urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan
Identifikasi Kendaraan Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas, oleh Kepolisian
Negara Republik Indonesia”.
- Pasal 8 : “Penyelenggaraan di bidang Jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan prasarana Jalan,yaitu (a) inventarisasi tingkat
pelayanan Jalan dan permasalahannya; (b) penyusunan rencana dan program
pelaksanaannya serta penetapan tingkat pelayanan Jalan yang diinginkan; (c)
perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatan ruas Jalan; (d) perbaikan
geometrik ruas Jalan dan/atau persimpangan Jalan; (e) penetapan kelas Jalan pada
setiap ruas Jalan; (f) uji kelaikan fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan dan
Ruang Lingkup II - 2
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
keselamatan berlalu lintas; dan (g) pengembangan sistem informasi dan komunikasi di
bidang prasarana Jalan”.
- Pasal 9 : “Penyelenggaraan di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, meliputi (a) penetapan rencana umum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (b)
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; (c) persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan
Bermotor; (d) perizinan angkutan umum; (e) pengembangan sistem informasi dan
komunikasi di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (f)
pembinaan sumber daya manusia penyelenggara sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan; dan (g) penyidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutan umum,
persyaratan teknis dan kelaikan Jalan Kendaraan Bermotor yang memerlukan keahlian
dan/atau peralatan khusus yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
ini”.
- Pasal 10 : “Penyelenggaraan di bidang industri, meliputi (a) penyusunan rencana dan
program pelaksanaan pengembangan industri Kendaraan Bermotor;(b) pengembangan
industri perlengkapan Kendaraan Bermotor yang menjamin Keamanan dan
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan (c) pengembangan industri
perlengkapan Jalan yang menjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan”.
- Pasal 11 : “Penyelenggaraan di bidang pengembangan teknologi, meliputi (a)
penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengembangan teknologi Kendaraan
Bermotor; (b) pengembangan teknologi perlengkapan Kendaraan Bermotor yang
menjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan (c)
pengembangan teknologi perlengkapan Jalan yang menjamin Ketertiban dan
Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”.
- Pasal 12 : “Penyelenggaraan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor
dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas,
serta pendidikan berlalu lintasmeliputi (a) pengujian dan penerbitan Surat Izin
Mengemudi Kendaraan Bermotor; (b) pelaksanaan registrasi dan identifikasi Kendaraan
Bermotor; (c) pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian data Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan; (d) pengelolaan pusat pengendalian Sistem Informasi dan
Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; (e) pengaturan, penjagaan, pengawalan,
dan patroli Lalu Lintas;(f) penegakan hukum yang meliputi penindakan pelanggaran dan
penanganan Kecelakaan Lalu Lintas; (g) pendidikan berlalu lintas; (h) pelaksanaan
Ruang Lingkup II - 3
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; dan (i) pelaksanaan manajemen operasional Lalu
Lintas”.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan :
- Pasal 23 ayat 1 : “Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lalu lintas
dan angkutan jalan”. Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung antara lain rambu-
rambu (termasuk nomor rute jalan), marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, lampu
jalan, alat pengendali dan alat pengamanan pengguna jalan, serta fasilitas pendukung
kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar jalan seperti
tempat parkir dan halte bus.
- Pasal 23 ayat 2 : “Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) pada pembangunan jalan baru dan
peningkatan jalan dilaksanakan oleh penyelenggara jalan dengan berpedoman pada
ketentuan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang lalu lintas dan angkutan jalan”.
- Pasal 23 ayat 3 : “Perlengkapan jalan yang berkaitan tidak langsung dengan pengguna
jalan dilaksanakan oleh penyelenggara jalan sesuai kewenangannya”. Perlengkapan
jalan yang berkaitan tidak langsung antara lain patok-patok pengarah, pagar pengaman,
patok kilometer, patok hektometer, patok ruang milik jalan, batas seksi, pagar jalan,
fasilitas yang mempunyai fungsi sebagai sarana untuk keperluan memberikan
perlengkapan dan pengamanan jalan, dan tempat istirahat.
- Pasal 52 ayat 1 : “Pemanfaataan ruang manfaat jalan selain peruntukannya, serta
pemanfaatan ruang milik jalan selain peruntukannya wajib memperoleh izin”.
- Pasal 52 ayat 4 : “Izin pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh penyelenggara jalan sesuai
kewenangannya”.
- Pasal 52 ayat 5 : “Izin pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ditetapkan
oleh gubernur”.
- Pasal 53 ayat (1) : “Izin pemanfaatan ruang pengawasan jalan dikeluarkan oleh instansi
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing setelah mendapat
rekomendasi dari penyelenggara jalan sesuai kewenangannya”.Pasal 96 ayat 1 :
“Pengoperasian jalan merupakan kegiatan penggunaan jalan untuk melayani lalu lintas
jalan”.
Ruang Lingkup II - 4
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Untuk menetapkan ruas jalan nasional yang dimasukkan ke dalam DELH, agar mengacu pada
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 631/KPTS/M/2009 tentang Penetapan Ruas-
Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional atau keputusan Penyelenggara Jalan
Provinsi/Kabupaten/Kotadan memperhatikan kriteria kondisi jalan yang memerlukan
pemeliharaan sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan Pasal 15.
Ruas jalan yang menjadi lingkup DELH adalah sejumlahruas jalan, yang detailnya dapat dilihat
pada Tabel …
Ruang Lingkup II - 5
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Sumber : ……….
Untuk lokasi ruas-ruas jalan yang termasuk dalam lingkup DELH ini dapat dilihat pada
Gambar …
Contoh :
Komponen kegiatan dari Ruas Jalan ......................sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan Pasal 84 ayat 3 dan Pasal 96–101
terdiri dari pengoperasian jalan, pemeliharaan jalan, dan peningkatan kapasitas (termasuk
pelebaran jalan di dalam RUMIJA). Adapun tata cara, maksud, dan jenis/tipe pemeliharaan
jalan adalah sesuai denganPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011
tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan Pasal 18 terdiri dari kegiatan
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, rehabilitasi jalan, rekonstruksi jalan.
Ruang Lingkup II - 6
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Ruang Lingkup II - 7
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
- Beton
sepanjang
100 meter
pada
Km.2+500
s/d
Km.2+600
Dst....
Sumber : .......
Merujuk Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Jalan Pasal 19
menyatakan bahwa Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan fungsi dan
intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan Jalan dan kelancaran lalu lintas
dan angkutan jalan, dan daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi
kendaraan bermotor.Pada DELH ini, untuk ruas jalan dengan Kelas ..... (pilih salah satu :
I/II/III/Khusus), kendaraan bermotor yang dapat berlalu lintas adalah dengan :
Ukuran lebar tidak melebihi ……. milimeter
Ukuran panjang tidak melebihi …….. milimeter
Ukuran paling tinggi tidak melebihi …….. milimeter
Ruang Lingkup II - 8
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Berdasarkan data sekunder ………. (sebutkan sumbernya dan tahun pengambilan data) atau
berdasarkan hasil survei lapangan ………. (sebutkan kapan dilaksanakan oleh Tim Penyusun
DELH), ruas-ruas jalan yang berada di dalam lingkup DELH sesuai dengan kelas jalan yang
dicantumkan pada Tabel …… mempunyai jumlah lajur …… dan lebar lajur …… m, dengan
jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHRT) saat ini ……smp/hari. Jenis kendaraan yang melintas
di ruas jalan tersebut adalah.......(…%), …….(…%), …….(…%).(Karena ruas jalan yang
masuk dalam lingkup DELH adalah lebih dari satu, maka penjelasan ditampilkan dalam suatu
daftar).
2. Pemeliharaan Jalan
(diisi dengan kewenangan pemeliharaan jalan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 13/PRT/M/2014 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan
Pasal17, serta diisi juga dengan ketentuan pemeliharaan jalan sesuai Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2014 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan
Jalan Pasal15 dan 18)
Contoh :
Kegiatan pemeliharaan jalan yang dilakukan untuk ruas-ruas jalan mengacu pada kriteria
yang tercantum padaPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2014tentang
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan pasal 15, sedangkan untuk penanggungjawab
kegiatan pemeliharaan jalan merujuk pada pasal 17, dan jenis kegiatan yang termasuk
dalam pemeliharaan jalan merujuk pada pasal 18.
Ruang Lingkup II - 9
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
ruas jalan tersebut mempunyai kondisi pelayanan mantap sesuai dengan umur rencana
yang ditetapkan.Peningkatan kapasitas merupakan penanganan jalan dengan pelebaran
perkerasan, baik menambah maupun tidak menambah jumlah lajur.
Pada DELH ini kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan jalan yang telah berjalan ditinjau
dalam batasan kurun waktu tiga (3) tahun terakhir dan rencana kegiatan di masa yang
akan datang. Peninjauan batasan waktu tiga (3) tahun terakhir dengan mempertimbangkan
ketersediaan, pengkinian data dari Balai (Besar) Pelaksanaan Jalan Nasional ... atau instansi
lain di daerah sesuai dengan kewenangan tugas fungsi yang melakukan pengkinian data
kondisi jalan dan lain-lain. Aktivitas pemeliharaan yang telah dilakukan oleh Balai (Besar)
Pelaksanaan Jalan Nasional ...atau instansi lain di daerah sesuai dengan kewenangan tugas
fungsi yang melakukan pemeliharaan jalan dapat dilihat pada Tabel ...
Peralatan, materialdan metode pelaksanaan yang digunakan pada saat dilaksanakannya
pemeliharaan jalan merujuk pada jenis kegiatan sesuai DIPA pelaksanaan fisik, dan dapat
dilihat pada Tabel ...
Material yang digunakan untuk memelihara perkerasan jalan antara lain agregat kelas A
dan B, prime coat, tack coat, lapisan aspal panas (hotmix), aspal dingin, bahan pembuat
marka,lapisan beton (disesuaikan dengan kondisi eksisting perkerasan/badan jalan yang
dipelihara).
Ruang Lingkup II - 10
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Ruang Lingkup II - 11
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Sumber : Balai (Besar) Pelaksanaan Jalan Nasional ........ atau sumber lain sesuai dengan instansi yang
bertanggungjawab atas kegiatan pemeliharaan jalan dan peningkatan kapasitas
Contoh :
Kegiatan pendukung membutuhkan izin …… (diisi sesuai kebutuhan seperti izin lingkungan
untuk pengoperasian AMP, izin pemanfaatan limbah B3, izin Kepolisian, izin quarry dan lain-
lain) dan/atau berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup adalah wajib …. (pilih salah satu : AMDAL/UKL-UPL). Kegiatan
pendukung tersebut telah memiliki dokumen lingkungan berupa …. (pilih salah satu :
AMDAL/UKL-UPL/Izin lainnya, dan jika belum memiliki, agar dimasukkan dalam arahan RKL-
RPL).
Kegiatan pendukung dari kegiatan utama Ruas Jalan ............pada Tahun I (sebagai contoh
adalah tahun 2012), terdiri dari pengoperasian/penggunaan :
1. Asphalt Mixing Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk AMP yang digunakan).
2. Batching Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk Batching Plant yang digunakan).
3. Lokasi Quarrytermasuk rute
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk lokasi quarry bahan galian golongan C)
4. Penggunaan bahan peledak untuk pemotongan tebing
Prosedur perizinan untuk penggunaan bahan peledak mengacu pada Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008 tentang Pengawasan,
Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial Pasal 26–28.
Ruang Lingkup II - 12
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Kegiatan pendukung dari kegiatan utama Ruas Jalan ............pada Tahun II (sebagai contoh
adalah tahun 2013), terdiri dari pengoperasian/penggunaan :
1. Asphalt Mixing Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk AMP yang digunakan).
2. Batching Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk Batching Plant yang digunakan).
3. Lokasi Quarrytermasuk rute
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk lokasi quarry bahan galian golongan C)
4. Penggunaan bahan peledak untuk pemotongan tebing
Prosedur perizinan untuk penggunaan bahan peledak mengacu pada Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008 tentang Pengawasan,
Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial Pasal 26–28.
5. Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 1 menyebutkan bahwa “pengelolaan limbah
B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3”.
Ruang Lingkup II - 13
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Pemanfaatan Limbah yang dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga
(yang disebut dengan tailing) untuk bahan perkerasan konstruksi jalan termasuk dalam
kegiatan pemanfaatan limbah B3, karena berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Lampiran I Tabel 2 Daftar Limbah B3 Dari Sumber Yang Spesifik, Limbah yang
dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga (tailing) tergolong limbah B3
dengan kode limbah D222, sehingga pemanfaatannya harus memperhatikan ketentuan
dalam pasal 27-39.
Kegiatan pendukung dari kegiatan utama Ruas Jalan ............pada Tahun III (sebagai contoh
adalah tahun tahun 2014), terdiri dari pengoperasian/penggunaan :
1. Asphalt Mixing Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk AMP yang digunakan).
2. Batching Plant
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk Batching Plant yang digunakan).
3. Lokasi Quarrytermasuk rute
(diisi dengan deskripsi kegiatan yang dilakukan, serta dicantumkan juga izin lingkungan
untuk lokasi quarry bahan galian golongan C)
4. Penggunaan bahan peledak untuk pemotongan tebing
Prosedur perizinan untuk penggunaan bahan peledak mengacu pada Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2008 tentang Pengawasan,
Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial Pasal 26–28.
5. Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 1 menyebutkan bahwa “pengelolaan limbah
B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3”.
Pemanfaatan Limbah yang dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga
(yang disebut dengan tailing) untuk bahan perkerasan konstruksi jalan termasuk dalam
kegiatan pemanfaatan limbah B3, karena berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Lampiran I Tabel 2 Daftar Limbah B3 Dari Sumber Yang Spesifik, Limbah yang
Ruang Lingkup II - 14
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
dihasilkan dari proses penambangan bijih emas dan tembaga (tailing) tergolong limbah B3
dengan kode limbah D222, sehingga pemanfaatannya harus memperhatikan ketentuan
dalam pasal 27-39.
Ruang Lingkup II - 15
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Inventarisasi kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang pernah dilakukan di ruas
jalan ………. Pada Tahun III (sebagai contoh adalah Tahun 2014) dilakukan oleh:
Balai (Besar) Pelaksanaan Jalan Nasional …
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional …
Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional …
PPK Ruas Jalan …..
Instansi lainnya berkenaan dengan pengelolaan yang dilakukan (sebutkan !)
Kegiatan inventarisasi dilakukan dengan cara :
Inventarisasi data primer melalui audit lingkungan menggunakan metode wawancara
kepada instansi yang melakukan pengelolaan.
Inventarisasi terhadap pengelolaan dilakukan juga melalui penyebaran kuisioner dan
wawancara kepada masyarakat.
Inventarisasi data sekunder melalui kajian terhadap hasil pemantauan kualitas udara, air,
pemasangan rambu, pelaksanaan rekayasa lalu lintas, penanggulangan banjir yang pernah
dilakukan, dst …
Ruang Lingkup II - 16
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota.......
Hasil inventarisasi pengelolaan dan dan pemantauan lingkungan yang pernah dilakukan pada
tahun III (sebagai contoh adalah tahun 2014) untuk setiap kegiatan pada pengoperasian,
pemeliharaan jalan, dan peningkatan kapasitas jalan (termasuk pelebaran di dalam RUMIJA)
pada ruas-ruas jalan di dalam lingkup DELH ini dapat dilihat pada Tabel ...
Ruang Lingkup II - 17
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tabel …. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Yang Pernah Dilakukan3 (tiga) Tahun Terakhir untuk Ruas Jalan .........
(sebutkan per tahunnya)
(Tabel ini digunakan untuk satu ruas jalan dan agar dikembangkan untuk ruas-ruas jalan lainnya sesuai dengan lingkup DELH yang disusun)
Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan/
Pelaksana Pengelolaan/
No. Tolok Ukur Dampak Pemantauan
Jenis Dampak Sifat Dampak (+/-) Sumber Dampak Pemantauan
Yang Telah Dilakukan
(pilih dampak yang terjadi (diisi dengan positif (diisi dengan penyebab (diisi dengan baku (diisi dengan upaya yang (diisi dengan instansi
sesuai data 3 tahun (+) untuk yang terjadinya dampak) mutu/indikator sesuai ketentuan pernah dilakukan 3 pelaksana kegiatan
terakhir) sifatnya bermanfaat perundang-undangan) tahun terakhir dan pengelolaan/
atau negatif (-) lokasinya. Upaya pemantauan)
untuk yang sifatnya pengelolan/pemantauan
merugikan) dideskripsikan per tahun
nya)
Pengoperasian Jalan
1. Kualitas udara - Emisi gas buang Tolok ukur dapat dilihat pada : Tahun I :
kendaraan bermotor : - Peraturan Menteri Melakukan pengukuran Instansi Pelaksana :
- parameter HC, CO NegaraLingkungan Hidup kualitas udara sebanyak Badan Lingkungan
(kategori bensin) Nomor 23 Tahun 2012 .... (diisi dengan jumlah Hidup Provinsi/
- parameter opasitas tentang Perubahan atas titik sampling) titik Kabupaten/ Kota…..
(kategori diesel) Peraturan Menteri Negara sampling di km... (diisi
Lingkungan Hidup Nomor 10 dengan lokasi sampling) Instansi Pengawas :
Tahun 2012 tentang baku Badan Lingkungan
mutu emisi gas buang Hidup Provinsi/
kendaraan bermotor tipe baru Kabupaten/ Kota…..
kategori L3 (khusus roda dua).
- Peraturan Menteri Negara Instansi Penerima
Lingkungan Hidup Nomor 4 Laporan :
Tahun 2009 Tentang Ambang - Badan Lingkungan
batas emisi gas buang Hidup Provinsi/
Kendaraan bermotor baru. Kabupaten/ Kota…..
Ruang Lingkup II - 18
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun III :
Ruang Lingkup II - 19
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun II :
Tahun III :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
6. Perubahan Tahun I :
penggunaan lahan tak
terkendali di RUMIJA
Tahun II :
Tahun III :
7. Perubahan Tahun I :
penggunaan lahan tak
Ruang Lingkup II - 20
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Ruang Lingkup II - 21
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun III :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
3. Kebisingan Tahun I :
Tahun II :
Ruang Lingkup II - 22
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Ruang Lingkup II - 23
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
3. Kebisingan Tahun I :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Ruang Lingkup II - 24
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Ruang Lingkup II - 25
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
3. Kebisingan Tahun I :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Ruang Lingkup II - 26
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun III :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Rekonstruksi Jalan
1. Estetika lingkungan Tahun I :
Tahun II :
Ruang Lingkup II - 27
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun II :
Tahun III :
3. Kebisingan Tahun I :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Ruang Lingkup II - 28
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Ruang Lingkup II - 29
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun III :
3. Kebisingan Tahun I :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Tahun III :
Ruang Lingkup II - 30
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Ruas Jalan Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi/Kabupaten/Kota ....................
Tahun II :
Tahun III :
Tahun II :
Tahun III :
Sumber : ................
Ruang Lingkup II - 31