Makalah Kudis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

KUDIS (SCABIES)

Kelas : XII IPA 1

Nama anggota :
 Ayu Cantika Amanda (02)
 Ida Ayu Ratih Weda Dwijayanti (15)
 Ni Kadek Monica Selfiani (24)
 Ni Putu Delia Trisna Pratami (30)
 Putri Dwi Puspita (35)

SMAN 1 Kuta Utara


Tahun Ajaran 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyakit
Menular Seksual Kudis (Scabies)” ini dari pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki
dan juga dari berbagai informasi lainnya
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai penyakit Kudis (Scabies). Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

Badung, 12 Januari 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi

JUDUL MAKALAH...........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Penyakit
Kudis........................................................................2
2.2 Penyebab Penyakit Kudis..........................................................................2
2.3 Cara Penularan Penyakit Kudis.................................................................2
2.4 Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kudis....................................3
BAB III Penutup
3.1
Kesimpulan................................................................................................5
3.2 Saran..........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................6
LAMPIRAN........................................................................................................7

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, di mana pelayanan
kesehatan masyarakatnya belum memadai sehubungan dengan adanya krisis ekonomi
yang melanda Indonesia sejak tahun 1997. Permasalahan utama yang dihadapi masih
didominasi oleh penyakit infeksi yang sebagian besarnya adalah penyakit menular yang
berbasis lingkungan. Scabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi.
Di beberapa negara yang sedang berkembang prevalensi scabies sekitar 6% -
27% dari populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja.
Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi penyakit scabies
dalam masyarakat diseluruh Indonesia pada tahun 1996 adalah 4,6% - 12,95% dan
scabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering.
Scabies atau kudis adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh
infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit ini telah dikenal sejak lama, yaitu ketika
Bonomo dan Cestoni mampu mengilustrasikan sebuah tungau sebagai penyebab scabies
pada tahun 1689 (Montesu dan Cottoni, 1991). Literatur lain menyebutkan bahwa
scabies diteliti pertama kali oleh Aristotle dan Cicero sekitar tiga ribu tahun yang lalu
dan menyebutnya sebagai "lice in the flesh" (Alexander, 1984). Tungau ini mampu
menyerang manusia dan ternak termasuk hewan peliharaan (pet animal) maupun hewan
liar (wild animal) (Pence dan Ueckermann, 2002).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari penyakit kudis (scabies)?
b. Apa penyebab dari penyakit kudis (scabies)?
c. Bagaimana cara penularan penyakit kudis (scabies)?
d. Bagaimana cara pencegahan serta pengobatan penyakit kudis (scabies)?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui lebih jelas pengertian dari penyakit kudis (scabies).
b. Untuk mengetahui penyebab dari penyakit kudis (scabies).
c. Untuk mengetahui cara penularan penyakit kudis (scabies).
d. Untuk mengetahui cara pencegahan serta pengobatan dari penyakit kudis (scabies).

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Kudis

Kudis dalam bahasa medis dikenal dengan istilah scabies. Ini adalah penyakit
kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei. Tungau ini berukuran sangat
kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. Penyakit ini
akan menyebabkan bercak kemerahan pada bagian kulit tertentu. Infeksi dari kutu kecil
bisa masuk ke bagian dalam kulit kemudian menghisap darah dan menyebabkan bercak
kemerahan. Penyakit ini sangat mudah menular hanya dengan kontak fisik dengan
penderita. Bahkan kontak langsung dengan pakaian atau perlengkapan mandi juga bisa
menyebabkan penularan.

2.2 Penyebab Penyakit Kudis


Penyebab penyakit menular ini adalah tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini
berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat
mikroskopis. Tungau-tungau tersebut akan menggali liang menyerupai terowongan untuk
bersarang di bawah lapisan kulit luar (epidermis). Daerah di sekitar sarang tersebut
kemudian akan terasa sangat gatal terutama pada malam hari saat suhu tubuh hangat dan
akhirnya membentuk ruam kemerahan. Rasa gatal tersebut disebabkan reaksi alergi
tubuh terhadap protein dan feses tungau.

2.3 Cara Penularan Penyakit Kudis


Penularan penyakit scabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, adapun
cara penularanya adalah :
1. Kontak langsung (kulit dengan kulit) : Penularan scabies terutama melalui kontak
langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang
dewasa hubungan seksual merupakan cara tersering, sedangkan pada anak-anak
penularan didapat dari orang tua atau temannya.
2. Kontak tak langsung (melalui benda) : Penularan melalui kontak tidak langsung,
misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu dikatakan

2
mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian, penelitian terakhir
menunjukkan bahwa hal tersebut memegang peranan penting dalam penularan scabies
dan dinyatakan bahwa sumber penularan utama adalah selimut, pakaian dalam bagi
penderita perempuan. Scabies Norwegia, merupakan sumber utama terjadinya wabah
scabies pada rumah sakit, panti jompo, pemondokan/asrama dan rumah sakit jiwa
karena banyak mengandung tungau (Djuanda, 2006).

2.4 Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kudis


Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan dan lingkungan yang kurang baik
oleh sebab itu untuk mencegah penyebaran penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.
2. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur minimal 2
kali dalam seminggu.
3. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.
4. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.
5. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
terinfeksi scabies.
6. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.

Pengobatan penyakit kudis terdiri dari dua cara, yakni dengan cara medis dan cara
tradisional.
Menurut Handoko (2008), obat-obat anti scabies yang tersedia dalam bentuk topikal
antara lain:
1. Belerang endap (sulfur presipitatum), dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau
krim. Secara umum sulfur bersifat aman bila digunakan oleh anak-anak, wanita
hamil dan menyusui serta efektif dalam konsentrasi 2,5% pada bayi.
2. Emulsi benzil-benzoat (20-25%) Benzil benzoat adalah ester asam benzoat dan
alkohol benzil yang merupakan bahan sintesis balsam peru. Cara Kerja: Benzil
benzoat bersifat neurotoksik pada tungau scabies. Benzil benzoate sangat efektif
bila digunakan dengan baik dan teratur.

3
Pengobatan secara tradisional Ada beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai
alternatif dalam mengobati penyakit scabies, diantaranya :
1. Daun salam. Kandungan daun salam terdapat antipruritus yang dapat mengobati
penyakit scabies. Cara pemakaian : Cuci daun, kulit batang, atau akar salam
seperlunya sampai bersih, lalu giling halus sampai menjadi adonan, seperti bubur.
Balurkan ke tempat yang sakit, kemudian di balut.
2. Biji Pinang. Pinang mempunyai beberapa sifat yang adapat menyembuhkan
penyakit diantaranya, bersifat anthelmintica, stimulansia(merangsang) dan
haermostatica. Biji pinang mengandung alkaloida seperti arekania dan arekolina
Cara pemakaian: haluskan satu biji buah pinang campur dengan seperempat sendok
teh kapur sirih dan air secukupnya.
3. Daun srikaya. Kandungan : daun buah terdapat astringen, antiradang, antheimetik,
sifatnya sedikit dingin. Cara pemakaian: cuci daun srikaya segar ( 15 lembar ) lalu
gilig sampai halus, kemudian remas dengan air kapur sirih sebanyak satu sendok
teh dan gunakan untuk menggosok kulit yang terkena kudis. Lakukan sehari dua
kali.

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit kulit kudis disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei. Penderita yang
mengalami penyakit ini akan mengalami bercak kemerahan pada bagian kulit tertentu.
Tungau-tungau tersebut akan menggali liang menyerupai terowongan untuk bersarang di
bawah lapisan kulit luar (epidermis). Daerah di sekitar sarang tersebut kemudian akan terasa
sangat gatal terutama pada malam hari saat suhu tubuh hangat dan akhirnya membentuk ruam
kemerahan. Rasa gatal tersebut disebabkan reaksi alergi tubuh terhadap protein dan feses
tungau. Penyakit ini sangat mudah menular hanya dengan kontak fisik dengan penderita.
Bahkan kontak langsung dengan pakaian atau perlengkapan mandi juga bisa menyebabkan
penularan. Salah satu pencegahan agar tidak tertular penyakit ini yaitu menghindari kontak
dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai terinfeksi scabies.

3.2 Saran

Agar terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes
scabei terutama Sarcoptes scabiei var homonis, maka sangat diperlukan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dan kehigienisan.

5
Daftar Pustaka

https://doktersehat.com/skabies-kudis/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kudis

https://www.halodoc.com/ketahui-penyebab-terjadinya-penyakit-kudis

https://tirto.id/kudis-pada-penis-kenali-gejala-penyebab-dan-pencegahannya-djei

6
Lampiran

(contoh penyebab dan penyakit kudis)

(kemerahan akibat penyakit kudis) (tungau penyebab penyakit kudis)

Anda mungkin juga menyukai