Proposal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan non

bank yang cukup berperan dalam menumbuhkembangkan

perekonomian Indonesia. Saat ini koperasi di Indonesia sudah

berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dengan semakin

banyaknya jenis koperasi yang didirikan. Seperti yang tercantum

dalam UU R.I Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian bahwa

“Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang

perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan

kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan

usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang

ekonomi, sosial dan budaya, sesuai dengan nilai dan prinsip

Koperasi”. Koperasi merupakan suatu usaha bersama, dari oleh

dan untuk bersama, seperti yang tercantum pada UU Nomor 17

Tahun 2012 Pasal 3 yaitu “Koperasi berdasar atas asas

kekeluargaan”. Jenis-jenis koperasi pun sangat beragam, salah

satunya adalah simpan pinjam.

Secara umum Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah

koperasi yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari anggota

koperasi dan kemudian melakukan penyimpanan serta

1
2

menyalurkan dana tersebut untuk keperluan dan kepentingan

setiap anggotanya berdasarkan kesepakatan setiap anggota guna

mencapai tujuan bersama. KSP memberikan pinjaman kepada

anggotanya dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan para

anggotanya.

Koperasi tidak serta-merta mampu berdiri sendiri, akan

tetapi berada dibawah payung hukum pemerintah yang harus

mempunyai laporan keuangan yang jelas. Laporan keuangan

adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan

pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2017:7).

Saat ini koperasi sudah mulai berkembang sehingga perlu untuk

meningkatkan kualitas koperasi terkhusus pada kinerja keuangan.

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan

secara baik dan benar (Fahmi, 2014:2).

Seperti halnya koperasi lain, Koperasi Simpan Pinjam Balo’

Toraja (KSP Balo’ta) juga berdasar atas asas kekeluargaan,

dimana koperasi ini tidak mempersulit masyarakat untuk menjadi

anggotanya. KSP Balo’ta telah menjadi koperasi yang terbuka bagi

semua lapisan masyarakat dengan beragam latar belakang dan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan koperasi. Dalam

menghadapi persaingan KSP Balo’ta sendiri memiliki strategi


3

dengan cara menurunkan suku bunga pinjaman serta meluncurkan

dana kesejahteraan bagi anggotanya pada bulan April 2012.

Melihat perubahan tersebut maka penulis tertarik untuk

meneliti bagaimana kinerja keuangan koperasi setelah adanya

pembaharuan melalui analisis rasio keuangan terhadap laporan

keuangan dengan mengambil judul “Analisis Kinerja Keuangan

Pada Koperasi Simpan Pinjam Balo’ Toraja Cabang Makassar”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”bagaimana

kinerja keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Balo’ Toraja dari

tahun 2017 - 2019?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan

Koperasi Simpan Pinjam Balo’ Toraja dari tahun 2017 - 2019.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Koperasi

Untuk memberikan informasi bagi pihak manajemen KSP

Balo’ta sebagai salah satu acuan dalam pengambilan


4

keputusan dan penentuan kebijakan dimasa mendatang

khususnya di bidang kinerja keuangan koperasi.

b. Bagi Pembaca

Sebagai informasi atau referensi bagi pembaca yang ingin

melakukan penelitian lebih lanjut dengan objek yang sama.

c. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan, pemahaman dan pengetahuan

disamping pengetahuan teoritis yang penulis peroleh.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian dan Tujuan koperasi

Koperasi berasal dari bahasa asing cooperation. Co

artinya bersama dan operation artinya usaha atau bekerja, jadi

cooperation adalah bekerja bersama-sama atau usaha

bersama-sama untuk kepentingan bersama. Menurut Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 1

tentang Perkoperasian bahwa koperasi adalah badan hukum

yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum

Koperasi, dengan pemisahan para anggotanya sebagai modal

untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan

kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya

sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Menurut Rudianto

(2010:3), Koperasi adalah perkumpulan orang yang secara

sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan

kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah

badan usaha yang dikelola secara demokratis”.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor. 17 Tahun 2012

pasal 4 “koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,

5
6

sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan

perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan”.

2. Prinsip-Prinsip Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor. 17 Tahun 2012 Pasal 6

ayat 1 tentang prinsip koperasi yaitu:

a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka,

b. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara

demokratis,

c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi

koperasi,

d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom

dan independen,

e. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi

anggota, pengawas, pengurus dan karyawannya, serta

memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri,

kegiatan dan kemanfaatan koperasi,

f. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan

memperkuat gerakan koperasi dengan bekerja sama melalui

jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional dan

internasional,

g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi

lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang

disepakati oleh anggota,


7

3. Jenis-Jenis Koperasi

Dasar jenis Koperasi Indonesia adalah kebutuhan suatu

golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan

kegiatan usaha dan kepentingan ekonominya. Berbagai jenis

Koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk

memperbaiki kehidupan. Berdasarkan Undang –Undang No. 17

Tahun 2012 Pasal 83, terdapat 4 jenis koperasi yang meliputi:

a. Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen ialah Koperasi yang menyelenggarakan

kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang

kebutuhan anggota dan non-anggota.

b. Koperasi Produsen

Koperasi produsen adalah koperasi yang menyelenggarakan

kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana

produksi dab pemasaran produksi yang dihasilkan anggota

kepada anggota dan non-anggota.

c. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan

kegiatan usaha pelayanan jasa non-simpan pinjam yang

diperlukan oleh anggota dan non-anggota.

d. Koperasi Simpan Pinjam


8

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang menjalankan

usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang

melayani anggota.

4. Sumber Modal Koperasi

Menurut Rudianto (2010:6) modal koperasi terdiri dari

modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib,

simpanan lain yang memilik karakteristik yang sama dengan

simpanan pokok atau simpanan wajib, modal sumbangan,

cadangan, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi. Berikut

penjelasan mengenai modal tersebut:

a. Modal Anggota

Istilah modal dalam pengertian ini lebih memiliki arti

sebagai sumber pembelanjaan usaha yang berasal dari

setoran para anggota. Biasanya setoran anggota koperasi

dapat dikelompokkan dalam 3 jenis setoran, yaitu simpanan

pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Akan tetapi,

koperasi tertentu memiliki jenis setoran lain yang berbeda.

Berkaitan dengan modal anggota, jenis simpanan sukarela

tidak dapat dikelompokkan sebagai modal koperasi karena

bersifat tidak permanen, dimana simpanan jenis ini dapat

ditarik sewaktu-waktu oleh anggota.

1.) Simpanan Pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang

sama banyaknya yang harus disetorkan oleh setiap


9

anggota pada waktu masuk menjadi anggota. Jenis

simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama

orang tersebut masih menjadi anggota koperasi.

2.) Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang

harus dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan

kesempatan tertentu, seperti sebulan sekali. Jenis

simpanan wajib ini dapat diambil kembali dengan cara

yang diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar, anggaran

rumah tangga dan keputusan rapat anggota.

3.) Simpanan Sukarela adalah jumlah tertentu yang

diserahkan oleh anggota atau bukan anggota kepada

koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan.

Simpanan jenis ini dapat diambil kembali oleh pemiliknya

setiap saat, karena itu, simpanan sukarela tidak dapat

dikelompokkan sebagai modal anggota dalam koperasi

tetapi dikelompokkan sebagai utang jangka pendek.

b. Modal Sumbangan

Modal sumbangan adalah sejumlah barang atau uang

atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang

diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak

mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada

anggota koperasi selama koperasi belum dibubarkan.

c. Modal Penyertaan
10

Modal penyertaan adalah sejumlah uang atau barang

modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh

pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur

permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi.

d. Cadangan

Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU)

yang disisihkan oleh koperasi untuk suatu tujuan tertentu,

sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan

rapat anggota. Biasanya cadangan dibuat untuk persiapan

melakukan pengembangan usaha, investasi baru, atau

antisipasi terhadap kerugian usaha.

5. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2017:7), dalam pengertian yang

sederhana ia menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan

pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Menurut Hidayah (2019), dalam kesimpulannya dari

beberapa pendapat ia mengatakan bahwa laporan keuangan

untuk perusahaan/koperasi merupakan suatu informasi yang

menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan

lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai

gambaran kinerja keuangan perusahaan/koperasi tersebut.


11

b. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Fraser dan Ormiston yang dikutip Fahmi

(2014:24), bahwa: “Suatu laporan tahunan corporate terdiri

dari empat laporan keuangan pokok” yaitu :

1.) Neraca, menunjukkan posisi keuangan aktiva, utang, dan

ekuitas pemegang saham suatu perusahaan pada

tanggal tertentu, seperti pada akhir triwulan atau akhir

tahun.

2.) Laporan laba rugi, menyajikan hasil usaha pendapatan,

beban, laba atau rugi bersih dan laba atau rugi per

saham untuk periode tertentu.

3.) Laporan ekuitas pemegang saham, merekonsiliasi saldo

awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi

ekuitas pemegang saham pada neraca.

4.) Laporan arus kas, memberikan informasi tentang arus

kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan

dan investasi selama suatu periode.

c. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2017:11), berikut ini beberapa tujuan

pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:

1.) Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva

(harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.


12

2.) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah

kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat

ini.

3.) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah

pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4.) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis

biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode

tertentu.

5.) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan

yang terjadi pada aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6.) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen

perusahaan dalam suatu periode.

7.) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas

laporan keuangan.

8.) Informasi keuangan lainnya.

6. Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang

digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada

dalam suatu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan

keuangan neraca dan laba rugi (Kasmir, 2017 :72).

Analisis rasio menggambarkan hubungan atau

perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah


13

yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio, ini akan dapat menjelaskan atau memberikan

gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya

keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan/koperasi

(Munawir, 2014:64).

b. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Menurut Fahmi (2014:64) adapun manfaat analisis rasio

keuangan adalah:

1.) Untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi

perusahaan.

2.) Sebagai rujukan untuk membuat perencanaan bagi pihak

manajemen.

3.) Sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu

perusahaan dari perspektif keuangan.

4.) Bagi para kreditor dapat digunakan untuk

memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi

dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan

pembayaran bunga dan pengambilan pokok pinjaman.

Dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder

organisasi.

c. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Peraturan Menteri dan KUKM

NO.06/PER/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman penilaian


14

koperasi berprestasi bahwa kinerja keuangan suatu badan

usaha khususnya koperasi dapat diukur dari suatu analisis

rasio yang mencakup antara lain:

1.) Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah suatu analisis rasio yang

mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara

tepat waktu (Fahmi, 2014:59). Koperasi yang mampu

memenuhi atau membayar kewajiban keuangan tepat

pada waktunya disebut likuid, yaitu apabila aktiva lancar

lebih besar daripada hutang lancar. Sedangkan koperasi

yang tidak mampu memenuhi atau membayar kewajiban

keuangan tepat pada waktunya disebut illikuid. Dalam hal

ini menilai likuid atau tidaknya suatu koperasi dapat

dinilai dari rasio lancar (current ratio), yakni rasio yang

menunjukkan sampai dimana hutang-hutang jangka

pendek dapat dibayar dari aktiva-aktiva yang dapat

dijadikan uang pada waktu yang sama, dapat diukur

dengan rumus:

Aktiva Lancar
Current Ratio = x
Hutang Lancar

100%

2.) Rasio Solvabilitas


15

Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai

dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang

ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka

pendek ataupun jangka panjang apabila perusahaan

dibubarkan / dilikuidasi (Kasmir, 2017 : 151). Rasio ini

meliputi:

a.) Debt to Assets Ratio

Debt to Assets Ratio adalah perbandingan antara

jumlah aktiva dengan jumlah hutang baik jangka

pendek maupun jangka panjang, dapat diukur

dengan rumus:

Total Hutang
Debt Ratio = x 100%
Total Aktiva

b.) Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio yaitu perbandingan antara

jumlah hutang koperasi dengan modal sendiri,

dapat diukur dengan rumus:

Total Hutang
Debt to Equity = x 100%
Modal

3.) Rasio Rentabilitas


16

Rasio ini menunjukkan efektivitas menciptakan

laba. Laba pada dasarnya menunjukkan seberapa baik

koperasi/badan usaha lain dalam membuat keputusan

investasi dan pembiayaan. Koperasi/badan usaha harus

mampu menyiapkan uang dari laba koperasi/badan

usaha lain dalam membayar utang dan membayar

deviden dengan mengoptimalkan pemanfaatan seluruh

asetnya. Adapun rasio yang digunakan untuk mengukur

rentabilitas adalah:

a.) Return On Asset (ROI)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan

koperasi dalam menghasilkan SHU dengan

penggunaan total asset. Dapat dihitung dengan rumus:

Sisa HasilUsaha
ROI = x 100%
Total Aktiva

b.) Return On Equity (ROE)

Merupakan perbandingn antara jumlah laba/sisa hasil

usaha (setelah pajak) dengan jumlah modal sendiri.

Dapat diukur dengan rumus:

Sisa HasilUsaha
Return On Equity = x
Modal

100%

7. Kinerja Keuangan
17

Untuk memutuskan dan menilai suatu koperasi memiliki

kualitas yang baik terdapat dua acuan yang paling dominan

yang dapat di lakukan. Penilaian ini dapat dilakukan dengan

melihat sisi kinerja keuangan dan kinerja non keuangan.

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan

untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2014:2).

Menurut Fahmi (2014:3) terdapat 5 (lima) tahap dalam

menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara

umum, yaitu:

a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan,

b. Melakukan perhitungan,

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang

telah diperoleh,

d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai

permasalahan yang ditemukan,

e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution)

terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

8. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nur

Hidayah (2016) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Pada

Koperasi Serba Usaha Bina Usaha di Kabupaten Gowa”.


18

Menyimpulkan bahwa kinerja keuangan berdasarkan analisis

rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas

yang dihasilkan Koperasi Serba Usaha Bina Usaha Kab. Gowa

adalah untuk jangka pendek belum optimal disebabkan

banyaknya dana yang menganggur dan mengakibatkan

terjadinya penimbunan kas, banyaknya piutang yang tidak

tertagih, penumpukan persediaan serta rendahnya pinjaman

jangka pendek. Sedangkan pengelolaan dana untuk jangka

panjang sudah teroptimalkan dengan baik. Hal ini dikarenakan

total aktiva dapat menutupi hutang – hutang yang ada, sehingga

membuat Koperasi Serba Usaha Bina Usaha mampu

memanfaatkan dana dengan baik.

Hasil penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Sudirman

(2014) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Serba

Usaha Rokan Jaya Desa Rantau Binuang Sakti Rokan Hulu”.

Menyimpulkan bahwa analisis tingkat likuiditas koperasi tahun

2011-2012 mencapai hasil yang likuit dengan persentase 200

%-250% sedangkan di tahun terakhir mengalami penurunan

persentase dari batas pengukuran perkoperasian. Analisis

tingkat solvabilitas koperasi pada tahun 2011-2012 kriteria

dengan nilai sehat akan tetapi ditahun terakhir mengalami

penurunan persentase usaha. Analisis tingkat profitabilitas

koperasi dapat dilihat dari beberapa pembahasan di dalam


19

analisis ini terjadinya peningkatan usaha yang di jalankan pihak

perusahan meskipun ditahun akhir mengalami sedikit

penurunan namun usaha yang di kelola koperasi setiap

tahunnya memperoleh hasil usaha yang baik dan diatas standar

persentase yang telah di tentukan. Adapun hasil analisis tingkat

aktivitas koperasi adalah besarnya perputaran usaha dagang

yang dijalankan koperasi tahun 2011 mencapai 7 kali dan pada

tahun 2012 perusahaan menjalankan piutang menurun 4 kali.

Akan tetapi pihak perusahan mampu meningkatkan kembali

pada tahun 2013 menjadi 5 kali perputaran piutang dalam hal ini

perusahaan akan terus melakukan perbaikan-perbaikan usaha

yang dijalan dimasa mendatang.

B. KERANGKA PIKIR

Gambar 2.1
Kerangka Pikir

KSP Balo’ Toraja

Laporan Keuangan

Analisis Rasio Keuangan


1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Rentabilitas

Kinerja Keuangan

Kesimpulan dan Saran


20

Keterangan:

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam

Balo’ Toraja Cabang Makassar dengan menggunakan

laporan keuangan sebagai sumber data dengan

menggunakan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio rentabilitas. Dari hasil analisis tersebut

maka kita dapat melihat kinerja keuangan koperasi dan

dapat ditarik kesimpulan kemudian dijadikan saran bagi

Koperasi Simpan Pinjam Balo’ Toraja.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam

Balo’ Toraja Cabang Makassar yang berlokasi di Komp. Bukit

Khatulistiwa, Jl. Perintis Kemerdekaan, Paccerakkang, Kec.

Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian

ini dilakukan selama kurang lebih 1 (satu) bulan.

B. JENIS DAN SUMBER DATA

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data

kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari KSP Balo’ta berupa

data laporan keuangan selama periode 2017-2019.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, yaitu data yang diperoleh berupa laporan keuangan

KSP Balo’ta dan juga diperoleh dari beberapa jurnal pendukung

serta referensi-referensi lainnya yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti

21
22

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan

informasi-informasi yang berasal dari literature-literature yang

berhubungan dengan penelitian.

2. Penelitian Dokumentasi

Penelitian dokumentasi yaitu, pengumpulan data-data berupa

dokumen atau informasi mengenai laporan keuangan KSP

Balo’ta periode 2017-2019.

D. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan KSP Balo’ta periode 2017-2019.

2. Sampel

Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampel jenuh.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Defenisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
23

1. KSP Balo’ta merupakan badan usaha yang beranggotakan

orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

2. Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

keuangan suatu perusahaan/koperasi yang dianalisis dengan

alat-alat analisis keuangan seperti rasio keuangan yang terdiri

dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas.

3. Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek yang harus segera dipenuhi yang dapat diukur dengan

menggunakan rasio lancar (current ratio).

4. Rasio solvabilitas yaitu rasio yang dapat digunakan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya yang

dapat diukur dengan Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity

Ratio.

5. Rasio rentabilitas yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba

(profit) selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva

yang produktif atau modal, baik modal keseluruhan maupun

modal sendiri yang dapat diukur dengan Return On Investement

dan Return On Equity.


24

F. ANALISIS DATA

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan alat analisis

deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat bantu berupa rasio

keuangan. Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Rasio likuiditas, yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi

membayar hutang jangka pendeknya dalam periode tertentu

dengan menggunakan rasio lancar (Current Ratio), dengan

rumus:

Aktiva Lancar
Current Ratio = x
Hutang Lancar

100%

2. Rasio solvabilitas, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana

aktiva koperasi dibiayai dengan utang.

a. Debt to Asset Ratio, dengan rumus:

Total Hutang
Debt Ratio = x
Total Aktiva

100%

b. Debt to Equity Ratio, dengan rumus:

Total Hutang
Debt to Equity = x
Modal

100%
25

3. Rasio rentabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur

kemapuan koperasi dalam menghasilkan laba dalam waktu

periode tertentu.

a. Return On Investment (ROI), dengan rumus:

Sisa HasilUsaha
ROI = x 100%
Total Aktiva

b. Return On Equity (ROE)

Sisa HasilUsaha
Return On Equity = x
Modal

100%

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Republik Indonesia, nomor

06/Per/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006 tentang Pedoman

Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi, menjelaskan bahwa

standar penilaiannya adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

Rasio Lancar (Current Ratio)

200% s/d 250% (Sangat Baik)

175% - <200% atau >250% - 275% (Baik)

150% - <175% atau >275% - 300% (Cukup Baik)

125% - <150% atau >300% - 325% (Kurang Baik)

<125% atau >325% (Buruk)

2. Rasio Solvabilitas
26

a. Rasio Aktiva atas Hutang (Total Asset to Debt Ratio)

151% s/d 170% (Sangat Baik)

121% - 150% atau ≥ 171% (Baik)

110% - 149% (Kurang Baik)

≤ 110% (Buruk)

b. Rasio Modal Sendiri atas Hutang (Total Equity to Debt Ratio)

149% s/d 165% (Sangat Baik)

120% - 148% atau ≥165% (Baik)

110% - 119% (Kurang Baik)

≤110% (Buruk)

3. Rasio Rentabilitas

a. Rentabilitas Ekonomi (Return On Investment)

> 10% (Sangat Baik)

7% s/d < 10% (Baik)

3% s/d < 7% (Cukup Baik)

1% s/d < 3% (Kurang Baik)

< 1% (Buruk)

b. Rentabilitas Modal Sendiri (Return On Equity)

> 21% (Sangat Baik)

15% s/d < 21% (Baik)

9% s/d < 15% (Cukup Baik)

3% s/d < 9% (Kurang Baik)

< 3% Nilai 0 (Buruk)


27

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Merupakan sebuah usulan yang dibuat dalam rangka

mengadakan penelitian yang dirancang dan disesuaikan dengan

kebutuhan proses penelitian.

Bab Pertama, merupakan isi dari pendahuluan yang berisi

latarbelakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian.

Bab Kedua, merupakan bab tinjauan pustaka yang

menguraikan tentang landasan teori dan kerangka pikir.

Bab Ketiga, merupakan isi dari lokasi dan waktu penelitian,

jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan

sampel, definisi operasional, analisis data dan sistematika

penulisan.

Bab Keempat, merupakan bab hasil penelitian yang

menguraikan gambaran umum unit penelitian, hasil penelitian dan

pembahasan.

Bab Kelima, penutup merupakan bab yang berisi

kesimpulan dan saran.


DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan 3. Bandung:


Alfabeta.

Hidayah, Nur. 2016. Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Serba


Usaha Bina Usaha di Kabupaten Gowa. Makassar. Skripsi,
Universitas Negeri Makassar.

Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo


Persada.

Munawir. 2014. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.

Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi. Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.

Putri, Yona. 2019. Analisis Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan


Koperasi Simpan Pinjam Anugrah Sari Desa Kalianget
Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. Jurnal ilmiah. Vol.10
No.2.

Sudirman. 2014. Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Serba Usaha


Rokan Hulu. Fakultas Ekonomi. Universitas Pasir Pengaraian.

Suratiningsih. 2019. Analisis Kinerja Keuangan Pada KPRI Kokelgam


Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan. Jurnal perilaku dan
strategi bisnis. Vol.7 No.1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang


Perkoperasian.

28

Anda mungkin juga menyukai