Print Makalah Akupresur Aplikasi Komplementer
Print Makalah Akupresur Aplikasi Komplementer
Print Makalah Akupresur Aplikasi Komplementer
OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS A11-A
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Beliaulah penulis bisa membuat dan
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Akupresure Untuk Mengatasi
Insomnia”.
Besar harapan penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan penguasaan kompetensi mahasiswa sesuai dengan standar
kompetensi yang diharapkan. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan sebagai upaya penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang dan diakhir
kata penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep dari Insomnia
2. Untuk mengetahui Penanganan Insomnia dengan Menggunakan Terapi
Akupresure
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan yang penulis dapatkan dalam pembuatan makalah ini yaitu
sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat wajib mengetahui dan mampu
memahami Akupresur untuk Mengatasi Insomnia
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Klasifikasi Insomnia
Menurut Munir (2015) klasifikasi berdasarkan bentuk insomnia yaitu:
1) Difficulty in Initiating Sleep (DIS)
Jenis ini sering disebabkan karena tidur yang terjaga yang disertai
kecemasan dan faktor lain.
2) Difficulty in Maintaining Sleep (DMS)
Biasanya terbangun secara tiba-tiba, atau pada saat-saat tertentu seperti
merasa pusing tiba-tiba kemudian terbangun.
3) Early Morning Waking (Sleep Offset Insomnia)
Sering terjadi pada orang tua dan biasanya disebabkan karea demensia,
penyakit parkinson, gejala menopause, depresi, dan obat-obatan.
3
Chung et al cit Noman (2015) menggolongkan insomnia dalam tiga
kategori:
1) Transient Insomnia
Kategori insomnia ini berlangsung selama beberapa hari hingga kurang
dari satu minggu. Insomnia ini diakibatkan karena stres, cemas,
suasanya hati yang berlebihan, dan sakit. Keadaan ini dapat kembali lagi
pada pola tidur yang normal.
2) Acute Insomnia
Acute Insomnia berlangsung selama beberapa minggu hingga kurang
dari satu bulan. Biasanya disebabkan oleh penyakit yang sudah diderita
sejak lama.
3) Cronic Insomnia
Insomnia ini berlangsung lebih dari satu bulan hingga menahun dan
disebabkan karena penyakit kronis, stres dan cemas yang
berkepanjangan.
4
a) Stres
Stres akibat pekerjaan, sekolah, atau keluarga dapat membuat pikiran
menjadi aktif dimalam hari.
b) Kecemasan dan depresi
Hal ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan kimia dalam otak
atau kekhawatiran yang menyertai depresi.
c) Obat-obatan
Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk
beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi,
stimulan, dan kortikosteroid.
d) Kafein, nikotin, dan alkohol.
e) Kondisi medis
Gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan kondisi medis lainnya dapat
menyebabkan insomnia karena menimbulkan rasa tidak nyaman.
5
Penderita insomnia akan bangun terlalu pagi karena tidurnya terjaga.
e) Tidak merasa puas akan tidur
Pada saat bangun di pagi hari biasanya penderita insomnia tidak merasa
puas dengan tidurnya, mereka akan merasakan letih karena tidurnya
selalu terjaga.
f) Mengantuk di siang hari
Mengantuk di siang hari disebabkan karena kurang tidur di malam hari.
g) Sulit untuk berkonsentrasi
Penderita insomnia akan sulit untuk berkonsentrasi saat siang hari
karena mereka merasa lemas dan mengantuk.
E. Dampak Insomnia
Dampak dari insomnia menurut Munir (2015) berupa kelelahan, sulit
untuk berkonsentrasi, mengantuk saat beraktivitas disiang hari, penurunan
motivasi, dan performa sosial yang buruk. Orang yang kurang tidur akan
cenderung melakukan kesalahan saat bekerja dan mudah tersinggung. Hal
tersebut dikarenakan mereka merasa lelah karena kekurangan waktu tidur.
Insomnia dapat menimbulkan gangguan untuk melakukan aktvitas
sepanjang hari, melemahkan energi dan mood, kesehatan, serta kualitas
hidup, dan menyebabkan rasa frustasi bagi yang mengalaminya. Jika
insomnia terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan baik mental maupun fisik (Mayo Clinic, 2013 cit
Sulistyowati, 2014).
Mahasiswa yang kekurangan waktu tidur biasanya mengantuk saat
kuliah atau tidak hadir pada perkuliahan pagi, mereka juga sulit untuk
berkonsentrasi ketika kuliah dan hal tersebut akan berdampak pada prestasi
akademik. Dari hasil penelitian, mahasiswa yang memiliki kualitas tidur
buruk juga memiliki hasil prestasi akademik yang kurang baik (Nifilda,
Nadjmir & Hardisman, 2016).
6
Akupresur merupakan teknik pijat dengan cara memberikan tekanan pada
titik-titik tertentu di tubuh. Terapis akupresur menekan titik-titik ini
menggunakan jari, telapak tangan, atau alat khusus yang terbuat dari kayu.
Prinsip akupresur sebenarnya mirip dengan akupunktur, yakni melancarkan
aliran energi chi yang terdapat dalam tubuh. Aliran energi chi yang terhambat
dipercaya menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan, termasuk insomnia.
Saat digunakan untuk mengatasi insomnia, akupresur akan memberikan
beberapa efek positif bagi tubuh. Di antaranya mengatasi tubuh yang tegang,
membuat otot dan sendi lebih rileks, mengurangi cemas, serta meredakan nyeri
dan rasa tak nyaman. Teknik pijat ini juga dapat melancarkan peredaran darah,
sistem getah bening, serta kinerja hormon. Dengan tubuh yang rileks dan
sirkulasi yang lancar, tidur menjadi lebih nyenyak sehingga kualitas tidur pun
meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Nathazia Meylana (2016) dalam judul
Efektifitas Akupresure Dan Aromaterapi Lavender Terhadap Insomnia Pada
Wanita Perimenopause Di Desa Pancuranmas Magelang menyebutkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah diberikan akupresur
dan aromaterapi lavender dalam mengatasi insomnia pada wanita
perimenopause. Pemberian akupresur lebih efektif dalam mengurangi insomnia
dari pada pemberian aromaterapi lavender.
2. Tahap Orientasi
7
1) Salam pembuka dan perkenalkan diri
2) Lakukan identifikasi, 2 identitas (tanyakan nama dan lihat nomor
RM atau tanggal lahir)
3) Jelaskan prosedur
4) Kontrak waktu
5) Tujuan tindakan pada klien dan keluarga jelaskan prosedur tindakan:
tujuan dan bagian tubuh yang akan diberikan akupresure
6) Tanyakan keluhan klien
7) Berikan kesempatan klien untuk bertanya
3. Tahap Kerja
1) Jaga privasi klien.
2) Anjurkan klien untuk duduk santai..
3) Tumbuhkan rasa percaya diri klien
4) Anjurkan klien untuk minum minuman hangat.
5) Memposisikan pasien berbaring atau duduk di sisi tempat tidur.
6) Basahi tangan perawat dengan minyak kelapa/baby oil, gunakan
untuk pemijatan akupresure.
7) Pertama : lalukan penekanan menggunakan ibu jari pada titik PC 6
(3 jari dari pergelangan tangan) sebanyak 30 kali lakukan pada
kedua tangan.
8
9) Tekan titik LI 11 (sisi lateral lipat siku (ujung kerutan lipat siku)
waktu lengan ditekuk) sebanyak 30 kali lakukan pada kedua
tangan.
10) Tekan titik GB 20 (lekukan kanan kiri dibelakang kepala 1,5 jari
diatas batas rambut bawah) sebanyak 30 kali.
9
12) Tekan titik CV 12 (dari Processus Xyphoideus sampai umbilicus
cari titik tengah) sebanyak 30 kali.
14) Tekan titik SP 6 (terletak 4 jari dari mata kaki) sebanyak 30 kali
lakukan pada kedua kaki.
10
15) Tekan titik ST 36 (terletak 4 jari di bawah lutut di tepi luar kanan
tulang kering) sebanyak 30 kali lakukan pada kedua kaki.
4. Tahap Terminasi
1) Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
2) Berikan reforcement positif pada klien
3) Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu dan tempat)
4) Salam penutup
5) Cuci tangan efektif
5. Tahap Dokumentasi
1) Catat hasil tindakan dan respon klien didalam catatan keperawatan
BAB III
PENUTUP
11
3.1 Kesimpulan
Insomnia adalah kondisi dimana seseorang sulit untuk memulai tidur dan
mempertahankan tidurnya. Terdapat 2 macam upaya untuk mengatasi
gangguan tidur, yaitu farmakologi dan non farmakologi. Penggunaan obat-
obatan memiliki efek kecanduan sehingga tidak dianjurkan konsumsi jangka
panjang. Salah satu terapi yang termasuk dalam upaya non farmakologi adalah
terapi akupresur. Akupresur pada insomnia dilakukan pada titik PC 6, LI 4, LI
11, GB 20, GB 21, CV 12, CV 6, SP 6 dan SP 36
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami.
12
DAFTAR PUSTAKA
Hidaayah, Nur., & Alif, Hilmi. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
Terjadinya Insomnia pada Wanita Premenopause di Dusun Ngablak Desa
Kedungrukem Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol. 9(1). Hal 69-76.
Horsley, K.J., dkk. (2016). Insomnia Symptoms and Heart Rate Recovery Among
Patiens in Cardiac Rehabilitation. Journal of Behavioral Medicine, 39,
642-651. Diakses pada tanggal 25 Februari 2020
Kozier MN RN, B, J., Berman, A. T., Synder, S., & Erb BScN RN, G. (2008).
Fundmental of Nursing: Concepts, Process & Practice ( 8 ed.). New Jersey:
Person Education Inc.
Noman, M. Ikbal, dkk. (2015). Causes of Insomnia and Its Effects on Day
Acctivities of Reluman Medical College Students. Journal of Medical
Students, 1(1) : 28-36
Susanti. (2015). Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia Sebelum dan Sesudah Latihan
Relaksasi Otot Progresif (Progresif Muscle Relaxation) Di Badan
Pelayanan Sosial Tresna Wreda (BPSTW) Ciparay Bandung. Skripsi
13