Aljabar Linear

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PEMBAHASAN

1. RUANG-RUANG VEKTOR UMUM

Ruang vektor merupakan materi yang sangat penting dalam Matematika dan
Statistika. Untuk membangun ruang vektor, diperlukan pengetahuan tentang sistem
bilangan seperti, bilangan real atau bilangan Kompleks, beserta operasi penjumlahan
dan perkalian dari bilangan tersebut. Walaupun namanya ruang vektor, tidak berarti
obyek-obyek dari ruang tersebut berupa vektor dalam arti yang sebenarnya, tetapi
obyek tersebut dapat berperan sebagai vektor asalkan memenuhi sifat dari ruang
vektor. Berikut diberikan definisi ruang vektor atas bilangan real R.

1.1 RUANG VEKTOR


Diberikan ruang V yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan (+) dan perkalian (.)
dengan skalar atas bilangan real R. Selanjutnya misalkan u, v, w  V dan , 
merupakan skalar-skalar dalam R. Ruang V disebut ruang vektor atas bilangan real
R, jika memenuhi :
A. Terhadap operasi penjumlahan, bersifat :
A1. u + v  V. ( Tertutup terhadap penjumlahan )
A2. u + v = v + u. ( Komutatif terhadap penjumlahan )
A3. ( u + v ) + w = u + ( v + w ). ( Assosiatif dengan penjumlahan )
A4. Untuk setiap u  V terdapat 0  V, sehingga :
0 + u = u + 0. ( Ada elemen netral )
A5. Untuk setiap u  V terdapat -u  V, sehingga :
u + (-u) = (-u) + u = 0. ( Ada invest )
B. Terhadap operasi Perkalian dengan skalar, bersifat :
B1. u  V. ( Tertutup terhadap perkalian dengan skalar)
B2. (u + v ) = u + v.
B3. ( + ) u = u + u.
B4. (u) = ()u.
B5. 1u = u.
Berikut ini diberikan contoh-contoh ruang vektor atas bilangan real R.
Contoh 1.1
Diberikan vektor-vektor u, v  R2 = RxR = { (a,b) ; a  R dan b  R }.
Penjumlahan dan perkalian dengan skalar didefinisikan sebagai berikut :
u + v = (a, b) + (c, d) = (a+c, b+d), dan
u = (a, b),  R.
Perlihatkan bahwa R2 dengan operasi di atas merupakan ruang vektor atas bilangan
real R.
Jawab :
Untuk memperlihatkan R2 merupakan ruang vektor, diselidiki semua sifat A1–A5
dan B1–B5. Ambil sembarang u, v, w  R2 dan skalar ,   R, maka u, v, w dapat
disajikan menjadi :
u = (a, b), v = (c, d), dan w = (e, f),
dengan a, b, c, d, e, f  R.
A. Terhadap operasi penjumlahan, bersifat :
A1. u + v = (a+c, b+d)  R2.
Sebab a, b, c, d  R maka a + c  R, dan b + d  R.
A2. u + v = (a+c, b+d)
= (c+a, d+b). ( penjumlahan bilangan real komutatif )
= (c, d) + (a, b)
= v + u.
A3. ( u + v ) + w = (a+c, b+d) + (e, f)
= ((a+c)+e, (b+d)+f)
= (a+(c+e),b+(d+f)). (penjumlahan assosiatif)
= (a,b) + (c+e, d+f)
= u + ( v + w ).
A4. Untuk setiap u  R2 terdapat 0 = (0,0)  R2, sehingga :
0 + u = (0,0) + (a, b) = (a,b) = u
u + 0 = (a, b) + (0,0) = (a,b) = u
A5. Untuk setiap u  R2 terdapat -u = (-a, -b)  R2, sehingga :
u + (-u) = (a,b) + (-a,-b)
= (a+(-a), b+(-b))
= (0, 0)

44
= 0  R2 .
(-u) + u = (-a, -b) + (a, b)
= (-a+a, -b+b)
= (0, 0)
= 0  R2 .
B. Terhadap operasi Perkalian dengan skalar, bersifat :
B1. u = (a, b) = (a, b)  R2.
Sebab :   R, dan a,b  R maka a  R, dan b  R.
B2. (u + v ) =  (a+c, b+d)
= (a+c, b+d)
= (a, b) + ( c, d)
=  (a,b) + (c,d)
= u + v.
B3. ( + ) u = ( + ) (a, b)
= (( + )a, ( + )b)
= (a + a, b + b)
= (a, b) + (a, b)
= (a, b) + (a, b)
= u + u.
B4. (u) =  (a, b) = ((a), (b))
= (()a, ()b)= ()(a, b)
= ()u.
B5. 1u = 1(a,b) = (1a, 1b) = (a,b) = u.
Karena syarat A1–A5 dan B1–B5 dipenuhi maka ruang R2 merupakan ruang
vektor atas bilangan real R.
Contoh 1.2
Diberikan vektor u, v  Rn = { (a1,a2,…,an) ; aj  R, j=1,2,…,n }.
Didefinisikan penjumlahan dan perkalian dengan skalar sebagai berikut :
u + v = (a1,a2,…,an) + (b1,b2,…,bn)
= (a1+b1, a2+b2,…, an+bn), aj  R, bj  R, j=1,2,…,n dan
u = (a1, a2,…,an),  R.

45
Perlihatkan bahwa Rn dengan operasi-operasi di atas merupakan ruang vektor atas
bilangan real R.
Jawab :
Soal ini merupakan generalisasi dari Contoh 1.1, sehingga penyelesaiannya serupa
dengan contoh tersebut.

Contoh 1.3
Diberikan ruang R(f) yang menyatakan himpunan semua fungsi f pada garis real R.
Untuk setiap f, g  R(f) dan skalar   R, operasi penjumlahan dan perkalian dengan
skalar, mengikuti :
f+g = (f+g)(x) = f(x)+g(x), dan
f = (f)(x) = f(x), x R.
Apakah R(f) merupakan ruang vektor atas bilangan real R ?.
Jawab :
Untuk memperlihatkan R(f) merupakan ruang vektor, haruslah memenuhi semua
sifat A1-A5 dan B1-B5. Ambil sembarang f,g,h R(f), dan skalar ,   R maka
f, g, h dapat dinyatakan menjadi :
f = f(x)  R, g = g(x)  R, dan h = h(x)  R, x R.
A. Terhadap operasi penjumlahan, bersifat :
A1. f + g = (f+g)(x) = f(x)+ g(x)  R(f).
Sebab f(x)  R, dan g(x)  R, maka f(x) + g(x)  R.
B2. f + g = (f+g)(x)
= f(x)+ g(x)
= g(x)+ f(x) ( penjumlahan bilangan real komutatif )
= (g+f)(x)
= g + f.
B3. (f + g) + h = ((f+g) + h )(x)
= (f+g)(x) + h(x)
= (f(x)+g(x)) + h(x)
= f(x)+ (g(x)+ h(x)) (penjumlahan bilangan real assosiatif)
= (f + (g+h))(x)
= f + (g + h)
A4. Untuk setiap f  R(f) terdapat 0 = 0(x)  R(f), sehingga :

46
0 + f = (0+f)(x) = 0(x)+ f(x) = f(x) = f.
f + 0 = (f+0)(x) = f(x)+ 0(x) = f(x) = f.
A5. Untuk setiap f  R(f) terdapat -f = -f(x)  R(f), sehingga :
f + (-f) = (f +(-f))(x)
= f(x) + -f(x)
= 0(x)  R(f).
(-f) + f = ((-f) + f)(x)
= -f(x) + f(x)
= 0(x)  R(f).
B. Terhadap operasi Perkalian dengan skalar, bersifat :
B1. f = (f)(x) = f(x)  R(f). Sebab , f(x)  R maka f(x) R
B2. (f + g ) = ((f+g))(x)
= (f+g)(x)
=  (f(x) + g(x))
= f(x) + g(x)
= (f)(x) + (g)(x)
= (f + g)(x)
= f + g.
B3. ( + ) f = (( + ) f)(x)
= ( + )f(x)
= f(x) + f(x)
= (f)(x) + (f)(x)
= (f + f)(x)
= f + f.

B4. (f) = ((f))(x)


= ((f)(x))
= (f(x))
= ()f(x)
= ()f.
B5. 1u = (1f)(x) = 1f(x) = f(x) = f.

47
Karena syarat A1–A5 dan B1–B5 dipenuhi maka ruang R(f) merupakan ruang
vektor atas bilangan real R.

1.2 SUB RUANG

Dalam membicarakan ruang vektor, tidak hanya vektoer-vektornya saja yang


menarik, tetapi juga himpunan bagian dari ruang vektor tersebut yang membentuk
ruang vektor lagi terhadap operasi yang sama pada ruang vektornya. Himpunan
yang demikian yang selanjutnya disebut sebagai sub ruang vektor ( vector
subspace ).
Andaikan V adalah ruang vektor dan S adalah himpunan bagian tak kosong dari
V . Himpunan S disebut sub ruang vektor dari V jika terhadap operasi yang
didefinisikan pada V , S membentuk ruang vektor.
Jika V ruang vektor dan W himpunan bagian dari V, maka ruang W
merupakan subruang dari V, jika berlaku :
(i). (u,v  W)  ( u+v  W ). ( tertutup terhadap penjumlahan ).
(ii). (  R, u  W)  (u  W ). (tertutup terhadap perkalian skalar).

Contoh 1.1
Diberikan ruang R(f[a,b]), dengan :
R(f[a,b]) = { f ; f fungsi bernilai real pada interval [a,b], a,b R
}. Operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar diberikan
oleh :
f + g = (f+g)(x) = f(x) + g(x), dan
f = (f)(x) =  f(x), x  R.
Selanjutnya diberikan ruang :
C[a,b] = { f ; f fungsi kontinu pada interval [a,b], a,b R }. Apakan
ruang C[a,b] merupakan subruang dari ruang vektor R(f[a,b]).?
Jawab :
Kita telah menunjukkan R(f[a,b]) dengan operasi-operasi yang diberikan
merupakan
ruang vektor atas bilangan real (lihat Contoh 3.3). Ruang C[a,b] merupakan
subruang dari R(f[a,b]), sebab :
(i). Ambil sembarang f,g  C[a,b] maka :
f = f(x), dan g = g(x) fungsi-fungsi kontinu pada interval

48
[a,b]. Akibatnya :
f+g = (f+g)(x) = f(x) + g(x)  C[a,b].
Sebab penjumlahan dua fungsi yang masing-masing kontinu adalah kontinu.
(ii). Untuk   R diperoleh :
f = (f)(x) =  f(x)  C[a,b].
Sebab perkalian fungsi kontinu dengan skalar bilangan real adalah fungsi
kontinu.

49
1.3 KEBEBASAN LINEAR

Jika S = {v1, v2, ... , vr} adalah suatu himpunan vektor-vektor tak kosong, maka
persamaan vektor

𝑘1 𝑣1 + 𝑘2 𝑣2 + ⋯ + 𝑘𝑟 𝑣𝑟 = 0

Mempunyai paling tidak satu penyelesaian, yaitu

𝑘1 = 0, 𝑘2 = 0, … , 𝑘𝑟 = 0

Jika ini adalah satu-satunya penyelesaian, maka S disebut suatu himpunan yang
bebas secara linear. Jika ada penyelesaian-penyelesaian lainnya, maka S disebut
himpunan yang tak bebas secara linear.

CIRI-CIRI BEBAS LINEAR

a) Himpunan vector S bebas linier jika system persamaan linier hanya


mempunyai penyelesaian trivial (nol).
b) Himpunan vector S bergantung linier jika system persamaan linier
mempunyai persamaan non trivial.
c) Vektor S merupakan bebas linear apabila

1. Matrik tersebut det(S) ≠ 0.

2. Ketiga vector tersebut mempunyai invers (sehingga dapat dibalik)

CONTOH 1.1

Jika 𝑣1 = (2, −1, 0, 3), 𝑣2 = (1, 2, 5, −1), 𝑣3 = (7, −1, 5, 8)

Jawab:

Maka himpunan vektor-vektor S = {𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 } tak bebas secara linear


karena 3𝑣1 + 𝑣2 + 𝑣3 = 0
CONTOH 1.2

Tinjau vektor i = (1, 0, 0), j = (0, 1, 0), dan k = (0, 0, 1) dalam R3.

Jawab:

Dalam bentuk komponen, persamaan vektor 𝑘1 𝑖 + 𝑘2 𝑗 + 𝑘3 𝑘 = 0 menjadi


𝑘1 (1, 0, 0) + 𝑘2 (0, 1, 0) + 𝑘3 (0, 0, 1) = (0, 0, 0)

50
atau (𝑘1 , 𝑘2 , 𝑘3 ) = (0, 0, 0) maka, 𝑘1 = 0, 𝑘2 = 0, dan 𝑘3 = 0, sehingga himpunan
S = (i, j, k) bebas secara linear.

TEOREMA 1.1

Suatu himpunan S dengan dua atau lebih vektor disebut:

(a) Tak bebas secara linear jika dan hanya jika paling tidak salah satu vektor dalam
S dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari vektor-vektor lainnya
dalam S.
(b) Bebas secara linear jika dan hanya jika tidak ada vektor dalam S yang dapat
dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari vektor-vektor lain dalam S

CONTOH 1.3

Pada contoh 1 kita lihat bahwa vektor-vektor

𝑣1 = (2, −1, 0, 3), 𝑣2 = (1, 2, 5, −1), 𝑣3 = (7, −1, 5, 8)

Membentuk suatu himpunan yang tak bebas secara linear. Dari teorema 1.1 kita
dapatkan bahwa paling tidak salah satu dari vektor-vektor ini dapat dinyatakan
sebagai kombinasi linear dari dua vektor lainnya.

Dalam contoh ini setiap vektor dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear
dari dua vektor lainnya karena dari persamaan 3𝑣1 + 𝑣2 + 𝑣3 = 0 (lihat contoh 1)
1 1
kita dapatkan bahwa 𝑣1 = (− 3 𝑣2 + 3 𝑣3 ) , 𝑣2 = (−3𝑣1 + 𝑣3 ), 𝑣3 = (3𝑣1 + 𝑣2 ).

CONTOH 1.4

Pada contoh 2 kita lihat bahwa vektor-vektor i = (1, 0, 0), j = (0, 1, 0), dan k = (0, 0,
1) membentuk suatu himpunan yang bebas secara linear. Jadi, dari teorema 5.3.1
kita dapatkan bahwa tidak satu pun dari vektor-vektor ini yang dapat dinyatakan
sebagai kombinasi linear dari dua vektor lainnya. Untuk melihat secara langsung
bahwa demikianlah adanya, anggap bahwa k dapat dinyatakan sebagai k = 𝑘1 𝑖 +
𝑘2 𝑗 maka, dalam bentuk komponen-komponen (0, 0, 1) = 𝑘1 (1, 0, 0) + 𝑘2 (0, 1, 0)
atau (0, 0, 1) = (𝑘1 , 𝑘2 , 0). Akan tetapi, persamaan ini tidak dipenuhi oleh setiap
nilai 𝑘1 dan 𝑘2 sehingga k tidak dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari i
dan j. Demikian juga, i tidak dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari j dan k,
dan j tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari i dan k.

TEOREMA 1.2

(a) Suatu himpunan vektor terhingga yang berisi vektor nol tak bebas secara linear.
(b) Suatu himpunan dengan tepat dua vektor bebas secara linear jika dan hanya
jika vektor yang satu bukan merupakan penggandaan skalar dari vektor
lainnya.

51
Bukti (a). Untuk setiap vektor 𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑟 himpunan S = {𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑟 , 0} tak
bebas secara linear karena persamaan 0𝑣1 + 0𝑣2 + ⋯ + 0𝑣𝑟 + 1(0) = 0
menyatakan 0 sebagai suatu kombinasi linear dari vektor-vektor dalam S dengan
koefisien-koefisiennya tidak semuanya nol.

Interpretasi Geometrik dari Kebebasan Linear

Kebebasan linear mempunyai suatu interpretasi geometrik yang berguna dalam 𝑅 2


dan 𝑅 3 :

• Dalam R2 atau R3, suatu himpunan dua vektor bebas secara linear jika dan hanya
jika vektor-vektor tersebut tidak terletak pada garis yang sama jika keduanya
ditempatkan dengan titik-titik pangkalnya di titik asal (Gambar 1).

• Dalam R3, suatu himpunan tiga vektor bebas secara linear jika dan hanya jika
vektor-vektor tersebut tidak terletak pada bidang yang sama jika ketiganya
ditempatkan dengan titik-titik pangkalnya pada titik asal (Gambar 2).

Hasil pertama kita dapatkan dari fakta bahwa dua vektor bebas secara linear
jika dan hanya jika tidak satu pun dari vektor tersebut yang merupakan
penggandaan skalar dari vektor lainnya. Secara geometris, ini setara dengan
menyatakan bahwa vektor-vektor tersebut tidak terletak pada garis yang sama jika
diposisikan dengan titik-titik pangkalnya di titik asal.

Hasil kedua kita dapatkan dari fakta bahwa tiga vektor bebas secara linear
jika dan hanya jika tidak satu pun dari vektor tersebut yang merupakan kombinasi
linear dari dua vektor lainnya. Secara geometris, ini setara dengan menyatakan
bahwa tak satu pun dari vektor tersebut yang terletak pada bidang yang sama
dengan dua vektor lainnya, atau dengan kata lain, bahwa ketiga vektor tersebut
tidak terletak pada bidang yang sama jika ketiganya diletakkan dengan titik-titik
pangkalnya pada titik asal.

TEOREMA 1.3

Anggap S = {𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑟 } adalah suatu himpunan vektor-vektor dalam Rn.jika r >


n, maka S tak bebas secara linear.

CONTOH 1.5

Tunjukkan bahwa himpunan vektor 𝑣1 = (−2, 0, 1), 𝑣2 = (3, 2, 5), 𝑣3 =


(6, −1, 1), dan 𝑣4 = (7, 0, −2) dalam R3 bebas secara linear ( r > n ).

Jadi sistem tersebut mempunyai penyelesaian tak trivial dan 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , dan 𝑣4


membentuk suatu himpunan yang tak bebas secara linear. Sesuai dengan teorema
1.3. dimana jika r > n maka S tak bebas secara linear. Pada contoh di atas diketahui
r = 4 dan n = 3 maka contoh tersebut membuktikan bahwa teorema 5.3.3 benar.

52
KEBEBASAN LINEAR FUNGSI-FUNGSI

Kadang-kadang ketakbebasan linear fungsi-fungsi dapat disimpulkan dari identitas-


identitas yang telah diketahui. Misalnya, fungsi-fungsi

𝑓1 = 𝑠𝑖𝑛2 𝑥, 𝑓2 = 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥, dan 𝑓3 = 5

Membentuk suatu himpunan yang tak bebas secara linear dalam F(-∞,∞) karena
persamaan 5𝑓1 + 5𝑓2 − 𝑓3 = 5𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 5𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 − 5 = 5(𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥) − 5 = 0
menyatakan 0 sebagai suatu kombinasi linear dari 𝑓1 , 𝑓2 , dan 𝑓3 dengan koefisien-
koefisien yang tidak semuanya nol. Akan tetapi, hanya dalam siatuasi-situasi
khususlah identitas-identitas tersebut dapat diterapkan meskipun tidak ada metode
umum yang dapat digunakan untuk menetapkan kebebasan linear atau kebebasan
linear dari fungsi-fungsi dalam F(-∞,∞), kita sekarang akan mengembangkan suatu
teorema yang kadang-kadang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu
himpunan fungsi yang diberikan bebas secara linear.

Jika 𝑓1 = 𝑓1 (𝑥), 𝑓2 = 𝑓2 (𝑥), … , 𝑓𝑛 = 𝑓𝑛 (𝑥) adalah fungsi-fungsi yang dapat


diturunkan n-1 kali pada selang (-∞, ∞), maka determinan dari

f1 (x) f2 (x) … fn (x) k1 0


′ (x)
[ f1 ′(x) f2 … fn ′(x) ] [k 2 0]
(n−1) (n−1) (n−1) kn 0
f1 (x) f2 (x) … fn (x)

Disebut Wronskian* dari 𝑓1 , 𝑓2 , … , 𝑓𝑛 . Sebagaimana yang akan kami tunjukkan


sekarang, determinan ini berguna untuk memastikan apakah fungsi-
fungsi𝑓1 , 𝑓2 , … , 𝑓𝑛 membentuk suatu himpunan vektor-vektor yang bebas secara
linear dalam ruang vektor C(n-1)(-∞,∞).

Anggap, untuk sementara, bahwa𝑓1 , 𝑓2 , … , 𝑓𝑛 adalah vektor-vektor yang tak bebas


secara linear dalam C(n-1)(-∞,∞). Maka ada skalar 𝑘1 , 𝑘2 , … , 𝑘𝑛 , tidak semuanya nol,

Sedemikian sehingga

𝑘1 𝑓1 (𝑥) + 𝑘2 𝑓2 + ⋯ + 𝑘𝑛 𝑓𝑛 (𝑥) = 0

Untuk semua x dalam selang (-∞,∞). Dengan mengkombinasikan persamaan ini


dengan persamaan-persamaan yang diperoleh dengan n-1 diferensiasi berturut-turut,
kita akan mendapatkan

𝑘1 𝑓1 (𝑥) + 𝑘2 𝑓2 (𝑥) + ⋯ + 𝑘𝑛 𝑓𝑛 (𝑥) = 0

𝑘1 𝑓1′ (𝑥) + 𝑘2 𝑓2′ (𝑥) + ⋯ + 𝑘𝑛 𝑓𝑛′ (𝑥) = 0


(𝑛−1)
𝑘1 𝑓1 (𝑥) + 𝑘2 𝑓2 (𝑛−1) (𝑥) + ⋯ + 𝑘𝑛 𝑓𝑛 (𝑛−1) (𝑥) = 0

Jadi, ketakbebasan linear dari mengimplikasikan bahwa sistem linear

53
𝑓1 (𝑥) 𝑓2 (𝑥) … 𝑓𝑛 (𝑥) 𝑘1 0
′ (𝑥) ′ (𝑥)
[ 𝑓1 𝑓2 … 𝑓𝑛 ′(𝑥) ] [ 𝑘2 0]
(𝑛−1) (𝑛−1) (𝑛−1) 𝑘𝑛 0
𝑓1 (𝑥) 𝑓2 (𝑥) … 𝑓𝑛 (𝑥)

Mempunyai suatu penyelesaian trivial untuk setiap x dalam selang (-∞,∞). Ini pada
gilirannya mengimplikasikan bahwa untuk setiap x dalam (-∞,∞) matriks
koefisiennya tidak dapat dibalik, atau secara setara, bahwa determinannya
(Wronskian) nol untuk setiap x dalam (-∞,∞). Jadi, jika Wronskian tidak identik
dengan nol pada (-∞,∞), maka fungsi-fungsi 𝑓1 , 𝑓2 , … , 𝑓𝑛 pastilah merupakan
vektor-vektor yang bebas secara linear dalam C(n-1)(-∞,∞). Inilah isi teorema berikut
ini.

TEOREMA 1.4

Jika fungsi 𝑓1 , 𝑓2 , … , 𝑓𝑛 , mempunyai n-1 turunan yang kontinu pada selang (-∞,∞)
dan jika Wronskian dari fungsi-fungsi ini tidak sama dengan nol pada (-∞,∞), maka
fungsi-fungsi ini membentuk suatu himpunan vektor yang bebas secara linear dalam
C(n-1)(-∞,∞).

CONTOH 1.6

Tunjukkan bahwa 𝑓1 = 𝑥 dan 𝑓2 = 𝑠𝑖𝑛𝑥 membentuk suatu himpunan vektor yang


bebas secara linear dalam C1(-∞,∞).

Jawab:

Wronskiannya adalah

𝑥 sin 𝑥
W(x) = | | = x cos x – sin x
1 cos 𝑥
Fungsi ini tidak mempunyai nilai nol untuk semua x dalam selang (-∞,∞) sehingga
f1 dan f2 membentuk suatu himpunan yang bebas secara linear.

CONTOH 1.7

Tunjukkan bahwa 𝑓1 = 1, 𝑓2 = 𝑒 𝑥 dan 𝑓3 = 𝑒 2𝑥 membentuk suatu himpunan


vektor-vektor yang bebas secara linear dalam C2(-∞,∞).

Jawab:

Wronskiannya adalah

1 𝑒𝑥 𝑒 2𝑥
W(x) = | 0 𝑒 𝑥 2𝑒 2𝑥 | = 2𝑒 3𝑥
0 𝑒𝑥 4𝑒 2𝑥
Fungsi ini tidak mempunyai nol untuk semua x dalam selang (-∞∞) sehingga 𝑓1 , 𝑓2 ,
dan 𝑓3 membentuk suatu himpunan yang bebas secara linear.

54
1.4 BASIS VEKTOR
Misalkan V ruang vektor dan B = { v1 , v2 ,..., vn } merupakan himpunan berhingga
dari vektor-vektor pada ruang vektor V. B disebut basis untuk ruang vektor V, jika :
(i). B = { v1 , v2 ,..., vn } bebas linear, dan

(ii). B = { v1 , v2 ,..., vn } membangun V.

Contoh 1.1

Diberikan vektor-vektor dalam R2, R3, dan Rn :

v1 = (1,0), dan v2 = (0,1)  R2,

w1 = (1,0,0), w2 = (0,1,0), dan w2 = (0,0,1)  R3.

x1 = (1,0,...,0), x2 = (0,1,0,...,0), ...., dan xn = (0,0,...,1)  Rn. Apakah :


a. B2 = { v1, v2 } basis untuk R2.

b. B3 = { w1, w2, w2 } basis untuk R3. c. Bn ={ x1, x2, ....,xn } basis untuk Rn.
Jawab :

Untuk memperlihatkan B2, B3, Bn basis untuk ruang R2, R3, dan Rn, ditunjukan :

a.(i). B2 = { v1, v2 } bebas linear, sebab kombinasi linear :

1v1   2 v2 = 0

  1 (1,0) +  2 (0,1) = 0

 (  1 ,  2 ) = (0,0).
mempunyai penyelesaian
 1 =  2 = 0. Jadi B2 = { v1, v2 }bebas linear.
(ii). B2 = { v1, v2 } membangun ruang R2 (lihat contoh 1.1).
Karena (i) dan (ii) maka B2 = { v1, v2 }, merupakan basis(basis baku) untuk ruang
vektor R2.
b.(i). B3 = { w1, w2, w3 } bebas linear, sebab kombinasi linear :
 1 w1 +  2 w2 +  3 w3 = 0
  1 (1,0,0) +  2 (0,1,0) +  3 (0,0,1) = 0
 (  1 ,  2 ,  3 ) = (0,0,0).

55
mempunyai penyelesaian  1 =  2 =  3 = 0.
Jadi B3 = { w1, w2, w3 } bebas linear.
(ii). B3 = {w1, w2, w3} membangun ruang R3 (lihat contoh 3.12).
Karena (i) dan (ii) maka B3 = { w1, w2, w3 }, merupakan basis(basis baku) untuk
ruang vektor R3.
c.(i). Bn={ x1, x2, ....,xn } bebas linear, sebab kombinasi linear :
 1 x1 +  2 x2 + … +  n xn = 0
  1 (1,0,…, 0) +  2 (0,1,…,0) + … +  n (0,0,…,1) = 0

 (  1 ,  2 ,…,  n ) = (0,0,…,0).

mempunyai penyelesaian  1 =  2 = … =  n = 0.
Jadi Bn={ x1, x2, ....,xn } bebas linear.
(ii). Bn={x1,x2,....,xn} membangun ruang R3 (lihat contoh 3.12).
Karena (i) dan (ii) maka Bn={ x1, x2, ....,xn }, merupakan basis(basis baku) untuk
ruang vektor Rn.
Perlu anda ketahui bahwa basis dari suatu ruang vektor tidaklah tunggal (tidak
satu-satunya). Berikut diberikan suatu contoh yang membenarkan pernyataan ini.

Contoh 1.2
Diberikan vektor-vektor pada ruang vektor R3 :
B1 = { v1 = (a,0,0), v2 = (0,b,0), dan v3 = (0,0,c) } B2 = { w1 = (1,0,0), w2 = (0,1,0),
dan w3 = (0,0,1) }
B3 = { u1 = (1,2,1), u2 = (2,9,0), dan u3 = (3,3,4) }
a. Buktikan B1 basis untuk ruang vektor R3.

b. Buktikan B2 basis untuk ruang vektor R3.

c. Buktikan B3 basis untuk ruang vektor R3.


Jawab :
Untuk memperlihatkan B1, B2, B3 basis untuk ruang R3,
ditunjukkan
a.(i). B1 = { v1, v2, v3 } bebas linear, sebab kombinasi linear :
 1 v1 +  2 v2 +  3 v3 = (0,0,0)
  1 (a,0,0) +  2 (0,b,0) +  3 (0,0,c) = (0,0,0)
 (  1 a,  2 b,  3 c) = (0,0,0).

  1 a = 0,  2 b = 0, dan  3 c = 0.

56
mempunyai penyelesaian  1 =  2 =  3 = 0.
Jadi B1 = { v1, v2, v3 } bebas linear.
(ii). B1 = {v1, v2, v3} membangun ruang R3.
Sebab untuk sembarang v dalam R3, dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear
:
v = (a,b,c)
= 1(a,0,0) + 1(0,b,0) + 1(0,0,c)
= 1v1 + 1v2 + 1v3
Karena (i) dan (ii) maka B1 = { v1, v2, v3 }, merupakan basis untuk ruang vektor
R3 .
b. B2 = { w1 = (1,0,0), w2 = (0,1,0), dan w3 = (0,0,1) }, merupakan basis baku untuk
R3 (lihat contoh 1.1).
c. B3 = { u1, u2, u3 } juga merupakan basis untuk R3, karena B3 membangun R3 dan
bebas linear. Anda dapat memperlihatkan kebenaran pernyataan ini sebagai
latihan.

Contoh 1.3
Diberikan himpunan B* = { M1, M2, M3, M4}, dengan :
1 0 0 1 0 0 0 0
M1 =[ ], M2 =[ ], M3 =[ ], M4 =[ ]
0 0 0 0 1 0 0 1
𝑎 𝑏
Misalkan M(2x2) = matriks (2x2) berbentuk = [ ]
𝑐 𝑎
Tunjukan B* merupakan basis (basis baku) untuk M(2x2).
Jawab :
(i). B* = { M1, M2, M3, M4}, bebas linear, sebab :
 1 M1 +  2 M2 +  3 M3 +  4 M4 = 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
𝛼1 = [ ]+ 𝛼2 = [ ]+ 𝛼3=[ ] + 𝛼4= [ ]+ 𝛼1= [ ]
𝑣 0 𝑣 0 1 0 𝑣 1 𝑣 0

57
Teorema 1.1
Misalkan V suatu ruang vektor atas bilangan real R.

Jika B={ v1, v2, ....,vk } dan B*= { u1, u2, ....,ur } masing-masing merupakan basis
untuk ruang vektor V, maka k = r.
Untuk memperlihatkan kebenaran teorema di atas anda dapat memperhatikan
penjelasan berikut.
Karena B={ v1, v2, ....,vk } dan B*= { u1, u2, ....,ur } merupakan basis untuk ruang
vektor V, maka :
(i). Vektor u1, u2, ....,ur bebas linear. Karena B basis maka r  k.

(ii). Vektor v1, v2, ....,vk juga bebas linear. Karena B* juga basis untuk V

maka k  r.

Karena (i) dan (ii) maka r = k.

Contoh 1.4

Diberikan vektor-vektor pada ruang vektor R2 :

B1 = { v1, v2 }, dengan v1 = (1,0) dan v2 = (0,1).


B2 = { u1, u2 }, dengan u1 = (4,0), dan u2 = (0,4).
B3 = { w1, w2 }, dengan w1 = (2,0), dan w2 = (0,2).

a. Apakah B1, B2, B3 basis-basis untuk ruang vektor R2.


b. Kesimpulan apa yang anda dapat peroleh dari (a).
Jawab :
a. Anda dapat dengan mudah memperlihatkan bahwa :

B1={ v1=(1,0), v2 = (0,1)}, B2={ u1=(4,0), u2 = (0,4)},


B3 ={ w1=(2,0), w2=(0,2)},
bebas linear dan membangun R2. Sehingga B1, B2, B3 basis-basis untuk R2. Coba
anda perlihatkan kebenaran ini, sebagai latihan.

b. Terlihat bahwa B1 = { v1, v2 }, B2={ u1, u2 }, dan B3={ w1, w2} masing-
masing memuat sebanyak dua vektor. Jadi B1, B2, B3 basis-basis yang berlainan

58
dari ruang vektor R2, tetapi ketiganya mempunyai vektor penyusun basis yang
sama yaitu dua vektor.
Banyaknya vektor penyusun suatu basis merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan dimensi dari suatu ruang vektor. Definisi berikut
memberikan pengertian tentang dimensi dari ruang vektor V atas bilangan real R.

59
1.5 DIMENSI RUANG VEKTOR

(i). Jika V ruang vektor maka dimensi V, ditulis dengan dim(V) adalah banyaknya
vektor-vektor yang menyusun basis V.
(ii). Ruang vektor nol mempunyai dim(V) = 0.

Contoh 1.1
Diberikan himpunan-himpunan B, D dan A, dengan :
a. B = {(1,0,0), (0,1,0), (0,0,1)} basis untuk ruang vektor R3.
b. D = { 1, x, x2,…,xn } basis untuk ruang vektor n [a, b] .
c. A = { v1, v2, ....,vk } basis untuk ruang vektor V.
Tentukan dimensi dari ruang vektor R3, n [a, b] dan V.

Jawab :
a. Karena B = {(1,0,0), (0,1,0), (0,0,1)} basis untuk ruang vektor R3, maka dim(R3)
=3. Sebab B memuat tiga vektor penyusun, yaitu : (1,0,0), (0,1,0), dan (0,0,1).
b. Karena D = { 1, x, x ,…,x } basis untuk ruang vektor n [a, b], maka :
2 n

n [a, b] ) = n+1. Sebab D memuat n+1 vektor, yaitu :

1, x, x2, …, xn.
c. Karena A = { v1, v2, ....,vk } basis untuk ruang vektor V, maka dim(V)=k. Sebab
A memuat k vektor penyusun basis.
Perlu anda ingat bahwa, untuk memperoleh basis dan dimensi suatu ruang
vektor sangat tergantung pada sifat kebebasan linear yang membangun ruang
tersebut. Berikut disajikan beberapa pernyataan penting apakah vektor-vektor dalam
suatu ruang vektor bebas linear atau tidak.
(a). Misalkan R(f) ruang vektor dari himpunan fungsi-fungsi bernilai real. Fungsi-
fungsi f,g,h  R(f) mempunyai turunan pertama dan kedua (diferensiabel)
pada xR. Jika Wronskian :

W(x)= f ( x) f ’(x) f’ (x)


g ( x) g’ (x) g’ (x) ≠0
h( x) h’ (x) h’ (x)

maka f, g, h bebas linear.

60
(b). Jika B = { v1, v2, ....,vk } basis untuk ruang vektor V, maka setiap
himpunan dengan lebih dari k vektor adalah tidak bebas linear.

Teorema 1.1 Dimensi Ruang Baris dan Ruang Kolom


Jika A matriks berukuran mxn, maka :
dim(ruang baris A) = dim(ruang kolom A).

Teorema 1.2 (Kekekaran Ruang Baris)


Operasi elementer matriks tidak merubah ruang baris suatu
matriks.

Teorema 1.3
Jika A matriks berukuran nxn, maka pernyataan berikut
ekuivalen : (a). A mempunyai invest.
(b). det(A)  0.
(c). rank(A) = n.
(d). Vektor-vektor baris A bebas linear. (e). Vektor-vektor kolom A
bebas linear.

61

Anda mungkin juga menyukai