Tmarf Corong Pisah Print PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Sindy Pratiwi Putri / F34170006

Dasar Teori

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan untuk obat tradisional dan
belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia telah lama dikenal masyarakat sebagai
bahan dasar obat tradisional yang digunakan untuk mengobati suatu penyakit tanpa
menimbulkan efek samping apapun. Simplisia dibagi menjadi 2 jenis yaitu simplisia
tumbuhan dan simplisia hewan. Jenis simplisia tumbuhan sangat beragam tergantung
jenis dan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan seperti daun, bunga, buah, biji, rimpang,
batang dan akar (Perwitasari et al. 2015). Simplisia pada praktikum ini dibuat dari bahan
dasar kencur. Kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan tanaman herbal yang memiliki
khasiat obat yang hidup didaerah tropis dan subtropis. Pemanfaatan kencur baik pada
kalangan industri maupun rumah tangga bukan hanya digunakan. sebagai obat namun
bisa juga sebagai makanan, minuman yang kaya akan manfaat bagi kesehatan. Pada
negara berkembang seperti Indonesia penggunaan bahan baku herbal kini lebih sering
digunakan karena memiliki harga yang lebih murah serta banyak tumbuh didaerah tropis
sediaan herbal juga pada dasarnya dianggap lebih aman, lebih efektif, dan memiliki efek
samping yang lebih kecil dibandingkan dengan bahan kimia pada sediaan obat. Obat
Herbal seperti kencur memiliki kegunaan yang sudah dikenal dikalangan masyarakat baik
digunakan sebagai salah satu bumbu masak, ataupun sebagai pengobatan, biasanya
kencur dikenal sebagai obat untuk mengobati berbegai masalah kesehatan diantaranya
mengobati batuk, mual, bengkak bisul maupun sebagai anti toksin seperti keracunan
(Soleh dan Megantara 2019)
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang
diinginkan dan gugus pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Gugus-gugus
pengganggu ini diekstraksi secara selektif (Arsyad 2001). Ekstraksi cair-cair (corong
pisah) merupakan pemisahan komponen kimia diantara dua fase pelarut yang tidak dapat
saling bercampur dimana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagiannya
lagi larut pada fase kedua. Kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu
didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fasa zat cair.
Komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fasa sesuai dengan tingkat kepolarannya
dengan perbandingan konsentrasi yang tetap (Sudjadi 2010).
Metode yang digunakan adalah ekstraksi cair-cair yang merupakan teknik di mana
suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua
(biasanya organik), yang pada hakikatnya tak bercampur dengan larutan pertama,
sehingga satu atau lebih zat terlarut (solute) dari larutan pertama berpindah ke dalam
pelarut kedua. Pemisahan dengan cara ini bersifat sederhana, bersih, cepat, dan mudah.
Dalam banyak kasus, pemisahan dapat dilakukan dengan mengocok kedua larutan dalam
sebuah corong pisah selama beberapa menit. Ekstraksi cair-cair biasa juga disebut sebagai
metode corong pisah. Teknik ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan dari tingkat runutan
maupun yang dalam jumlah banyak (Christina et.al 2016).
Prinsip kerja corong pisah yaitu untuk memisahkan zat/senyawa tertentu dalam
sampel berdasarkan kelarutan dalam pelarut tertentu yang memiliki perbedaan fase.
Campuran dua fase dimasukkan kedalam corong pisah kemudian didiamkan agar
pemisahan antara dua fase berlangsung, penyumbatan dan keran corong dibuka dan dua
fase larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong. Salah satu teknik ekstraksi
cair-cair yang paling sering digunakan adalah teknik ekstraksi berulang menggunakan
corong pisah. Caranya paling sederhana, yakni dengan hanya menambahkan pengekstrak
yang tidak saling campur dengan pelarut awal, kemudian dilakukan penggojogan hingga
terjadi kesetimbangan analit dalam kedua fase, didiamkan dan dipisahkan (Susanto et al
2019).
Kelebihan metode corong pisah, yaitu mengingat bahwa proses ekstraksi
merupakan proses kesetimbangan maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat
dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan diam dan terjadi pemisahan
sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke
dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan
konsentrasi yang tetap, kehilangan pelarut kecil, waktu total ekstraksi pendek, proses
memisahkan larutan yang berbeda massa jenisnya semakin mudah, diperoleh substansi
yang relative banyak walaupun dengan pelarut yang sedikit dan cepat serta
penggunaannya yang mudah. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah metode
filtrasi dengan gravitasi ini (gravity filtration) atau metode corong pisah memerlukan
waktu yang cukup lama untuk menghasilkan filtrat yang diperlukan. Proses tersebut
menyita waktu untuk aktifitas praktikum berikutnya disamping itu filtrat secara visual
masih kurang jernih, terbuat dari kaca sehingga rentan pecah dan keran corong pemisah
mudah tersumbat (Prastyo dan Rahayoe 2016). Salah satu aplikasi ekstraksi dengan
menggunakan corong pisah adalah mengetahui kadar asam dalam minyak sayur. Selain
itu juga biasanya digunakan dalam industri minyak atsiri, karena biasanya minyak atsiri
yang dihasilkan masih belum murni (bercampur dengan air) maka dari itu perlu
dipisahkan menggunakan corong pisah agar didapatkan hasil destilat (minyak atsiri)
(Febrianti et al. 2019).

Daftar pustaka
Arsyad, M. N. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta (ID) : Gramedia.
Christina MP, Hidayat RN,Setiawan D.2016.Pemisahan Renium -188 dari Sasaran
Wolfram-188 dengan Metode Ekstraksi Menggunakan Pelarut Metil Etil
Keton.Jurnal Forum Nuklir .10(1):1-3.
Febrianti DR, Susanto Y, Niah R, Latifah S. 2019. Aktivitas antibakteri minyak atsiri
kulit jeruk siam banjar (Citrus reticulate) terhadap pertumbuhan Pseudomonas
aeruginosa. Jurnal Pharmascience. 6(1): 10-17.
Perwitasari IF, Soebroto AA, Hidayat N. 2015. Pemilihan alternative simplisia
menggunakan metode weighted product (WP) dan metode simple additive weighting
(SAW). Journal of Environmental Engineering & Sustainable Technology. 2(1): 20-
30.
Prastyo dan Rahayoe AS. 2016. Penyaringan Metode Buchner Sebagai Alternatif
Pengganti Penyaringan Sederhana Pada Percobaan Adsorpsi Dalam Pratikum Kimia
Fisika. Indonesian Journal Of Laboratory. 1(1) : 23-27.
Soleh, Megantara S. 2019. Karakteristik morfologi tanaman kencur (Kaempferia galanga
l) dan aktivitas farmakologi. Jurnal Farmaka. 17(2) : 256-264.
Sudjadi. 2010. Metode Pemisahan. Yogyakarta(ID) : Kanisius.
Susanto Y, Niah R, Latifah S. 2019. Aktivitas antibakteri minyak atsiri kulit jeruk siam
banjar terhadaap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Pharmascience.
6(1) :10-17.
.

Anda mungkin juga menyukai