Tembaga Dan Paduannya
Tembaga Dan Paduannya
Tembaga Dan Paduannya
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tembaga dan paduannya merupakan salah satu logam yang paling banyak di
manfaatkan oleh manusia selain karena kelimpahannya yang sangat besar di alam dan juga
sifat-sifat yang dimiliki oleh tembaga. Tembaga memiliki kondukvitas thermal dan elektrik
yang baik, relatif lunak, mudah di tempa, memberikan kilau yang indah bila digosok dan
mempunyai laju korosi yang lambat. Tembaga banyak digunakan untuk komponen elektrik,
produk elektrik, peralatan rumah tangga, bodi automobil,bodi pesawat dan bearing.
Sedangkan laju korosi tembaga yang rendah banyak di manfaatkan untuk melapisi logam
lain yang mempunyai laju korosi tinggi misalnya baja. Pelapisan tembaga pada baja dapat
mengontrol atmosfit korosi dari baja, meningkatkan konduktivitas elektrik dan termal baja.
Penghalusan ukuran butiran logam dan paduan dengan menggunakan proses
termomekanikal treatment adalah suatu dari teknik yang efektif untuk memperbaiki sifat-
sifat mekanis dan penyesuaian paduan logam konvensional khususnya tembaga. Dengan
kata lain, penghalusan ukuran butiran (penguatan dengan pengerasan persipitasi) secara
teknologi menjanjikan, karena pada umumnya tidak merugikan pengaruh keuletan dan
ketangguhan, berbeda dengan sebagian besar metode penguatan lain ( pengerasan larutan
padat dan pengersan kerja). Oleh karena itu, metode deformasi plastis menyeluruh
berpotensi untuk mendapatkan mikrostruktur (butiran sangat halus) dalam berbagai logam
dan paduan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian tembaga tersebut?
2) Apakah kegunaan dari tembaga?
3) Bagaimanakah cara pembuatan tembaga?
4) Macam-macam paduan dalam tembaga?
C. Tujuan
1) Mengetahui dan memahami arti dari tembaga
2) Mengetahui dan memahami kegunaan tembaga
3) Mengetahui dan memahami cara pembuatan tembaga
4) Mengetahui dan memahami macam-macam paduan dalam tembaga
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali.
Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.
Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
Logam ini dan aloinya (campuran) telah digunakan selama empat hari. Di era Roma,
tembaga umumnya ditambang di Siprus, yang juga asal dari nama logam ini (сyprium,
logam Siprus), nantinya disingkat jadi сuprum). Ikatan dari logam ini biasanya dinamai
dengan tembaga(II). Unsur kimia satu ini dikenal sebagai sebuah konduktor listrik dan
panas yang baik dengan korosi yang termasuk sangat cepat. Bersifat lunak dan halus dengan
warna permukaannya yang jingga agak merah. Penting juga untuk diketahui bahwa ion
tembaga bisa larut di dalam air dan memiliki fungsi sebagai agen anti bakteri, bahan
tambahan kayu, serta fungisi dengan konsentrasinya yang tinggi.
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi
tinggi adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam
konsentrasi tinggi maka tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga
merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di
dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal
B. Tembaga Murni
Tembaga murni memiliki sifat sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna
jingga kemerahan. Tembaga dapat dicampurkan dengan timah untuk membuat Perunggu
atau Bronze.
Ion Tembaga dapat larut ke dalam air, di mana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi
adalah sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu.
Dalam konsentrasi tinggi tembaga akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga
justru merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat
rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung,
dan ginjal.
2
C. Paduan
1. Kuningan
Kuningan adalah paduan Tembaga dengan lebih dari 50 % Zincum (seng) kadang-
kadang ditambah dengan Timah putih (Tin) dan Timah Hitam (Lead) serta Alumunium
dan Silicon. Analisis terhadap diagram keseimbangan dari paduan Copper-Zinc
(Tembaga-Seng) memperlihatkan bahwa paduan Tembaga Proses larutan Seng didalam
Tembaga tidak berkembang oleh perubahan Temperatur, dengan demikian Kuningan
bukan paduan yang terbentuk oleh pengendapan. Kuningan dengan kandungan seng
diatas 37 % disebut “Brasses” yang merupakan paduan mampu pengerjaan dingin karena
terbentuk dari struktur larutan padat. Paduan Tembaga Kuningan yang disebut Brasses
ini berkembang oleh pengembangan dalam dari unsur yang pada kahirnya akan
menyebabkan distorsi dari kisi tembaga (“Tembaga lattice”). Phase dimana terbentuknya
pecahan merah (hot short) oleh karena itu kuningan ini tidak cocok untuk pengerjaan
panas.
Kuningan dari jenis ini memiliki sifat mampu pengerjaan panas (Hot working
Brasses), hal ini disebabkan karena atom berserakan pada temperature tinggi dan akan
membentuk keuletan pada phase dan pada saat yang bersamaan kristal akan menjadi
rapuh pada Temperatur tinggi dan larut kedalam phase sehingga paduan akan bersifat ulet
pada Temperaatur yang lebih tinggi. Kuningan dengan kadar Seng 45 % komposisinya
terdiri atas kristal secara menyeluruh dengan sifat yang sangat rapuh pada temperature
ruangan (room temperature), hal ini terlihat pada diagram keseimbangan Tembaga-Seng
dimana titik cair dari dari Seng paduan tinggi lebih rendah dari pada Kuningan dengan
kadar Seng rendah, oleh karena itu Seng dengan paduan tinggi ini digunakan sebagai
“Brazing spelter” karena titik cairnya yang rendah tersebut namun sambungan tidak
menjadi rapuh karena selama operasi penyambungan kadar Senga akan turun melalui
proses penguapan dan sebagian akan menyebar kedalam Kuningan pada sambungan
tersebut.
Paduan CuZn dengan kandungan Cu sedikitnya 55% dikenal dengan sebutan
Kuningan. Secara umum kuningan terdiri dari Kuningan-α yang memiliki matriks
(struktur dasar) α dan Kuningan-β yang memiliki matriks β.
Dalam keadaan padat Cu mampu melarutkan Zn sangat banyak didalam kristal
campurannya. Pada temperatur 902 oC terjadi transformasi peritektik dimana Zn larut
sebesar 32,5%. Kelarutan ini meningkat sampai dengan temperatur sekitar 450 oC
menjadi 39% dan kemudian pada kondisi keseimbangan akan kembali menurun, yaitu
pada proses pemanasan panjang dan pendinginan sangat lama.
3
Pada proses pendinginan yang umum dicapai secara teknis, struktur kuningan dengan
kandungan Zn 39% setelah perlakuan panas biasanya akan terdiri dari kristal α yang
homogen tanpa ada sedikitpun kristal β. Kuningan inilah yang kemudian dikenal dengan
kuningan α (alfa) yang memiliki sifat ulet namun cukup memiliki ketermesinan yang baik
dengan unit sel FCC seperti pada umumnya paduan tembaga lainnya.
2. Perunggu/Bronze (Cu-Sn)
Perunggu merupakan paduan yang mempunyai kadar tembaga Cu 70-78 %,
timah putih Sn 22-44 % dan selain itu campuran tambahan lain seperti Seng (Zn),
Timbel (Pb), Aluminium (Al) dll.
Perunggu merupakan paduan yang mudah dicor , memiliki kekuatan yang lebih
tinggi, ketahanan aus dan ketahanan korosi, selain itu mempunyai daya luncur dan daya
hantar yang baik untuk arus listrik sehingga banyak dipergunakan untuk berbagai
komponen mesin, bantalan, pegas, coran artistik dll.
a) Perunggu Timah (Tin Bronze)
Perunggu tuang dari Cu ditambah 10%, 14%, atau 20% Sn tanpa campuran
tambahan lain. Bahan itu digunakan untuk patung, senjata canon, dan alat-alat musik
yang harus mempunyai syarat tinggi terhadap korosi dan ketangguhan (10% Sn).
Selain itu pada bantalan harus mempunyai syarat-syarat tinggi untuk sifat luncur
(14% Sn) dan unutuk bantalan-bantalan tekan dengan syarat tinggi untuk kekerasan
(20 % Sn )
b) Perunggu Fosfor
i. Brons biasa tidak memiliki kelebihan fosfor yang berguna untuk penghilangan
oksida.
ii. Brons posfor untuk pegas memiliki kadar posfor 0,05-0,15 % yang ditambahkan
pada brons yang mengandung Sn kurang dari 10%.
iii. Brons posfor untuk bantalan memiliki kadar posfor 0,3-1,5% ditambahkan pada
brons yang mengandung Sn lebih dari 10%.
4
c) Perunggu Seng (Zn)
d) Perunggu Aluminium
Perunggu Alumnium adalah campuran tuang dan campuran kepal dari tembaga
dengan Aluminium dengan besi dan bahan tambahan lain (perunggu dua zat).
Perunggu dua zat (Al dan Ni) tahan korosi terhadap bahan kimia tertentu karena itu
dipakai untuk perlengkapan kimia. Perunggu Alumium tidak mempunyai fungsi lain
dari perunggu timah. Sifat-sifatnya kurang baik, jadi tidak banyak dipakai kecuali
di negeri-negeri yang kurang akan timah.
e) Perunggu Silikon
Perunggu Silikon mempunyai kadar (Si) 0,5 %-4,5 %. Selain itu ada bahan-bahan
tambahan dari timah, nikel, mangan, besi dan seng dalam bermacam-macam
persenyawaan. Sifatnya menjadi keras apabila mengalami pengerjaan dingin dan
mempunyai tahanan tarik dan kekerasan yang paling baik diantara bronze yang lain.
Sifat mekanisnya setara dengan baja lunak (baja karbon rendah, mild steel)
sedangkan sifat ketahanan korosinya setara dengan logam tembaga. Banyak dipakai
untuk tangki, bejana tekan (pressure vessel), marine construction, dan pipa tekan
hidrolik.
5
terapung. Partikel sulfida ini mengandung 25-35% Cu dan sisanya Fe dan pengotor
lainnya . Partikel sulfida ini kemudian dikeringkan.
2) Peleburan untuk memperoleh Cu matte dengan kadar ~70% Cu. Bijih tembaga
CuFS2 dan CuS2 dipanggang utuk mengubah besi menjadi FeO. Kemudian bijih dilebur
/ dilelehkan dan diperoleh 2 lapisan terpisah. Lapisan atas berupa lelehan terak yang
mengandung pengotor. Sedangkan lapisan bawah mengandung ~7% Cu dalam senyawa
Cu2S, dan juga FeO serta pengotor lainnya. Reaksi ini juga menghasilkan gas SO2 yang
akan diproses menajadi H2SO4.
3) Konversi Cu matte menjadi Cu lepuh dengan kadar ~99% Cu
Lelehan Cu matte dimasukkan ke dalam konverter bersama dengan udara, batu kapur,
dan silika. Suhu konverter yang tinggi akan mengakibatkan semua unsur teroksidasi,
kecuali Cu. Lelehan Cu2S tembaga sulfida teroksidasi membentuk tembaga lepuh.
4) Pemurnian Cu dengan pembakaran untuk menghilangkan sisa S dan O, guna
memperoleh 99,4% Cu
Udara ditiupka ke dalam lelehan tembaga lepuh untuk mengoksidasi sisa S agar
kadarnya berkurang menjadi 0.001%. Gas alam atau amonia digunakan untuk
mereduksi sisa O agar kadarnya menjadi 1.500-3.500 ppm. Proses ini menghasilkan
tembaga dengan kemurnian 99,4%. Tembaga ini selanjutnya dicetak menjadi bentuk
anode untuk proses pemurnian akhir.
5) Pemurnian Cu dengan metode elektrolisis untuk memperoleh Cu dengan kadar
mencapai 99,999%
Sel elektrolisis untuk pemurnian Cu terdiri dari katode yang dilapisi Cu murni dan anode
Cu kotor (hasil dari tahap 4). Keduanya dicelupkan ke dalam larutan elektrolit CuSO4.
Ion Cu2+ dalam larutan akan tereduksi dan mengendap sebagai Cu murni di katode.
Sementara Cu kotor di anode akan teroksidasi menjadi ion Cu2+.
1) Pengaruh oksigen
Tembaga ulet mengandung sampai 0,04% O, berstruktur fasa ganda dengan Cu
dan Cu2O. Kehadiran Cu2O merupakan fasa yang diharapkan tidak terlalu
mempengaruhi sifat-sifat mekanik, tetapi jika jumlahnya banyak akan menyukarkan
dalam pengerjaan dingin, jadi sebaiknya mengontrol kadar oksigen agar rendah .
2) Pengaruh hidrogen
6
Tembaga cair mengabsorpsi hydrogen bersama dengan oksigen. Banyaknya H2
yang terkandung, membentuk gas pada waktu pendinginan. Jika pencairan dilakukan
pada kondisi atmosfir yang lembab terjadi desosiasi H2O pada permukaan tembaga cair.
Jumlah yang larut di dalam tembaga cair sebanding lurus dengan akar 2 dari konsentrasi
hydrogen, dan hydrogen masuk ke dalam tembaga dalam kondisi atom. Dalam keadaan
padat kelarutan hydrogen sangat menurun , tetapi jika jumlahnya cukup besar dapat
terlarut dalam keadaan padat di antara kisi atom. Dalam keadaan padat terkandung H
sebanyak 1/2 sampai 1/3 dari O.
H dalam tembaga yang mengandung O bereaksi dengan Cu2O membentuk H2O,
dan tidak dapat lagi berada dalam kisi atom dan membentuk gelembung-gelembung
yang mengakibatkan berbagai cacat. Tembaga ulet yang mengandung sejumlah O dapat
menjadi getas karena pemanasan dalam atmosfir tereduksi, ini disebut penyakit
hydrogen.
3) Tembaga deoksidasi
Posfor sering dipergunakan untuk deoksidasi Cu. Karena kegetasan yang
disebabkan hydrogen merupakan kerugian, maka tembaga deoksidasi posfor
dipergunakan untuk pengelasan dan penyolderan. Jumlah P yang diperbolehkan 0,004-
0,040% berguna untuk mengurangi konduktifitas listrik. Sebagai tambahan CaB6 dan
Li dipergunakan juga untuk deoksidasi . Li efektif untuk deoksidasi dan untuk
dehidrogenasi tanpa menyebabkan penurunan hantaran listrik, maka dengan maksud
yang sama dapat dipergunakan juga bagi tembaga bebas oksigen.
7
tembaga adalah satu dari empat logam dengan warna asli selain abu-abu atau
perak.Tembaga murni berwarna merah-oranye dan menjadi kemerahan bila kontak
dengan udara.
- Kimia
Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari
udara membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi
oleh udara, lapisan oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut.
Lapisan verdigris (tembaga karbonat) berwarna hijau dapat dilihat pada konstruksi-
konstruksi dari tembaga yang berusia tua, seperti pada Patung Liberty. Tembaga
bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga sulfida.
- Isotop
Tembaga memiliki 29 isotop. 63Cu dan 65Cu adalah isotop stabil, dengan persentase 63Cu
adalah yang terbanyak di alam, sekitar 69%. Kedua isotop ini memiliki
bilangan spin 3/2. Isotop lainnya bersifat radioaktif, dengan yang paling stabil
adalah 67Cu dengan paruh waktu 61,83 jam.[8] Tujuh isotop metastabil telah
diidentifikasi, 68mCu adalah isotop dengan paruh waktu terpanjang, 3,8 menit. Isotop
dengan nomor massa diatas 64 dapat meluruh sedangkan untuk nomor massa dibawah
64 meluruh dengan (paruh waktu 12,7 jam), meluruh dengan kedua cara.
- Keberadaan
Tembaga disintesis pada bintang masif dan ada di kerak bumi dengan konsentrasi 50
bagian per juta (ppm), atau dapat juga dalam bentuk tembaga native atau mineral dalam
bentuk tembaga sulfida kalkopirit dan kalkosit, tembaga karbonat azurit dan malasit dan
mineral tembaga oksida kuprit. Massa tembaga murni yang pernah ditemukan bermassa
420 ton.Tembaga native merupakan polikristal, dengan kristal terbesar yang pernah
diketahui berukuran 4.4×3.2×3.2 cm.
G. Kegunaan
Paduan logam.
Perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan pula pada seni patung.
Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji dan
galvanometer.
8
Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak digunakan sebagai
perhiasan atau ornamen-ornamen.
Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak mengandung
tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya.
Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tembaga adalah logam lunak berwarna coklat kemerahan, bersifat ulet, tahan korosi
dan cuaca serta merupakan konduktor listrik yang baik. Tembaga dapat diklasifikasikan
menjadi tiga macam menurut kadar oksigen dan cara deoksidasi, yaitu tembaga ulet,
tembaga deoksidasi , dan tembaga bebas oksigen.
Paduan tembaga adalah larutan padat yang terbentuk antara tembaga dan logam-logam
lain seperti; perunggu ( Cu-Sn), kuningan (Cu-Zn) atau paduan yang dikeraskan dengan
presipitasi (Cu-Be).
10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga
http://www.academia.edu/30419366/TEMBAGA_dan_PADUANNYA
http://kimiadasar.com/proses-pembuatan-tembaga/
http://bilangapax.blogspot.co.id/2011/01/tembaga-tembaga-atau-cuprum-dalam-tabel.html
11