Makalah Bab 2
Makalah Bab 2
Makalah Bab 2
AGAMA KRISTEN
ALLAH DALAM KEPERCAYAAN KRISTEN
Diajukan oleh:
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, sang Pengatur Alam Semesta,
yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga penulis berhasil menyusun tugas
makalah Agama Kristen dengan baik.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Kristen.
Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian
makalah yang berjudul “Allah Dalam Kepercayaan Kristen”.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
2.4 Sikap dan Tanggung Jawab Moral Umat Kristen dari
Ibadah atau Ritual keagamaan.........………………..…...……….….....6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................... 14
3.2 Saran.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana implikasi kepercayaan kepada Allah sebagai Pencipta,
Penyelamat, dan Pembaharuan Ciptaan-Nya?
4. Bagaimana sikap dan tanggung jawab moral umat Kristen dari ibadah atau
ritual keagamaan?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Dengan makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bukan hanya bagi penulis.
1. Bagi penulis, makalah ini diharapkan dapat mengetahui lebih dalam mengenai
Allah dalam kepercayaan Kristen.
2. Bagi mahasiswa, makalah ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
mahasiswa mengenai Allah dalam kepercayaan Kristen, di mana mahasiswa
akan memiliki pemahaman yang efektif dalam pembelajaran Agama.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Kesaksian Alkitab tentang Allah yang Dipercayai oleh Umat Kristen
Seorang Kristen selalu berusaha berjalan lebih dekat kepada Allah Bapa,
bukan sekedar melakukan apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa yang
dilarangNya. Hubungan ini dimungkinkan karena karya Yesus Kristus dan Roh
Kudus dalam hidup orang Kristen.Orang Kristen percaya bahwa Alkitab
diwahyukan oleh Allah sendiri dan merupakan Firman Tuhan yang tidak ada
kesalahan. Pengajarannya memiliki otoritas tertinggi (2 Timotius 3:16; 2 Petrus
1:20-21).Orang Kristen percaya kepada Allah yang Esa dalam tiga Pribadi; Bapa,
Anak (Yesus Kristus) dan Roh Kudus. Menurut kepercayaan Kristen, manusia
membutuhkan penyataan yang khusus. Penyataan khusus adalah cara Allah
menyatakan diri dan kehendak-Nya melalui firman-Nya dan mencapai puncaknya
dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Walaupun demikian, melalui penyataan Allah
yang khusus pun belum dapat membuat manusia mengenal Allah secara tuntas,
oleh karena Allah lebih dari apa yang Allah nyatakan, apakah melalui firman-Nya
maupun Yesus Kristus. Karenanya, Allah masih tetap merupakan misteri yang
tidak pernah habis diselidiki dan dipahami. Hal itu membuat kita mempunyai
sikap kagum dan heran akan kebesaran-Nya.
3
Ada berbagai pendekatan dalam pembicaraan tentang Allah. Pertama, ada
yang memulai dengan membicarakan kodrat dan sifat-sifat-Nya, lalu
dilanjutkan dengan karya- karya-Nya. Kedua, ada yang mulai dengan
membicarakan karya-karya-Nya lalu dilanjutkan dengan kodrat dan sifat-
sifat-Nya. Ada pendapat yang mengatakan bahwa “Allah adalah apa yang
Allah lakukan, tetapi apa yang Allah lakukan belum seluruhnya menjelaskan
tentang siapa Allah sesungguhnya.”Apakah yang dilakukan Allah yang
menunjuk kepada hakikat dan sifat-Nya? Alkitab memulai kesaksiannya
tentang Allah sebagai Pencipta langit dan bumi dan seluruh isinya termasuk
manusia (lih. Kej. 1 dan 2). Demikianpun Pengakuan Iman Rasuli dimulai
dengan pengakuan bahwa Allah, Bapa adalah Khalik/Pencipta langit dan
bumi. Karena itu, bagi orang Kristen Allah pertama- tama dikenal sebagai
Pencipta alam semesta beserta isinya termasuk manusia. Allah Pencipta,
adalah Sang Pribadi yang Mahakuasa. Dengan membahas karya Allah
sebagai Pencipta maka kita juga dapat tiba pada hakikat dan sifat Allah. Salah
satu simpulan yang dapat dibuat adalah bahwa Allah adalah Sang Pribadi
yang Mahakuasa. Allah dalam kebijaksanaan-Nya membuat keputusan untuk
menciptakan alam semesta dan isinya termasuk manusia menunjukkan bahwa
Ia adalah pribadi yang berpikir dan membuat keputusan. Ia juga membangun
relasi/hubungan dengan ciptaan-Nya, khususnya dengan manusia. Kapasitas
seperti yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa Allah adalah suatu
pribadi dalam arti berpikir, membuat keputusan dan membangun relasi
dengan pihak lain.
2. Allah Penyelamat
4
agama suku misalnya, dilakukan dalam rangka atau sebagai upaya untuk
memeroleh keselamatan, apa pun maknanya. ada hubungan erat antara
keselamatan, agama, dan Allah. Hal ini tak berarti bahwa mereka yang tidak
beragama atau tidak percaya kepada Tuhan tak mempunyai konsep
keselamatan. Setidak-tidaknya bagi mereka, keselamatan merupakan situasi
terlepas atau terhindar dari bermacam-macam bahaya, ancaman, penyakit,
dan lain-lain. Memang patut diakui bahwa semakin maju dan berkembangnya
ilmu dan teknologi, banyak persoalan manusia dapat diatasi. Namun, ketika
manusia menyadari baik keterbatasan manusia maupun ilmu dan teknologi,
manusia cenderung kembali kepada kepercayaan akan Tuhan atau yang
dianggap Tuhan.
5
tangan-Nya dan menarik Petrus ke atas perahu. Apa yang dilakukan Yesus itu
merupakan tindakan penyelematan bagi diri Petrus.
Keselamatan bagi orang Kristen ini sangat berhubungan erat juga dengan
hidup dan perjuangan Yesus itu sendiri. Hidup dan perjuangan Yesus adalah
untuk mendamaikan hubungan manusia yang telah retak dengan Allah. Yesus
menjadi jembatan atau perantara kita sebagai manusia berdosa dengan Allah,
karena akibat dosa hubungan kita dengan Allah terputus. Yesuslah yang
memulihkan hubungan yang terputus itu (lih. Rm 5:10). Karena perjuangan
Yesus, kita boleh menikmati pendamaian dengan Allah. Dengan keselamatan
yang diberikan oleh Yesus maka kita diampuni dari segala dosa dan
kelemahan. Kita diberi suatu rahmat kekuatan baru untuk berjuang bagi masa
yang akan datang. Keselamatan yang kita peroleh saat ini adalah suatu bekal
untuk hidup yang akan datang, hidup dalam kemuliaan bersama Bapa dan
Putera. Jadi kita harus juga memelihara rahmat yang telah kita peroleh ini.
Kita yakin bahwa keselamatan orang Kristen ini menyangkut seluruh
kesempurnaan dalam hidup.
6
yang lolos dari karya penyelamatan-Nya ini. Kita patut bersyukur karena kita
mempunyai seorang penyelamat yang amat mulia.
7
menafsirkan 1 Sam. 15:26 dan 16:14. Hubungan ini sangat penting, dan
Gereja sering membuat perbedaan tajam dan karena itu, kehilangan suatu
perspektif alkitabiah yang cukup penting. Memang hubungan ini sangat kuat
di dalam Perjanjian Lama. Bilamana Roh Allah datang kepada seseorang, Ia
mengomunikasikan maksud berita dari Allah. Berita ini dapat saja mengambil
bentuk-bentuk yang misterius. Ia dapat datang melalui mimpi seperti dalam
peristiwa Yusuf yang dimampukan untuk menafsirkan arti mimpi Firaun
melalui Roh Allah yang ada dalam dirinya. Silakan Anda mengamati dan
menafsirkan Kej. 41:38. Ia bisa juga datang melalui penglihatan. Orang-
orang seperti Abraham, Yakub, Yehezkiel, dan Daniel menangkap maksud
Allah melalui suatu penglihatan.
8
melalui ibadah dan ketaatan kepada-Nya. Kita terpanggil bukan saja untuk
mengetahui siapa Dia, melainkan untuk mengenal-Nya dan mengenal dalam
arti alkitabiah berarti masuk dalam hubungan pribadi dengan-Nya
9
Allah yang Mahakasih dalam Yesus Kristus. Suatu perubahan dan
pembaharuan akan orientasi hidup, prioritas kehidupan dan sebagainya.
Kedua, kuasa Allah melalui Roh Kudus juga dapat memperbaharui
orientasi nilai dan sikap hidup etis seseorang. Sebagai contoh, dari
kecenderungan hidup yang menuruti keinginan daging menuju kepada
kecenderungan hidup yang menuruti Roh Kudus, sehingga menghasilkan buah
Roh seperti kasih, damai sejahtera, sukacita, kesabaran, dan sebagainya.
Ketiga, kuasa Allah yang bekerja melalui Roh Kudus dapat membawa
pembaharuan di dalam kehidupan persekutuan orang-orang percaya sehingga
mereka dituntun kepada kebenaran, dan dimungkinkan untuk tekun dan setia
mengemban tugas panggilannya di dunia ini untuk bersekutu, bersaksi, dan
melayani.
Keempat, kepercayaan akan karya Allah di dalam Roh Kudus yang akan
memperbaharui segala sesuatu kelak, memberi dasar kepada kehidupan yang
berpengharapan bagi orang-orang percaya. Pengharapan akan penyempurnaan
pemerintahan Allah sebagai Raja, di mana ada nilai-nilai Kerajaan Allah.
Pengharapan ini tidak membuat manusia menjadi pasif menunggu pembaruan
dan penyempurnaan melainkan bertekun untuk mewujudkan pengharapannya
kini dan di sini yang mencakup juga pembaruan tatanan sosial politik,
ekonomi, menjadi lebih adil seperti yang diharapkan.
10
Salah satu ciri yang paling khas dari pendekatan Agustinus terhadap
Trinitas adalah upaya mengembangkan “analogi-analogi psikologis. ”Ia
berpendapat bahwa dalam menciptakan dunia dan isinya, Allah telah
meninggalkan jejak yang khas dalam ciptaan-Nya. Jejak itu ada pada manusia
sebagai ciptaan tertinggi. Oleh karena itu, kita perlu berpaling kepada
kemanusiaan dalam upaya kita mencari gambaran tentang Allah.
2. Karl Barth
Menurut Barth, ada hubungan yang langsung antara yang menyatakan diri
dan penyataan itu. Jika Allah menyatakan diri sebagai Tuhan, Allah mestinya
adalah Tuhan lebih dahulu dalam dirinya. Penyataan, menurut Barth, adalah
pengulangan (reiteration) pada waktu tertentu tentang apa yang sesungguhnya
sudah ada dalam kekekalan. Karena itu, ada hubungan yang langsung antara
dua hal berikut. Pertama, Allah yang menyatakan diri. Kedua, penyataan diri
sendiri dari Allah. Dalam bahasa teologi Trinitas hal ini berarti Sang Bapa
dinyatakan di dalam sang Anak.
Barth sangat jelas dalam hal ini: kemanusiaan yang berdosa (orang
berdosa) tak mampu mencapai pemahaman itu tanpa bantuan. Barth sama
sekali tak memberi peluang bahwa ada peranan positif manusia dalam
menafsirkan penyataan, karena percaya bahwa hal ini sangat tergantung
kepada penyataan ilahi terhadap teori-teori pengetahuan manusia. Interpretasi
penyataan sebagai penyataan haruslah pada dirinya merupakan karya Allah
atau lebih akurat lagi adalah pekerjaan Roh Kudus. Manusia tidak mempunyai
11
kemampuan mendengar Firman Tuhan, dan karenanya mendengarkan firman;
mendengar dan kapasitas untuk mendengar adalah pemberian dalam satu
tindakan oleh Roh Kudus. Bila ada orang percaya kepada Allah yang
menyatakan diri dalam Yesus Kristus, menurut Barth hal itu karena dinyatakan
oleh Allah sendiri melalui Roh Kudus karena pada dasarnya manusia berdosa
tak mempunyai kemampuan untuk melakukan hal itu. Segala bentuk
penjelasan tentang Tritunggal tak akan memuaskan rasio manusia apalagi
dalam dunia yang sangat mengagungkan penalaran. Apa yang kita butuhkan
adalah iman yang bukan bertentangan dengan rasio melainkan iman yang
melampaui rasio kita. Setiap orang bukan saja berkewajiban memahami apa
yang dipercayai, tetapi itu juga merupakan hak untuk menjelaskan apa yang
dipercayai.
2.4 Sikap dan Tanggung Jawab Moral Umat Kristen dari Ibadah atau
Ritual keagamaan
Sebagai seorang Kristen,tanggungjawab kita pertama-tema adalah kepada
Tuhan yang telah menciptakan dan menebus kita dari dosa, serta memelihara
hidup kita. Hubungan vertikal ini sekaligus merupakan satu sumber kemampuan
manusia untuk bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, kepada saudara seiman
dan sesama manusia. Tanpa pertanggungjawaban kepada Allah, maka kita tidak
akan mungkin bertanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada sesama manusia.
Dalam Kitab Keluaran 20: 2 Tuhan berkata “Akulah TUHAN, Allahmu
yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”.
Kemudian pada ayat 3 sampai 17 Tuhan menyampaikan kesepuluh hukum Taurat.
Istilah TUHAN Allah, yang dalam bahasa Ibrani adalah Yehova Elohim, memiliki
beberapa makna. Pertama adalah membicarakan otoritas Allah atas kehidupan
moral manusia, bagaimana manusia seharusnya hidup. Allah berotoritas penuh
atas kehidupan moral manusia. Sebagai Allah—dalam konteks ini—DIA
membebaskan orang Israel dari perbudakan di Mesir.
Makna yang kedua, membicarakan tentang ketetapan Allah atas
hubungannya dengan manusia. Manusia adalah ciptaan yang sudah dibebaskan-
Nya. Sebagai orang yang sudah dibebaskan, dimerdekakan, manusia bertanggung
ja-wab penuh kepada Allah, dan harus menjalankan segala ketetap-an dari Allah.
12
Yang ketiga, kete-tapan-ketetapan ini bersifat mutlak dan harus ditaati, tidak bisa
digang-gu gugat. Jadi di sini, pengertian “TUHAN Allahmu” punya makna
mendalam, yakni bagaimana Allah membicarakan tentang otoritas-nya, tentang
ketetapan-ketetapannya, yang harus ditaati oleh manusia.
13
BAB III
PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan
Dalam kekristenan, yang transenden itu adalah Allah atau Tuhan yang
menyatakan diri secara sangat kaya. Misalnya, Allah Sang Pencipta yang sering
disebut Bapa sebagaimana diajarkan dalam Doa Bapa Kami oleh Tuhan
Yesus.Allah yang kita percayai adalah juga Allah Penyelamat dalam Yesus
Kristus. Rupanya kepercayaan ini mempunyai tempat yang sentral dalam
kepercayaan Kristen. Itulah sebabnya dalam Pengakuan Iman Rasuli, Ia
mempunyai tempat yang utama. Allah Penyelamat menyatakan hakikat-Nya
sebagai kasih yang berkorban, dengan menjelma menjadi manusia untuk dapat
menanggung hukuman dosa manusia. Karena itu, iman sebagai jawaban terhadap
kasih Allah memanggil manusia untuk mengasihi Allah melalui kasih kepada
sesama dan makhluk ciptaan-Nya. Keselamatan yang dikerjakan-Nya pada
hakikatnya membawa manusia kepada hubungan yang baru dengan Allah dan
persekutuan yang benar dengan-Nya, tetapi juga pembebasan dari segala yang
menghalangi kita menghayati kemanusiaan kita secara penuh. Keselamatan
merupakan pengalaman masa kini tetapi juga masa yang akan datang.
Keselamatan juga sangat komprehensif dan holistik artinya tidak hanya bersifat
spiritual, melainkan juga kesejahteraan manusia kini dan di sini. Berita Injil yang
diberitakan tidak hanya untuk keselamatan jiwa tetapi juga pengalaman hidup
yang bebas dari segala bentuk penindasan dan dominasi. Injil adalah kabar baik
yang menyeluruh untuk manusia seutuhnya. Kita memberitakan Injil yang utuh
untuk manusia yang utuh juga.
3.2 Saran
Dengan dibuat nya makalah ini kami mengharapkan kepada pembaca agar
bisamemahami dan dapat menerangkan hubungan antara agama dan masyarakat.
Masyarakat juga diharapkan selalu memiliki iman yang kuat agar selalu
percayakepada Tuhan Allah dan tidak berpaling dari agama masing-masing.
14
DAFTAR PUSTAKA
15