Kualitatif Dan Kuantitatif
Kualitatif Dan Kuantitatif
Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan pendapat inilah yang memunculkan dua aliran yakni geomorfologi-geografis dan geomorfologi-
geologis. Geomorfologi-geografis lebih menekankan pada hubungan fungsional bentuk lahan dengan gejala
fisikal dan kultural. Adapun geomorfologi-geologis menekankan pada geomorfogeni dan studi bentuk lahan
secara regional.
B. Aspek Kuantitatif
Pada masa sekarang, geomorfologi merupaka ilmu yang dinamis. Bentuk roman bumi dapat dinyatakan
dengan besaran-besaran matematika yang dikenal dengan geomorflogi kuantitatif. Strahler(1954,1957)
dianggap sebagai pemuka analisis pengairan secara matematika.
Pike(1995) menggolongkan geomorfologi kuantitatif sebagai geomorfometri. Geomorfometri digunakan
seabagai alat bantu untuk memahami karakterisitik suatu wilayah. Horton(1945), Harmond(1964),
Verstappen dan Van Zuidam(1968) menggunakan geomoroflogi kuantitatif pada zamannya
mengklasifikasikan bnetuk muka bumi berdasarkan numerik seperti : kemiringan lereng dan sistem
drainase. Sejak 1970-an, geomoforfologi kuantitatif berkembang pesat dengan didukungnya teknologi
seperti : Digital elevation model(DEM), Digital terrain model(DTM), dan lain-lain.
Hingga saat ini, kemajuan penting telah dicapai dengan bantuan teknologi dan software penglah morfometri
pada data sistem penginderaan jauh yang diperoleh dari satelit dan radar. Diantaranya algoritma yang
ditemukan oleh Doughlas pen Peucker(1975), Heedergan dan Beran, Costa Cabral dan Burges(1994),
Collins(1981) telah mengembangkan algoritma dari DTM.
Hingga kini, ada beberapa aktivitas di bidang geologi yang didukung dari data geomorfometri diantaranya
adalah :
-Penentuan arah dan posisi objek geologi
- Eksplorasi sumber daya mineral
- Eksplorasi sumber daya energi
- Eksplorasi sumber daya air
- Memperkirakan jenis batuan secara lebih detail
- Penentapan sesar-sesar aktif