Modul e Penyerbukan Dan Pemangkasan Tan PKBN Etty Ok
Modul e Penyerbukan Dan Pemangkasan Tan PKBN Etty Ok
Modul e Penyerbukan Dan Pemangkasan Tan PKBN Etty Ok
Penulis
i
MODUL PROGRAM KEAHLIAN GANDA
Penelaah:
Ilustrator: .................
Copyright @ 2017
0
KATA PENGANTAR
Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai
profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga
kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu
“Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Untuk itu salah satu cara
strategis yang perlu dilakukan Pemerintah dalam jangka pendek adalah program
sertifikasi keahlian dan sertifikasi pendidik bagi guru SMK/SMA yang selanjutnya
disebut Program Keahlian Ganda, dengan program ini diharapkan jumlah guru
produktif SMK di Indonesia dapat terpenuhi. Sehubungan dengan hal tersebut
maka dilakukan diklat bagi guru yang mengikuti Program Keahlian Ganda.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk diklat Program Keahlian Ganda adalah
Penyusunan Modul Diklat Bagi Guru dan Tenaga Kependidikan yang
merupakan petunjuk bagi penyelenggara pelatihan di dalam melaksanakan
pengembangan diklat.
Modul ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan
masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami
ucapkan terimakasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan hasil yang terbaik
bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus
tahun Indonesia Merdeka (2045).
Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
ii
DAFTAR GAMBAR
1. Bagian-bagian bunga ....................................................................... 11
2. Bunga tembakau ............................................................................ 12
3. Bunga vanili .................................................................................... 13
4. Bunga kakao .................................................................................... 14
5. Bunga kopi ....................................................................................... 15
6. Bunga kelapa sawit ........................................................................... 17
7. Penyerbukan oleh hewan (serangga) ............................................... 19
8. Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari .................................... 21
9. Proses penyerbukan tanaman ....................................................... 27
10. Penyerbukan tanaman vanili ........................................................... 29
11. Penutupan putik bunga kelapa sawit ............................................. 32
12. Bagian tanaman yang perlu dipangkas ......................................... 47
13.. Gunting pangkas ........................................................................... 50
14. Pisau cutter ................................................................................... 50
15. Gunting pangkas ........................................................................... 50
16. Parang ............................................................................................ 51
17. Gergaji ............................................................................................ 51
18. Pemangkasan tanaman kakao ....................................................... 59
19. Pemangkasan bentuk tanaman kopi ............................................. 63
20. Pemangkasan produksi (pemeliharaan) tanaman kopi ................. 64
21. Pemangkasan rejuvinasi dengan metode side pruning ................. 65
22. Pemangkasan rejuvinasi dengan metode full stumping ................. 65
23. Pemangkasan rejuvinasi sistem batang ganda .............................. 67
24. Tanaman karet ditutup tunas pucuknya ......................................... 69
25. Percabangan tajuk berbentuk V ..................................................... 69
26. Pemangkasan teh .......................................................................... 74
27. Pengangkutan cabang hasil pangkasan yang telah kering ............ 75
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cara strategis yang perlu dilakukan Pemerintah dalam jangka
pendek adalah program sertifikasi keahlian dan sertifikasi pendidik bagi guru
SMK/SMA yang selanjutnya disebut Program Keahlian Ganda, dengan
program ini diharapkan jumlah guru produktif SMK di Indonesia dapat
terpenuhi.
1
Program Keahlian Ganda ini, Ditjen GTK melibatkan Unit Pelayanan Teknis
(UPT) dibawahnya yaitu Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) lingkup Kejuruan dan
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi
(LPPPTK-KPTK). Selain itu, Ditjen GTK juga melibatkan: 1) Dinas Pendidikan
Provinsi dalam hal penyediaan data guru yang akan mengikuti program
keahlian ganda, termasuk memverifikasi data, 2) Dunia Usaha/Industri
(DU/DI) dalam penyediaan tempat bagi guru untuk mengenal industri, 3)
Lembaga pelatihan sebagai tempat melatih kompetensi keahlian kejuruan
bagi guru peserta Program Keahlian Ganda, dan 4) Perguruan Tinggi.
2
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013
tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi;
9. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Nomor
7013/D/KP/2013 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 18 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan teknologi Informasi dan
Komunikasi;
12. Pedoman Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik bagi Guru
SMK/SMA (Keahlian Ganda);
13. Petunjuk Teknis Pengenalan Kompetensi Guru Produktif (ON-1) dan
Penguatan Pengalaman Lapangan (ON-2) pada Program Keahlian
Ganda;
14. Panduan Pelaksanaan Evaluasi ON-1 dan ON-2 pada Program Keahlian
Ganda
B. Tujuan
3
1. Peserta diklat mampu melakukan penyerbukan tanaman perkebunan
sesuai dengan prosedur yang berlaku apabila disediakan alat dan bahan
serta referensi
2. Peserta diklat mampu melakukan pemangkasan tanaman perkebunan
sesuai dengan prosedur yang berlaku apabila disediakan alat dan bahan
serta referensi.
C. Peta Kompetensi
Modul ini menyajikan sebagian kecil dari Paket Keahlian Agribisnis Tanaman
Perkebunan yang diacu dari Standar Kompetensi Guru (SKG) yang terdiri dari
10 Kompetensi Dasar/mata pelajaran, yaitu:
1. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3) dan Pengelolaan Pelestarian Lingkungan Hidup pada Agribisnis
Tanaman Perkebunan
2. Penyiapan Alat Mesin Pertanian dan Penyiapan Lahan Produksi
Tanaman Perkebunan
3. Pengelolaan Pembibitan Tanaman Perkebunan
4. Pengelolaan Penanaman Tanaman Perkebunan dan Tanaman Penutup
Tanah
5. Penyerbukan dan Pemangkasan Tanaman Perkebunan
6. Pengelolaan Pengendalian Gulma dan Pengelolaan Kesuburan Tanah
pada Tanaman Perkebunan
7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan
8. Pengelolaan Sensus dan Pemanenan Tanaman Perkebunan
9. Pengelolaan Pekerjaan Agribisnis Perkebunan dan Pasca Panen
Tanaman Perkebunan
10. Penyusunan Proposal Usaha Tanaman Perkebunan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Perkebunan.
4
1. Penerapan SMK3 dan Pengelolaan Pelestarian
Lingkungan Hidup pada Agribisnis Tanaman
Perkebunan
9. Pengelolaan
Pekerjaan Agribisnis Perkebunan
dan Pasca Panen Tanaman Perkebunan
5
D. Ruang Lingkup
6
Peserta diklat melakukan analisis terhadap tingkat kesesuaian daya
dukung yang ada untuk melaksanakan hasil refleksi. Sintesis dilakukan
untuk melakukan rekonstruksi/modifikasi hasil refleksi dengan
memperhatikan potensi dan daya dukung yang tersedia, agar kompetensi
yang sedang dipelajari dapat tercapai.
6. Mengimplementasikan
Peserta diklat menyusun perencanaan kerja berdasarkan hasil sintesis.
Dalam penyusunan rencana kerja termasuk kriteria keberhasilan,
pelaksanaan kegiatan termasuk pembagian tugas, mengamati proses,
melakukan evaluasi hasil kegiatan, membuat kesimpulan dan umpan
balik/rekomendasi terhadap konsep yang ada setelah dilakukan analisis
dan sintesis.
7. Peserta diklat mengumpulkan portofolio hasil setiap kegiatan belajar
(mulai dari penguasaan konsep mengenal fakta, hasil refleksi, hasil
analisis, hasil sintesis, hasil penyusunan rencana kegiatan (rencana kerja,
implementasi, hasil pengamatan/recording, hasil evaluasi ketercapaian,
rekomendasi dan umpan balik).
7
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1.
PENYERBUKAN TANAMAN PERKEBUNAN
A. Tujuan
Peserta diklat mampu melakukan penyerbukan tanaman perkebunan sesuai
dengan prosedur yang berlaku apabila disediakan alat dan bahan serta
referensi.
C. Uraian Materi
8
pembiakan generatif dimana dari bunga tumbuh menjadi buah yang berbiji,
dan biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru.
a. Kelopak (calyx)
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat
daun dan merupakan rangkaian daun-daun bunga pertama pada kuncup
yang terletak di bagian paling luar. Kelopak bunga berfungsi untuk
melindungi kuncup bunga dan bagian-bagian bunga dari gangguan luar
sebelum bunga mekar.
9
melindungi benang sari dan putik dari gangguan luar selama bunga tersebut
belum mekar. Mahkota biasanya berwarna indah, cerah, dan menarik
sehingga dapat menarik perhatian berbagai serangga penyerbuk dan agen
penyerbukan yang lain.
d. Putik (pistillum)
Putik (pistilum) merupakan alat reproduksi betina pada bunga yang terdiri
dari 3 bagian penting yaitu kepala putik (stigma) yang memiliki permukaan
yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari, tangkai putik
(stylus), dan bakal buah (ovarium). Kepala putik terletak di ujung tangkai
putik. Kepala putik yang telah masak akan mengeluarkan lendir yang
mengandung gula, protein, dan zat organik. Tangkai putik adalah bagian dari
putik berbentuk tabung panjang yang merupakan tiang penghubung antara
kepala putik dan bakal buah. Sedangkan bakal buah adalah bagian
terpenting dari putik yang terletak di bagian paling bawah persis di atas
dasar bunga. Didalam bakal buah terdapat bakal biji, bila bunga telah
mengalami persarian dan pembuahan maka bakal buah akan tumbuh
menjadi buah dan bakal biji akan tumbuh menjadi biji.
10
Gambar 1. Bagian-bagian bunga
a. Bunga tembakau
Tanaman tembakau berbunga majemuk yang tersusun dalam beberapa
tandan dan masing-masing tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga
berbentuk terompet dan panjang, terutama yang berasal dari keturunan
Nicotiana tobacum, sedangkan dari keturunan Nicotiana rustika, bunganya
11
lebih pendek, warna bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian
atas.
b. Bunga vanili
Jumlah bunga dalam setiap tandan dapat mencapai 15-20 bunga, namun
banyaknya buah yang dipertahankan hingga masak petik berkisar antara 9-
12 bunga saja. Apabila tanahnya cukup subur jumlah buah tersebut dapat
12
ditingkatkan sampai 15 buah per tandan. Namun di luar negeri, pembesaran
buah vanili berkualitas tinggi rata-rata dipertahankan 8-10 buah per tandan.
Sisa bunga bagian atas dibuang. Penyerbukan sebaiknya dilakukan pada
bunga yang terbawah yang paling dulu mekar. Pada umumnya pada setiap
tandan, bunga yang mekar bersamaan tidak lebih dari 2-3 bunga. Pada
umumnya tanaman vanili berbunga setelah berumur 1,5-2 tahun, dan saat
berbunga terjadi pada bulan Agustus sampai dengan Oktober. Tanaman
vanili tidak dapat menyerbuk sendiri meskipun benangsari dan putik berada
dalam satu bunga, karena kepala putiknya tertutup oleh lidah bunga
(labellum) yang menghalangi terjadinya penyerbukan secara alami, oleh
karena itu penyerbukan vanili perlu dibantu oleh manusia atau serangga
penyerbuk.
c. Bunga kakao
13
sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5
tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang
bersatu. Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang
kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas
untuk setiap kultivar. Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun
mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian. Bagian pangkal
berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua garis
merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna
putih.
d. Bunga kopi
Bunga umumnya muncul ketika tanaman kopi berumur sekitar 2-2,5 tahun.
Sementara itu, lama waktu perubahan bunga menjadi buah tergantung dari
jenis kopi yang ditanam. Untuk jenis Arabika, perubahan bunga menjadi
buah membutuhkan waktu 7-10 bulan sedangkan kopi jenis Robusta 9-12
bulan.
Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga setiap
ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan jumlah tertentu tidak
akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian cabang primer
dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun dapat
terus menghasilkan cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan
14
oleh tanaman. Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara
dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga dalam satu saat. Bunga
tersebut tersusun dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6
kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum
bunga, atau setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga.
Bunga kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum
semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah
yang mengandung dua bakal biji. Benangsarinya terdiri dari 5-7 tangkai yang
berukuran pendek. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya
akan membuka dan segera mengadakan penyerbukan (peristiwa
bertemunya tepungsari dan putik). Setelah terjadi penyerbukan, secara
perlahan-lahan bunga akan berkembang menjadi buah. Mula-mula mahkota
bunga tampak mengering dan berguguran. Kemudian kulit buah yang
berwarna hijau makin lama makin membesar. bila sudah tua kulit ini akan
berubah menguning dan akhirnya menjadi merah tua. waktu yang diperlukan
sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang 6-11 bulan,
tergantung dari jenis dan faktor-faktor lingkungannya. Kopi Arabika
membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi Robusta 8-11 bulan.
Bunga kopi biasanya akan mekar pada permulaan musim kemarau sehingga
pada akhir musim kemarau telah berkembang menjadi buah yang siap
dipetik. Pada awal hujan, cabang primer akan memanjang dan membentuk
daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim kemarau
mendatang.
15
e. Bunga Kelapa sawit
Karakteristik bunga kelapa sawit yang berjenis kelamin jantan, yaitu: memiliki
bentuk yang ramping memanjang, ujung kelopak bunganya agak meruncing,
diameter bunga jantan lebih kecil daripada bunga betina, tangkai bunga
jantan berukuran lebih panjang daripada bunga betina, dengan bentuk
tangkai yang lonjong. Tandan bunga jantan terbungkus oleh seludang bunga
yang akan pecah menjelang waktu anthesis. Setiap tandan bunga memiliki
100-250 spikelet yang panjangnya sekitar 10-20 cm dan diameternya
berkisar 1-1,5 cm, masing-masing spikelet ini berisi antara 500-1500 kuntum
bunga penghasil tepung sari. Bunga kelapa sawit jantan akan mekar dalam
waktu 2-4 hari dimulai dari bagian bawah spikelet. Setiap bunganya
mengandung hingga jutaan tepung sari dan berbobot 40-60 gram. Bunga
jantan yang sedang dalam masa anthesis akan mengeluarkan bau wangi
yang semerbak, tepung sari akan mati setelah berumur 3-4 hari dari masa
anthesis.
Bunga kelapa sawit yang berjenis kelamin betina memiliki kekhasan pada
bentuknya yang oval membulat dan ujung kelopak bunganya agak rata, serta
diameter bunga kelapa sawit betina lebih besar dibandingkan dengan bunga
jantan. Bunga betina mempunyai tandan bunga yang terbungkus oleh
seludang bunga, seludang ini akan pecah ketika 15-30 hari sebelum
receptive. Setiap tandan bunga betina mengandung 100-200 spikelet,
masing-masing spikelet mempunyai 15-20 kuntum bunga betina. Kuntum
bunga yang memiliki putik inilah yang akan diserbuki oleh tepung sari dari
bunga jantan. Masa receptive pada bunga kelapa sawit betina ditandai
dengan bunga yang mekar dimulai dari spikelet. Putik bunga berwarna krem
dan akan mengandung cairan berkelir putih kekuningan setelah merekah.
Bunga yang beraroma wangi semerbak artinya siap menerima tepung sari
untuk penyerbukan.
16
Gambar 6. Bunga kelapa sawit
17
tawon dan semut; burung (zoophily) seperti burung cucak rawa, burung
kutilang, burung pipit dan burung pengisap madu; serta siput/keong.
18
Gambar 7. Penyerbukan oleh hewan (serangga)
Penyerbukan ini terjadi pada tumbuhan yang bunganya terendam air seperti
hydrilla.
19
2). Penyerbukan tetangga (geitonogami)
Penyerbukan silang adalah menempelnya serbuk sari dari suatu bunga pada
kepala putik yang lain berada pada tumbuhan lain yang sejenis.
Penyerbukan silang sering disebut persilangan. Persilangan dapat
menimbulkan variasi keturunan karena terjadi perpaduan sifat dari dua
tumbuhan induknya, seperti persilangan antara bunga merah dengan bunga
putih dapat menghasilkan bunga merah, merah muda, dan putih.
Pada umunya penyerbukan silang terjadi akibat adanya bantuan dari angin
dan serangga yang dengan tidak sengaja membantu proses penyerbukan
pada bunga. Hal ini disebut dengan penyerbukan alami, akan tetapi untuk
meningkatkan keragaman genetik pada pemuliaan tanaman dilakukan
hibridisasi atau penyerbukan buatan antar genotip yaitu proses
menyilangkan secara langsung dua tetua yang memiliki sifat unggul tertentu
guna memperbaiki potensi hasil dan kualitas tanaman.
Penyerbukan bastar ini bisa terjadi apabila serbuk sari suatu bunga jatuh ke
putik bunga tumbuhan lain yang berbeda varietasnya. Tujuan penyerbukan
bastar ini adalah untuk menggabungkan sifat yang dikehendaki dari dua
jenis tumbuhan dalam satu tumbuhan yang baru.
20
Gambar 8. Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari
21
e) Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan
terbuka yaitu:
Dikogami bila putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak
bersamaan. Ada dua tipe dikogami: (1) protandri: benang sari lebih
dahulu masak daripada putik dan (2) protogini bila putik lebih dahulu
masak daripada benang sari
Herkogami adalah bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga
penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi, seperti bunga vanili yang
memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum)
Heterostili adalah bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai
sari (filamentum) yang tidak sama panjangnya yaitu tangkai putik
pendek (microstylus), tangkai sari panjang dan tangkai putik
panjang (macrostylus), tangkai sari pendek.
Penyerbukan atau persarian adalah proses jatuhnya serbuk sari pada kepala
putik. Serbuk sari yang telah berada pada kepala putik tersebut kemudian
berkecambah dan tumbuh terus menuju ke bakal buah. Sedangkan
pembuahan adalah proses meleburnya gamet jantan dan gamet betina yang
terjadi di dalam bakal buah sehingga terbentuk zygote dimana zygote ini akan
terus tumbuh menjadi embrio.
Proses penyerbukan tanaman tidak terlepas dari struktur bunga yang dimiliki.
Ada tanaman yang memiliki bunga yang organ seksualnya sempurna yaitu,
memiliki putik (sebagai organ kelamin betina) dan benang sari (sebagai organ
22
kelamin jantan) dalam satu bunga. Namun beberapa bunga hanya memiliki
satu organ seksual saja seperti putik saja atau benang sari saja. Ada juga
kelompok bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah
bunga yang memiiki 2 (dua) organ seksual (pistil dan stamen) dan 2 (dua)
macam perhiasan bunga (kelopak dan mahkota) yang berfungsi untuk
menarik perhatian serangga sehingga nantinya dapat membantu dalam
proses penyerbukan.
a. Tujuan penyerbukan
Sebelum melakukan penyerbukan tanaman sebaiknya ditentukan terlebuh
dahulu apa tujuan melakukan penyerbukan tersebut, apa hanya sekedar
iseng/coba-coba, atau ingin memperoleh sesuatu hasil tertentu dari
penyerbukan tersebut. Jika menginginkan hasil untuk memperoleh bahan
induk baru yang memiliki keungulan tertentu dari suatu tanaman perkebunan,
maka dalam penyiapan bahan tetua yang akan dijadikan calon induk tersebut
harus diketahui asal usulnya dan keunggulannya sehingga diperoleh hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan sesungguhnya melakukan
penyerbukan adalah supaya mendapatkan kualitas tanaman yang lebih baik,
mempercepat proses pertumbuhan dan cara perkembangbiakan tanaman,
serta mempercepat dan berhasil menjalani proses pembuahan.
Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai untuk memperoleh suatu bahan
induk yang memiliki beberapa keunggulan dari suatu tanaman maka perlu
dilakukan seleksi pemilihan tetua yang betul-betul memiliki sifat unggul dari
23
segi fisik kesehatan tumbuhan, asal usulnya, daya tahan terhadap hama dan
penyakit, serta keunggulan produksi yang dimiliki adalah menjadi prasyarat
yang mutlak harus dimiliki oleh tanaman tetua tersebut, oleh karena itu
sebelum melakukan penyerbukan perlu dilakukan pemilihan tetua yang
memiliki sifat-sifat seperti yang harapkan tersebut.
Agar hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan maka pemilihan pohon
induk (tetua) dilakukan sesuai dengan jenis dan kesesuaian tanaman yang
akan dilakukan penyerbukan, sebagai contoh jika penyerbukan dilakukan
untuk memperoleh tanam baru berupa induk kelapa sawit maka pohon ibu
yang digunakan adalah tipe Dura atau Delidura terpilih sedangkan sebagai
pohon bapak digunakan tipe Pisifera, dari kedua tetua tersebut diharapkan
keunggulan keduanya dapat diperoleh dalam satu tanaman.
e. Kastrasi
Kastrasi atau sering disebut juga emaskulasi adalah kegiatan membuang alat
kelamin jantan (stamen) pada tetua betina, sebelum bunga mekar atau
sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan pada
tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil, cara emaskulasi
tergantung pada morfologi bunganya.
f. Cara kastrasi
Membuang semua benang sari dari sebuah kuncup bunga yang akan
dijadikan induk betina dalam penyerbukan silang. Caranya dengan memotong
24
benangsari dengan menggunakan alat (gunting, pisau atau pinset untuk
tananaman yang berbunga kecil, sedangkan untuk tanaman yang bertajuk
besar seperti kelapa sawit pemotongan dapat dilakukan dengan dodos atau
egrek atau dengan alat lain). Kastrasi dimaksudkan untuk menghindarkan
penyerbukan sendiri dilakukan sebelum bunga mekar (putik dan benang sari
belum masak).
Kastrasi adalah proses pembuangan benang sari pada bunga yang akan
dijadikan induk betina dengan tujuan agar putik dari bunga tersebut tidak
terserbuki/ terkontaminasi oleh serbuk sari yang tidak dikehendaki.
Sedangkan polinasi adalah proses pemberian pollen/ serbuk sari pada kepala
putik dengan tujuan agar serbuk sari tersebut dapat berkecambah dan
mengalami pembuahan dalam bakal buah sehingga terbentuk buah dan biji
sesuai dengan yang dikehendaki. Proses polinasi dapat berjalan dengan
sempurna bila dilakukan pada lingkungan yang sesuai dan serbuk sari
maupun kepala putik dalam keadaan sudah dewasa/ matang. Pada umumnya
fase kematangan bunga ditandai dengan banyaknya serangga yang hadir,
sedangkan kriteria serbuk sari yang matang adalah bila disentuh/digoyang
maka serbuk tersebut berhamburan seperti tepung, sedangkan kepala putik
ditandai dengan keluarnya lendir yang disebut sebagai nektar berwarna
bening mengkilat dan mengandung protein, gula, dan zat organik. Sedangkan
proses kastrasi sebaiknya dilakukan sebelum serbuk sari dan putik dalam
kondisi dewasa/matang agar putik masih dalam keadaan segar dan belum
terkontaminasi atau belum terjadi self polination. Ciri-ciri belum matangnya
serbuk sari maupun kepala putik adalah pada umumnya bunga tersebut
belum didatangi serangga penyerbuk, serbuk sari belum berbentuk seperti
tepung, pada kepala putik belum terbentuk lendir atau nektar.
g. Cara penyerbukan
Cara penyerbukan pada tanaman berdasarkan asal putik dan serbuk sarinya
dapat dikelompokan menjadi empat cara, yaitu: (penyerbukan sendiri, silang,
tetangga, bastar).
25
h. Tempat dan waktu penyerbukan
26
Gambar 9. Proses penyerbukan tanaman
27
a. Tanaman vanili
Bunga vanili membuka pada malam hari yaitu mulai pukul 24.00 yang
berlangsung selama 12 jam, karenanya saat penyerbukan yang terbaik
adalah pada pagi hari kira-kira pukul 06-10.00, apabila banyak angin
sebaiknya dilakukan pada pukul 05.00-09.00.
28
sudah berubah warnanya dari hijau tua mengkilap menjadi hijau muda
suram. Lalu bagian ujung mengering tapi belum pecah, dan pada kulit buah
nampak garis-garis tipis warna kuning. Kondisi demikian biasanya dicapai 8-
9 bulan setelah penyerbukan. Polong vanili yang dipanen pada umur yang
tepat akan menghasilkan vanili kering yang mengkilat, lentur, berdaging,
warna coklat kehitaman dengan aroma yang khas dan tajam serta kadar
vanilin yang tinggi.
b. Tanaman kakao
29
1). Mempersiapakan alat dan bahan yang diperlukan pada penyerbukan
tanaman kakao seperti: tabung plastik, pinset, gunting kecil, alkohol,
cawan dan parafin/selotip.
2). Pemilihan bunga
Penyerbukan ini memerlukan induk betina dan induk jantan. Kedua induk
sebaiknya memiliki keunggulan yang nantinya diharapkan bisa terpadu
pada keturunannya. Sebagai induk betina dipilih bunga kakao yang belum
mekar. Bunga sebagai sumber serbuk sari diambil dari bunga yang masih
segar, hal ini ditunjukkan oleh benang sari yang berwarna kuning cerah,
yang diambil dari bunga lain pada pohon yang sama.
3). Kastrasi
Bunga yang akan disilangkan dikastrasi terlebih dahulu dengan cara
membersihkan kotoran yang ada disekitar bunga dengan menggunakan
kuas. Kastrasi dilakukan pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi
belum pecah. Serbuk sari yang belum pecah biasanya telah menyembul
di dua sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan serbuk sari yang
sudah pecah berwarna krem coklat kehitaman. Munculnya bunga jantan
padatan dan bunga berkisar antara 6-12 hari.
4). Emaskulasi
Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada tetua
betina sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri.
Emaskulasi dilakukan dengan cara manual yaitu serbuk sari diambil
menggunakan pinset dengan ujung yang lancip yang sudah steril agar
serbuk sari yang akan digunakan bebas dari kotoran.
5). Pengumpulan polen
Polen yang akan digunakan dikumpulkan pada sebuah cawan,
pengambilan polen bersamaan pada saat melakukan emaskulasi.
6). Penyerbukan
Penyerbukan dilakukan pada saat bunga telah mekar sempurna, pada
pagi hari sekitar pukul. 07.00 s.d. 08.00, yaitu saat putik reseptif terhadap
polen. Proses penyerbukan dilakukan secara manual dengan bantuan
pinset. Serbuk sari yang sudah dikumpulkan sebelumnya dioleskan pada
kepala putik beberapa kali menggunakan kuas kecil.
30
7). Isolasi/pengerodongan
Bunga yang telah dilakukan penyerbukan dikerodong untuk menghindari
kontaminasi serbuk sari yang tidak dikehendaki. Pengerodongan
menggunakan tabung plastik yang salah satu ujungnya terbuka agar
dapat dilekatkan pada batang tanaman dan sisi ujung lainnya ditutup
dengan kain kassa sehingga masih memungkinkan adanya aliran udara
masuk ke dalam tabung. Celah yang terbentuk antara kerodong dan
permukaan batang ditutup dengan parafin/selotip. Pengamatan
keberhasilan penyerbukan dilakukan berdasarkan persentase pentil (buah
muda) hasil penyerbukan yang terbentuk, yang dilakukan secara periodik
dengan interval 1 minggu selama 6 minggu setelah peryerbukan.
Penyerbukan secara buatan pada tanaman kelapa sawit, pohon induk betina
yang digunakan adalah tipe Dura atau Delidura sedangkan sebagai pohon
induk jantan digunakan tipe Pisifera. Langkah-langkah penyerbukannya
sebagai berikut:
a) Bunga yang akan dikastrasi dipilih dari pohon yang akan dijadikan
induk betina
b) Bunga yang akan dikastrasi dipilih yang benang sarinya belum
matang
c) Kuncup bunga dipilih yang sehat dan berasal dari pohon induk yang
sehat dan unggul
d) Kuncup bunga/mahkota bunga dibuka hati-hati menggunakan pinset
steril, bila perlu ujungnya dipotong sedikit untuk mempermudah
pembukaan
e) Proses pemotongan/pembukaan mahkota dilakukan hati-hati agar
tidak merusak putik
f) Untuk bunga-bunga tertentu, mahkota bunga boleh dicabut, namun
untuk bunga yang lain mahkota bunga justru dapat berfungsi untuk
31
melindungi putik dari kontaminasi serbuk sari lain yang tidak
diharapkan
g) Setelah mahkota terbuka, benang sari dicabut atau dipotong satu
persatu sampai habis secara hati-hati agar tidak merusak/melukai
putik. Bila bunga terlalu kecil dapat digunakan loupe agar benang sari
dan putik dapat lebih jelas dilihat
h) Setelah kastrasi selesai dilakukan segera beri identitas pada tangkai
bunga tersebut dengan menggantungkan label atau benang yang
proporsional dengan kondisi bunga
2) Mengambil bunga jantan dari induk yang telah dipilih, beberapa saat
sebelum bunga matang, bunga jantan dari pohon bapak terpilih
dibungkus dengan kantung plastik transparan.
3) Setelah bunga jantan tersebut matang, lalu dipotong dan dibawa ke
laboratorium untuk dipisahkan dari tandannya, kemudian diangin-
anginkan
4) Serbuk sari ini dimasukkan ke dalam tube dengan mencampurkan 0,25
gram serbuk sari dengan 1 gram talk
5) Tube yang telah berisi serbuk sari dimasukkan ke dalam sebuah botol
kemudian divakumkan
32
6) Sambil menunggu saat penggunaannya botol serbuk sari harus disimpan
di dalam almari pendingin (freezer)
7) Pada pohon ibu terpilih, tandan bunga betina ditutup dengan kantung
plastik transparan dan diberi label. Amati bunga sampai mencapai tingkat
matang reseptif. Ciri-ciri bunga betina yang telah matang adalah : warna
kepala putik menjadi kemerah-merahan dan telah terbuka dan berlendir
8) Setelah bunga betina reseptif, serbukilah dengan serbuk sari yang telah
disiapkan. Satu tube campuran serbuk sari (0,25 gram serbuk sari + 1
gram talk) cukup untuk menyerbuki satu tandan bunga betina
9) Cara penyerbukan adalah sebagai berikut:
a) Serbuk sari dikumpulkan dari bunga yang berasal dari pohon yang
direncanakan menjadi induk jantan
b) Serbuk sari dipilih dari bunga yang sehat dan berasal dari induk yang
sehat
c) Serbuk sari dipilih yang matang atau menjelang matang
d) Serbuk sari yang telah dikumpulkan diberi perlakuan sesuai dengan
ketentuan masing-masing komoditas, ada yang masih harus
dikeringkan dulu, ada yang harus disimpan dulu dalam kondisi ruang
yang terkendali suhu dan kelembabannya, ada yang dapat langsung
digunakan
e) Alat, bahan, dan serbuk sari yang telah disiapkan dibawa ke
lapangan dimana induk betina dan bunga-bunganya yang telah
dikastrasi berada
f) Bila putik dalam keadaan masih diberi pelindung, maka pelindungnya
dibuka dulu dan kepala putik diamati dengan loupe untuk memastikan
kesehatan dan kesegarannya
g) Kemudian serbuk sari ditempelkan pada kepala putik secukupnya
10) Pemasangan label
a) Ukuran label disesuaikan dengan kekuatan bunga dan tangkai
bunga.
b) Label terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak
c) Tulisan menggunakan pensil.
d) Isi tulisan: kode induk jantan & induk betina, tanggal kastrasi &
tanggal penyilangan, nama penyilang
33
e) Diikat tali/benang yang lembut dan agak longgar.
d. Tanaman kopi
Bunga tanaman kopi yang sudah cukup dewasa, secara alami bagian
mahkota dan kelopak bunganya lambat laun akan membuka. Kemudian
terjadilah peristiwa penyerbukan, di mana tepung sari jatuh ke putik yang
dibantu oleh serangga, air, atau angin. Setelah proses penyerbukan ini
berhasil, mahkota bunga akan mengering dan berguguran, selanjutnya bakal
buah pun akan tumbuh menjadi buah kopi yang berwarna hijau dan semakin
membesar. Buah kopi akan matang yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi kuning ke merah pekat.
Penyerbukan tanaman kopi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kopi self
steril dan kopi self fertil. Kopi self steril adalah jenis kopi yang tidak akan
menghasilkan buah bila bunganya mengadakan penyerbukannya sendiri
(tepung sari berasal dari jenis kopi yang sama). Kopi self steril ini baru
menghasilkan buah bila bunganya menyerbuk silang (tepung sari berasal
dari kopi jenis lainnya). Oleh karena itu tanaman kopi ini harus ditanam
bersamaan dengan kopi jenis lainnya sehingga penyerbukan silang bisa
berlangsung. Kopi self fertil adalah kopi yang mampu menghasilkan buah
bila mengadakan penyerbukan sendiri sehingga tidak harus ditanam
bersamaan dengan kopi jenis lainnya.
34
unggul yang dituju akan menjadi besar bila tetua yang digunakan
merupakan varietas-varietas komersial yang unggul yang sedang
beredar, galur-galur murni tetua hibrida, dan tetua-tetua varietas sintetik.
2). Waktu tanaman berbunga
Penyerbukan yang dilakukan harus memperhatikan: (a) penyesuaian
waktu berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan
supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan, (b) waktu
emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus
diperhatikan misalkan harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen
telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma
reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga
betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan sinkronisasi. Caranya
dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua sehingga
nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk
tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman
berbunga.
b. Eksternal
1). Pengetahuan tentang organ reproduksi dan tipe penyerbukan
Untuk dapat melakukan penyerbukan, hal yang paling mendasar dan
yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe
penyerbukan, dengan mengetahui organ reproduksi dapat menduga tipe
penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau
menyerbuk sendiri. Tanaman menyerbuk silang dicirikan oleh struktur
bunga sebagai berikut: bunganya mempunyai struktur tertentu; waktu
antesis dan reseptif berbeda; dan inkompatibilitas atau ketidaksesuaian
alat kelamin.
2). Cuaca saat penyerbukan
Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan
penyerbukan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara
terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin
kencang dan hujan yang terlalu lebat.
3). Pelaksana yang melaksanakan penyerbukan harus dengan serius dan
bersungguh-sungguh.
35
Di samping itu ada faktor-faktor lain yang juga perlu di perhatikan yaitu:
gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri; perbedaan periode
matang serbuk sari dan kepala putik; serta sterilitas dan inkompatibilitas.
D. Aktifitas Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahu Orientasi, motivasi dan apersepsi 30 menit
luan Ketua kelas memimpin do’a pada saat
pembelajaran akan dimulai
Fasilitator menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai peserta
diklat baik berbentuk kemampuan proses
maupun kemampuan produk
Fasilitator menjelaskan manfaat
penguasan kompetensi dasar ini sebagai
modal awal untuk menguasai pasangan
kompetensi dasar lainnya yang tercakup
dalam mata diklat Agribisnis Tanaman
Perkebunan
Fasilitator menjelaskan pendekatan dan
model pembelajaran yang
digunakan.serta metodanya.
Kegiatan 1. Orientasi masalah (Mengamati, Menanya) 1.260
Inti menit
Fasilitator menanyakan permasalahan
kepada peserta diklat berkaitan dengan
penyerbukan tanaman perkebunan
Peserta diklat memperhatikan
permasalahan yang diberikan fasilitator
tentang penyerbukan tanaman perkebunan
Peserta diklat secara berkelompok
berdiskusi membahas permasalahan
berdasarkan hasil pengamatan
penyerbukan tanaman perkebunan
Peserta diklat mempertanyakan secara
mandiri atau pada sumber belajar berkaitan
dengan penyerbukan tanaman perkebunan
36
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
2. Pengumpulan data dan verifikasi
(Menanya, Mengumpulkan Informasi)
37
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
serta tindakan penyempurnaan kegiatan
penyerbukan tanaman perkebunan
berdasarkan masukan diantara anggota
kelompok dengan hal-hal yang dianggap
belum tepat/benar
38
Lembar Kerja 1.
C. Keselamatan Kerja
Lakukan kegiatan dan komunikasi sesuai prosedur dan etika yang berlaku
D. Prosedur Kerja
39
6. Rumuskan langkah kerja dalam mengidentifikasi bunga dan melakukan
penyerbukan sesuai dengan daya dukung tempat diklat Anda
Lembar Kerja 2.
C. Keselamatan Kerja
D. Langkah Kerja
40
7. Diskusikan dengan teman Anda proses penyerbukan masing-masing
bunga tersebut secara alamiah!
8. Buatlah laporan sesuai petunjuk dari fasilitator.
Lembar Kerja 3.
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah sepatu dan pakaian kerja lapangan
2. Selama berada di lahan jangan merusak tanaman yang ada
D. Prosedur Kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan
2. Peganglah bunga vanili yang dalam keadaan mekar dengan tangan kiri,
diusahakan bagian punggung dan tangkai putik bersandar pada jari
telunjuk
3. Peganglah lidi/bambu pada tangan kanan
4. Angkatlah bibir/labelum yang menutup kepala putik sampai terbuka
sehingga dasar kepala putik terbuka/terlihat
5. Ambillah/angkatlah tepung sari menggunakan lidi/bambu dan tekankan
pada kepala putik atau dengan menmbungkukkan kantong tepung sari ke
bawah dan menekankan pada cekungan putik
6. Angkatlah bibir penutup kepala putik dengan bantuan bambu/lidi
7. Tempelkan tepung sari ke kepala putik dengan menekan labelum
8. Pasanglah label dengan mencantumkan jenis bunga, tanggal
penyerbukan, dan nama penyerbuknya
9. Amatilah proses dan hasil penyerbukannya.
41
Lembar Kerja 4.
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakan sepatu dan pakaian kerja lapangan
2. Selama berada di lahan jangan merusak tanaman yang ada
D. Prosedur Kerja
1. Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan
2. Pilihlah bunga sebagai bunga betina (induk betina) yang belum mekar
3. Pilihlah bunga sebagai bunga jantan (induk jantan) yang masih segar
4. Lakukanlah kastrasi (membersihkan kotoran yang ada disekitar bunga
menggunakan kuas) pada bunga jantan
5. Lakukanlah emaskulasi (pembuangan alat kelamin jantan/stamen)
sebelum bunga betina mekar menggunakan pinset steril
6. Kumpulkanlah polen hasil emaskulasi pada cawan/wadah
7. Lakukanlah penyerbukan dengan cara mengoleskan polen/serbuk sari
pada kepala putik menggunakan kuas
8. Tutuplah/isolasi bunga hasil penyerbukan menggunakan tabung/kantong
plastik
9. Pasanglah label dengan mencantumkan jenis bunga, tanggal
penyerbukan, dan nama penyerbuknya.
10. Amatilah proses dan hasil penyerbukannya
42
Lembar Kerja 5.
C. Keselamatan Kerja
D. Prosedur Kerja
43
7. Ikatlah tangkai bunga tersebut dengan benang wool yang berwarna
kontras
8. Lakukan polinasi selang satu hari setelah proses kastrasi dilakukan
9. Bersihkan gunting kecil dengan cara mencelup dalam alkohol 70%
10. Siapkan serbuk sari dari tanaman induk jantan yang telah dikumpulkan
dalam tabung serbuk sari
11. Carilah bunga yang telah dikastrasi yang tangkainya telah ditandai
dengan ikatan benang wool
12. Tempelkan kepala putik dengan serbuk sari yang berada dalam tabung
serbuk sari!
13. Potonglah satu buah kelopaknya dengan gunting kecil
14. Amatilah proses dan hasil penyerbukannya.
E. Latihan Soal
F. Rangkuman
Setiap jenis tanaman menghasilkan bunga yang beraneka ragam baik warna,
bentuk, maupun strukturnya. Sebuah bunga dikatakan sebagai bunga lengkap
bila mempunyai bagian-bagian seperti kelopak, mahkota, benang sari dan
putik.
44
secara alami pada saat fase dewasa atau telah matang baik serbuk sarinya
maupun kepala putiknya. Apabila akan melakukan penyerbukan buatan maka
harus dilakukan pada saat kedua organ kelamin tersebut dalam keadaan telah
matang. Untuk mengetahui kapan kondisi matangnya serbuk sari maupun
kepala putik setiap jenis bunga sebaiknya dilakukan pengamatan tahapan
pertumbuhan bunga.
Penyerbukan adalah peristiwa alami jatuhnya serbuk sari lalu menempel pada
kepala putik sehingga terjadi proses pembuahan sempurna pada bunga.
Penyerbukan merupakan bagian penting dalam keberhasilan dari proses
reproduksi buah dan biji. Penyerbukan yang berhasil akan diikuti segera
dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki saluran putik menuju bakal
biji. Pada bakal biji terjadi peristiwa penting berikutnya, yaitu proses
pembuahan.
45
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2.
PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN
A. Tujuan
C. Uraian Materi
46
semakin meningkat; mengontrol arah pertumbuhan tajuk tanaman; dan untuk
mendapatkan kerangka pohon yang kuat.
47
Pemangkasan tanaman ada 4 macam, yaitu:
a. Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman pembibitan dan tanaman
belum menghasilkan (TBM) dengan tujuan: supaya tanaman tidak terlalu
tinggi; menghasilkan cabang yang kuat; supaya posisi percabangan teratur;
supaya percabangan arahnya menyebar; mempermudah pemeliharaan dan
pemetikan; dan membentuk tajuk tanaman yang ideal. Bagian yang
dipangkas adalah:batang utama; cabang yang berdempet; dan cabang yang
terlalu rimbun dan yang tidak diinginkan.
b. pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada tanaman yang sudah
menghasilkan (TM), dengan tujuan: mengurangi kerimbunan pohon; supaya
sinar matahari cukup; mengurangi kelembaban; dan mencegah tanaman
terserang penyakit jamur dan hama. Bagian yang dipangkas adalah daun
yang sakit; daun yang rimbun; daun yang tua dan tunas air/ wiwil; dan buah
serta akar yang berlebihan.
c. pemangkasan produksi
Pemangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang sudah menghasilkan
(TM) waktu pelaksanaannya setelah panen, dengan tujuan:
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil buah. Bagian yang dipangkas
adalah memotong cabang yang mati atau kering; cabang yang tumbuh ke
dalam dan ke bawah; dan cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan
menghasilkan buah.
d. pemangkasan peremajaan
Pemangkasan peremajaan dilakukan pada saat tanaman mulai tidak produktif,
dengan tujuan: untuk merangsang pertumbuhan reproduktif secara
maksimum. Bagian yang dipangkas adalah batang atau cabang yang tidak
produktif (menghasilkan).
48
pemangkasan; tidak terbuat dari bahan yang berbahaya; bahan harus steril;
dan tidak beracun.
49
Gambar 13. Gunting pangkas
50
Gambar16. Parang
51
c. Alat dan bahan pemangkasan peremajaan
Seseorang yang bekerja, ada tiga variabel pokok yang saling berinteraksi,
yakni kualitas tenaga kerja, jenis atau beban pekerjaan dan lingkungan
pekerjaannya. Akibat hubungan interaktif berbagai faktor risiko kesehatan
tersebut, apabila tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan. Gangguan kesehatan akibat
atau berhubungan dengan pekerjaan dapat bersifat akut dan mendadak yang
dikenal sebagai kecelakaan, dapat pula bersifat menahun. Berbagai
gangguan kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan misalnya para
petani mengalami keracunan pestisida dari tingkat sedang hingga tingkat
tinggi.
52
sering dibicarakan. Kondisi kesehatan awal petani berpengaruh terhadap
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti, penderita
anemia karena kekurangan gizi maupun kurang pasokan makanan, kemudian
dapat diperburuk dengan keracunan organofospat.
b. Faktor lingkungan kerja fisik: sinar ultraviolet, suhu panas, suhu dingin,
cuaca, hujan, angin
c. Ergonomi: kesesuaian alat dengan kondisi fisik petani seperti cangkul,
traktor, dan alat-alat pertanian
d. Bahan kimia toksik: agrokimia seperti pupuk, herbisida, akarisida, dan
pestisida.
53
pentingnya pemakaian masker untuk tim penyemprotan bagi kesehatan
pekerja kemudian esok hari dijelaskan lagi penggunaan avron, penjelasan
safety harus bertahap.
54
menimbulkan 600 kecelakaan kecil dan akan menyebabkan 1 fatality atau
kematian, tentunya kita akan menghindari korban, salah satu upaya
menghindari hal tersebut dengan pembuatan "sistem nearmiss". Penerapan
nearmiss di perkebunan kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara sebagai
contoh jika kita menemui mobil karyawan dengan kondisi ban gundul maka
akan dibuat laporan dalam form nearmiss dimana sopir harus bertanda tangan
dan diberi tempo segera mengganti ban selama belum ada pergantian ban
maka mobil tidak boleh beroperasi. Setiap asisten lapangan diwajibkan
membuat form nearmiss sebanyak 5 -10 dengan solusinya setiap bulannya.
Dengan dibuatnya nearmiss setiap bulan diharapkan hal-hal yang hampir
celaka dapat diantisipasi sebelumnya.
55
avron semprot saya sudah lama sekarang udah tipis cepatlah Pak diganti
dengan yang baru".
56
mendatar perlu dibantu agar membentuk sudut 45 0 dengan cara diikat dengan
tali. Lamanya pengikatan sekitar 3 - 4 minggu.
Ketinggian jorket yang ideal adalah 120-150 cm, apabila tumbuhnya kurang
dari 120 cm, maka batang utama dapat dipotong setinggi 80 cm agar tumbuh
tunas air (chupon) yang baru dan membentuk jorket yang lebih tinggi.
Demikian pula apabila jorket lebih dari 150 cm, batang utama dapat dipotong
setinggi 80 cm dan chupon yang tumbuh dipelihara sampai membentuk jorket
yang baik.
Untuk tanaman yang lemah dan bengkok, chupon yang tumbuh dipelihara
sampai terbentuk jorket yang memenuhi syarat. Kemudian batang yang lemah
atau bengkok tersebut dipotong. Cara memotongnya sekitar 5 cm dari chupon
yang terpilih dengan menggunakan pisau yang tajam, sedangkan bekas luka
dapat ditutup dengan obat penutup luka misalnya TB 192 dan ter.
57
cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di dekatnya dan
diameternya kurang dari 2,5 cm. Mengurangi daun yang menggantung dan
menghalangi aliran udara di dalam kebun, sehingga cabang kembali
terangkat. Pemangkasan ini dilakukan secara ringan di sela-sela
pemangkasan produksi dengan frekuensi 2-3 bulan. Juga dilakukan
pemangkasan terhadap tunas air (chupon). Pemangkasan tunas air atau juga
disebut wiwilan bisa dilakukan secara manual menggunakan tangan.
58
Gambar 18. Pemangkasan tanaman kakao
59
Pemangkasan yang tepat akan diperoleh bentuk tanaman yang baik
menjelang tanaman berumur empat tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Memiliki tinggi jorket sekitar 120-150 cm, dengan cabang primer 3-4
cabang, letaknya simetris dan arahnya ke atas dengan sudut sekitar 450
2) Tajuk tanaman berbentuk seperti payung dengan jorket terlindung dari
sinar matahari langsung, sehingga tidak pecah
3) Tidak terdapat percabangan dengan jarak 40-60 cm dari jorket dan 15-25
cm dari pangkal cabang sekunder. Sistem percabangan sekunder selang
seling mengarah ke atas, tidak ada yang menggantung
4) Penyebaran daun merata, seluruh ruang tajuk terisi dengan daun dengan
kedudukan mendekati vertikal pada bagian atas dan semakin mendatar
pada bagian bawah.
5) Tidak terjadi tumpang tindih daun/cabang antara satu pohon dengan
pohon lain di sekitarnya, artinya lebar tajuk sesuai dengan jarak tanam
dan ketinggian pohon sekitar 3- 3,5 m
6) Daun-daun yang tidak produktif tidak ada atau sedikit sekali, demikian
pula ranting dan cabang yang rusak atau sakit
7) Sinar matahari mampu menerobos tajuk tanaman sehingga nampak
penyebaran bercak-bercak sinar dengan luas sekitar 5%- 10% luas
naungan, dan penyebarannya merata.
60
kecil. Peralatan yang digunakan untuk pemangkasan tanaman kakao adalah
pisau tajam, gunting pangkas dan gergaji pangkas.
Manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah agar pohon tetap rendah
sehingga mudah perawatannya, membentuk cabang-cabang produksi yang
baru, mempermudah masuknya cahaya dan mempermudah pengendalian
hama dan penyakit. Pangkasan juga dapat dilakukan selama panen sambil
menghilangkan cabang-cabang yang tidak produktif, cabang liar maupun yang
sudah tua. Cabang yang kurang produktif dipangkas agar unsur hara yang
diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif. Secara
morfologi buah kopi akan muncul pada percabangan, oleh karena itu perlu
diperoleh cabang yang banyak. Pangkasan dilakukan bukan hanya untuk
menghasilkan cabang-cabang saja, (pertumbuhan vegetatif) tetapi juga
banyak menghasilkan buah.
61
pemangkasan batang tunggal maupun batang ganda dilakukan 3(tiga) macam
pemangkasan, yaitu:
1) Pemangkasan Bentuk, bertujuan membentuk kerangka tanaman yang
kuat dan seimbang.
2) Pemangkasan Produksi (pemeliharaan) atau sering disebut juga
pemangkasan produksi bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan
kerangka tanaman yang telah diperoleh pada pemangkasan bentuk dan
menyediakan cabang-cabang buah produktif dalam jumlah yang cukup.
3) Pemangkasan Rejuvinasi (peremajaan) bertujuan untuk mempermuda
batang.
62
Gambar 19. Pemangkasan bentuk tanaman kopi
63
Gambar 20. Pemangkasan produksi (pemeliharaan) tanaman kopi
64
Gambar 21. Pemangkasan rejuvinasi dengan metode side pruning
65
a). Pemangkasan bentuk
Dikenal ada 2 (dua) metode pemangkasan bentuk yaitu; metode Toraja dan
metode Kandelaber. Tujuan pangkasan bentuk dalam budidaya kopi bertujuan
membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. Tanaman menjadi
tidak terlalu tinggi, cabang-cabang lateral dapat tumbuh dan berkembang
menjadi lebih kuat dan lebih panjang, selain itu kanopi pertanaman lebih cepat
menutup, hal ini penting untuk mencegah rumpai dan erosi.
66
Gambar 23. Pemangkasan rejuvinasi sistem batang ganda
67
2). Pemangkasan produksi
68
Gambar 24. Tanaman karet ditutup tunas pucuknya
69
3). Cara pemotongan pucuk
Cara pemotongan pucuk ini yang paling sering dilaksanakan karena
termasuk cara atau pelaksanaan yang mudah dan praktis, meskipun
dengan cara ini tanaman akan mengalami stres, namun setelah masa
stres terlampaui pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat. Cara
pemotonganya sebagai berikut;
a). Memotong pucuk diatas payung terakhir dengan menyisakan 3 -5
mata dari ketinggian yang dikehendaki antara 2,5 m - 2,75 m, dengan
cara menggunakan pisau/sabit yang tajam dan diberi tangkai
b). Jangan memotong pada pertengahan payung ataupun pertengahan
antar payung.
70
sinar matahari menjadi karbohidrat. Pasokan karbohidrat untuk
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman di tentukan oleh ukuran
luas permukaan hijau daun
2) Mempermudah panen
3) Pengamatan buah matang lebih mudah
4) Mengurangi brondolan buah yang terjepit pada pelepah daun/ketiak
daun
5) Memungkinkan buah bertambah besar
6) Mengurangi tersangkutnya brondolan
7) Memperlancar penyerbukan alami
8) Melakukan sanitasi kebun guna mencegah cendawan marasmius dan
menghindari pertumbuhan tanaman pakis
71
• Memangkas pelepah searah dengan arah spiral/letak alur pelepah agar
hasil dari pangkasan terlihat rapi
• Memangkas pelepah yang tidak produktif, dengan ciri-ciri:
o Pelepah yang sudah tua dan kering
o Pelepah sudah tidak dijadikan pelepah songgo ( minimal songgo 2)
• Memangkas pelepah secara mepet dan tepat pada bagian bawah
pangkal pelepah, Pelepah harus dipangkas mepet dengan tujuan untuk
mencegah tersangkutnya brondolan pada pelepah
• Menyusun pelepah hasil sisa pangkasan di gawangan mati atau disusun
diantara pokok tanaman dan dipotong menjadi 3 bagian.
72
dan waktu pemangkasan serta giliran pangkasan. Menentukan waktu yang
tepat untuk melakukan pemangkasan harus memperhatikan kondisi
tanaman yang meliputi: tinggi tanaman, diameter tanaman sebelum
dipangkas, umur pangkas dan persentase pucuk burung.
Ketinggian bidang petik dan tinggi tanaman merupakan faktor yang ikut
menentukan kebun sudah layak atau belum untuk dipangkas. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa tinggi rata-rata tanaman yang sudah
dipangkas adalah 109. 6 cm dengan rata-rata diameter bidang petik yang
sudah mencapai 165. 3 cm. Sedangkan untuk kriteria pemangkasan
ditentukan oleh umur pangkas dan ketinggian bidang petik tanaman. Tinggi
pangkasan harus memberikan kesempatan agar tanaman dapat dipetik
dengan mudah dalam jangka waktu sepanjang mungkin. Serendah-
rendahnya tinggi pangkasan untuk daerah rendah, sedang maupun tinggi
adalah 40 cm dan yang paling tinggi adalah 80 cm. Kurang dari 40 cm akan
menyulitkan pemetik pada saat pemetikan. Pucuk burung adalah pucuk yang
mengandung tunas dalam keadaan dorman. Jumlah atau persentase pucuk
burung akan meningkat pada kebun yang sudah mendekati waktu
dipangkas, tanaman yang sudah mendekati waktu pangkas persentase
pucuk burungnya 77. 33%
73
Gambar 26. Pemangkasan tanaman teh
Alat Pangkas yang digunakan di perkebunan teh adalah gaet pangkas, gaet
yang digunakan harus dalam kondisi sangat tajam untuk mencegah adanya
luka pangkasan. Tenaga pemangkas selalu membawa batu asahan untuk
memelihara ketajaman gaetnya. Selain gaet dan batu asahan, tenaga
pemangkas juga menggunakan tongkat ukur. Tongkat ukur digunakan
sebagai patokan ukuran tinggi pangkasan, namun pada prakteknya di lapang
tenaga pemangkas hanya menggunakan lutut sebagai patokan. untuk
pemotongan cabang atau ranting yang berukuran lebih kecil dari ibu jari
(diameter < 2 cm), digunakan gaet pangkas sedangkan untuk cabang atau
ranting yang berukuran lebih besar (diameter diatas 2 cm) digunakan gergaji
pangkas. Pekerjaan pemangkasan biasanya dilakukan dengan
menggunakan sistem borongan yang dibayar menurut prestasi kerja masing-
masing.
Tanaman teh dipangkas pada saat umur pangkas mendekati 3 tahun, rata-
rata ketinggian tanaman 109. 6 cm dengan diameter sebelum pangkas 165.
3 cm, rata-rata persentase pucuk burung 77. 33% dan produktivitas pucuk
basah yang sudah berkurang mencapai setengah dari produksi tahun
sebelumnya. Kapasitas kerja pemangkas (0. 046 ha/HK) lebih besar dari
kapasitas standar (0. 04 ha/HK) dan tenaga pemangkas di lapangan lebih
sedikit dari pada tenaga pemangkas yang dihitung secara teoritis.
74
Setelah kegiatan pemangkasan selesai dilakukan pekerjaan selanjutnya
yaitu penanganan sisa pangkasan. Sisa pangkasan merupakan hasil dari
pertumbuhan selama satu daur pangkasan yang terdiri dari ranting-ranting,
cabang-cabang dan daun tua yang jumahnya cukup banyak.
75
4. Pemangkasan Tanaman Pelindung
76
e. Berfungsi sebagai penahan angin (wind breaker), sehingga mencegah
kerusakan tanaman dan tanah akibat penguapan yang terlalu cepat
f. Menstabilkan kondisi lingkungan atau mikroklimat, sehingga pertumbuhan
dan proteksi tanaman mudah dikendalikan
g. Membantu pencegahan erosi, karena sistem perakaran yang dalam
h. Perakaran yang dalam dapat memperbaiki struktur tanah. Di samping itu
apabila pohon pelindung mati dapat memperbaiki aerasi dan drainase
tanah karena pelapukan.
a. Albizia falcata (A. moluceana). Istilah daerah: jeungjing laut atau sengon
laut. Tumbuh baik pada ketinggian 0-1500 m dari permukaan laut.
Pertumbuhannya lambat, akar berbintil-bintil sebagai pengumpul zat
lemas, daya menaungi rapat, peka terhadap cendawan dan penggerek
batang. Untuk kebun teh telah mendapat serangan jamur akar, sebaiknya
jangan menanam jenis pohon pelindung ini
b. Albizia sumatrana. Pertumbuhannya cepat, terutama di daerah rendah
dan sedang. Kegunaan di luar pohon pelindung kurang, sehingga jarang
dipakai. Tanaman ini juga peka terhadap jamur akar
c. Albizia chinensis. Istilah daerah: jeunjing jawa atau senggon jawa.
Pertumbuhannya agak lambat, kurang peka terhadap hama penggerek
dan tahan terhadap angin, pada musim kemarau daunnya rontok
d. Albizia procera. Pertumbuhannya lambat, tahan angin dan hama
penggerek
e. Derris microphylla (Deguella microphella). Pertumbuhannya lambat,
perakaran kurang dalam dan kurang membentuk mahkota daun, tahan
terhadap angin, peka terhadap cendawan akar
f. Leucaena glauca. Istilah daerah: peuteuy Cina atau lamroto. Kurang peka
terhadap penyakit akar, tahan terhadap hama, tahan pangkasan,
perakaran dalam dan tahan angin, menghasilkan banyak biji
g. Leucaena pulverulenta atau L. glabrata. Tumbuh baik di daerah rendah
sampai tinggi. Karena sifat baiknya tersebut maka banyak diusahakan
77
penyambungan L. glauca sebagai batang bawah dengan L. glabrata
sebagai batang atas
h. Eritrina subumbrans (E. lithosperma). Istilah daerah: dadap. Mempunyai
varietas yang cukup banyak. Sangay peka terhadap hama, sehingga
kurang disenangi para perkebun. Walaupun peka terhadap beberapa
penyakit akar, tetapi kalau tanaman mati akarnya lekas membusuk
sehingga tidak menjadi sumber infeksi yang berat.
i. Erythrina poeppingiana (E. micropteryx). Berdaun lebar dan batang tidak
berduri. Bentuk mahkota kurang baik, dan berdaun lebar
j. Gliricidia maculata. Tahap pangkasan dan menghasilkan banyak organik.
Tumbuh baik di daerah rendah sampai tinggi. Pada musim kemarau daun
rontok, sehingga pemangkasan harus diatur menjelang musim kemarau
k. Acacia decurens. Tumbuh baik di daerah tinggi, perakaran dangkal dan
bentuk mahkota kurang baik. Tahan terhadap pangkasan, kurang peka
terhadap penyakit akar
l. Grevillea robusta. Banyak ditanam di Srilangka atau di kebun-kebun
bekas pemilikan Inggris. Bentuk mahkota kurang baik, berkayu keras dan
tahan terhadap hama dan penyakit akar
m. Mindi (Media azedarach). Jenis tanaman pelindung ini mempunyai fungsi
ganda, yaitu di samping berfungsi sebagai naungan juga dapat berfungsi
sebagai insektisida nabati (biji dan daun) serta daunnya tidak disukai
ternak, tumbuh baik di daerah rendah sampai tinggi.
78
1). Pemangakasan bentuk
79
sehingga dapat diserap tanaman kopi bila daun-daun naungan gugur dan
teruari dalam tanah (recycling)
4) Dapat menahan erosi karena tajuk dan daun yang jatuh dapat menahan
terpaan air hujan, sedangkan akarnya dapat menahan butiran-butiran
tanah yang hanyut
5) Tajuk tanaman pelindung dapat menahan terpaan angin sehingga
tanaman kopi terhindar dari kerusakan
6) Tajuk tanaman pelindung yang rindang dapat menahan tumbuhnya
beberapa jenis gulma sehingga mengurangi biaya pemeliharaan
7) Tajuk yang rindang bisa membuat udara di bawah pohon menjadi sejuk
sehingga pada musim kemarau dapat mengurangi kekeringan
8) Daunnya bisa dipakai sebagai makanan ternak dan kayunya bisa dipakai
sebagai bahan bakar atau keprluan lain.
80
tajuk dimaksudkan untuk mendapatkan ketinggian naungan dan bentuk tajuk
yang ideal, sementara pemangkasan pengaturan naungan untuk
memperoleh jumlah naungan yang dikehendaki. Untuk menjamin adanya
sirkulasi udara yang lancar pada pertanaman kopi maka ketinggian naungan
yang ideal adalah dua kali tinggi tanaman kopi, oleh karena itu,
pemangkasan pembentukan tajuk dilakukan secara bertahap.
81
Pemangkasan untuk membentuk naungan pada tanaman kopi dewasa
dilakukan dengan cara memangkas naungan hinggan naungan tidak tersisa,
oleh sebab itu, pemangkasan tidak dilakukan sekaligus, melainkan
bergantian (bergiliran) sehingga masih ada naungan yang melindungi
tanaman kopi. Pergiliran pemangkasan untuk membentuk naungan pada
tanaman kopi dewasa diatur dengan cara sebagai berikut:
1). Pada awal musim hujan pertama, jumlah tanaman naungan yang
dipangkas hanya setengah bagian. Kemudian sisanya dipangkas pada
musim hujan tahun berikutnya.
2). Bila arah angin tegak lurus terhadap barisan tanaman maka tanaman
yang dipangkas pada awal musim hujan pertama terletak pada satu baris
yang sama. Namun, bila arah angin serong terhadap barisan tanaman maka
tanaman yang dipangkas pada awal musim hujan pertama letaknya
berselang-seling pada baris yang berlainan.
82
dipangkas hanya dikurangi ranting-ranting yang tidak perlu sehingga
naungan tetap menghasilkan intensitas matahari 10-50%.
2). Ranting-ranting yang tumbuh selama musim hujan dipangkas pada akhir
musim hujan untuk merangsang pembentukan kuncup (primordial) bunga
kopi.
83
D. Aktifitas Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahu Orientasi, motivasi dan apersepsi 30 menit
luan Ketua kelas memimpin do’a pada saat
pembelajaran akan dimulai
Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik baik
berbentuk kemampuan proses maupun
kemampuan produk
Fasilitator menjelaskan manfaat penguasan
kompetensi ini sebagai modal awal untuk
menguasai pasangan kompetensi lainnya
yang tercakup dalam mata pelajaran
Agribisnis Tanaman Perkebunan
Fasilitaor menjelaskan pendekatan dan
model pembelajaran yang digunakan.serta
metodanya.
Kegiatan 1. Orientasi masalah (Mengamati, Menanya) 1.440
Inti menit
Fasilitator menanyakan permasalahan kepada
peserta didik berkaitan dengan pemangkasan
tanaman perkebunan
Peserta diklat memperhatikan permasalahan
yang diberikan guru tentang pemangkasan
tanaman perkebunan
Peserta diklat secara berkelompok berdiskusi
membahas permasalahan berdasarkan hasil
pengamatan pemangkasan tanaman
perkebunan
Peserta diklat mempertanyakan secara
mandiri atau pada sumber belajar berkaitan
dengan pemangkasan tanaman perkebunan.
84
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
pemangkasan tanaman, keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), pemangkasan tanaman
perkebunan, dan pemangkasan tanaman
perkebunan sesuai referensi dengan melakukan
secara teliti dan bertanggungjawab dari
berbagai media
Peserta diklat secara individu menggali
berbagai informasi yang berkaitan dengan
pemangkasan tanaman perkebunan dari
berbagai sumber
85
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
kelompok dengan hal-hal yang dianggap
belum tepat/benar.
86
Lembar Kerja 1.
C. Keselamatan Kerja
Lakukan kegiatan dan komunikasi sesuai prosedur dan etika yang berlaku
D. Prosedur Kerja
87
6. Rumuskan langkah kerja dalam mengidentifikasi alat dan bahan serta
melakukan pemangkasan tanaman sesuai dengan daya dukung tempat
diklat Anda!
Lembar Kerja 2.
A. Judul: Melakukan Pemangkasan Tanaman Kakao
B. Alat dan Bahan
1. Gunting pangkas
2. Sarung tangan
3. Tanaman kakao yang siap dipangkas
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah sepatu lapang dan pakaian praktik
2. Hati-hati dalam menggunakan peralatan
D. Prosedur Kerja
Pemangkasan bentuk (Tanaman berumur 8-12 bulan)
1. Pangkaslah cabang yang lemah dan pertahankan 3-4 cabang yang
simetris terhadap batang utama dan mengarah ke atas membentuk sudut
45°
2. Pilihlah cabang-cabang utama yang sudah mengayu dan daun sudah
agak tua dengan panjang cabang 30-40 cm
3. Ikatlah cabang utama yang mendatar dengan tali supaya membentuk
sudut 45° (lama pengikatan 3-4 minggu).
Tanaman berumur 18-24 bulan
1. Pangkaslah cabang-cabang sekunder sejauh 30-60 cm dari jorket
2. Pangkaslah percabangan yang terbentuk dari pangkal cabangsekunder
sejauh 15-25 cm
3. Buanglah cabang-cabang yang tumbuh meninggi
4. Pangkaslah cabang primer yang tumbuhnya lebih dari 150 cm.
5. Lakukanlah pemangkasan bentuk 2 bulan sekali
Pemangkasan pemeliharaan
1. Pangkaslah ranting-ranting yang terlindung dan menaungi
2. Pangkaslah cabang yang ujungnya masuk kedalam tajuk tanaman
didekatnya dan diameternya kurang dari 2,5 cm
88
3. Kurangilah daun yang menggantung dan menghalangi aliran udara di
dalam kebun (2-3 bulan)
4. Wiwillah tunas air (chupon)
Pemangkasan produksi
1. Pangkaslah ranting-ranting (cabang tertier) yang mendukung daun-daun
yang tidak produktif
2. Pangkaslah ranting-ranting yang sakit atau rusak dan cabang cacing
3. Pangkaslah tunas-tunas air yang tumbuh dari pangkal cabang tertier dan
cabang sekunder dengan jarak 15-25 cm dari pangkal cabang sekunder
4. Pangkaslah cabang-cabang tertier yang terlalu subur
5. Pangkaslah cabang-cabang kecil yang masuk ke dalam tajuk tanaman
tetangga atau didekatnya
6. Kurangilah daun pada cabang yang menggantung ke bawah.
Lembar Kerja 3.
A. Judul : Melakukan Pemangkasan Tanaman Vanili
B. Alat dan Bahan: Gunting pangkas dan tanaman vanili
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah sepatu lapang dan pakaian praktik
2. Hati-hati dalam menggunakan peralatan
D. Prosedur Kerja
1. Pemangkasan bentuk: pangkaslah pucuk ± 15 cm
2. Pemangkasan produksi: Pangkaslah pucuk 10-15 cm menjelang musim
berbunga
3. Pemangkasan rejuvinasi:
a. Pangkaslah cabang-cabang yang pernah berbuah
b. Pangkaslah cabang-cabang yang lemah
c. Pangkaslah cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit.
Lembar Kerja 4.
A. Judul: Melakukan Pemangkasan Tanaman Kelapa sawit
B. Alat dan Bahan: dodos dan sarung tangan
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah sepatu lapang dan pakaian praktik
89
2. Hati-hati dalam menggunakan peralatan
D. Prosedur Kerja
1. Pangkaslah pelepah searah dengan arah spiral/letak alur pelepah agar
hasil dari pangkasan terlihat rapi
2. Pangkaslah pelepah yang tidak produktif, dengan ciri-ciri: pelepah sudah
tua dan kering dan pelepah sudah tidak dijadikan pelepah songgo (
minimal songgo 2)
3. Pangkaslah pelepah secara mepet dan tepat pada bagian bawah pangkal
pelepah (pelepah harus dipangkas mepet dengan tujuan untuk mencegah
tersangkutnya brondolan pada pelepah)
4. Susunlah pelepah hasil sisa pangkasan di gawangan mati atau disusun
diantara pokok tanaman dan dipotong menjadi 3 bagian.
Lembar Kerja 5.
Lembar Kerja 6.
90
D. Prosedur Kerja:
Pemangkasan pohon pelindung sementara
E. Latihan Soal
Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan singkat!
1. Pemangkasan tanaman adalah langkah pembuangan bagian tanaman
yang tidak dikehendaki keberadaannya. Tuliskan 5 (lima) tujuan
dilakukannya pemangkasan tanaman yang Anda ketahui!
2. Jelaskan 4 (empat) jenis pemangkasan tanaman yang Anda ketahui!
3. Jelaskan 4 (empat) resiko kesehatan petani yang ditemui di tempat kerja!
4. Jelaskan prosedur pemangkasan produksi pada tanaman kakao!
5. Jelaskan prosedur pemangkasan bentuk pada tanaman vanili!
6. Tuliskan pengertian dan manfaat tanaman pelndung!
7. Jealskan prosedur pemangkasan untuk membentuk naungan pada
tanaman kopi!
91
F. Rangkuman
Pemangkasan tanaman adalah langkah pembuangan beberapa bagian pada
tanaman seperti cabang dan ranting untuk mendapatkan bentuk tertentu
sehingga mencapai tingkat efisiensi yang tinggi agar cahaya matahari mampu
menyinari, mempermudah mendeteksi hama dan penyakit serta
mempermudah proses panen tanaman tersebut.
Seseorang yang bekerja, ada tiga variabel pokok yang saling berinteraksi,
yakni kualitas tenaga kerja, jenis atau beban pekerjaan dan lingkungan
pekerjaannya. Akibat hubungan interaktif berbagai faktor risiko kesehatan
tersebut, apabila tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan. Gangguan kesehatan akibat
atau berhubungan dengan pekerjaan dapat bersifat akut dan mendadak yang
dikenal sebagai kecelakaan, dapat pula bersifat menahun. Berbagai
gangguan kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan misalnya para
petani mengalami keracunan pestisida dari tingkat sedang hingga tingkat
tinggi.
92
dan mempunyai keseimbangan antara vegetatif dan generatif sehingga
tanaman lebih produktif.
93
bahan baku kosmetika, penghias dan penyegar kota, dan sebagai bahan
upacara adat. Sedangkan bagi tanaman itu sendiri, bunga sangat
bermanfaat untuk meneruskan keturunan, karena bunga merupakan alat
pembiakan generatif dimana dari bunga tumbuh menjadi buah yang
berbiji, dan biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru.
2. Bagian-bagian bunga beserta gambarnya:
Kelopak (calyx)
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan
sifat daun dan merupakan rangkaian daun-daun bunga pertama pada
kuncup yang terletak di bagian paling luar. Kelopak bunga berfungsi untuk
melindungi kuncup bunga dan bagian-bagian bunga dari gangguan luar
sebelum bunga mekar.
Mahkota bunga atau tajuk (corolla)
Mahkota atau tajuk adalah rangkaian daun bunga kedua setelah kelopak.
Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika
dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota ini berfungsi untuk
melindungi benang sari dan putik dari gangguan luar selama bunga
tersebut belum mekar. Mahkota biasanya berwarna indah, cerah, dan
94
menarik sehingga dapat menarik perhatian berbagai serangga penyerbuk
dan agen penyerbukan yang lain.
Putik (pistillum)
Putik (pistilum) merupakan alat reproduksi betina pada bunga yang terdiri
dari 3 bagian penting yaitu kepala putik (stigma) yang memiliki
permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari,
tangkai putik (stylus), dan bakal buah (ovarium). Kepala putik terletak di
ujung tangkai putik. Kepala putik yang telah masak akan mengeluarkan
lendir yang mengandung gula, protein, dan zat organik. Tangkai putik
adalah bagian dari putik berbentuk tabung panjang yang merupakan tiang
penghubung antara kepala putik dan bakal buah. Sedangkan bakal buah
adalah bagian terpenting dari putik yang terletak di bagian paling bawah
persis di atas dasar bunga. Didalam bakal buah terdapat bakal biji, bila
bunga telah mengalami persarian dan pembuahan maka bakal buah akan
tumbuh menjadi buah dan bakal biji akan tumbuh menjadi biji.
95
4. 8 hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan penyerbukan
tanaman:
Tujuan penyerbukan
Keunggulan sifat yang dapat diperoleh
Alasan dilakukan penyerbukan
Persyaratan pohon induk
Kastrasi
Cara kastrasi
Cara penyerbukan
Tempat dan waktu penyerbukan
96
menggunakan pinset dengan ujung yang lancip yang sudah steril agar
serbuk sari yang akan digunakan bebas dari kotoran.
4). Pengumpulan polen
Polen yang akan digunakan dikumpulkan pada sebuah cawan,
pengambilan polen bersamaan pada saat melakukan emaskulasi.
5). Penyerbukan
Penyerbukan dilakukan pada saat bunga telah mekar sempurna, pada
pagi hari sekitar pukul. 07.00 s.d. 08.00, yaitu saat putik reseptif terhadap
polen. Proses penyerbukan dilakukan secara manual dengan bantuan
pinset. Serbuk sari yang sudah dikumpulkan sebelumnya dioleskan pada
kepala putik beberapa kali menggunakan kuas kecil.
6). Isolasi/pengerodongan
Bunga yang telah dilakukan penyerbukan dikerodong untuk menghindari
kontaminasi serbuk sari yang tidak dikehendaki. Pengerodongan
menggunakan tabung plastik yang salah satu ujungnya terbuka agar dapat
dilekatkan pada batang tanaman dan sisi ujung lainnya ditutup dengan
kain kassa sehingga masih memungkinkan adanya aliran udara masuk ke
dalam tabung. Celah yang terbentuk antara kerodong dan permukaan
batang ditutup dengan parafin/selotip. Pengamatan keberhasilan
penyerbukan dilakukan berdasarkan persentase pentil (buah muda) hasil
penyerbukan yang terbentuk, yang dilakukan secara periodik dengan
interval 1 minggu selama 6 minggu setelah peryerbukan.
97
arah pertumbuhan tajuk tanaman; dan untuk mendapatkan kerangka
pohon yang kuat.
2. 4 (empat) jenis pemangkasan tanaman:
a. Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman pembibitan dan tanaman
belum menghasilkan (TBM) dengan tujuan: supaya tanaman tidak terlalu
tinggi; menghasilkan cabang yang kuat; supaya posisi percabangan
teratur; supaya percabangan arahnya menyebar; mempermudah
pemeliharaan dan pemetikan; dan membentuk tajuk tanaman yang ideal.
Bagian yang dipangkas adalah:batang utama; cabang yang berdempet;
dan cabang yang terlalu rimbun dan yang tidak diinginkan.
b. pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada tanaman yang sudah
menghasilkan (TM), dengan tujuan: mengurangi kerimbunan pohon;
supaya sinar matahari cukup; mengurangi kelembaban; dan mencegah
tanaman terserang penyakit jamur dan hama. Bagian yang dipangkas
adalah daun yang sakit; daun yang rimbun; daun yang tua dan tunas air/
wiwil; dan buah serta akar yang berlebihan.
c. pemangkasan produksi
Pemangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang sudah
menghasilkan (TM) waktu pelaksanaannya setelah panen, dengan tujuan:
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil buah. Bagian yang
dipangkas adalah memotong cabang yang mati atau kering; cabang yang
tumbuh ke dalam dan ke bawah; dan cabang air yaitu cabang muda yang
tidak akan menghasilkan buah.
d. pemangkasan peremajaan
Pemangkasan peremajaan dilakukan pada saat tanaman mulai tidak
produktif, dengan tujuan: untuk merangsang pertumbuhan reproduktif
secara maksimum. Bagian yang dipangkas adalah batang atau cabang
yang tidak produktif (menghasilkan).
3. 4 (empat) resiko kesehatan petani yang ditemui di tempat kerja:
a. Mikroba, merupakan faktor resiko yang memberikan konstribusi
terhadap kejadian penyakit infeksi, parasit, cacingan, maupun malaria.
Penyakit kecacingan dan malaria selain merupakan ancaman
98
kesehatan juga merupakan faktor risiko pekerjaan petani karet,
perkebunan lada. Berbagai faktor risiko yang menyertai leptospirosis,
gigitan serangga, dan binatang berbisa
b. Faktor lingkungan kerja fisik: sinar ultraviolet, suhu panas, suhu dingin,
cuaca, hujan, angin
c. Ergonomi: kesesuaian alat dengan kondisi fisik petani seperti cangkul,
traktor, dan alat-alat pertanian
d. Bahan kimia toksik: agrokimia seperti pupuk, herbisida, akarisida, dan
pestisida.
4. Prosedur pemangkasan produksi pada tanaman kakao:
Sasaran pemangkasan produksi adalah ranting-ranting atau cabang tertier
yang mendukung daun-daun tidak produktif, ranting-ranting yang sakit
atau rusak dan cabang cacing. Tunas-tunas air yang tumbuh dari pangkal
cabang tertier dan cabang sekunder pada jarak 15 - 25 cm dari pangkal
cabang sekunder dipotong. Ranting-ranting dengan daun yang terlindung
atau kurang mendapat sinar matahari juga harus dipotong. Cabang-
cabang tertier yang terlalu subur juga dibuang karena sering mengganggu
keseimbangan pertumbuhan, demikian pula cabang-cabang kecil yang
akan masuk ke dalam tajuk tanaman tetangga atau didekatnya. Cabang
yang menggantung ke bawah dikurangi daunnya agar tidak menghambat
sirkulasi udara dalam kebun.
5. Prosedur pemangkasan bentuk pada tanaman vanili:
99
6. Pengertian dan manfaat tanaman pelindung:
100
bergantian (bergiliran) sehingga masih ada naungan yang melindungi
tanaman kopi. Pergiliran pemangkasan untuk membentuk naungan pada
tanaman kopi dewasa diatur dengan cara sebagai berikut:
1). Pada awal musim hujan pertama, jumlah tanaman naungan yang
dipangkas hanya setengah bagian. Kemudian sisanya dipangkas pada
musim hujan tahun berikutnya.
2). Bila arah angin tegak lurus terhadap barisan tanaman maka tanaman
yang dipangkas pada awal musim hujan pertama terletak pada satu baris
yang sama. Namun, bila arah angin serong terhadap barisan tanaman
maka tanaman yang dipangkas pada awal musim hujan pertama letaknya
berselang-seling pada baris yang berlainan.
101
EVALUASI
102
c. Pistilum
d. Filamen
7. Sistem penyerbukan tanaman dapat ditentukan dengan ....
a. Waktu masaknya putik
b. Waktu masaknya benang sari
c. Sterilitas benang sari dan putik
d. Waktu masaknya putik atau benang sari
8. Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada penyerbukan tanaman vanili
adalah ....
a. Cuaca harus dalam keadaan kering
b. Cuaca harus dalam keadaan basah
c. Cuaca harus dalam keadaan dingin
d. Cuaca harus dalam keadaan sejuk
9. Bunga kakao yang telah diserbuki ditutup menggunakan kantong plastik
untuk menghindari ....
a. Kontaminasi putik yang tidak dikehendaki
b. Kontaminasi serangga yang tidak dikehendaki
c. Kontaminasi serbuk sari yang tidak dikehendaki
d. Kontaminasi mahkota bunga yang tidak dikehendaki
10. Faktor internal yang perlu diperhatikan dalam penyerbukan tanaman adalah
....
a. Cuaca saat penyerbukan
b. Waktu tanaman berbunga
c. Pengetahuan tentang organ reproduksi
d. Pengetahuan tentang tipe penyerbukan
11. Tujuan pemangkasan tanaman adalah ....
a. Mengontrol arah pertumbuhan tajuk tanaman
b. Mengontrol arah pertumbuhan cabang tanaman
c. Mengontrol arah pertumbuhan ranting tanaman
d. Mengontrol arah pertumbuhan batang tanaman
103
12. Pemangkasan bentuk dilakukan pada ...
a. Tanaman induk
b. Tanaman produksi
c. Tanaman menghasilkan
d. Tanaman belum menghasilkan
13. Persyaratan alat yang dipergunakan didalam pemangkasan tanaman
diantaranya ....
a. Alat tumpul
b. Alat tidak steril
c. Alat harus tajam
d. Alat tidak berkarat
14. Salah satu tahapan untuk membentuk budaya keselamatan kerja yang baik
dan sistem keselamatan yang berkelanjutan adalah ....
a. Monitoring penggunaan alat-alat keselamatan kerja
b. Monitoring kondisi tanaman di lapangan
c. Monitoring pekerja di lapangan
d. Monitoring lokasi pekerjaan
15. Salah satu resiko kesehatan petani yang ditemui di tempat kerja adalah ....
a. Allogami
b. Ergonomi
c. Taksonomi
d. Xenogamie
16. Pemangkasan pemeliharaan pada tanaman kakao adalah ....
a. Memotong cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman
didekatnya
b. Memotong cabang yang tumbuh meninggi
c. Memotong tajuk tanaman
d. Memotong batang utama
17. Pemangkasan produksi pada tanaman kopi sistem batang tunggal adalah ....
a. Memangkas cabang tertier
104
18. Pemangkasan rejuvinasi pada tanaman vanili adalah ....
a. Pemotongan pucuk sepanjang 10 cm
b. Pemotongan cabang-cabang yang lemah
c. Pemangkasan ujung tanaman yang dilengkungkan
d. Pemangkasan pada waktu tanaman vanili telah berbuah
19. Syarat tanaman pelindung pada tanaman kopi adalah ....
a. Tanamannya tinggi
b. Tanamannya bertajuk rindang
c. Tanamannya tinggi dan bertajuk rindang
d. Tanamannya rendah dan bertajuk rindang
20. Pemangkasan tanaman pelindung sementara pada tanaman kakao
dilakukan dengan cara ....
a. Memangkas tanaman pelindung setinggi 2,5 meter
b. Memangkas tanaman pelindung setinggi 1,5 meter
c. Memangkas tanaman pelindung setinggi 2,0 meter
d. Memangkas tanaman pelindung setinggi 1,0 meter
105
PENUTUP
Modul Program Keahlian Ganda dengan judul Penyerbukan dan Pemangkasan
Tanaman Perkebunan ini dikembangkan berdasarkan silabus yang ada pada
Kurikulum 2013. Melalui modul ini diharapkan guru SMK dapat menggunakan
modul ini dengan menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
(scientific approach) yaitu dimulai dari kegiatan peserta didik melakukan
pengamatan fakta atau referensi, membuat pertanyaan, melakukan
percobaan/praktik, melakukan penalaran dari hasil belajar sebelumnya kemudian
membuat suatu kesimpulan dan akhirnya peserta didik mampu
mengkomunikasikan hasil-hasil belajar yang telah dicapai. Untuk mengetahui
penguasaan hasil belajar peserta didik maka dilakukan penilaian pada setiap
akhir pembelajaran.
Berkaitan hal tersebut di atas, Guru memiliki peran sangat penting dalam
membimbing, mengarahkan, dan mengontrol proses pembelajaran yang dialami
peserta didik serta melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
106
DAFTAR PUSTAKA
107
GLOSARIUM
Jorket : Percabangan
108