Makalah MTK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

INDUKSI MATEMATIKA
Kata Pengantar Makalah

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan
berasal dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka
kontribusikan.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman
serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki
bentuk maupun tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki
wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran
dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pacitan,18 Agustus 2019

. Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….……….…………………………………..………. i


KATA PENGANTAR ………….……………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………….……………………………………………. iii

BAB I PEMBAHASAN ……………..…..……………………………………..

 Induksi Matematika

A.Pengantar Induksi Matematika

B.Menggunkan Induksi Matematika Dalam Pembuktian

 BAB II PENILAIN HARIAN


 BAB III PENUTUP ………………………………………….……………………

 A. Simpulan ………………………………………………………..….……
 B. Saran ……………………………………………………………..….……

DAFTAR PUSTAKA …………..………………………………………..…….

LAMPIRAN………………………………………………………………….
BAB I

A.Pengantar Induksi Matematika

1. Notasi Sigma

Notasi stigma dilambangkan dengan “∑” adalah sebuah huruf yunani yang
artinya penjumlahan. Notasi ini digunakan untuk meringkas penulisan penjumlahan
bentuk panjang dari jumlah suku-suku yang merupakan variable berideks atau suku-suku
suatu deret.
Jumlah suatu deret aritmetika dan geometri (Sn) dapat ditulis notasi stigma yaitu:

Sn=∑𝒏𝒌=𝟏 𝑼𝒌=U1+U2+U3+…Un
Untuk deret aritmetika:

Sn=∑𝒏𝒌=𝟏(𝒂 = (𝒌 − 𝟏)𝒃)=a+(a+b)+(a+2b)+…+(a+(n+1)b)

Untuk deret geometri:


Sn=∑𝒏𝒌=𝟏 𝒂𝒓k-1=a+ar+ar2+…+arn-1
Ket:
Dengan n sebagai batas atas
Denagn k sebagai bats bawah
𝑛

∑𝑈1
𝑘
Catatan:
K dapat di ganti dengan huruf apapun biasanya i dan k
Contoh:
 ∑𝟓𝒌=𝟏 𝑼k=U1+U2+U3+U3+U4+U5
 ∑𝟒𝑲=𝟏 𝑲3=13+23+33+43
 ∑𝟔𝑲=𝟑(𝟐𝒌 − 𝟏)=(2×3-1)+(2×4-1)+(2×5-1)+(2×6-1)
Langkah-langkah menyatakan penjumlahan berurutan menjadi notasi sigma sebagai
berikut:

 Mencari rumus suku umum (suku ke-n) dari suatu penjumlahan.


 Mencari batas bawah dan batas atas.
2.Sifat-sifat notasi sigma:

1. ∑𝒏𝒊=𝟏 𝑼1=U1+U2+U3+…+U1+…Un
2. ∑𝒏𝒊=𝟏 𝑼1=∑𝒏𝒋=𝟏 𝑼j
3. ∑𝒏𝒊=𝟏 𝑨=nA dengan A suatu konstanta
4. ∑𝒏𝒊=𝟏 𝑨𝑼1=A∑𝒏𝒊=𝟏 𝑼1
5. ∑𝒏𝒊=𝟏(𝑼1+U1)=∑𝒏𝒊=𝟏 𝑼1±∑𝒏𝒊=𝟏 𝑼1
6. ∑𝑨𝒊=𝟏(𝑼1±V1)2=∑𝒏𝒊=𝟏 𝑼12+2∑𝒏𝒊=𝟏 𝑼1 𝜽i+∑𝒏𝒊=𝟏 𝜽12
7. ∑𝒎 𝒏 𝒏
𝒊=𝟏 𝑼1+∑𝒊=𝒎+𝟏 𝑼1=∑𝒊=𝟏 𝑼I dengan m<n
8. ∑𝒏𝒊=𝟏 𝑼1=∑𝒏−𝟏 𝒏+𝟏
𝒊=𝟎 𝑼1+1=∑𝟏=𝟐 𝑼i-1
9. ∑𝒌𝒊=𝒌 𝑼k=Uk dengan k=1,2,3…

3.Contoh Soal:

1. Tentukan hasil notasi sigma berikut:


a. ∑5𝑖=1(𝑖 2-3i+2)
1 -1
b. ∑8𝑖=3 2 2
(𝑖+2) 𝑖
c. ∑4𝑖=1(8𝑖 + 5) + ∑6𝑖=3(2𝑖 + 3)

Jawaban:

A. ∑5𝑖=1(𝑖 2-3i+2)
=∑5𝑖=1 𝑖2−3 ∑5𝑖=1 𝑖 + ∑5𝑖=1 2
=(12+22+32+42+52)-3(1+2+3+4+5)+(5-1+1)×2
=(1+4+9+16+25)-3×15+5×2
=55-45+10
=20
Jadi, hasil ∑5𝑖=1(𝑖2-3i+2) = 20
1 -1
B. ∑8𝑖=3 (𝑖+2) 𝑖
2 2
1 1
=∑𝑖=3 (𝑖+2)2 -∑8𝑖=1 2
8
𝑖
1 1 1 1 1 1 1 1
=( 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2) -( 2 + 2
(3+1) (4+1) (5+1) (6+1) (7+1) (8+1) 3 4
1 1 1 1
+ 2 + 2 + 2 + 2)
5 6 7 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
=( 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2) -( 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2)
4 5 6 7 8 9 3 4 5 6 7 8
1 1
= 2- 2
9 3
1 1
= −
81 9
1 9 8
= − =-
81 81 81
1 –1 8
Jadi, hasil ∑8𝑖=3 (𝑖+2)
2 2= -
𝑖 81

C. ∑4𝑖=1(8𝑖 + 5) + ∑6𝑖=3(2𝑖 + 3)
=∑4𝑖=1(8𝑖 + 5) + ∑6−2𝑖=3−2(2(𝑖 + 2) + 3)
=∑𝑖=1 8𝑖 + 5) + ∑4𝑖=1(2𝑖 + 4 + 3)
4 (

=∑4𝑖=1(8𝑖 + 5) + ∑4𝑖=1(2𝑖 + 7)
=∑4𝑖=1(10𝑖 + 12)
=10(1+2+3+4) + (4-1+1) × 12
=10×10+4×12
=100+48
=148
Jadi, hasil ∑4𝑖=1(8𝑖 + 5) + ∑6𝑖=3(2𝑖 + 3) = 148.

2. Tentukan nilai x agar ∑𝑥+2


𝑘=𝑥−2(3𝑘 − 1) = 70.

Jawaban:
Ruas kiri persamaan : ∑𝑥+2
𝑘=𝑥−2(3𝑘 − 1) = (3(x-2)-1)+(3(x-1)-1)
+(3x-1)+(3(x+1)-1) + (3(x+2)1)
=3x-6-1+3x-3-1+3x-1+3x+3
-1+3x+6-1
=15x-5

Dengan demikian, diperoleh:

∑𝑥+2
𝑘=𝑥−2(3𝑘 − 1) = 70

15x -5=70

15x=75

X=5

Jadi, nilai x adalah 5


B.Induksi Matematika

Induksi matematika (mathematical induction) adalah metode pembuktian


yang sering digunakan untuk menentukan kebenaran dari suatu pernyataan yang
diberikan dalam bentuk bilangan asli. Akan tetapi sebelum membahas mengenai
induksi matematika, kita akan membahas suatu prinsip yang digunakan untuk
membuktikan induksi matematika, yaitu prinsip terurut rapi (well-ordering
principle) dari bilangan asli. Seperti kita ketahui, himpunan bilangan asli adalah
himpunan yang memiliki anggota 1, 2, 3, … yang dapat dituliskan sebagai
berikut.

Setelah mengingat mengenai himpunan bilangan asli, sekarang perhatikan


contoh-contoh penggunaannya.

1. Induksi Matematika Sederhana

Induksi Matematika memiliki langkah dasar yang harus ditempuh untuk


membuktikan bahwa kebenaran suatu pernyataan berlaku untuk setiap bilangan
asli. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1. Langkah dasar: Pada langkah ini, harus membuktikan bahwa suatu pernyataan
berlaku untuk P(1) atau P(n).
2. Langkah induksi: Jika suatu pernyataan berlaku untuk P(1) atau P(n), maka
pernyataan itu juga harus berlaku untuk p(k) atau P(k + 1).

Contoh Soal

Buktikan bahwa penjumlahan n bilangan asli berurutan berlaku!

𝑛(𝑛+1)
1+2+3+4+5+…+n= !
2

Pembahasan:

 Pertama-tama, kamu harus menentukan langkah dasarnya.

Langkah dasar:

𝟏(𝟏+𝟏) 𝟐
P(1) = = =𝟏
𝟐 𝟐

Oleh karena P(1) = 1, maka jelas benar (berlaku), artinya P(no) = benar
 Langkah induksi: Jika P(1) benar, maka pernyataan tersebut harus benar untuk
P(k+1) dengan k ≥ no,

𝒌(𝒌+𝟏)
1+2+3+4+5+…+k =
𝟐

Benar, Sehingga:

P(k+1) =1+2+3+4+5+…+k+k
𝒌(𝒌+𝟏)
P(k+1) = +𝒌+𝟏
𝟐

𝒌(𝒌+𝟏)+𝟐(𝒌+𝟐)
P(k+1) =
𝟐

(𝒌+𝟏)+(𝒌+𝟐)
P(k+1) =
𝟐

Oleh karena P(k + 1) mengikuti bentuk pernyataan P(n), maka P(k) bernilai benar.

Bagaimana, apakah kalian sudah memahami penyelesaian soal di atas? Pada


prinsipnya, induksi matematika hanyalah metode untuk membuktikan bahwa

Pernyataan

𝒏(𝒏+𝟏)
1+2+3+4+5+…+n =
𝟐

bernilai benar untuk semua bilangan n ≥ 1.

2. Induksi Matematika Diperluas

Setiap pernyataan yang memuat n bilangan asli, ternyata tidak harus


dimulai dari angka 1, lho. Itulah sebabnya, Induksi Matematika bisa diperluas
dengan langkah-langkah berikut.

1. Langkah dasar: Pembuktian bahwa suatu pernyataan berlaku untuk P(m).


2. Langkah induksi: Pembuktian bahwa jika pernyataan berlaku untuk P(k), dengan
k≥m, maka pernyataan tersebut juga berlaku untuk P(k + 1).
Contoh Soal

Buktikan bahwa n2≥ 2n + 7 untuk semua bilangan asli n≥5!

Pembahasan:

 Harus memisalkan bahwa P(n) = n2≥ 2n + 7 untuk semua bilangan asli n≥4.

Bilangan asli yang bisa masukkan di awal, bukanlah 1 melainkan 4 karena


terdapat keterangan bahwa semua bilangan asli n≥4.

P(4) = 42≥ 2(4) + 7

= 16 ≥ 15

Artinya, P(4) bernilai benar

 Selanjutnya, harus memisalkan bahwa P(k) benar untuk k≥4 (hipotesis induksi).

Berdasarkan hipotesis di atas diperoleh:

k2≥ 𝟐𝒌 + 7 kedua ruas ditambah 2k+1

k2 + 2k + 1 ≥ 𝟒𝒌 + 𝟖

(k+1)2 ≥ 4k + 8

(k+1)2 ≥ 2(k+1) + 2(k+3) karena k ≥ 4 maka k + 3 ≥ 7

(k+1)2 ≥ 2(k+1) + 2(7)

(k+1)2 ≥ 2 (k+1) + 14

Setelah mendapatkan persamaan di atas, cobalah buktikan bahwa P(k + 1) juga


bernilai benar.

(k+1)2≥ 2(k+1) + 7

Hipotesis induksi menyatakan bahwa (k+1)2≥ 2(k+1) + 14 bernilai benar, maka


(k+1)2≥ 2(k+1) + 7 otomatis juga akan bernilai benar karena 14 > 7.

Jadi, pernyataan n2≥ 2n + 7 benar untuk setiap n≥4.


3. Induksi Matematika Kuat
Prinsip dasar pada induksi matematika kuat ini berbeda dengan
sebelumnya. Jika sebelumnya cukup membuktikan bahwa P(1) benar, maka pada
induksi matematika kuat ini, pernyataan harus bernilai benar untuk P(1), P(no +
1), P(no + 2), …, P(k). Selain itu, juga harus membuktikan pernyataan benar untuk
P(k + 1). Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus tempuh untuk induksi
matematika kuat.

1. Langkah dasar: Buktikan bahwa P(no) benar.


2. Langkah induksi: Jika P(no), P(no + 1), P(no + 2), …, P(k) benar untuk k ≥ no,
maka gunakan hal itu untuk membuktikan bahwa P(k + 1) juga benar.

Contoh Soal

Buktikan bahwa setiap bilangan bulat positif n ≥ 2 dapat dinyatakan


sebagai perkalian dari satu atau lebih bilangan prima.

Pembahasan:

 Harus menentukan langkah dasarnya terlebih dahulu, yaitu n = 2 dengan 2


merupakan bilangan prima, sehingga pernyataan ini benar.

 Bisa melanjutkan dengan menentukan langkah induksinya.

Coba misalkan bahwa 2, 3, 4, 5, …, k dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian


antara satu atau lebih bilangan prima. Dengan demikian, k +1 juga merupakan
hasil perkalian antara satu atau lebih bilangan prima. Artinya k + 1 bisa berupa
bilangan prima atau nonprima (komposit).

 Jika k + 1 merupakan bilangan prima, maka k + 1 dapat dinyatakan sebagai hasil


kali k + 1 itu sendiri.
 Jika k + 1 bukan bilangan prima, maka pembagi k + 1 tidak hanya 1 atau k + 1 itu
sendiri, melainkan ada bilangan lain. Misalnya, bilangan lain itu dinotasikan p dan
hasil baginya q. Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut

𝒌+𝟏
= 𝒒 ↔ 𝒌 + 𝟏 = 𝒑𝒒
𝒑
 Oleh karena 2 ≤ p, q ≤ k, maka nilai p dan q yang mungkin, yaitu 2, 3, 4, …, k.
Jika perhatikan, nilai p dan q yang mungkin merupakan hasil kali satu atau lebih
bilangan prima, sehingga pq jelas menunjukkan hasil kali satu atau lebih bilangan
prima. Oleh karena k + 1 = pq, maka k + 1 juga merupakan hasil kali satu atau
lebih bilangan prima. Artinya, P(k + 1) bernilai benar.

Jadi, terbukti ya jika pernyataan n ≥ 2 benar untuk setiap bilangan asli n ≥ 2.


BAB II

Penilaian Harian

A.

1. Nilai ∑10
𝑘=3(𝑘 + 1) sama dengan…
2

A. 120 D. 492
B. 371 E. 3.600
C. 491

2. Nilai dari ∑100 100


𝑘=1 5𝑘 − ∑𝑘=1(2𝑘 − 1) sama
dengan…

A.30.900 D. 15.450
B. 30.500 E. 15.250
C. 16.250

7 1 𝑘+1
3. Hasil dari ∑𝑘=1 ( ) adalah…
2

127
A.
1.024
127
D.
128
127
B.
256
255
E.
256
255
C.
512
4. Jika ∑25
𝑘=5(2 − 𝑝𝑘 ) =
𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ∑25
𝑘=5 𝑝. 𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛. .

A. 20 D. 42
B. 28 E. 112
C. 30

5. Nilai ∑21
𝑛=2(5𝑛 − 6) sama dengan…

A. 882 D. 1.957
B. 1.030 E. 2.060
C. 1.040
6. Diberikan ∑50 50
𝑖=1 𝑈i = 60 dan ∑𝑖=1 𝑡 I =21, maka
∑50
𝑖=1(2𝑈I – 3ti + 4) sama dengan …

A. 257 D. 50
B. 157 E. 47
C. 60
7. Nilai dari :
1 1 1
+ + +⋯
1 + √2 √2 + √3 √3 + √4
1
+ =⋯
√63 + √64

A. 10 D. 7
B. 9 E. 6
C. 8
8. Bentuk sederhana dari 4 ∑𝑛𝑟=1 𝑟2 + 4 ∑𝑛𝑟=1 𝑟 +
∑𝑛𝑟=1 1 adalah…

A. ∑𝑛𝑟=1(2𝑟 − 1)2 D. ∑𝑛𝑟=1 4𝑟2


B. ∑𝑛𝑟=1 2𝑟2 E. ∑𝑛𝑟=1(4𝑟2 + 1)
C. ∑𝑛𝑟=1(2𝑟 + 1)2
9. Penulisan penjumlahan

an + an-1.b + an-2.b2 +…+a2.bn-2 + a.bn-1 + bn


dalam notasi sigma adalah …

A. ∑𝑛𝑖=1 𝑎n-i . bi D. ∑𝑛𝑖=1 𝑎i . bn-1


B. ∑𝑛𝑖=0 𝑎n-i . bi E. ∑𝑛𝑖=0 𝑎n+i . bn-1
C. ∑𝑛+1 n-i
𝑖=0 𝑎 . b
i

10. Notasi sigma dari bentuk penjumlahan


2 2 2 2
1+ + + +
3 4 5 2.013

2 2
A. ∑2.010
𝑖=1 D. ∑2.013
𝑖=1 =
𝑖+1 𝑖
2 2
B. ∑2.011
𝑖=1 𝑖+1 E. ∑2.013
𝑖=0 = 𝑖
2
C. ∑2.012
𝑖=1 𝑖+!

11. Notasi sigma dari penjumlahan:


2 4 8 16
1+ + − +
3 9 27 81
adalah…

5 3 𝑘−1 5 2 𝑘−1
A. ∑𝑘=1 (− ) D. ∑𝑘=1 (− )
2 3
2 𝑘 2 𝑘
B. ∑5𝑘=1 ( ) E. ∑5𝑘=1 (− )
3 3
2 𝑘−1
C. ∑5𝑘=1 ( )
3

12. Notasi sigma ∑12


𝑘=1(3𝑘 − 2) setara dengan…

A. ∑13
𝑘=2(3𝑘 + 1) D. ∑15
𝑘=4(3𝑘 + 1)
B. ∑14
𝑘=3(3𝑘 − 11) E. ∑15
𝑘=4(3𝑘 + 7)
C. ∑15
𝑘=4(3𝑘 − 11)

13. Bemtuk notasi sigma


20 25

∑ (𝑘 + 2) + ∑ (𝑘 + 2)
𝑘=1 𝑘=21

Setara dengan…

A. ∑25
𝑘=1(𝑘 + 2) D. ∑25
𝑘=1(𝑘 + 3)
B. ∑25
𝑘=1(2𝑘 + 4)
25
E. ∑𝑘=1(2𝑘 + 7)
C. ∑25
𝑘=1(2𝑘 + 5)

14.Bentuk notasi sigma tunggak yang setara


dengan notasi sigma
20 25 25

∑(𝑘 + 2) + ∑ (𝑘 + 2) = ∑ (𝑘 + 2)
𝑘=1 𝑘=21 𝑘=1
adalah…

A. ∑22
𝑘=1(2𝑘 + 3) D. ∑19
𝑘=1(2𝑘 + 3)
B. ∑21
𝑘=1(2𝑘 + 3) E. ∑20
𝑘=3(2𝑘 + 3)
C. ∑20
𝑘=1(2𝑘 + 3)

1 1 1 1
15. + + + ⋯ + (2.013)(1.014) =
1.2 2.3 3.4

2.013 2.010
A. D.
2.014 2.011
2.012 2.009
B. E.
2.013 2.010
2.011
C.
2.012
B.

1. Tentukan pernyataan P(k + 1) untuk masing-masing


pernyataan P(k) berikut.

1. P(k): Sk = [k²(k + 1)²]/4


2. P(k): Sk = 1 + 5 + 9 + … + [4(k – 1) – 3] + (4k – 3)
3. P(k): k + 3 < 5k²
4. P(k): 3k ≥ 2k + 1

2. Gunakan induksi matematika untuk membuktikan rumus

untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.

3. Buktikan bahwa untuk setiap bilangan bulat positif n,

4. Buktikan bahwa

untuk semua bilangan bulat positif n.

5. Buktikan bahwa

untuk semua bilangan bulat positif n.


Bab III
Kata Penutup
Demikianlah " MAKALAH INDUKSI
MATEMATIKA". Tak lupa kami mengucapkan
terima kasih karena kesediaannya untuk membaca
makalah yang kami buat untuk memenuhi tugas
pelajaran MATEMATIKA WAJIB. Tentunya masih
banyak kekurangan karena berbagai keterbatasan kami
baik itu berupa pengetahuan maupun bahan referensi,
Oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik
sangat kami harapkan.

Daftar Pustaka
https://yos3prens.wordpress.com/2015/10/24/25-soal-dan-pembahasan-
induksi-matematika/

Drs. Sukino, M.Sc.2013.Kafe Three in One Matematika Jilid 12 IPA : Penerbit


Erlangga

Nur Aksin, Anna Yuni Astuti, Miyanto.2017. PR Matemtika Kelas XI


Semester 1. Klaten : PT Intan Pariwara
Lampiran
I

1.

2.
3.

4.

5.
6. ∑50 50 50 50
𝑖=1(2𝑈I – 3ti + 4) = 2∑𝑖=1 𝑈 I - 3∑𝑖=1 𝑡 I + ∑𝑖=1 4
= 2 . (60) -3 . (21) + 4 . (50)
= 120 – 63 +200
= 257
(Jawaban: A)
7.

8. Bedasarkan aturan kelinearan diperoleh :


4 ∑𝑛𝑟=1 𝑟2 + 4 ∑𝑛𝑟=1 𝑟 + ∑𝑛𝑟=1 1 = ∑𝑛𝑟=1(4𝑟2 + 4r +1)

=∑𝑛𝑟=1(2𝑟 + 1)2
9. an + an-1 . b + an-2 . b2 + … + a2 . bn-2 + a . bn-1 + bn

= an . b0 + an-1 . b1 + an-2 . b2 + … + a2 . bn-2 + a1 . bn-1 +a0 . bn

=∑𝑛𝑖=0 𝑎n-I . bi
2 2 2 2 2 2 2 2 2
10. 1+ + + + ⋯ + = + + + +
3 4 5 2.013 2 2+1 3+1 4+1 2.012+1

2 2 2 2 2
= + + + + ⋯+
1+1 2+1 3+1 4+1 2.012+1

2
=∑2.012
𝑖=1 𝑖+1

11.
12. Bedasarkan aturan pengubahan indeks diperoleh:
∑12 12+3
𝑘=1(3𝑘 − 2)=∑𝑘=1+3[3(𝑘 − 3) − 2]
= ∑15
𝑘=4(3𝑘 − 11)

13. Bedasarkan aturan diperoleh:

∑20 25 25
𝑘=1(𝑘 + 2) + ∑𝑘=21(𝑘 + 2) = ∑𝑘=1(𝑘 + 2)

14. Bedasarkan aturan pengubahan indeks dengan


acuan ∑20
𝑘=1(𝑘 + 2) diperoleh

:∑22 22−2
𝑖=3(𝑖 − 1) = ∑𝑖=3−2[(𝑖 + 2) − 1]
=∑20 20
𝑖=1(𝑖 = 1) = ∑𝑘=1(𝑘 + 1)

Bedasarkan aturan kelinearan diperoleh


:∑20 20 20
𝑘+1(𝑘 + 2) + ∑𝑘=1(𝑘 + 1) = ∑𝑘=1(𝑘 + 2 + 𝑘 +
1) = ∑20
𝑘=1(2𝑘 + 3)

15.
II

1. Pembahasan

1. Kita substitusi k + 1 ke k dalam pernyataan P(k).

2. Untuk mendapatkan pernyataan P(k + 1), kita ganti k pada


pernyataan P(k) dengan k + 1.

3. Kita substitusi k dengan k + 1, dan kita peroleh

4. Serupa dengan soal-soal sebelumnya, kita substitusi k pada


pernyataan P(k) dengan k + 1 untuk mendapatkan pernyataan P(k +
1).

Ketika menggunakan induksi matematika untuk membuktikan


rumus penjumlahan (seperti pada Soal 2), akan sangat membantu
jika kita berpikir bahwa Sk + 1 = Sk + ak + 1, di mana ak + 1 adalah
suku ke-(k + 1) dari penjumlahan tersebut.

2. Pembahasan Induksi matematika terdiri dari dua bagian yang berbeda.


1. Pertama, kita harus menunjukkan bahwa rumus tersebut benar
ketika n = 1. Ketika n = 1, rumus tersebut benar, karena

2. Bagian kedua induksi matematika memiliki dua langkah. Langkah


pertama adalah menganggap bahwa rumus tersebut benar untuk
sebarang bilangan bulat k. Langkah kedua adalah menggunakan
anggapan ini untuk membuktikan bahwa rumus tersebut benar
untuk bilangan bulat selanjutnya, k + 1. Anggap bahwa rumus

bernilai benar, kita harus menunjukkan bahwa rumus Sk + 1 = (k +


1)² benar.

Dengan menggabungkan hasil pada langkah (1) dan (2), kita dapat
menyimpulkan dengan induksi matematika bahwa rumus tersebut
benar untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.

3. Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan 1 + 2 + 3 + … + n = n(n +


1)/2. Kita akan menunjukkan bahwa P(n) bernilai benar untuk semua bilangan
bulat positif n.

1. Kita harus menunjukkan bahwa P(1) benar. Dari rumus di atas,


pernyataan P(1) menyatakan

dan pernyataan ini dengan jelas bernilai benar.


2. Anggap bahwa P(k) benar. Sehingga hipotesis induksi kita adalah

Kita akan gunakan hipotesis tersebut untuk menunjukkan bahwa


P(k + 1) benar, yaitu

Sehingga, kita mulai dengan ruas kiri dan menggunakan hipotesis


induksi untuk memperoleh bentuk pada ruas kanan.

Sehingga kebenaran P(k + 1) mengikuti kebenaran P(k), dan kita


telah melakukan langkah induksi.

Setelah membuktikan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan


dengan Prinsip Induksi Matematika bahwa P(n) benar untuk semua
bilangan bulat positif n.

Rangkuman berikut ini memberikan rumus-rumus untuk jumlah


pangkat dari n bilangan bulat positif pertama. Rumus-rumus ini
sangat penting dalam kalkulus. Rumus 1 telah kita buktikan dalam
Contoh 2. Rumus-rumus yang lain juga dapat dibuktikan dengan
mengunakan induksi matematika.
4. Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan 1 ∙ 2 + 2 ∙ 3 + 3 ∙ 4 + … +
n(n + 1) = [n(n + 1)(n + 2)]/3.

1. Kita akan tunjukkan bahwa P(1) bernilai benar. Berdasarkan rumus


di atas, P(1) menyatakan

yang bernilai benar.


2. Anggap bahwa P(k) benar dan kita memperoleh hipotesis induksi
sebagai berikut.

Hipotesis ini akan kita gunakan untuk membuktikan bahwa P(k +


1) benar. Pernyataan P(k + 1) menyatakan

Kita mulai dari bentuk yang berada di ruas kiri, kemudian kita
gunakan hipotesis induksi untuk mendapatkan bentuk pada ruas
kanan.

Sehingga kita telah menunjukkan bahwa P(k + 1) mengikuti P(k).


Sehingga kita telah membuktikan langkah induksi.

Berdasarkan Langkah 1 dan 2, kita dapat menyimpulkan dengan


menggunakan induksi matematika bahwa P(n) benar untuk semua
bilangan bulat positif n.
5. Pembahasan Misalkan P(n) adalah pernyataan 1 ∙ 2 + 2 ∙ 2² + 3 ∙ 23 + … +
n ∙ 2n = 2[1 + (n – 1)2n]

1. Pertama kita buktikan bahwa P(1) benar. Pernyataan ini menyatakan

yang dengan jelas bernilai benar.


2. Selanjutnya, kita anggap bahwa P(k) bernilai benar dan menghasilkan
hipotesis induksi sebagai berikut.

Hipotesis induksi tersebut akan kita gunakan untuk membuktikan


kebenaran P(k + 1). Pernyataan P(k + 1) mengatakan

Kita mulai dari ruas kiri, kemudian kita gunakan hipotesis induksi untuk
mendapatkan bentuk yang berada di ruas kanan.

Sehingga pada Langkah 2 ini kita telah membuktikan bahwa jika P(k)
benar maka P(k + 1) juga benar.

Jadi, berdasarkan Langkah 1 dan 2, dengan menggunakan induksi


matematika kita dapat menyimpulkan bahwa P(n) bernilai benar
untuk semua bilangan bulat positif n.

Anda mungkin juga menyukai