Promkes Pranikah
Promkes Pranikah
Promkes Pranikah
Latar Belakang
Kesehataan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan
yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik
secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehatnya. Masalah kesehatan ditentukan oleh dua faktor utama, yakni faktor prilaku dan
faktor non prilaku (lingkungan dan pelayanan). Oleh sebab itu, upaya untuk memecahkan
masalah kesehatan juga tujukan atau diarahkan kepada kedua faktor tersebut. Perbaikan
lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan social budaya, serta peningkatan pelayanan
kesehatan merupakan intervensi atau pendekatan terhadap faktor non prilaku. Sedangkan
pendekatan (intervensi) terhadap faktor prilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan, saat ini lebih dikenal dengan Promosi Kesehatan adalah suatu
pendekatan untuk meningkatakan kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Mengingat tujuan akhir dari promosi kesehatan
bukan sekedar masyarakat mau hidup sehat (willingness), tetapi juga mampu (ability) untuk
hidup sehat, maka promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan – pesan atau
informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berprilaku hidup sehat, tetapi juga
bagaimana masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya khususnya
kesehatan pra nikah, saat hamil, persalinan, nifas, dan menyusui.
Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi
kesehatannya. Kepada para remaja diberi pengertian tentang hubungan seksual yang sehat,
kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan
dan persalinan, serta pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan pada kelompok remaja
wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat tentang kesehatan
pada masa pra nikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual pada calon ibu. Nasehat atau
informasi yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti karena bersifat
pribadi dan sensitive.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah akibat gangguan system reproduksinya
harus segera ditangani. Gangguan system reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguang
tersebut dapat berpengaruh pada kondisi pisikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri.
Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat kompleks, sebaiknya dikonsultasikan keahli
yang relevan atau dirujuk keyunit pelayanan kesehatan yang fasilitasnya yang lebih lengkap.
Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatan para remaja yang akan
memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk
memperkuat mental remaja dalam memasuki masa perakwinan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan dianjurkan bagi remaja yang akan menikah. Tujuan dari
pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini kondisi kesehatan para remaja.
Jika ditemukan penyakit atau kelainan didalam diri remaja, maka tindakan pengobatan
dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi, maka diupayakan
masalah tersebut tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya
remaja penderita penyakit jantung yang sedang hamil harus memeriksakan kesehatannya
secara teratur. Remaja yang menderita AIDS harus mengaja pasangannya agar tidak terkena
virus HIV dengan menggunakan kondom saat bersenggama bila sudah menikah.
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui
kelompok atau kumpulan remaja seperti: karang taruna, pramuka, organisasi remaja, dan
sebagainya. Para remaja yang terhimpun dalam organisasi masyarakat perlu diorganisasikan
agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi peran sebagai istri dapat
dilakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita, tidak hanya ditujukan hanya
pada masalah gangguan kesehatan (penyakit system reproduksi). Fakta perkembangan
psikologis dan social perlu diperhatikan juga dalam membina kesehatan remaja. Remaja
yang tumbuh kembang secara biologis diikuti dengan perkembangan psikologis dan
sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui di dalam membina kesehatan.
Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan terhadap
remaja antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut.
Remaja diajarkan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya.
Keluarga yang diidamkan (sejahtera) adalah keluarga yang memiliki norma keluarga kecil
(jumlah keluarga yang ideal terdiri atas suami, istri, dan dua anak),bahagia, sejahtera, aman,
tenteram, disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera juga memiliki
kemampuan social ekonomi yang mendukung kehidupan anggota keluarganya serta mampu
menabung untuk masa depan. Selain itu, keluarga sejahtera juga dapat membantu dan
mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit-penyakit yang
memberatkan kehamilan dan membahayakan masa kehamilan atau persalinan. Penyakit
yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan, antara lain penyakit
jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, dan tumor.
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
Perubahan sikap dan perilaku dapat mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil
muda terjadi gangguan psikologi seperti benci dengan seseorang (suami) atau benda
tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa
persalinan atau pascapersalinan gangguan jiwa juga mungkin terjadi.
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu persiapan
ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam menghadapi pernikahan,
persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan fisik sebelum menikah.
Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan. Untuk apa kita
menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan isteri diharapkan akan
melanggengkan pernikahan. Banyak orang yang menikah hanya karena cinta, atau
mengikuti tradisi masyarakat. Bisa juga karena malu karena sudah cukup umur tetapi masih
belum juga menuju pelaminan. Alasan-alasan seperti ini tidak memiliki akar yang jelas. Bisa
juga menjadi sangat rapuh ketika memasuki bahtera rumah tangga, dan akhirnya hancur
ketika badai rumah tangga datang menerjang.
Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari masa-masa
sebelumnya. Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang berbeda yang berasal dari
keluarga yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Didalamnya terbuka semua sifat-sifat asli
masing-masing. Mempersiapkan diri untuk berlapang dada menghadapi segala kekurangan
pasangan adalah hal yang mutlak diperlukan. Begitu juga cara-cara mengkomunikasikan
pikiran dan perasan kita dengan baik kepada pasangan juga perlu diperhatikan, agar emosi
negatif tidak mewarnai rumah tangga kita.
Di dalam pernikahan juga diperlukan rasa tanggung jawab untuk untuk memenuhi hak
dan kewajiban masing-masing. Sehingga setiap anggota keluarga tidak hanya menuntut hak-
haknya saja, tetapi berusaha untuk lebih dulu memenuhi kewajibannya.
Menikah itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam pernikahan itu
harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelum menikah sampai pernikahan itu sendiri juga
setelah menikah tidak boleh jauh dari nuansa penghambaan diri kepada Allah. Sebelum
menikah peningkatan kualitas diri dan kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada
Allah untuk mendapatkan suami yang sholih dan anak-anak yang akan menjadi penyejuk
mata.
Bergaul dengan orang-orang yang sholih yang dapat menjaga dien kita juga perlu
dilakukan. Membaca buku-buku tentang keutamaan pernikahan juga perlu dilakukan untuk
menguatkan niat kita dalam menikah. Ketika pinangan datang, ibadah semakin
dikencangkan. Terus memohon kepada Allah untuk mendapatkan yang terbaik sebagai
pasangan kita. Saat ini, perlu juga kita membersihkan hati agar niat ibadah dalam
pernikahan ini tidak menyimpang. Juga menjaga kesucian hubungan kita dengan calon
suami sampai datangnya waktu pernikahan sangat diperlukan, agar tidak terjatuh dalam
godaan setan. Masa-masa antara meminang dan pernikahan ini sebaiknya dipersingkat agar
kebersihan niat dan hubungan kedua insan bisa terjaga.
4. Persiapan Fisik
Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkan tubuh kita untuk
memasuki dunia pernikahan. Mengetahui alat-alat reproduksi wanita dan cara kerjanya
sangat penting bagi kita. Memeriksa kesehatan alat-alat reproduksi juga penting agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan setelah menikah. Selain itu juga kita harus
mengetahui tentang seks yang sehat. Banyak ornag yang sudah menikah tapi tidak tahu
bagaimana berhubungan seks dengan sehat dan menyenangkan bagi masing-masing
pasangan. Hal ini penting karena merupakan bagian dari kunci kebahagiaan dalam berumah
tangga.
Menjelang hari pernikahan semua calon mempelai pasti sibuk mempersiapkan diri
memastikan bahwa semua rencana telah tersusun dengan baik. Sayangnya masih banyak
dari masyarakat kita yang saking terlalu sibuk mempersiapkan hari H, sampai lupa dengan
hal kecil yang mungkin terlihat sepele padahal penting dan besar sekali manfaatnya. Periksa
kesehatan pra nikah memang belum umum dilakukan di Indonesia, tetapi tahukah bahwa
pemeriksaan ini merupakan salah satu prosedur menjelang pernikahan yang sangat
dianjurkan oleh pakar kesehatan
Bila ditinjau secara psikologis, sebenarnya pemeriksaan itu akan dapat membantu
menyiapkan mental pasangan. Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu sebagai ikhtiar
(usaha) yang bisa membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari
sehingga dapat menjadi langkah antisipasi dan tindakan preventif yang dilakukan jauh-jauh
hari untuk menghindarkan penyesalan dan penderitaan rumah tangga.
Prosedur yang harus dilakukan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan
kesehatan lain biasanya. Anda dan pasangan membuat janji terlebih dahulu dengan
dokter spesialis atau dokter umum kemudian setelah melakukan wawancara singkat
tentang sejarah kesehatan, Anda dan pasangan wajib melakukan pemeriksaan fisik dan
rangkaian tes radiologi dan laboratorium untuk mendeteksi kelainan-kelainan apa saja
yang mungkin diderita. Idealnya, pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam
bulan menjelang pernikahan. Namun ukuran itu sebenarnya bersifat fleksibel dalam arti
kapanpun dapat dilakukan asal pernikahan belum dilangsungkan, agar penyakit-
penyakit yang mungkin terdeteksi dapat ditanggulangi terlebih dahulu.
Yang pertama tentunya masalah finansial. Pemeriksaan ini memang memakan biaya
lebih. Maka dari itu, setiap pasangan baiknya persiapkan dana lebih dari jauh-jauh hari
dan Anda harus ingat bahwa uang yang Anda keluarkan itu merupakan investasi jangka
panjang untuk kelangsungan hidup rumah tangga yang akan Anda jalani bersama
dengan pasangan. Selain itu, setiap pasangan pun diwajibkan untuk berpuasa mulai
pukul 22.00 sehari sebelumnya dan setelah pengambilan darah, Anda dan pasangan bisa
menikmati sarapan. Selama berpuasa, setiap pasangan tetap boleh mengonsumsi air
putih dan bawalah sedikit contoh feses (tinja) atau urine pagi hari dalam wadah yang
bersih. Walaupun setiap pasangan berada dalam kondisi yang sehat, tidak ada salahnya
untuk tetap melakukan pemerikasaan kesehatan pra nikah untuk kehidupan pernikahan
yang sehat dan jauh dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA